Anda di halaman 1dari 11

P

UJI EFEK ANTI OBESITAS EKSTRAK ETANOL BUAH MURBEI


(Morus nigra L.) TERHADAP MENCIT BETINA PUTIH GALUR SWISS
WEBSTER
Oleh :

R
O
P
O
S
A
L

Fisca Desriani (D1A20529)


Pembimbing 1 : Dytha Andri Deswati M.Si,Apt

(.)

Pembimbing 2 : Sri Maryam S.Si, Apt

(.)

HASIL PENELITIAN

ABSTRAK
Morus nigra L. telah digunakan secara tradisional sebagai tanaman obat karena mengandung flavonoid serta
polifenol yang baik bagi kesehatan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efek anti obesitas ekstrak
etanol buah Murbei (Morus nigra L.) terhadap mencit betina putih galur Swiss Webster yang diinduksi pakan
kaya lemak. Pengujian anti obesitas dihitung berdasarkan penurunan berat badan, penurunan jumlah pakan, dan
penurunan lingkar perut mencit. Perlakuan dibagi dalam enam kelompok, yaitu kontrol negatif (suspensi CMC
Na), kontrol positif (xenical), perlakuan ekstrak dosis 1 (200 mg/Kg BB), dosis 2 (250 mg/Kg BB), dosis 3
(300 mg/Kg BB), dan dosis 4 (350 mg/Kg BB). Hasil dari penurunan berat badan, penurunan jumlah pakan, dan
penurunan lingkar perut dianalisa dengan ANOVA, jika terdapat beda nyata dilanjutkan dengan uji Least
Significant Difference (LSD). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak dosis 200 mg, 250
mg, 300 mg, dan 350 mg memiliki aktivitas anti obesitas. Dosis yang efektif sebagai anti obesitas yaitu 300 mg.
Kata Kunci : Morus nigra L., Anti obesitas, Penurunan berat badan.
ABSTRACT
Morus nigra L. has been traditionally used as a medicinal plant because it contains flavonoids and polyphenol
that are good for health. The purpose of this study is to determine the anti-obesity effect of extract ethanol
Mulberry (Morus nigra L.) against a female white Swiss Webster mice induced fat-rich-feed. Testing antiobesity calculated based on weight loss, decrease the amount of feed, and a decrease in abdominal
circumference mice. Treatment is divinded into six groups, namely the negative controls (Na CMC suspension),
the positive control (xenical), extract treatment dose 1 (200 mg/Kg BB), extract treatment dose 2 (250 mg/Kg
BB), extract treatment dose 3 (300 mg/Kg BB), extract treatment dose 4 (350 mg/Kg BB). The result of weight
loss, decrease amount of feed, and a decrease in abdominal circumference were analyzed by ANOVA. If there is
a real difference continued with test Least Significant Difference (LSD). The results obtained show that the
extract dose treatment of 200 mg, 250 mg, 300 mg, and 350 mg have anti-obesity activity. The effective dose as
an anti-obesity is 300 mg.
Keywords : Morus nigra L., anti-obesity, weigth loss

Latar Belakang
Keanekaragaman tumbuhan obat di
Indonesia merupakan sumber metabolit
sekunder yang dapat digunakan sebagai bahan
baku dalam pembuatan obat anti obesitas.
Salah satu tanaman tersebut yaitu buah
Mulberry atau yang lebih dikenal dengan
nama buah Murbei (Morus nigra L.). Murbei
merupakan tumbuhan yang berasal dari China
dan tumbuh baik pada ketinggian lebih dari
100 m dari permukaan laut, dan memerlukan
cukup sinar matahari. Tumbuhan ini telah
banyak dibudidayakan dan menyukai daerahdaerah yang cukup basah seperti lereng
gunung, dan pada kondisi tanah yang
berdrainase baik (Dalimartha, 2002).
Dalam penelitian Chen et al., (2005),
kandungan flavonoid ekstrak air buah murbei
mampu menurunkan serum trigliserida dan
kolesterol. Kandungan dari daun Murbei
diantaranya
yaitu
quercetin3-(6malonylglucoside)
dan
rutin
sebagai
antioksidan (Katsube et al., 2006).
Kandungan polifenol dalam buah
Murbei seperti quercetin, anthocyanin, dan
catechin diduga dapat memberikan efek anti
obesitas.
Penelitian
sebelumnya
telah
membuktikan efek anti obesitas masingmasing senyawa tersebut, namun belum ada
yang meneliti efek anti obesitas buah Murbei.
Berdasarkan data World Health
Organisation, obesitas merupakan sebuah
masalah yang mendunia, termasuk di
Indonesia (WHO, 2013). Obesitas umumnya
berhubungan erat dengan pola makan yang
tidak baik dan kelebihan asupan kalori
(Wilborn et al., 2005).
Obesitas memiliki pengaruh yang
negatif terhadap proses penuaan dan umur
panjang, dimana pada orang-orang dengan
tingkat obesitas yang parah usia harapan
hidupnya berkurang 5 sampai dengan 20 tahun
(Olshansky et al., 2005).
Selain menjadi masalah penampilan
obesitas juga dapat mengakibatkan berbagai
komplikasi penyakit kronis, seperti diabetes
melitus tipe 2, dislipidemia, dan hipertensi
yang merupakan faktor risiko terjadinya
aterosklerosis. Obesitas juga merupakan salah
satu faktor penyebab kematian. Oleh karena

