Anda di halaman 1dari 4

1.

Probablity Sampling
Probability Sampling ialah teknik untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota

populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dengan kata lain cara pengambilan sampel yang
memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Probability sampling
terbagi menjadi beberapa cara yaitu :
a.

Simple Random Sampling ( Sampel Random Sederhana )


Simple random sampling ialah cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan
menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut. Hal ini
dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen (sejenis). Cara pengambilan sampel melalui
beberapa cara yaitu undian, kalkulator, table angka acak, computer. Kelebihan

dari tekhnik ini

yaitu cara pengambilan sampel mudah, dan Kelemahan dari tekhnik ini yaitu Hanya cocok untuk
populasi yang relatif homogeny, sampel mungkin tersebar pada daerah yang luas sehingga biaya
transformasi besar, dan memerlukan sampling frame.
Misal ada pembiayaan pembangunan pendidikan Dasar di Jawa Barat, sampelnya adalah
seluruh SD dan SMP yang ada di Jawa Barat. Terhadap seluruh SD dan SMP itu dilakukan pemilihan
secara random tanpa pengelompokan terlebih dahulu, dengan demikian peluang SD maupun SMP untuk
terpilih sebagai sampel sama.

b.

Sample Random Systematic ( Sampel Random Sistematik )


Metode pengambilan sampel secara sistematis dengan interval (jarak) tertentu antar sampel
yang terpilih. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu
unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang keberapa. Tahapan pemilihan sampel :

Cari sampling frame, beri nomor unit sampel dari 1 sampai N

Tentukan ukuran sampel (n) yang diinginkan

Tentukan interval (K) : K = N/n

Pilih secara acak (gunakan cara undian, kalkulator atau tabel angka acak) bilangan bulat antara 1
sampai K sebagai sampel pertama

Ambil sampel berikutnya dengan interval K tersebut


Contoh : Misalkan ada populasi mahasiswa yang terdiri atas 60 orang (N=60). Akan diambil sampel
sebanyak 10 orang (n-10) secara sistematis. Untuk itu, Jadi, sampel terpilih adalah No. Absensi : 2,
8, 14, 20, 26, 32, 28, 44, 50, 56

c.

Sampel Random Berstrata (Stratified Random Sampling)

Metode pengambilan sampel dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok yang
homogen (disebut strata), dan dari tiap stratum tersebut diambil sampel secara acak.pengambilan
sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata tetapi sebagian ada yang kurang proporsional
pembagiannya. Dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen (tidak sejenis).
Kelebihan :
-

Secara teoritis hasil pendugaan parameter populasi lebih baik/teliti dibanding simple random

sampling, terutama untuk populasi yang kurang homogen.


-

Sampel yang terambil mampu mempresentasikan variasi dalam populasi, karena perbedaan
kelompok diperhatikan.

Dalam pelaksanaannya relatif mudah dibanding acak sederhana.

Kelemahan :
-

Kadangkala sulit (tidak) diperoleh informasi awal sebagai dasar pengelompokan (stratifikasi).

Harus dibuat kerangka sampel yang terpisah dan berbeda untuk setiap stratum (kelompok).
Contoh : Ada suatu manajer yang ingin mengetahui sikap manajer terhadap suatu kebajikan.
Dia menduga bahwa manajer tingkat atas memiliki sikap yang positif terhadap kebajikan perusahaan.
Agar dapat menguji dugaan teresebut maka sampelnya harus terdiri dari manajer tingkat atas,
menengah, dan bawah. Kemudian dari masing-masing strata dipilih manajer dengan teknik simple
random sampling.

d.

Sample Random Berkelompok ( Cluster Sampling )


Pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit, dimana sampling unitnya terdiri dari
satu kelompok (cluster). Tiap item (individu) di dalam kelompok yang terpilih akan diambil sebagai
sampel. Contoh : Misalkan suatu penelitian ingin mengetahui rata-rata pendapatan masyarakat dari
setiap desa di suatu kabupaten. Di kabupaten tersebut terdapat 100 desa, tetapi hanya ingin diambil
50 desa saja. Secara administratif, seluruh desa dapat dikelompokkan ke dalam 15 kecamatan yang
berbeda (dianggap sebagai kelompok/kluster/blok) dengan jumlah desa tiap kecamatan mungkin
berbeda pula. Maka dalam Sample random berkelompok :

Peneliti cukup mengambil dari 15 kecamatan (N = 15) tersebut hanya 5 kecamatan saja (sebagai
kluster sampel), jadi n = 5.

Pada kelima kluster sampel tersebut, dilakukan pengukuran dari seluruh desa sehingga diperoleh
total 50 desa sampel.
Jika digunakan Simple Random Sampling

Peneliti tersebut harus memilih secara acak 50 desa (n = 50) dari total 100 desa (N = 100) di
kabupaten tersebut. Oleh karena itu, harus ada data lengkap dari 100 desa tersebut.

Kurang efisien dalam hal biaya pengumpulan data.

Keuntungan Cluster Sampling

1.

Tidak perlu dibuat kerangka sampling dari seluruh populasi yang diteliti.

2.

Biaya akan lebih murah karena sampel yang terambil pada akhirnya secara fisik akan terletak
berdekatan.

3.

Cocok diterapkan apabila biaya pengukuran semakin meningkat seiring dengan semakin tersebarnya
elemen dalam populasi.

1.

Kelemahan Cluster Sampling


Terdapat kecendrungan adanya kesamaan kondisi diantara dua sampel yang berdekatan. Hal ini
dapat menyebabkan semakin besarnya kesalahan sampling (sampling error).

e.

Sample Random Bertingkat ( Multi Stage Sampling )


Metode pengambilan sampel yang proses pengambilan sampelnya dilakukan dalam dua tahap
(two-stage sampling) atau lebih. Proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat
dua maupun lebih. Contoh : provinsi kabupaten Kecamatan desa Lingkungan KK. Misalnya kita ingin
meneliti Berat badan dan Tinggi badan murid SMA. Sesuai kondisi dan perhitungan, maka jumlah
sampel yang akan diambil 2000. Keuntungan menggunakan cara ini Biaya transportasi relatif
sedikit, namun Kerugianya pada Prosedur estimasi yang sulit, Prosedur pengambilan sampel
memerlukan perencanaan yang lebih cermat.

2.

Non-Probability Sampling
Non-Probability Sampling merupakan teknik pengambilan sampel tidak dipilih secara acak.
Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor
lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. Macam-macam Non-Probability Sampling
sebagai berikut:

a.

Purposive Sampling (Sampel Pertimbangan)


Purposive Sampling merupakan Satuan sampling yang dipilih berdasarkan pertimbangan
tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik yang
dikehendaki. Teknik ini digunakan terutama apabila hanya ada sedikit orang yang mempunyai keahlian
(expertise) di bidang yang sedang diteliti.
Misalnya, peneliti ingin meneliti permasalahan seputar daya tahan mesin tertentu. Maka
sampel ditentukan adalah para teknisi atau ahli mesin yang mengetahui dengan jelas permasalahan
ini. Atau penelitian tentang pola pembinaan olahraga renang. Maka sampel yang diambil adalah
pelatih-pelatih renang yang dianggap memiliki kompetensi di bidang ini. Teknik ini biasanya dilakukan
pada penelitian kualitatif. