Anda di halaman 1dari 17

Tugas Kelompok Softskill: Etika Profesi Akuntansi

TUGAS SOFTSKILL
STUDI KASUS PERUSAHAAN ENRON
KELOMPOK 3:
HENDY WIRA SANJAYA
(28211422)
HERLIANNA LOBAY
(23211343)
HERTI DIANA
(23211355)
HILDA NURINA
(23211381)
IMAM RASSUNDA
(23211527)
IRENE AULIA HERMANTO(23211676)
INAYAH HANDI
(23211555)
KARISMA TEDJO
(23211906)

UNIVERSITAS GUNADARMA
2014/2015
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................

LATAR BELAKANG ..............................................................................................................


1
LANDASAN TEORI ............................................................................................................... 2
1.
Etika Sebagai Tinjauan .............................................................................................
2
1.1
Pengertian Etika ...............................................................................................
2
1.2
Egoisme ...........................................................................................................
2
2.
Kode Etik Profesi Akuntansi ....................................................................................
2
2.1
Kode Perilaku Profesional ..............................................................................
2
2.2
Prinsip Etika Profesi Akuntan Menurut IAI........................................... 4
3.
Etika dalam Auditing ............................................................................................... 5
3.1
Peran Etika dalam Profesi Audit......................................................................
5
3.2
Peran Etika dalam Profesi Audit......................................................................
5
4.
Etika dalam Kantor Akuntan Publik .......................................................................
6
5.
Lapping dan Kitting .... 10
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ENRON ................................................................. 12
1.
Sejarah Perusahaan ................................................................................................... 12
PEMBAHASAN KASUS PERUSAHAAN ENRON ............................................................. 13

1.
Skandal Kasus Perusahaan Enron ............................................................................
2.
Kronologi Kasus Perusahaan Enron ........................................................................
3.
Permasalahan Audit ..................................................................................................
KESIMPULAN ........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
19

13
14
16
18

LATAR BELAKANG
Seiring dengan meningkatnya perekonomian yang saat ini mengarah pada globalisasi,
maka kebutuhan akan laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan pun semakin
meningkat. Pengaruh globalisasi juga membawa dampak negatif pada jasa audit, pelaku
profesi

auditor

independen

atau

akuntan

publik

dituntut

untuk

menunjukan

profesionalismenya. Akuntan atau auditor harus dapat memberikan jasa kualitas terbaik
dengan bertanggung jawab dan menjaga kepercayaan masyarakat.
Dalam menghadapi tantangan di masa mendatang, para professional diharuskan
memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam suatu profesi, selain itu untuk menjalankan
suatu profesi sangatlah penting adanya etika profesi. Di dalam kode etik terdapat muatanmuatan etika, yang dalam bahasa yunani terdiri dari dua kata yaitu ethos yang berarti
kebiasaan atau adat, dan ethikos yang berarti perasaan batin atau kecenderungan batin yang
mendorong manusia dalam bertingkah laku. Etika profesi meliputi suatu standar dari sikap
para anggota profesi yang dirancang agar sedapat mungkin terlihat praktis dan realitis, namun
tetap idealistis. Setiap akuntan harus mematuhi etika profesi mereka agar tidak menyimpangi
aturan dalam menyelesaikan laporan keuangan kliennya.
Dengan adanya kode etik profesi, akuntan diharapkan berperilaku secara benar dan
tidak melakukan perbuatan yang melanggar aturan. Meski begitu terkadang pelanggaran tetap
saja terjadi. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman dan pengetahuan dalam menerapkan
etika secara memadai. Oleh karena itu diperlukan adanya landasan pada standar moral dan
etika tertentu. Untuk mendukung profesionalisme akuntan, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI),
sejak tahun 1975 telah mengesahkan Kode Etik Akuntan Indonesia yang telah mengalami
revisi pada tahun 1986, tahun 1994 dan terakhir pada tahun 1998. Dalam Mukadimah Kode
Etik Akuntan Indonesia tahun 1998 ditekankan pentingnya prinsip etika bagi akuntan.
Denganmenjadianggota,seorangakuntanmempunyaikewajibanuntukmenjagadisiplindan
memenuhisegalahukumdanperaturanyangtelahdisyaratkan.

LANDASAN TEORI
1.

