Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Transportasi merupakan urat nadi kehidupan berbangsa dan bernegara,

mempunyai fungsi sebagai penggerak, pendorong dan penunjang pembangunan.


Keberhasilan

pembangunan

sangat

ditentukan

oleh

peran

sektor

transportasi. Oleh karenanya sistem transportasi lokal harus dibina agar mampu
menghasilkan jasa transportasi yang handal, berkemampuan tinggi dan
diselenggarakan secara terpadu, tertib, lancar, aman, nyaman dan efisien dalam
menunjang dan menggerakkan dinamika pembangunan.
Pengguna jasa transportasi adalah masyarakat luas yang membutuhkan jasa
transportasi dalam melaksanakan kegiatan baik dalam politik, sosial, ekonomi,
budaya maupun dalam bidang pertahanan keamanan negara.
Kabupaten Barito Utara dengan ibukota Muara Teweh secara geografis
terletak 114 27 00-115 49 00 Bujur Timur dan 0 58 30 Lintang Utara - 1
26 00 Lintang Selatan.
Semakin tahun maka semakin tinggi pula pertumbuhan jumlah kendaraan
dalam Kota Muara Teweh, maka perlu adanya perencanaan transportasi dalam
Kota Muara Teweh untuk mengatasi permasalahan transportasi ke masa yang akan
datang.
Saat ini penggunaan kendaraan pribadi khususnya sepeda motor semakin
meningkat, dimana tidak adanya angkutan umum yang berfungsi untuk melayani
kebutuhan transportasi dalam Kota Muara Teweh. Para murid sekolah menengah
atas (SMA) dan sekolah menengah pertama (SMP) banyak menggunakan
kendaraan pribadi untuk berangkat sekolah sehingga kebutuhan akan semakin
banyak pula kendaraan yang dimiliki masing-masing keluarga.
Para siswa ke sekolah banyak yang menggunakan kendaraan, sehingga
perjalanan dalam Kota Muara Teweh semakin banyak. Di mana tempat tinggal
para siswa dari berbagai kawasan perumahan di Kota Muara Teweh. Sehingga
perjalanan para siswa bisa mewakili pola pergerakan perjalanan dalam Kota
Muara Teweh.
Dengan adanya peningkatan permintaan perjalanan, maka bangkitan lalu
lintas (trip generation) juga akan meningkat. Tentunya akan berakibat pada
1

meningkatnya permintaan akan sarana transportasi dalam Kota Muara Teweh,


yang apabila tidak diantisipasi akan menimbulkan masalah.
Guna mengantisipasi masalah yang terjadi akibat perkembangan tersebut,
maka perencanaan transportasi jalan yang baik sangat diperlukan. Jumlah
penduduk, besar penghasilan, jenis pekerjaan, jumlah kepemilikan kendaraan, tipe
rumah, jumlah anggota keluarga adalah hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam
perencanaan. Besarnya perjalanan yang timbul dalam suatu wilayah dapat
diketahui dari besarnya jumlah kepemilikan kendaraan, jenis pekerjaan, dan
jumlah anggota keluarga.
Arti perencanaan adalah upaya memanfaatkan sumber-sumber yang
tersedia dengan memperhatikan segala keterbatasan guna mencapai tujuan secara
efisien dan efektif.
Dalam perencanaan transportasi jalan perkotaan perlu adanya studi
transportasi untuk mengumpulkan dan menganalisis data-data transportasi. Suatu
model matematis dipakai untuk menyederhanakan hasil-hasil studi transportasi
dari sebaran perjalanan sebenarnya yang terjadi di lapangan. Oleh karena itu perlu
ditelitinya perjalanan pergerakan orang dalam kota Muara Teweh agar dapat
dibuatkan model yang dapat meramalkan pola sebaran pergerakan orang dimasa
yang akan datang. Dengan mengetahui pola pergerakan tersebut maka dapat di
identifikasi permasalahan yang timbul sehingga dapat segera mencari solusinya
yang tepat. Banyak model yang bisa digunakan untuk perhitungan sebaran
perjalan yang ada, namun untuk membatasi permodelan pola pergerakan dan
untuk mempersempit pengumpulan data pada saat survei maka penelitian ini
menggunakan pendekatan dengan model gravity.
Model gravity ini menggunakan konsep gravitasi yang diperkenalkan oleh
Newton pada tahun 1686 yang dikembangkan dari analogi hukum gravitasi.
Metode ini berasumsi bahwa ciri bangkitan dan tarikan pergerakan berkaitan
dengan beberapa parameter zona asal, misalnya populasi dan nilai sel MAT yang
berkaitan juga dengan aksesibilitas (kemudahan) sebagai fungsi jarak, waktu, atau
pun biaya. Newton menyatakan bahwa (Fid) gaya tarik atau tolak antara dua kutub
massa berbanding lurus dengan massanya, mi dan md, dan berbanding terbalik

