ANALISA PANGAN
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan
Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta
Dosen :
Danar Praseptiangga, S.TP., M.Sc., Ph.D.
Why do we analyze it ?
Additives or Preservatives
Old-time preservatives unwanted side
effect
Limit of total intake & ensuring an adequate
control of the concentration of allowed
preservatives IMPORTANT & STRICT !
List of food preservatives permitted for direct
addition to food for human consumption
has to be informed ! (IMPORTANT)
CHEMICAL PRESERVATIVES
A. Sorbic acid, Benzoic acid, P-Hydroxybenzoic esters
(Parabens), Dehydroacetic acid
B. Sulfur dioxide and sulfites
C. Nitrite and Nitrate
D. Biphenyl (diphenyl) and orthophenylphenol and its
sodium salt
E. Antibiotics
F. Other preservatives
Hexamethylene tetramine (hexa), dimethyl dicarbonate,
boric acid (sodium tetraborate), propinic acid, quartenery
ammonium salts, EDTA, stannous chloride
G. Antioxidants
H. Erythorbic acid
Asam Benzoat
Asam benzoat (2,4-hexadienoic acid) banyak digunakan pada jus
buah, keju, kue dan roti, dan berbagai produk pangan lainnya
sebagai bahan pengawet.
Sifatnya dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme
khususnya jamur, penggunaannya sedikit, aman jika ditambahkan
pada bahan pangan atau makanan, dan mempunyai efek treshold
tinggi.
Persyaratan yang ada untuk kecap dan minuman ringan
maksimum 600 mg/kg, acar ketimun dalam botol, margarin,
pekatan sari nanas (jam, jelly), saus tomat, dan makanan lainnya
1 g/kg.
Preparasi sample
Umum
1) bahan berbentuk padatan atau semi padatan digiling sampai lembut
dan homogen
2) ambil sampel (150 ml atau 150 g), pindahkan ke dalam labu takar
500 ml
3) tambahkan sedikit garam NaCl
4) tambahkan pula sedikit larutan 10% NaOH
5) tambahkan larutan NaCl jenuh sampai volume total mendekati 500
ml
6) campur dengan baik, diamkan pada suhu kamar selama kurang
lebih dua jam
7) aduk kemudian saring dengan kertas saring Whatman, kumpulkan
filtratnya
8) tambahkan beberapa milliliter larutan 10% NaOH
9) ekstraksi dengan eter, kumpulkan fase organiknya
10)uapkan pelarut eter dengan rotary evaporator, kumpulkan
residunya.
Prosedur analisis
larutkan sampel berbentuk residu dari penguapan pada
prosedur preparasi sampel dalam dietileter secukupnya
periksa pada spektrofotometer pada panjang gelombang 272
nm
cocokan hasilnya dengan kurva standar asam benzoat murni
dengan konsentrasi bervariasi.
p - Hidroksi benzoate
p-Hidroksi benzoat (sering disebut paraben) fungsinya dapat
menggantikan asam benzoat.
Persyaratan untuk acar ketimun dalam botol 250 mg/kg, ekstrak
kopi cair 450 mg/kg, dan pasta tomat 1 g/kg
Prosedur analisis
timbang 10 g sampel bahan, dan giling sampai lembut
tambahkan 5 ml 10% asam sulfat dan kristal garam natrium sulfat
(Na2SO4) secukupnya
campurkan dengan sampel sampai benar-benar homogen dan kering
tambahkan kristal natrium sulfat secukupnya
giling lagi sampai homogen
tambahkan eter, aduk dengan baik
saring dengan kertas saing, kumpulkan fltratnya
uapkan eternya pada suhu kamar, larutkan residunya pada 0,5 ml
etanol
ambil 20 l dengan syringe, spotkan pada pelat lapis tipis gel silika G,
spotkan juga standar larutan 2% etil-, metil-, dan propil-para-hidroksi
benzoat dalam etanol
kembangkan pada pelarut campuran toluen, metanol, asam asetat
kering anginkan, periksa di bawah sinar ultra violet, jika terdapat parahidroksi benzoat ditandai warna hitam
periksa dengan TLC scanner untuk menentukan Rf dan jumlah
(konsentrasi) nya.
Garam benzoate
Dalam praktek, penggunaan garam benzoat (natrium benzoat,
kalium benzoat) lebih banyak daripada penggunaan asam
benzoat atau p-hidroksi benzoat.
Garam benzoat juga banyak dipakai untuk mengawetkan jus
buah sebagai anti yeast dan anti jamur.
Prosedur analisis
(Bennet and Petrus, 1977)
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Nitrat
Garam nitrat banyak digunakan pada pengolahan daging untuk
beberapa tujuan, yaitu memberikan warna merah pink pada
produk,
meningkatkan
treshold,
dan
menghambat
pertumbuhan bakteri khususnya Clostridium botulinum serta
produksi toksinnya yaitu botulinin.
Pemakaiannya sering bersama-sama dengan garam nitrit.
Sebagai bahan pengawet penggunaannya dibatasi, untuk keju
maksimum 50 mg/kg, daging 500 mg/kg.
Nitrit
Garam nitrit banyak digunakan pada pengawetan daging,
fungsinya sama dengan garam nitrat.
Batas maksimum residu nitrit dalam bahan pangan atau makanan
menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI 1987 adalah untuk
daging 125 mg/kg dan kornet kaleng 50 mg/kg.
Prosedur analisis
Cara I (Pearson and Tauber, 1984; Garrat, 1979)
sampel daging (20 g) diblender dengan ditambah
sedikit larutan 0,1N NaOH panas
pindahkan ke gelas Erlenmeyer 500 ml yang
mempunyai tutup kaca, cuci blendernya dengan air
panas dan campuran air cucian ini ke gelas
Erlenmeyer tersebut
tambah larutan 0,1 N NaOH sampai volumenya
mendekati 300 ml, tutup
panaskan pada suhu 80oC selama dua jam, sekali-kali
lakukan penggojogan
tambahkan 5 ml larutan merkuri klorida jenuh, campur
dan dinginkan pada suhu kamar
Asam Sorbat
Asam sorbat (2,4-hexadionic acid) banyak digunakan sebagai
pngawet pada pengolah jus buah, keju, bakeri, dan berbagai
produk pangan lainnya.
Asam sorbat mempunyai sifat anti mikroorganisme khususnya
jamur, aman sebagai bahan tambahan makanan (BTM),
penggunaannya sedikit (efektif), dan mempunyai efek treshold
tinggi.
Ambang batas menurut Paturan Menteri Kesehatan RI Tahun
1987 adalah 3 g/kg untuk keju, 500 mg/kg aprikot kering dan
marmalade, dan 1 g/kg untuk jenis makanan lainnya.
Prosedur analisis
(Vidyasagr and Arya, 1983)
Jus buah ditimbang secukupnya, untuk sampel keju cukup
2 g, diperkirakan mengandung 1-2 mg asam sorbat,
pindahkan ke dalam labu destilasi
Tambah 50 ml larutan 0,1N H2SO4 dan 50 g MgSO4
Lakukan destilasi uap, kumpulkan 350 ml destilat
Atur pH nya menjadi 5,0 dengan larutan NaOH atau HCl
Encerkan menjadi 500 ml
Periksa absorbansinya menggunakan spektrofotometer
pada panjang gelombang 258 nm
Cocokkan dengan kurva standar
Formaldehida
Formaldehida sering dinamakan formalin adalah senyawa
golongan aldehida sering digunakan pada pengolahan pangan
sebagai bahan pengawet karena daya pembunuhnya terhadap
bakteri dan mikroorganisme lainnya sangat tinggi.
Formaldehida dengan protein akan bereaksi membentuk suatu
senyawa baru yang bersifat lentur, dan oleh karenanya dalam
beberapa hal formaldehida digunakan untuk memperbaiki sifat
fisik bahan pangan seperti pada pengolahan mi atau tahu dan
beberapa produk makanan lainnya.
Meski pun demikian penggunaan formaldehida yang berlebihan
akan sangat membahayakan kesehatan. Senyawa ini dapat
menimbulkan kematian.
Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Kesehatan
RI
No.