itu, penanganan obesitas menjadi sangat


penting (Van Der Spuy dan Pretorius, 2009).
Pencegahan dan penurunan kelebihan
berat badan dapat dilakukan dengan
pengaturan pola diet, olah raga, pengaturan
pola hidup, serta pemberian obat sintetik
maupun herbal. Jenis obat sintetik yang sering
digunakan sebagai anti obesitas ada dua kelas
obat yaitu golongan anoreksan (penekan nafsu
makan) seperti phentermine, diethylpropion,
sibutramine, dan golongan penghambat lipase,
orlistat. (Richard A.Harvey, 2013).
Obat sintetik banyak menyebabkan efek
samping yang tidak diinginkan seperti
gangguan gastrointestinal, insomnia, dan
nausea, serta dapat berpotensi toksik pada
sistem kardiovaskular. Karena banyaknya efek
samping dari obat sintetik maka masyarakat
banyak yang lebih memilih dan memanfaatkan
pengobatan herbal. Oleh karena itu, maka
dilakukan penelitian ini bertujuan untuk
melihat pengaruh ekstrak etanol buah Murbei
sebagai anti obesitas terhadap mencit betina
putih galur Swiss Webster. Parameter yang
diukur antara lain meliputi pengukuran
penurunan bobot badan, pengukuran lingkar
perut mencit, serta pengukuran jumlah asupan
makan untuk melihat pengaruh nafsu makan
pada pemberian ekstrak buah Murbei.
Perumusan Masalah
1. Apakah pemberian ekstrak etanol buah
Murbei (Morus nigra L.) dapat
menurunkan berat badan mencit betina
putih galur Swiss Webster ?
2. Pada dosis berapa ekstrak etanol buah
Murbei (Morus nigra L.) memiliki
aktivitas sebagai penurun berat badan
mencit putih galur Swiss Webster ?
Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk
menjadikan buah Murbei (Morus nigra L.)
sebagai obat anti obesitas alternatif yang dapat
digunakan oleh masyarakat luas.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pemberian ekstrak buah
Murbei (Morus nigra L.) yang dapat
menurunkan berat badan mencit betina putih
Swiss Webster.

Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu dapat
menambah wawasan ilmu pengetahuan dan
pengembangan ilmiah tentang peranan
pemberian buah Murbei (Morus nigra L.)
terhadap penurunan berat badan serta
memberikan solusi yang praktis dan efisien
anti obesitas yang dapat digunakan secara
aman dalam jangka waktu yang panjang dari
buah Murbei (Morus nigra L.).

sebelum perlakuan terlebih dahulu ditimbang


berat badan, diukur lingkar perut awal setiap
mencit dan dipuasakan selama 18 jam.

Waktu Dan Tempat Penelitian


Penelitian ini di laksanakan pada
bulan Maret 2016 sampai dengan April 2016,
di Laboratorium Fitokimia dan Laboratorium
Farmakologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (MIPA), Universitas AlGhifari, Bandung.

Pengumpulan Bahan Tanaman


Buah Murbei diperoleh dari Perkebunan
Sinumbra daerah Karang Sari Kecamatan
Ciwidey Kabupaten Bandung.

METODOLOGI PENELITIAN

Alat Penelitian
Alat - alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah : alat maserasi, cawan
penguap, corong, gelas ukur, kaca arloji,
kandang mencit, Kertas saring, mortir dan
stamfer, meteran, oven, pipet tetes, rak tabung
reaksi, sonde oral, spatel, stamper, sudip,
tabung reaksi, timbangan mencit (heles),
timbangan analitik (shimadzu), water bath.
Bahan Penelitian
Bahan
Sampel Buah Murbei yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Buah Murbei
(Morus nigra L.) yang diperoleh dari
Perkebunan Sinumbra, Ciwidey Jawa Barat.
Hewan
Hewan uji yang digunakan adalah
mencit betina putih galur Swiss Webster yang
berumur 2-3 bulan sebanyak 30 ekor dengan
berat 25-30 gram. Mencit diadaptasi selama
satu
minggu
dengan
tujuan
untuk
membiasakan terhadap lingkungan dan
perlakuan yang baru serta untuk membuat
mencit obesitas. Sebanyak 30 ekor mencit
dibagi menjadi 6 kelompok. Setiap kelompok
terdiri dari lima ekor, masing-masing
kelompok diberi perlakuan secara per oral dan

Bahan Kimia
Bahan kimia yang digunakan meliputi
etanol 70%, ammonia pekat , kloroform, asam
klorida, mayer atau bouchardat, dragendroff,
FeCl3, zink, serbuk magnesium, asam asetat,
asam sulfat, aquadest, amil alkohol, gelatin.