Etika Sebagai Tinjauan


1.1

PengertianEtika
Menurut bahasa Yunani Kuno, etika berasal dari kata ethikos yang berarti timbul dari

kebiasaan. Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang
menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan
konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Karena itulah etika merupakan
suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia.
Menurut Martin [1993], etika didefinisikan sebagai the discipline which can act as
the performance index or reference for our control system. Etika disebut juga filsafat moral.
Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia
harus bertindak.
1.2

Egoisme
Istilah "egoisme" berasal dari bahasa Yunani yakni ego yang berarti "Diri" atau
"Saya", dan -isme, yang digunakan untuk menunjukkan filsafat. Dengan demikian, istilah ini
etimologis berhubungan sangat erat dengan egoisme.Jadi dalam hal ini egoisme adalah
motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang hanya menguntungkan
diri sendiri atau yang berarti menempatkan diri di tengah satu tujuan serta tidak peduli
dengan penderitaan orang lain, termasuk yang dicintainya atau yang dianggap sebagai teman
dekat. Istilah lainnya yang sangat dikenal yaitu egois.

2.
2.1

Kode Etik Profesi Akuntansi


Kode Perilaku Profesional

Garis besar kode etik dan perilaku profesional adalah :


a.

Kontribusi untuk masyarakat dan kesejahteraan manusia.


Prinsip

mengenai

kualitas

hidup

semua

orang

menegaskan

kewajiban

untuk

melindungi hak asasi manusia termasuk ancaman terhadap kesehatan dan keselamatan.
b. Hindari menyakiti orang lain.
Harm

berarti

konsekuensi

cedera,

seperti

hilangnya

informasi

yang

tidak

diinginkan, kehilangan harta benda, kerusakan harta benda, atau dampak lingkungan yang
tidak diinginkan.
c.

Bersikap jujur dan dapat dipercaya

Kejujuran merupakan komponen penting dari kepercayaan. Tanpa kepercayaan suatu


organisasi tidak dapat berfungsi secara efektif.
d. Bersikap adil dan tidak mendiskriminasi nilai-nilai kesetaraan, toleransi, menghormati orang
lain, dan prinsip-prinsip keadilan yang sama dalam mengatur perintah.
e.

Hak milik yang temasuk hak cipta dan hak paten.


Pelanggaran hak cipta, hak paten, rahasia dagang dan syarat-syarat perjanjian lisensi dilarang
oleh hukum di setiap keadaan.

f.

Memberikan kredit yang pantas untuk properti intelektual.


Komputasi profesional diwajibkan untuk melindungi integritas dari kekayaan intelektual.

g. Menghormati privasi orang lain


Komputasi dan teknologi komunikasi memungkinkan pengumpulan dan pertukaran informasi
pribadi pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah peradaban.
h. Kepercayaan
Prinsip kejujuran meluas ke masalah kerahasiaan informasi setiap kali salah satu telah
membuat janji eksplisit untuk menghormati kerahasiaan atau, secara implisit, saat informasi
pribadi tidak secara langsung berkaitan dengan pelaksanaan tugas seseorang.
2.2

Prinsip Etika Profesi Akuntan Menurut IAI

1) Tanggung Jawab Profesi


Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional setiap anggota harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
2) Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada
publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
3) Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi
tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
4) Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam
pemenuhan kewajiban profesionalnya.
5) Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya tkngan kehati-hatian, kompetensi dan
ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan
keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau
pemberi kerja memperoleh matifaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan
perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir.
6) Kerahasiaan

Setiap anggota harus, menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan
jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa
persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya.
7) Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
8) Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan
standar proesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota
mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan
tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.

3.

Etika Dalam Auditing


Etika dalam auditing adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh serta

mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan ekonomi, dengan tujuan
menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut, serta penyampaian hasilnya
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
3.1

Peranan etika dalam profesi audit

Audit membutuhkan pengabdian yang besar pada masyarakat dan komitmen moral yang

tinggi.
Masyarakat menuntut untuk memperoleh jasa para auditor publik dengan standar kualitas

yang tinggi, dan menuntut mereka untuk bersedia mengorbankan diri.


Itulah sebabnya profesi auditor menetapkan standar teknis dan standar etika yang harus

dijadikan panduan oleh para auditor dalam melaksanakan audit


Standar etika diperlukan bagi profesi audit karena auditor memiliki posisi sebagai orang

kepercayaan dan menghadapi kemungkinan benturan-benturan kepentingan.