722/MEN.KES/PER/IX/88 tanggal 20 September 1988, formalin
dilarang untuk digunakan sebagai bahan pengawet makanan.
Prosedur analisis
(FAO, 1980)
( g / ml ) * 100
Formaldehi da =
g / g
w
di mana w adalah berat bahan (sampel) yang diuji dalam gram
Timbang 1 g formaldehida
Larutkan dengan aquades sehingga volumenya tepat 1000 ml
Ambil 100 ml pengenceran, tambahkan 25 ml 0,1M NaOH dan
10 ml larutan 3% H2O2 netral
Tutup wadahnya dan panaskan pada penangas uap selama 5
menit. Sekali-kali diaduk
Dinginkan pada suhu kamar, kemudian titrasi dengan larutan
asam klorida
Kadar formaldehida dalam larutan standar adalah :
1000
25 A
Formaldehi da =
x 30 ,0264 g / l
x 0,1x
100
1000
di mana A adalah jumlah larutan asam yang digunakan untuk titrasi.
x 100%
5
[ N = normalitas KMnO4 ]
Analisis Kafein
Kafein, memiliki rumus C8H10N4O2 dgn BM= 194.19 ;
tdpt dlm bahan alami daun teh, biji kakao, biji kopi,
dan biji kola.
Kafein menstimulir syaraf dan jantung ttp memiliki
efek samping rasa gelisah, sulit tidur (insomnia), dan
denyut jantung tak beraturan (berdebar).
Satu gram kafein akan larut dlm : 1,5 ml air 100oC; 5.5
ml air 60oC; 46 ml air 25oC; 5,5 ml khloroform; 22 ml
alkohol 60oC; 66 ml alkohol 25oC; 50 ml aseton; 100
ml benzen; 530 ml eter.
2. Konsumsi Oksigen
(Oxygen consumption, Oxygen up take)
BAGAIMANA CARANYA?
Pengujian pada sistem Liposome
Target aplikasi antioksidan sekarang ini bergeser dari
sebagai food ingredient ke tujuan-tujuan kesehatan.
Karena diketahui bahwa banyak penyakit-penyakit
degeneratif termasuk kanker, penuaan, dan katarak
berhubungan dengan oksidasi komponen-komponen
seluler.
Untuk tujuan kesehatan, antioksidan diperlukan dapat
bekerja dalam biomembrane, mis: membran plasma,
membran mitokondria dll.
Karena LIPOSOME merupakan suatu fosfolipid bilayer
sederhana maka dapat digunakan sebagai biomembran
model untuk suatu pengujian aktivitas antioksidan
1. METODE
Preparasi Liposome
Gunakan lecithine (biochemical grade) dari telur.
100mg lecithine larutkan dalam 1ml kloroform.
Larutan dalam labu (ber-dasar bulat) dievaporasi dengan gas
N2, kemudian dengan pompa vakum sehingga menghasilkan
suatu lapisan tipis fosfolipid pada permukaan bagian dalam
labu.
Tuangkan 10mL 10mM Natrium fosfat buffer (pH 7,4) ke dalam
labu, kemudian disonikasi dalam sonicator ultrasonic sehingga
terbentuk MLV (Multi Lamelar Vesicle).
MLV dipindah ke botol ukuran 20 mL digelembungi dengan gas
N2 selama 30 detik, dan disonikasi pada 100 watt selama 10
minute (kondisi sonikasi mungkin berbeda kalau alat berbeda).
Sample harus disonikasi sampai larutan MLV yang seperti susu
menjadi suatu larutan SUV (small unilamellar vesicle) yang
transparen.
2. Inkubasi Liposome
Larutan SUV (10mg/mL) dicampur dengan sample uji,
encerkan dengan 10mM natrium fosfat buffer (pH 7,4) sampai
konsentrasi akhir liposome 1mg/mL.
Campuran tersebut diinkubasi pada suhu 37C selama 2 jam
pada kondisi aerobik.
Metode-metode lain
DPPH
Beta carotene bleaching method (Metode
pemucatan -karoten)
Komposisi asam-asam lemak (Gas chromatography)
Angka iodin
Rancimat
Oven schaal method
AOM (Active Oxygen Method)