Determinasi tanaman
Determinasi ini dilakukan di Sekolah
Ilmu Teknologi Hayati (SITH) Institut
Teknologi Bandung.
Pembuatan Simplisia
Buah Murbei yang telah dikumpulkan
disortasi basah dan dipisahkan, dicuci dengan
air mengalir hingga bersih, buah yang sudah
dicuci
bersih
kemudiaan
dikeringkan
menggunakan lap bersih. Pengeringan
simplisia dilakukan dengan cara dijemur di
bawah sinar matahari langsung dengan ditutup
kain hitam selama waktu tertentu sampai
sebagian kandungan air dalam simplisia
menguap, setelah simplisia kering dilakukan
kembali sortasi kering (Farmakope herbal,
2010).
Penetapan Kadar Air Simplisia
Disiapkan alat pengukur kadar air
(Moisture Balance), alat pengukur kadar air
dipastikan ada pada posisi nol dan jarum
berada pada posisi netral, anak timbangan 2 g
diletakan dan dimasukan serbuk massa cetakan
sampai stabil 2 g dengan posisi jarum
ditengah. Lampu dinyalakan dan suhu diatur
maksimal 100oC. Setelah suhu mencapai
100oC, dinyalakan stopwatch dan hitung
waktunya selama 15 menit dan suhu tetap
dijaga. Lampu dimatikan dan tombol pengukur
diputar ke kiri sampai jarum menunjukan ke
posisi semula. Kemudian dihitung kadar air
yang menyusut.
Pembuatan Ekstrak Etanol Buah Murbei
Pembuatan ekstrak buah Murbei
dilakukan secara maserasi. Sebanyak 175
gram buah Murbei ditambah 3 liter etanol 70
% dalam bejana tertutup didiamkan selama 24

jam. Selanjutnya disaring dan diperas, ampas


ditambah etanol 70 % lagi hingga terendam,
perendaman dan penyaringan dilakukan
selama 3 hari dengan 3 kali penggantian
pelarut. Maserat yang diperoleh kemudian
disatukan, diuapkan di atas penangas air
hingga menjadi ekstrak kental. Dihitung
rendemen dari ekstrak kental buah Murbei.
Skrining Fitokimia
Skrining Fitokimia dilakukan untuk
mengetahui senyawa kimia dalam buah
Murbei (Morus alba L.) secara kualitatif.
Skrining ini dilakukan terhadap sampel segar
yang telah dihaluskan dan selalu dibuat baru
yang digunakan dalam penelitian meliputi
pemeriksaan senyawa kimia golongan
alkaloid, flavonoid, saponin, tannin dan
polifenol. (Harborne,1987)
1. Identifikasi Alkaloid
Sampel dibasakan dengan 1 ml amonia
pekat, kemudian tambahkan kloroform 5 ml
dan di kocok kuat. Lapisan kloroform di pipet,
kemudian ke dalamnya ditambahkan 1 ml
asam klorida 2N. Campuran di kocok kuatkuat hingga terdapat dua lapisan. Lapisan
asam di pipet, kemudian di bagi menjadi tiga
bagian:
- Bagian pertama ditambahkan pereaksi
Mayer. Bila terjadi endapan atau
kekeruhan putih, berarti dalam
simplisia kemungkinan terkandung
alkaloid.
- Bagian dua ditambahkan pereaksi
Dragendroff. Bila terjadi endapan atau
kekeruhan berwarna jingga kuning,
berarti dalam simplisia kemungkinan
terkandung alkaloid.
- Bagian tiga digunakan sebagai blanko
(Harbone, 1987 ).
2. Identifikasi Polifenol
Sejumlah kecil sampel dalam tabung
reaksi dipanaskan di atas tangas air, kemudian
disaring. Kedalam filtrat ditambahkan larutan
pereaksi besi (III) klorida. Adanya senyawa
fenolat / tanin ditandai dengan terjadinya
warna hijau-biru hitam hingga hitam
( Harbone, 1987).
3. Identifikasi Tanin
Sejumlah kecil sampel dalam tabung
reaksi dipanaskan di atas tangas air. Kemudian
disaring. Kepada filtrat ditambahkan larutan
gelatin 1%. Adanya senyawa tannin ditandai

dengan terjadinya endapan berwarna putih.