Kode etik atau aturan etika profesi audit menyediakan panduan bagi para auditor profesional
dalam mempertahankan diri dari godaan dan dalam mengambil keputusan-keputusan sulit.
3.2

Pentingnya nilai-nilai etika dalam auditing :

Audit membutuhkan pengabdian yang besar pada masyarakat dan komitmen moral yang

tinggi.
Masyarakat menuntut untuk memperoleh jasa para auditor publik dengan standar kualitas

yang tinggi, dan menuntut mereka untuk bersedia mengorbankan diri.


Itulah sebabnya profesi auditor menetapkan standar teknis dan standar etika yang harus
dijadikan panduan oleh para auditor dalam melaksanakan audit

Standar etika diperlukan bagi profesi audit karena auditor memiliki posisi sebagai orang
kepercayaan dan menghadapi kemungkinan benturan-benturan kepentingan.

4.

Etika dalam Kantor Akuntan Publik


Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode

etik profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia yang merupakan tatanan etika
dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan
klien, sesama anggota profesi dan juga dengan masyarakat. Selain itu dengan kode etik
akuntan juga merupakan alat atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau
masyarakat pada umumnya, tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikannya karena melalui
serangkaian pertimbangan etika sebagaimana yang diatur dalam kode etik profesi.
Ada lima aturan etika yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan IndonesiaKompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP). Lima aturan etika itu adalah:
1. Independensi, Integritas, dan Obyektivitas
a.

Independensi
Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental
independen di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam Standar
Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAI. Sikap mental independen tersebut
harus meliputi independen dalam fakta (in facts) maupun dalam penampilan (in appearance).

b. Integritas dan Objektivitas


Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus mempertahankan integritas dan
objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak boleh
membiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang diketahuinya atau
mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangannya kepada pihak lain.
2. Standar umum dan prinsip akuntansi
A. Standar Umum
Anggota KAP harus mematuhi standar berikut ini beserta interpretasi yang terkait yang
dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAI:
a.

Kompetensi Profesional
Anggota KAP hanya boleh melakukan pemberian jasa profesional yang secara layak
(reasonable) diharapkan dapat diselesaikan dengan kompetensi profesional.

b. Kecermatan dan Keseksamaan Profesional

Anggota KAP wajib melakukan pemberian jasa profesional dengan kecermatan dan
keseksamaan profesional.
c.

Perencanaan dan Supervisi


Anggota KAP wajib merencanakan dan mensupervisi secara memadai setiap pelaksanaan
pemberian jasa profesional.

d. Data Relevan yang Memadai


Anggota KAP wajib memperoleh data relevan yang memadai untuk menjadi dasar yang layak
bagi kesimpulan atau rekomendasi sehubungan dengan pelaksanaan jasa profesionalnya.
e.

Kepatuhan terhadap Standar


Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing, atestasi, review, kompilasi,
konsultansi manajemen, perpajakan atau jasa profesional lainnya, wajib mematuhi standar
yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan oleh IAI.

B. Prinsip Prinsip Akuntansi


Anggota KAP tidak diperkenankan:
a.

Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan keuangan atau data
keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum

b. Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang harus dilakukan
terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku,
apabila laporan tersebut memuat penyimpangan yang berdampak material terhadap laporan
atau data secara keseluruhan dari prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh badan
pengatur standar yang ditetapkan IAI.
3. Tanggung jawab kepada klien
A. Informasi Klien yang Rahasia
Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia,
tanpa persetujuan dari klien. Ketentuan ini tidak dimaksudkan untuk:
a.

Membebaskan anggota KAP dari kewajiban profesionalnya sesuai dengan

aturan etika

kepatuhan terhadap standar dan prinsip-prinsip akuntansi


b.

Mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun untuk mematuhi peraturan
perundang-undangan yang berlaku seperti panggilan resmi penyidikan pejabat pengusut atau
melarang kepatuhan anggota KAP terhadap ketentuan peraturan yang berlaku.

c.

melarang review praktik profesional (review mutu) seorang Anggota sesuai dengan
kewenangan IAI.

d.

menghalangi Anggota dari pengajuan pengaduan keluhan atau pemberian komentar atas
penyidikan yang dilakukan oleh badan yang dibentuk IAI-KAP dalam rangka penegakan
disiplin Anggota.