kuadratis dengan jarak antara kedua massa tersebut

d id . Dalam bahasa

transportasi dapat diartikan bahwa gaya dapat dianggap sebagai pergerakan antara
dua daerah, sedangkan massa dapat digantikan dengan peubah seperti populasi
atau bangkitan dan tarikan pergerakan serta jarak, waktu, atau biaya sebagai
ukuran aksesibilitas.
Model gravity ini merupakan permodel yang digunakan untuk mengetahui
MAT sekarang bukan untuk mendapatkan MAT prediksi untuk masa yang akan
datang, karena itu saya menggunakan model gravity dalam penelitian yang saya
lakukan.
Pada umumnya rumus MAT yang digunakan dalam perencanaan
menggunakan rumus MAT yang baku, sebenarnya rumus MAT dipengaruhi oleh
kondisi wilayah seperti jarak, waktu, maupun keterpaksaan untuk melakukan
perjalanan. Karena itu saya tertarik ingin mengetahui pola pergerakan dalam Kota
Muara Teweh.

1.2

PERUMUSAN MASALAH

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui


1. Bagaimana bentuk matrik asal tujuan eksisting dalam Kota Muara Teweh?
2. Bagaimana nilai parameter , , k pada MAT dalam Kota Muara Teweh
dengan pendekatan berdasarkan faktor pengaruh jarak, waktu, dan kombinasi
jarak-waktu?

1.3

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah


1. Mengetahui bentuk matrik asal tujuan eksisting dalam Kota Muara Teweh.
2. Mendapatkan nilai parameter , , k pada MAT dalam Kota Muara Teweh
dengan pendekatan berdasarkan faktor pengaruh jarak, waktu, dan kombinasi
jarak-waktu?

1.4

MANFAAT PENELITIAN
Dengan menganalisa hasil penelitian, dapat diketahui zona-zona yang

berpengaruh dalam pendistribusian perjalan dalam Kota Muara Teweh dimana


nantinya dari hasil analisis tersebut digunakan untuk memprediksi pergerakan
akan datang di Kota Muara Teweh dan bisa digunakan untuk direkomendasikan
pada penyusunan tata ruang Kota Muara Teweh dan untuk mendapatkan nilai dan
mendapatkan faktor yang paling berpengaruh dalam perhitungan MAT Kota
Muara Teweh sehingga untuk membuat MAT di Muara Teweh kedepannya
menggunakan persamaan yang didapat dari hasil penelitian.

1.5

BATASAN MASALAH
Agar penelitian ini tidak meluas dan dapat terarah sesuai dengan tujuan dari

penelitian, maka diberikan batasanbatasan masalah yang meliputi halhal


sebagai berikut:
1. Lokasi penelitian hanya dalam Kota Muara Teweh.
2. Tidak memperhatikan kondisi perjalan akibat keterpaksaan/keharusan.
3. Tidak memperhatikan faktor biaya dan oppertunity.

Anda mungkin juga menyukai