(Harbone, 1987).
4. Identifikasi Flavonoid
Sejumlah kecil sampel dalam tabung
reaksi dicampur dengan serbuk magnesium
dan asam klorida 2N. Campuran dipanaskan di
atas tangas air, lalu di saring. Kepada filtrat
dalam tabung reaksi ditambahkan amil
alkohol, lalu di kocok kuat-kuat. Adanya
flavonoid ditandai dengan terbentuknya warna
kuning hingga merah yang dapat di tarik oleh
amil alkohol. ( Harbone, 1987).
5. Saponin
Serbuk
simplisia
ditambahkan
aquadest panas 10 ml kemudian
didinginkan dan dikocok kuat selama 10
detik. Terbentuk busa setinggi 1-10 cm
yang stabil selama 10 menit. Pada
penambahan 1 tetes asam klorida 2 N,
busa tidak hilang. (Harbone, 2007).
Dosis
Dosis yang digunakan pada penelitian ini
adalah :
Ekstrak Etanol Buah Murbei dosis 1 = 200
mg/kg BB mencit
Ekstrak Etanol Buah Murbei dosis 2 = 250
mg/kg BB mencit
Ekstrak etanol terong belanda dosis 3 = 300
mg/kg BB mencit.
Ekstrak etanol terong belanda dosis 4 = 350
mg/kg BB mencit.
Penentuan dosis Xenical kapsul.
Dosis pada manusia 1 Kapsul = 120 mg
Dosis xenical pada mencit = 120 mg x 0,0026
= 0,312 mg/ 20 g BB mencit
Pembuatan Suspensi Ekstrak Buah
Murbei
Pembuatan ekstrak buah Murbei
dilakukan secara maserasi. Sebanyak 175
gram buah Murbei ditambah 3 liter etanol 70
% dalam bejana tertutup didiamkan selama 24
jam. Selanjutnya disaring dan diperas, ampas
ditambah etanol 70 % lagi hingga terendam,
perendaman dan penyaringan dilakukan
selama 3 hari dengan 3 kali penggantian
pelarut. Maserat yang diperoleh kemudian
disatukan, diuapkan di atas penangas air
hingga menjadi ekstrak kental. Dihitung
rendemen dari ekstrak kental buah Murbei.
Pembuatan larutan koloidal CMC
Serbuk Natrium CMC sebanyak 200 mg
dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam air

Ekstrak Kental

panas (70C) sambil digerus sampai terbentuk


larutan koloidal yang homogen, kemudian
dimasukkan ke dalam labu tentukur ml dan
volumenya dicukupkan hingga 100 ml.
Pembuatan Suspensi (Xenical)
Kapsul Xenical 120 mg sebanyak 5
tablet ditimbang, kemudian dihitung bobot
rata-rata tiap tablet. Kapsul (Xenical),
kemudian digerus dalam lumpang lalu
ditimbang yang setara dengan 250 mg orlistat ,
di bagi menjadi 2 bagian selanjutnya
disuspensikan dengan natrium CMC 0,2% b/v
dalam lumpang hingga homogen, lalu
dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml
dan volumnya dicukupkan dengan natrium
CMC 0,2% b/v hingga batas tanda, sehingga
diperoleh suspensi orlistat 0,6% b/v.
Pembuatan Pakan Kaya Lemak
Pakan kaya lemak dibuat dengan
mencampur minyak barco 5% , kuning telur
itik 15%, ati ayam segar 10 &, lemak domba
15 % dan pakan standar ad 100 %.
Pemilihan dan Penyiapan Hewan Uji
Hewan percobaan yang digunakan
adalah mencit betina putih Swiss Webster yang
berumur 2-3 bulan sebanyak 30 ekor dengan
berat 25-30 gram. Mencit diadaptasi selama
satu
minggu
dengan
tujuan
untuk
membiasakan terhadap lingkungan dan
perlakuan yang baru serta untuk membuat
mencit obesitas. Berat badan mencit dikatakan
mengalami kelebihan berat badan (obesitas) 10
- 20% dari berat normal yaitu 20 30 g
(Moore, 2000).
Mencit betina sebanyak 30 ekor mencit
dibagi ke dalam 6 kelompok Setiap kelompok
terdiri dari lima ekor, masing-masing
kelompok diberi perlakuan secara per oral dan
sebelum perlakuan terlebih dahulu ditimbang
bobot badan, diukur lingkar perut awal setiap
mencit dan dipuasakan selama 18 jam.
Kelompok 1 kontrol negatif, kelompok 2
kontrol positif, kelompok 3, 4, 5, dan 6
sebagai perlakuan uji dosis ekstrak buah
Murbei.
Perlakuan Terhadap Hewan Uji

Penelitian ini menggunakan hewan uji


mencit betina putih galur Swiss Webster
berumur 2-3 bulan sebanyak 30 ekor, yang
terbagi menjadi 6 (enam) kelompok uji
masing-masing berjumlah 5 ekor mencit, yaitu
kelompok kontrol negatif diberikan suspensi
Natrium CMC 0,2% b/v, kelompok kontrol (+)
positif diberikan suspensi xenical 120 mg
dosis manusia, kelompok uji dosis 1 diberikan
ekstrak buah Murbei 200 mg/Kg BB, uji dosis
2 diberikan ekstrak buah Murbei dosis 250
mg/Kg BB, kelompok uji dosis 3 diberikan
ekstrak buah Murbei dosis 300 mg/Kg BB,
dan kelompok uji dosis 4 diberikan ekstrak
buah Murbei 350 mg/Kg BB. Penelitian
dilakukan selama 7 hari.
Hewan coba diberi pakan setiap hari
(pakan kaya lemak) selama 18 jam kemudian,
setiap hari dilakukan penimbangan jumlah
makanan, berat badan dan lingkar perut
mencit, setiap mencit pada jam yang sama.
Data jumlah makanan yang dikonsumsi,
penurun berat badan, dan lingkar perut ini
dirata-ratakan, ditabulasi, dan dianalisis.
Analisis Data Secara Statistik
Data dari hasil penelitian ini dianalisa
secara statistik dengan uji one way anova
Analisis data kemudian dilanjutkan dengan Uji
LSD dan kebermaknaan diambil pada tingkat
kepercayaan 95%.
HASIL DAN PEMBAHASAAN
Simplisia kering yang telah terkumpul
sebanyak 175 gram diekstraksi dengan cara
maserasi. Maserasi simplisia buah murbei
(Morus nigra L.) menggunakan pelarut etanol
70% sebanyak 2 L selama 3x24 jam.
Tabel 1.1
Hasil Ekstraksi Buah Murbei
Kadar Air
Simplisia
8%

