Anda di halaman 1dari 5

I.

Klarifikasi Istilah
a. Bladder : Organ berongga yang terdiri atas 3 lapis otot detrusor
yang saling beranyaman. Bladder berfungsi menampung urin dari
ureter dan kemudian mengeluarkannya melalui urethra dalam
mekanisme miksi.
( Purnomo, Basuki. 2000. Dasar Dasar Urologi edisi 2. Jakarta :
Sagung seto )

II.

Analisis Masalah
1) Kenapa pasien mengeluh tidak bisa kencing sejak kemarin sore ?
Patofisiologi BPH
usia

hormon

Interaksi stroma epitel

DHT

hiperplasia prostat

Penyempitan lumen uretra posterior

Tekanan intravesikal
Resistensi pada leher buli-buli
otot detrusor menebal
Fase kompensasi
Detrusor melemah
Dekompensasi detrusor
Tidak mampu berkontraksi

Teori stem cell

Retensi urin
Hidronefrosis
Disfungsi sel kemih bag. Atas
Gangguan
ekskresi urin

( Purnomo, Basuki. 2000. Dasar Dasar Urologi edisi 2. Jakarta :


Sagung seto )
III.

Learning Objectives
1) Obstruksi saluran kemih
Definisi
Obstruksi traktus urinarius merupakan terhambatnya aliran urin
dari ginjal yang bisa disebabkan oleh berbagai macam etiologi.
Obstruksi ini dapat terjadi pada seluruh bagian traktus urinarius,
termasuk pelvis renalis, ureter, buli-buli dan urethra.
Etiologi
a. Obstruksi mekanik
- Kongenital : ureterocele, posterior urethral valve, megaureter,
-

penyempitan kongenital
Intrinsik : batu saluran kemih, proses infeksi, sloughed papile,

tumor ( ureter, VU, urethra )


Ekstrinsik : laki laki ( beningna prostat hiperplasia, carcinoma
prostat ), wanita ( myoma uteri, tumor pelvis )
b. Obstruksi fungsional
Buli buli neurogenik, lesi pada otak, medulla spinalis segmen s2
s4, saraf perifer, nervus pudendi. Terjadinya mekanisme areflexia
sebabkan M. Detrusor tidak berkontraksi.
Manifestasi klinis
a. Obstruksi saluran kemih atas
- Nyeri pinggang menjalar ke testis, punggung, labia
- \Mual muntah
- Infeksi : demam, menggigil
- Dysuria

- Pyelonefritis : nyeri ketok costovertebra


- CKD : lemas, edeme perifer, penurunan kesadaran
b. Obstruksi saluran kemih bawah
- Nyeri suprapubik
- Gg. Miksi :
- Urgensi
- Frekuensi
- Nokturia
- Inkontinensia
- Hesitansi
- Post void dribbling
- Rasa tak tuntas saat miksi
Diagnosis
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan meliputi
pemeriksaan

laboratorium

dan

radiologis.

Bila

ditemukan

leukositosis pada pemeriksaan darah menunjukkan adanya infeksi.


Anemia dapat terjadi pada proses akut (kehilangan darah bila
terjadi

hematuria)

dan

kronik

(insufisiensi

renal

kronik,

malignansi).2,5,6
Urinalisis dapat berguna untuk menunjukkan adanya infeksi atau
hematuria. Ditemukannya leukosit pada urin menunjukkan proses
inflamasi atau infeksi. Ditemukannya nitrit atau leukosit esterase
pada urin menunjukkan adanya infeksi. Setiap urin yang
mengandung leukosit atau nitrit sebaiknya dikirim untuk analisis
kultur dan sensitivitas antibiotik. Bakteri penghasil nitrit misalnya
E. coli, Kleebsiella, Enterobacter, Pseudomonas. Leukosit esterase
dihasilkan ketika leukosit mengalami lisis. Adanya leukosit
esterase menandakan terjadinya pyuria. Ditemukannya eritrosit
pada urin dapat menunjukkan adanya infeksi, batu maupun tumor.
Suatu sampel dikatakan positif hematuria mikroskopik bila eritrosit
> 2 sel/lapang pandang. Bisa diperiksa juga pH urin pada kasus
batu saluran kemih untuk membedakan jenis batu. Batu kalsium
oksalat, kalsium fosfat, struvit dan staghorn akan menmberikan
hasil pH yang lebih alkali sedangkan pada batu asam urat dan sistin
akan memberikan pH yang lebih asam. Untuk pemeriksaan
tambahan atau jika akan dilakukan pemeriksaan radiologis dengan

kontras, dapat dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan


kreatinin).
Pemeriksaan radiologis yang dapat dilakukan antara lain
intravenous pyelography (IVP), USG, dan CT scan.2,5,6
IVP dilakukan dengan cara memasukkan kontras ke dalam vena.
Tujuan IVP adalah untuk mendeteksi adanya obstruksi pada pasien
dengan fungsi ginjal yang normal, tidak alergi dengan kontras dan
tidak sedang hamil. IVP dapat menilai anatomi dan fungsi dari
organ traktus urinarius yang mengalami obstruksi.
Pada obtruksi urinarius yang akut maka pada IVP akan terlihat:5
(a). Obstruksi nefrogram
(b). Terlambatnya pengisian kontras pada system urinarius
(c). Dilatasi dari system urinarius, mungkin juga terjadi ginjal
membesar
(d). Dapat juga terjadi ruptur fornix akibat extravasasi traktus
urinarius
Pada kasus obstruksi ureter yang kronis maka biasanya terlihat
dilatasi ureter, berliku-liku, dan contras mengumpul pada daerah
ureter yang mengalami obstruksi. Pada ginjal dapat terlihat
parenkimnya menipis (baik segmental maupun komplet), kaliks
nampak

seperti

bulan

sabit,

dan

nafrogramnya

nampak

menggembung.5
USG merupakan alat pemeriksaan yang baik untuk pemeriksaan
awal. Pemeriksaan USG terutama sangat berguna pada pasien yang
alergi terhadap kontras IVP, hamil atau kreatinin meningkat karena
USG tidak menggunakan kontras, radiasi, dan tidak bergantung
pada fungsi ginjal. USG sensitif untuk melihat massa parenkim
ginjal, hidronefrosis, distensi buli-buli, dan batu ginjal.
CT Scan berguna untuk memberikan informasi tentang detail
anatomis mengenai traktus urinarius dan dapat digunakan untuk
mengidentifikasi

atau

menyingkirkan

kemungkinan

proses

intraabdominal lain sebagai penyebab gejala yang ada (misal:


appendisitis, kolesistitis, diverticulitis)

Penatalaksanaan
Tergantung etiologi :
-

BSK : medikamentosa ( diuretik ), intervensi bedah ( ESWL :


extracorporeal

shockwave

litothripsi

),

endourologi

( ureterorenoskopi ), percutaneus nefrostolitotomi


BPH : medikamentosa ( inhibitor adrenergik alpha ), operasi

( prostatektomi ), endourologi,
Infeksi : antibiotika
( Sjamsuhidajat R, Wong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Ed 2.
Jakarta : EGC )

Anda mungkin juga menyukai