B. Fee Profesional & besaran fee


Besarnya fee Anggota dapat bervariasi tergantung antara lain : risiko
penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk
melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan
profesional lainnya. Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara
menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.
C. Fee Kontinjen
Fee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa profesional
tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu dimana
jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak kontinjen
jika ditetapkan oleh pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dasar
penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur. Anggota KAP tidak
diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjen apabila penetapan tersebut dapat mengurangi
indepedensi.
4. Tanggung jawab kepada rekan seprofesi
a.

Tanggung jawab kepada rekan seprofesi.


Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan dan perbuatan
yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.

b. Komunikasi antar akuntan publik.


Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik pendahulu bila menerima
penugasan audit menggantikan akuntan publik pendahulu atau untuk tahun buku yang sama
ditunjuk akuntan publik lain dengan jenis dan periode serta tujuan yang berlainan.
Akuntan publik tidak diperkenankan menerima penugasan atestasi yang jenis atestasi dan
periodenya sama dengan penugasan akuntan yang lebih dahulu ditunjuk klien, kecuali apabila
penugasan tersebut dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan atau
peraturan yang dibuat oleh badan yang berwenang.
5. Tanggung jawab dan praktik lain
a.

Perbuatan dan perkataan yang mendiskreditkan.

Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/atau mengucapkan perkataan yang


mencemarkan profesi.
b. Iklan, promosi dan kegiatan pemasaran lainnya.
Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui
pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang
tidak merendahkan citra profesi.
c.

Komisi dan Fee Referal

Komisi
Anggota

KAP tidak

diperkenankan

untuk

memberikan/menerima

komisi

apabila

pemberian/penerimaan komisi tersebut dapat mengurangi independensi.


Fee Referal (Rujukan)
Fee referal (rujukan) adalah imbalan yang dibayarkan/diterima kepada/dari sesama penyedia
jasa profesional akuntan publik. Fee referal (rujukan) hanya diperkenankan bagi sesama
profesi.

5. LAPPING DAN KITTING


Perusahaan industri, jasa maupun dagang sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa
lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi akan mempertajam
persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga perlu pemikiran yang makin kritis atas
pemanfaatan secara optimal penggunaan berbagai sumber dana dan sumber daya yang ada.
Sebagai konsekuensi logis dari timbulnya persaingan yang semakin tajam, ada tiga
kemungkinan yaitu mundur, bertahan atau tetap unggul dan bahkan semakin berkembang.
Agar perusahaan dapat bertahan atau bahkan berkembang diperlukan upaya penyehatan dan
penyempurnaan meliputi peningkatan produktivitas, efisiensi serta efektifitas pencapaian
tujuan perusahaan. Menghadapi hal ini, berbagai kebijakan dan strategi terus diterapkan dan
ditingkatkan. Kebijakan yang ditempuh manajemen antara lain meningkatkan pengawasan
dalam perusahaan (internal control).
Pentingnya mengembangkan program audit yang mencakup prosedur menyeluruh
untuk mengaudit saldo kas, atau penerimaan kas, adalah penting karena dapat mempengaruhi
keuntungan organisasi. Auditor harus melakukan prosedur audit pengendalian internal
perusahaan untuk mendeteksi segala kekurangan. Dia juga harus melakukan pengujian
substantif atas rincian, tes untuk mendeteksi lapping dan prosedur analitik sehingga ia dapat
menyimpulkan bahwa saldo kas yang cukup akurat.
Pengendalian internal yang berkaitan dengan transaksi penerimaan kas menjaga
organisasi dari pencurian. Mekanisme kontrol internal auditor harus diperiksa meliputi

dokumen yang menetapkan akuntabilitas untuk penerimaan kas dan penyelesaian deposito
bank, ringkasan kas harian dan akurat slip setoran, membutuhkan entri jurnal harian yang
posting jumlah yang diterima ke rekening pelanggan dan pemisahan sesuai tugas. Ini adalah
prosedur pertama dalam audit penerimaan kas dan saldo kas.
Lapping adalah suatu ketidakberesan yang dilakukan dengan sengaja untuk
menyalahgunakan penerimaan kas untuk sementara waktu atau secara permanen. Lapping
dapat dilakukan kalau seseorang memiliki wewenang menerima kas dan menyelenggarakan
buku piutang. Auditor harus menilai kemungkinan terjadinya lapping dengan memperoleh
pemahaman tentang pemisahan tugas dalam penerimaan dan pencatatan penagihan dari
pelanggan.
1. Tanda-tanda Lapping