Simplisia Buah
Murbei
175 g

Ekstrak Kental
37,65 g

Dari tabel diatas diketahui bahwa dari


175 gram buah murbei diperoleh 37,65 gram
ekstrak kental buah murbei sehingga
menghasilkan rendemennya adalah
Rendemen =

37,65
100 =21,5
175

Hasil Skrining Fitokimia


Skrining fitokimia dilakukan terhadap Simplisia dan Ekstrak Buah Murbei dan diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 1.2. Hasil Skrining Fitokimia Buah Murbei (Morus nigra L.)
No

Metabolit
Sekunder

Alkaloid

Tanin

3
4

Saponin
Flavoniod

Polifenol

Reaksi
Sampel+ pereaksi
mayer
Sampel+ FeCl3 1%
+Gelatin1%
Sampel+air
Sampel+Mg+HCl 2 N
dan amil alkohol
Sampel+FeCl3 1%

Pustaka
Endapan
putih
Hijau
kehitaman
Berbusa
Kuning
sampe merah
Hitam
kehijauan

Hasil
Simplisia

Ekstrak

Positif

Positif

Positif

Positif

Negatif
Positif

Negatif
Positif

Positif

Positif

Keterangan :
Positif : terdapat senyawa yang ada di golongan metabolit sekunder
Negatif : tidak terdapat senyawa yang ada di golongan metabolit sekunder

Tidak ada perbedaan antara simplisia


dengan ekstrak, kandungan metabolit sekunder
dalam simplisia buah Murbei yang kering
tidak rusak selama proses pengeringan dan
proses ekstraksi.
Mencit sebelumnya di adaptasikan
dulu selama satu minggu, kemudian mencit di
berikan pakan kaya lemak dan air minum
selama satu minggu. Tujuannya untuk
membuat berat badan mencit menjadi obesitas.
Berat badan mencit dikatakan mengalami
kelebihan berat badan (obesitas) 20% dari
berat normal yaitu 20 30 g (Moore, 2000)
37
35
kelompok 1

kelompok 2

33

kelompok 3

Kenaikan Berat Badan (gram) 31


kelompok 4

kelompok 5

29

kelompok 6

27
25

1234567

Hari keGambar 1.1. Grafik Kenaikan Berat Badan


Mencit dengan Pemberian Makanan Kaya
Lemak Selama 7 Hari

Kenaikan berat badan rata rata tiap


kelompok 5 gram selama pemberiaan pakan
kaya lemak, sehingga mencit dapat dikatakan

obesitas. Penelitian ini dilakukan untuk


melihat pengaruh pemberian Ekstrak Etanol
Buah Murbei (Morus nigra L.) dengan dosis
200 mg/kg BB, 250 mg/kg BB, 200 mg/kg BB
dan 350 mg/kg BB terhadap berat badan,
lingkar perut dan jumlah makanan yang
dikonsumsi oleh mencit. Hasil tersebut
dibandingkan dengan kontrol negatif suspensi
natrium CMC 0,2% b/v dan kontrol positif
suspensi xenical 0,6%. Penelitian ini
dilakukan dengan menimbang berat badan
mencit, lingkar perut dan jumlah pakan yang
dikonsumsi selama 18 jam dan dilakukan
selama 7 hari berturut-turut. Kapsul xenical
digunakan sebagai kontrol positif dengan
maksud untuk membandingkan tentang
potensi efek penurunan berat badan badan
yang ditimbulkan oleh buah Murbei atau
menilai daya anti obesitas bahan uji yang
berhubungan dengan penurunan nafsu makan
dan penurunan lingkar perut. Xenical atau
nama generic Orlistat digunakan sebagai
pembanding karena mekanisme kerja aktif
tanin hampir menyerupai kerja orlistat di mana
keduanya sama-sama bekerja secara lokal pada
mukosa usus dalam menghambat enzim
pencernaan sehingga dapat menurunkan
penyerapan makanan (Rissanen, 1999;
Mills&Bone, 2000; Thompson et al. 1984).

47
45
43
Kelompok 1
Kelompok 2
41
39
Berat Badan (gram) 37
35
Kelompok 4
Kelompok 5
33
31
29
27
1 2 3

9
8
Kelompok 3

Kelompok 1

Kelompok7 2

Kelompok 3

6
jumlah makanan (gram)
Kelompok 4

Kelompok 5

Kelompok 6

Kelompok 6

3
2
4

1 2 3 4 5 6 7
Hari Ke -

Hari ke -

Gambar 1.2. Grafik Penurunan Berat Badan


Mencit dengan Pemberian Sediaan Selama 7
hari.
Keterangan :
Kelompok 1 : CMC Na 0,2%; Kelompok 2: Orlistat 120
mg/70kgBB Manusia; Kelompok 3 : Ext dosis 75mg/kgBB;
Kelompok 4: Ext dosis 125 mg/kgBB; Kelompok 5 : Ext dosis
175 mg/kgBB; Kelompok 6 : Ext dosis 225 mg/kgBB

Dari grafik di atas dapat terlihat dengan


jelas bahwa grafik pada kelompok kontrol
negatif tidak menunjukkan penurunan berat
badan setelah dilakukan perlakuan. Berbeda
halnya dengan kelompok dosis 75; 125; 175
dan 225 mg/kg BB yang menunjukkan
penurunan berat badan yang setara dengan
kelompok pembanding. Berat badan mencit
untuk kelompok 1 mempunyai rata rata
kenaikan berat badan 1,5 g. kelompok 2
mempunyai rata rata penurunan berat badan
1,2 g, kelompok 3 mempunyai rata rata
penurunan berat badan 0,63 g, kelompok 4
mempunyai rata rata penurunan berat badan
0,83 g, kelompok 5 mempunyai rata rata
penurunan berat badan 0,116 g, kelompok 6
mempunyai rata rata penurunan berat badan
0,35 g.

Gambar 1.3. Grafik Jumlah Makanan Mencit


Dengan Pemberian Sediaan Selama 7 Hari.
Keterangan :
Kelompok 1 : CMC Na 0,2%; Kelompok 2: Orlistat 120
mg/70kgBB Manusia; Kelompok 3 : Ext dosis 75mg/kgBB;
Kelompok 4: Ext dosis 125 mg/kgBB; Kelompok 5 : Ext dosis
175 mg/kgBB; Kelompok 6 : Ext dosis 225 mg/kgBB

Jumlah
makanan
mencit
untuk
kelompok 1 mempunyai rata rata kenaikan
jumlah pakan yang dikonsumsi sebesar 0,15
g. kelompok 2 mempunyai rata rata
penurunan jumlah pakan yang dikonsumsi
sebesar 0,615 g, kelompok 3 mempunyai rata
rata penurunan jumlah pakan yang
dikonsumsi
sebesar 0,6 g, kelompok 4
mempunyai rata rata penurunan jumlah
pakan yang dikonsumsi
sebesar 0,42 g,
kelompok 5 mempunyai rata rata penurunan
jumlah pakan yang dikonsumsi sebesar 0,25
g, kelompok 6 mempunyai rata rata
penurunan jumlah pakan yang dikonsumsi
sebesar 0,635 g.
9.5
Kelompok 1 9

Kelompok 2

8.5
Kelompok
Lingkar Perut
(cm) 3
8

Kelompok 4

Kelompok 57.5

Kelompok 6

Hari ke -

Gambar 1.4. Grafik lingkar perut Mencit


Dengan Pemberian Sediaan Selama 7 Hari
Keterangan :
Kelompok 1 : CMC Na 0,2%; Kelompok 2: Orlistat 120
mg/70kgBB Manusia; Kelompok 3 : Ext dosis 75mg/kgBB;

Kelompok 4: Ext dosis 125 mg/kgBB; Kelompok 5 : Ext


dosis 175 mg/kgBB; Kelompok 6 : Ext dosis 225 mg/kgBB.

penurunan lingkar perut mencit sebesar 0,12


cm, kelompok 4 mempunyai rata rata
penurunan lingkar perut mencit 0,1 cm,
Lingkar perut mencit untuk kelompok 1
kelompok 5 mempunyai rata rata penurunan
mempunyai rata rata kenaikan lingkar perut
lingkar perut mencit sebesar 0,15 cm,
mencit 0,15 cm. kelompok 2 mempunyai rata
kelompok 6 mempunyai rata rata penurunan
rata penurunan lingkar perut mencit sebesar
berat badan sebesar 0,2 cm
0,2 cm, kelompok 3 mempunyai rata rata
Tabel 1.3. Hasil Uji Statistic One
Way Anova
Standar
Variasi

Berat Badan

Kebebasan
(JK)
(db)
Perlakuan ( A )
5
36,46
Galat ( d )
30
7,15
Total ( t )
35

(MK)
7,29
0,23

Lingkar Perut
F
F Tabel (JK)
Hitung
30,56 2.53 0,530
0,069

Jumlah Makanan

F
F Tabel (JK)
Hitung
0,10 46,09
2,53 44,25
0,002
1,830

(MK)

(MK)
0,48
0,061

F
F Tabel
Hitung
7,95
2,53

Keterangan :
F signifikan pada taraf = 0,05
H0 : Pemberiaan ekstrak buah terong belanda tidak berpengaruh terhadap penurunan jumlah makanan mencit putih
betina
HI
: Pemberiaan ekstrak buah terong belanda berpengaruh terhadap penurunan jumlah makanan putih betina
Bila F Hitung F Tabel (0,05) maka HI di terima
Bila F Hitung FTabel (0,05) maka H0 di tolak