Berlebihan kesalahan penagihan


Memperlambat perputaran piutang
Berlebihan writeoffs piutang
Keterlambatan dalam posting pembayaran pelanggan
Akun tentang rincian piutang tidak sama dengan buku besar
Penurunan pembayaran piutang
Banyak keluhan dari pelanggan
2. Prosedur audit untuk menemukan lapping:

Lakukan konfirmasi piutang usaha


Lakukan penghitungan kas secara mendadak
Bandingkan rincian jurnal penerimaan kas dengan rincian slip setoran harian
Menurut kamus audit, Kitting
satu

bank

ke

bank

lain

merupakan transfer uang dari

dan

pembukuan

transfer

yang

tidak semestinya sehingga jumlah yang dibukukan sebagai aktiva


di dalam kedua akun itu; praktek ini digunakan dengan penyelewengan
guna menyembunyikan defalkasi kas.
Kiting yang mungkin ketika kelemahan pengendalian internal mengizinkan satu orang
untuk masalah dan memeriksa catatan atau kolusi ada antara dua orang yang bertanggung
jawab atas dua fungsi. Kiting dapat dideteksi dengan mendapatkan dan menggunakan
pernyataan cutoff bank karena cek kited kliring pada Januari tidak akan muncul pada daftar
cek yang beredar untuk Desember dan melakukan tes cutoff tunai karena cek terakhir
dikeluarkan pada bulan Desember tidak akan disimpan di cek mendaftar. "Kiting terjadi
ketika cek ditarik pada satu bank disimpan di bank lain dan tidak ada catatan terbuat dari

pencairan terhadap saldo bank pertama."


Kiting terdeteksi dengan mempersiapkan jadwal transfer bank, Transfer Bank Jadwal:
Ini adalah dokumen yang disiapkan oleh auditor untuk merekam semua transfer antar
rekening bank perusahaan selama beberapa hari sebelumnya, dan beberapa hari setelah akhir
tahun tanggal transfer dicairkan di bank dan tanggal mereka dicatat dalam buku dasarnya
auditor memeriksa apakah deposit dan penarikan dicatat dalam periode akuntansi yang sama.
Kiting ditunjukkan ketika tanggal distempel oleh bank penerima mendahului tanggal
pencairan dicatat.

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ENRON


1.

Sejarah Perusahaan
Enron Corporation adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di

Houston, Texas, Amerika Serikat. Enron jejak akarnya adalah Perusahaan Gas Alam
Utara, yang dibentuk pada tahun 1932, di Omaha, Nebraska. Enron merupakan perusahaan
dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas alam melalui pipa) dengan Houston
Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada tahun 1985 oleh oleh Kenneth Lay. Pada
tahun 1997 Enron membeli perusahaan pembangkit listrik Portland General Electric Corp
senilai $ 2 milyar. Sebelum tahun 1997 berakhir, manajemen mengubah perusahaan tersebut
menjadi Enron Capital and Trade Resources yang menjadi perusahaan Amerika terbesar
yang memperjualbelikan gas alam serta listrik.
Enron memiliki cakupan bisnis yang luas, di antaranya adalah listrik, gas alam, pulp,
kertas, komunikasi, dll. Tidak cukup dengan prestasi tersebut, Enron membentuk pula Enron
Online (EOL) pada bulan oktober 1999. EOL merupakan unit usaha Enron yang secara
online memasarkan produk energi secara elektronik lewat website. Dalam sekejap, EOL
berhasil melaksanakan transaksi senilai $ 335 milyar pada tahun 2000. Pada Januari 2000,
Enron mengumumkan sebuah rencana besar yang amat ambisius untuk membangun jaringan
elektronik broadbrand yang berkecepatan tinggi (high speed broadbrand) dengan kapasitas
jaringan penjualan brandwidth untuk melakukan penjualan gas serta listrik. Enron membiayai
ratusan juta dollar guna melaksanakan program ini, walaupun keuntungannya belum nampak,
namun harga saham Enron di Wall Street melonjak menjadi $ 40, bahkan meningkat menjadi
$ 90,56, sehingga Enron dinyatakan oleh majalah Fortune maupun media lain sebagai
Perusahaan Amerika yang Paling Inovatif di dunia.

Pada tanggal 2 Desember 2001, dunia perekonomian dikejutkan dengan berita yang
berasal dari kota minyak Houston di Texas, Amerika. Enron, perusahaan ketujuh terbesar di
Amerika, perusahaan energi perdagangan terbesar di dunia menyatakan dirinya bangkrut.

PEMBAHASAN KASUS PERUSAHAAN ENRON


1.

Skandal Perusahaan Enron


Enron mengumumkan kebangkrutannya pada akhir tahun 2001. kebangkrutan
perusahaan tersebut menimbulkan kehbohan yang luar biasa. Bangkrutnya Enron dianggap
bukan lagi semata-mata sebagai sebuah kegagalan bisnis, melainkan sebuah skandal yang
multidimensional, yang melibatkan politisi dan pemimpin terkemuka di Amerika Serikat. Hal
ini bisa dilihat dari beberapa fakta yang cukup mencengangkan.
Dalam waktu sangat singkat perusahaan yang pada awal tahun 2001 sebelum
kebangkrutannya masih membukukan pendapatan US$ 100 miliar, ternyata tiba-tiba
melaporkan kebangkrutannya kepada otoritas pasar modal. Sebagai entitas bisnis, nilai
kerugian Enron diperkirakan mencapai US$ 50 miliar. Sementara itu, pelaku pasar modal
kehilangan US$ 32 miliar dan ribuan pegawai Enron harus menangisi amblasnya dana
pensiun mereka tak kurang dari US$ 1 miliar.
Saham Enron terjun bebas hingga berharga US$ 45 sen. Padahal sebelumnya pada
Agustus 2000 masih berharga US$ 90 per lembar. Oleh karenanya banyak pihak yang
mengatakan kebangkrutan Enron ini sebagai kebangkrutan terbesar dalam sejarah bisnis di
Amerika Serikat dan menjadi bahan pembicaraan dan ulasan di berbagai media bisnis dan
ekonomi terkemuka seperti Majalah Time, Fortune, dan Business Week.
Dalam proses pengusutan sebab-sebab kebangkrutan itu Enron dicurigai telah
melakukan praktek window dressing yaitu dengan cara penundaan pencatatan piutang karena
kasnya digunakan untuk kepentingan pribadi, misal ada piutang dari pihak A, pihak B, pihak
C. Pelunasan dari pihak A ditunda pencatatannya sampai terjadi pelunasan dari pihak B. Baru
kemudian piutang piutang pihak A dicatat di rekening perusahaan. Begitu seterusnya sampai
terbongkar penipuan tersebut. Manajemen Enron telah menggelembungkan (mark up)
pendapatannya US$ 600 juta, dan menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2 miliar.
Menggelembungkan nilai pendapatan dan menyembunyikan utang senilai itu tentulah tidak
bisa dilakukan sembarang orang. Diperlukan keahlian khusus dari para profesional yang
bekerja pada atau disewa oleh Enron untuk menyulap angka-angka, sehingga selama
bertahun-tahun kinerja keuangan perusahaan ini tampak tetap mencorong. Dengan kata lain,

telah terjadi sebuah kolusi tingkat tinggi antara manajemen Enron, analis keuangan, para
penasihat hukum, dan auditornya. Belakangan diketahui bahwa auditor Enron, Arthur
Andersen kantor Hudson, telah ikut membantu proses rekayasa keuangan tingkat tinggi itu.
Komplikasi skandal ini bertambah karena belakangan diketahui banyak sekali pejabat
tinggi gedung putih dan politisi di Senat Amerika Serikat yang pernah menerima kucuran
dana politik dari perusahaan ini. 70% senator, baik dari Partai Repubik maupun Partai
Demokrat, pernah menerima dana politik. Dalam komite yang membidangi energi, 19 dari 23
anggotanya juga termasuk yang menerima sumbangan dari perusahaan itu.
Sementara itu, tercatat 35 pejabat penting pemerintahan George W.Bush merupakan
pemegang saham Enron, yang telah lama merupakan perusahaa publik. Dalam daftar
perusahaan penyumbang dana politik, Enron tercatat menempati peringkat ke-36, dan
penyumbang peringkat ke-12 dalam penggalangan dana kampanye Bush. Akibat pertalian
semacam itu, banyak orang curiga pemerintahan Bush dan para politisi telah dan akan
memberikan perlakuan istimewa, baik dalam bisnis Enron selama ini maupun dalam proses
penyelamatan perusahaan itu.

2.

Kronologi Kasus Perusahaan Enron


Adapun Kronologis yang didasarkan pada fakta, data dan informasi dari berbagai

sumber yang berkaitan dengan hancurnya Enron (debacle), dapat dijelaskan sebagai berikut:
Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non eksekutif)
membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur konflik kepentingan dan
mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan informasi yang hanya bisa di akses
oleh Pihak dalam perusahaan (insider trading), termasuk praktek akuntansi dan bisnis tidak
sehat sebelum hal tersebut terungkap kepada publik.
Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula adalah partner
KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan. Direktur keuangan Enron
berasal dari KAP Andersen. Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen.
Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah mempertanyakan praktek akunting
perusahaan yang dinilai tidak sehat dan mengungkapkan kekhawatiran berkaitan dengan hal
tersebut kepada CEO dan partner KAP Andersen pada pertengahan 2001. CEO Enron
menugaskan penasehat hukum perusahaan untuk melakukan investigasi atas kekhawatiran
tersebut

tetapi

tidak

memperkenankan

penasehat

hukum

untuk

mempertanyakan

pertimbangan yang melatarbelakangi akuntansi yang dipersoalkan. Hasil investigasi oleh

penasehat hukum tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada hal-hal yang serius yang perlu
diperhatikan.
Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan ketiga.
Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah meningkat menjadi $393 juta,
naik $100 juta dibandingkan periode sebelumnya. CEO Enron, Kenneth Lay, menyebutkan
bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik. Ia juga tidak
menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya akuntansi khusus (special accounting
charge/expense) sebesar $1 miliar yang sesungguhnya menyebabkan hasil aktual pada
periode tersebut menjadi rugi $644 juta. Para analis dan reporter kemudian mencari tahu lebih
jauh mengenai beban $1 miliar tersebut, dan ternyata berasal dari transaksi yang dilakukan
oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh CFO Enron.
Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan perusahaan ke
pengadilan dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap bahwa terdapat hutang
perusahaan yang tidak di laporkan senilai lebih dari satu milyar dolar. Dengan pengungkapan
ini nilai investasi dan laba yang di tahan (retained earning) berkurang dalam jumlah yang
sama.
Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk
penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan Enron
(penghambatan terhadap proses peradilan. KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor
enron pada pertengahan juni 2002. Tanggal 14 Maret 2002 departemen kehakiman Amerika
memvonis KAP Andersen bersalah atas tuduhan melakukan penghambatan dalam proses
peradilan karena telah menghancurkan dokumen-dokumen yang sedang di selidiki. KAP
Andersen terus menerima konsekwensi negatif dari kasus Enron berupa kehilangan klien,
pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP yang lain dan pengungkapan yang
meningkat mengenai keterlibatan pegawai KAP Andersen dalam kasus Enron.

3.

Permasalahan Audit
Auditor independen bertanggung jawab memberikan assurance services. Sementara

manajeman, dibantu pengacara, penasihat keuangan, dan konsultan, menyajikan informasi


keuangan, akuntan publik bertugas menilai apakah informasi keuangan itu dapat dipercaya
atau tidak. Laku tidaknya informasi tentang kinerja suatu perusahaan sangat bergantung pada
hasil penilaian akuntan publik itu. Kata publik yang menyertai akuntan menunjukkan
bahwa otoritasnya diberikan oleh publik dan karena itu tanggung jawabnya pun kepada
publik (guarding public interest). Sementara itu, kata wajar tanpa pengecualian, yang

menjadi pendapat akuntan publik, mengandung makna bahwa informasi keuangan yang telah
diauditnya layak dipercaya, tidak mengandung keragu-raguan. Karena itu, dalam
menjalankan audit, akuntan wajib mendeteksi kemungkinan kecurangan dan kekeliruan yang
material.
Penyimpangan (irregularities) dan kecurangan (fraud) akan dianggap sebagai
kelaziman. Kegagalan untuk bersikap obyektif dan independensi sama artinya dengan
hilangnya eksistensi profesi. Membenarkan, bahkan menutupi, perilaku manajemen yang
manipulatif jelas-jelas merupakan pengkhianatan terhadap tugas suci profesi akuntan
publik. Karena itu, sangat wajar jika, dalam kasus Enron, auditor paling dipersalahkan karena
telah gagal melindungi kepentingan publik-sang pemberi otoritas.
Adanya penyesatan informasi. Dalam kasus Enron misalnya, pihak manajemen Enron
maupun Arthur Andersen mengetahui tentang praktek akuntansi dan bisnis yang tidak sehat.
Tetapi demi mempertahankan kepercayaan dari investor dan publik kedua belah pihak
merekayasa laporan keuangan mulai dari tahun 1985 sampai dengan Enron menjadi hancur
berantakan.
Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan publik tidak hanya melakukan
manipulasi laporan keuangan, Andersen juga telah melakukan tindakan yang tidak etis, dalam
kasus Enron adalah dengan menghancurkan dokumen-dokumen penting yang berkaitan
dengan kasus Enron. Arthur Andersen memusnahkan dokumen pada periode sejak kasus
Enron mulai mencuat ke permukaan, sampai dengan munculnya panggilan pengadilan.
Walaupun penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi kasus
ini dianggap melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen hancur. Disini
Andersen telah ingkar dari sikap profesionallisme sebagai akuntan independen dengan
melakukan tindakan menerbitkan laporan audit yang salah dan meyesatkan.

KESIMPULAN
Dari kasus ini Auditor melanggar kode etik Tanggung Jawab Profesi, karena auditor
telah memanipulasi laporan keuangan untuk menunjukkan seolah-olah kinerja perusahaan
baik. Hal ini terjadi akibat keegoisan satu pihak terhadap pihak lain. Hal ini buah dari sebuah
ketidakjujuran, kebohongan atau dari praktik bisnis yang tidak etis yang berakibat hutang dan
sebuah kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak pihak disamping proses
peradilan dan tuntutan hukum

Selain itu Auditor melanggar kode etik sikap profesionalismenya sebagai akuntan
independen, karena menghancurkan dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan kasus
Enron dan menerbitkan laporan audit yang salah dan meyesatkan.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Syukry dan Abdul Halim. 2002. Pengintegrasian Etika dalam Pendidikan dan Riset
Akuntansi
.
Kompak,
STIE
YO.
Sukrisno Agoes. 1996. Penegakkan Kode Etik Akuntan Indonesia. Makalah dalam Konvensi
Nasional Akuntansi III. IAI.

http://id.wikipedia.org/wiki/Etika
http://anastasiamonita.blogspot.com/2012/10/pengertian-etika-menurut-paraahli.html#!/2012/10/pengertian-etika-menurut-para-ahli.html
http://kinantiarin.wordpress.com/etika-profesi-akuntan/
http://enomutzz.wordpress.com/2012/01/27/etika-dalam-auditing/
http://annaluchu.blogspot.com/2012/10/basis-teori-etika.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Egoisme
http://albantantie.blogspot.com/2013/10/kode-etik-profesi-akuntansi.html
http://xsaelicia.blogspot.com/2012/11/etika-dalam-kantor-akuntan-publik.html

QUESTION
1. Menurut kelompok kalian, kasus perusahaan Enron termasuk dalam kasus Lapping atau
Kitting? Dan berikan contoh kasus Lapping dan Kitting?
Jawab :
1. Menurut kelompok kami, kasus perusahaan Enron termasuk dalam kasus Lapping. Karena
Lapping adalah penipuan yang dilakukan dengan tujuan menyamarkan penyalahgunaan dana,
pada umumnya dana yang dibayarkan klien/nasabah perusahaan terkait. Penyamaran
dilakukan dengan menutup kekurangan dana pada account nasabah pertama dengan
menggunakan dana dari nasabah lain yang melakukan pembayaran tepat setelah nasabah
pertama. Sedangkan Kitting adalah tindak penipuan yang dilakukan

dengan tujuan

menyamarkan penyalahgunaan dana, bila pada rekening bank dari satu bagian/devisi dari
kelompok perusahaan yang sama, terjadi penarikan cek pada tanggal jatuh tempo milik
bagian lain dari perusahaan tetapi dicatat dalam buku besar bagian pertama sebgaia
pengeluaran yang terjadi setelah tanggal jatuh tempo.
Contoh Kasus Lapping :
Pada perusahaan Enron terdapat piutang dari pihak A, pihak B, pihak C. Pelunasan dari pihak
A ditunda pencatatannya sampai terjadi pelunasan dari pihak B. Baru kemudian piutang
piutang pihak A dicatat di rekening perusahaan. Begitu seterusnya sampai terbongkar
penipuan tersebut
Contoh Kasus Kitting :
Koorporasi A memiliki 2 anak perusahaan B&C. penarikan cek dilakukan atas rekening C,
tetapi tercatat sebagai pengeluaran di buku besar rekening B. jadi dalam koorporasi A tersebut
perputaran dana seolah-olah seimbang karena kedua anak perusahaan saling menutupi.

Anda mungkin juga menyukai