Hasil anova diatas menunjukan Fhitung >


Ftabel maka Ho ditolak, HI diterima. Dengan
kata lain bahwa pemberiaan Ekstrak Buah
Terong Belanda berpengaruh terhadap
penurunan berat badan, jumlah makanan
mencit dan lingkar perut.Pada kelompok
kontrol negatif, berat badan, pengontrolan
nafsu makan, dan lingkar perut mencit betina
putih mengalami kenaikan setiap harinya. Hal
ini disebabkan pada kelompok kontrol negatif
hanya diberi suspensi CMC Na 0,2 % tanpa
bahan aktif, sehingga penurunan nafsu makan
dan berat badan menjadi terhambat karena
tidak ada pelapis mukosa usus, sehingga
makanan
mudah
diserap.
Sedangkan
penurunan berat badan, nafsu makan, lingkar
perut mencit putih yang diberi Ekstrak Buah
Terong Belanda (Solanum bataceum Cav)
dengan berbagai dosis (75, 125,175 dan 225

mg/kgBB) menunjukkan komponen aktif


yang terdapat dalam buah Terong Belanda
(Solanum bataceum Cav) yaitu senyawa
tannin, polifenol, flavonoid, alkaloid yang
dapat melapisi mukosa usus sehingga
makanan tidak dapat diserap. Pada kelompok
kontrol positif menunjukan penurunan berat
badan, nafsu makan, lingkar perut yang
signifikan dan sebanding dengan kelompok
uji yang diberi ekstrak dosis IV, tetapi lebih
besar dibandingkan dengan kelompok ekstrak
dosis I, ekstrak dosis II, ekstrak dosis III. Hal
ini dikarenakan xenical yang diberikan pada
kelompok kontrol positif merupakan salah
satu obat penurun berat badan yang kuat dan
juga dosis ekstrak dosis IV merupakan
ekstrak dengan dosis terbesar sehingga
mempunyai efek yang sebanding dengan
xenical.

Tabel 1.4. Hasil Uji LSD


Berat Badan
No

Kelompok

Jumlah Makanan

Rata-rata
Penurunan
(g)

Nilai
LSD

Rata-rata
Penurunan
(g)

Nilai

0,5759

-0.087

Lingkar Perut
Nilai
LSD

Notasi

LSD

Rata-rata
Penurunan
(Cm)

0.2912

-0.153

0.05657

Kelompok 1

-1.57

Kelompok 2

1.27

0.613

0.203

Kelompok 3

0.63

0.61

0.123

Kelompok 4

0.83

0.42

0.107

Kelompok 5

1.17

0.25

0.15

Kelompok 6

1.35

0.635

0.203

Keterangan :
Kelompok 1 : CMC Na 0,2%; Kelompok 2: Orlistat 120 mg/70kgBB Manusia; Kelompok 3 : Ext dosis 75mg/kgBB; Kelompok 4:
Ext dosis 125 mg/kgBB; Kelompok 5 : Ext dosis 175 mg/kgBB; Kelompok 6 : Ext dosis 225 mg/kgBB
Bila terdapat perbedaan notasi ( A, B, C) antara satu perlakuan artinya terdapat berbeda nyata antara kelompok perlakuan

Uji lanjut menggunakan uji LSD


untuk analisis antar perlakuan dengan taraf
5 % memperlihatkam bahwa kelompok
Kontrol negatif berbeda nyata dengan
kontrol positif, ekstrak dosis I, ekstrak
dosis II, ekstrak dosis III, dan ekstrak dosis
IV. Kontrol positif berbeda nyata dengan
kontrol negatif, ekstrak dosis I, ekstrak
dosis II, dan ekstrak dosis III. Ekstrak dosis
I tidak berbeda nyata dengan ekstrak dosis
II, dan ekstrak dosis III. Ekstrak dosis IV
tidak berbeda nyata dengan kontrol positif
baik dalam parameter penurunan berat
badan, jumlah makanan dan lingkar perut
mencit.
Meskipun ekstrak dosis IV tidak berbeda
nyata dengan kelompok kontrol positif dalam
hasil uji lanjut ANOVA yang artinya bahwa
kelompok esktrak dosis IV mempunyai potensi
yang sama sebagai anti obesitas. Tetapi pada
hasil LSD kelompok ekstrak uji I, II, dan III
berbeda nyata dengan kelompok kontrol
negatif artinya bahwa kemampuan ekstrak
dosis I,II dan III, lebih besar efeknya dalam
menurunkan berat badan, jumlah makanan,
dan lingkar perut dibandingkan dengan kontrol
negatif. Bila dibandingkan antara masing
masing dosis Ekstrak Buah Terong Belanda
menunjukan efek tidak nyata, yang artinya
ketiga konsentrasi (dosis) pemberiaan ekstrak
Terong Belanda tersebut mempunyai potensi
yang sama. Hasil LSD kelompok ekstrak uji
I,II, dan III berbeda nyata dengan kelompok
kontrol positif artinya bahwa kemampuan
kontrol positif lebih besar efeknya dalam
menurunkan berat badan, jumlah makanan,
dan lingkar perut dibandingkan dengan
kelompok dosis ekstrak I, II, dan III.
Kandungan senyawa kimia dari buah
Terong belanda yang berkhasiat menurunkan
berat badan, jumlah makanan dan lingkar perut
berasal dari golongan Flavonoid, tanin, dan
alkaloid namun tidak diketahui secara pasti
senyawa dan mekanisme kerja senyawa
tersebut. Mekasnisme kerja dari obat-obat anti
obesitas menghambat lipase lambung dan usus
atau lipoprotein lipase, menurunkan nafsu

makan dengan meningkatkan neurotransmisi


serotonin, norepinefrin, dan dopamine melalui
hipotalamus atau dengan meningkatkan
tingkat penggunaan energi (Jasaputra, 2011).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil
uji Statistika dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Pemberian Ekstrak Etanol Buah Terong
Belanda (Solanum betaceaum Cav)
secara oral dengan dosis 75 mg/kg BB,
125 mg/kg BB, 175 mg/kg BB dan 225
mg/kg dapat menurunkan berat badan,
menurunkan lingkar perut mencit dan
menurunkan jumlah makanan yang di
beri pakan kaya lemak.
2. Dosis 175 mg/kg BB Ekstrak Etanol
Buah
Terong
Belanda
(Solanum
betaceaum Cav) adalah dosis paling baik
sebagai anti obesitas dengan rata rata
penurunan
rata rata berat badan
mencapai 1,1667 g.
Saran
1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan
dengan sampel lebih banyak, juga
penelitian terhadap uji toksisitas akut, sub
kronis, kronis dan toksisitas.
2. Pada penelitian selanjutnya dilakukan
dengan pemberiaan pakan yang normal
untuk mengetahui perbedaan efek antara
pakan normal dengan pakan kaya lemak.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Mursito. 2004. Ramuan Tradisional
Untuk Pelangsing Tubuh. Jakarta: Penebar
Swadaya. p. 58-60.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000.
Parameter
Standar
Umum
Ekstrak
Tumbuhan Obat, Jilid I, Jakarta, hal. 1-17.
Dorland, Newman. 2002. Kamus Kedokteran
Dorland. Edisi 29, Jakarta: EGC,1765.

Ganong W.F. 2003 . Buku Ajar Fisiologi


Kedokteran. Edisi 20. Jakarta : EGC . P. 547
552, 557- 565, 576-584. 615 617
Harbone, J.B., 1987. Metode Fitokimia. Bandung:
ITB.

Sabri, Embita . 2010. Pengaruh Buah Terong


Belanda (Solanum betaceum Cav.) Terhadap
Jumlah Eritrosit Dan Kadar Hemoglobin
Mencit Jantan (Mus musculus L.) Anemia
Strain Ddw Melalui Induksi Natrium Nitrit
(Nano2). Farmasi. USU. Medan.

Harborne, J.B, 2006. Metode Fitokimia:


Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Edisi II (cetakan 4). Penerbit ITB,
Bandung,hal. 337-340

Mills S., Bone K. 2000. Statis dermatitis and


statis ulceration In Principles and practice
of phytotherapy modern herbal medicine.
London: Harcourt Publishers. p. 205.

Iman Rismawati, Usmar, Ermina Pakki dkk. Uji


Efek Antiobesitas Dari Susu Kedelai
(Glicine max mirril) Pada Tikus (Rattus
norvegicus). Universitas hasanudin, Makasar

Sinaga, Irma L.L. 2009. Skrining Fitokimia Dan


Uji Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak
Etanol Buah Terong Belanda (Solanum
bataceum Cav.) Farmasi, USU. Medan.

Jasaputra, Diana Miranti. Herbal Medicine For


Obesity. Universitas Maranata.

Taebe,
Burhanuddin.
2011.
Uji
Efek
Hipokolesterolemik Sari Buah Terong
Belanda (Cyphomandra betacea Sendt.)
Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus).
Farmasi. UNHAS. Makasar.

Kumalaningsih. 2006. Antioksidan Alami Terong


Belanda (Tamarillo). Surabaya: Trubus
Agrisarana. hlm. 4-11.
Khaorudin, Marianti dkk. 2009. Uji Efek Ekstrak
Etanol Sarang Semut (Hydnophytum Sp.)
Perubahan Bobot Badan Mencit (Mus
musculus) .Univesitas Hasanudin, Makasar
Misnadiarly. 2007. Obesitas Sebagai Faktor
Resiko Beberapa Penyakit. Jakarta : Pustaka
Obor Populer
Moore KL, Agur AM.R. 2000. Anatomi Klinis
Dasar. Editor : Sadikin Vivi, Saputra Virgi.
Jakarta : Hipocrates.halaman : 162-167
Padwal R.S., Majumdar S.R.2007. Drug Treatment
For Obesity : Orlistat , Sibutramine, and
Rimonabat ProQuest Psychology Journal,
(369): 71
Rahardjo S, Ngatijan dan Pramono S, 2005,
Influence of Etanol Extract of Jati Belanda
Leaves (Guazuma ulmifolia Lamk.) On
Lipase Enzym Activity of Rattus norvegicus
Serum. Inovasi. Vol.4: XVII: 48-54
Rissanen A, Sjostrom L, Rossner S. early weight
loss with orlistat as a predictor of long-term
success in obesity treatment (abstract). Int J
Obes 1999;23 Suppl. 5:A577.

Wirakusumah E. 2001. Cara Aman dan Efektif


Menurunkan Berat Badan. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai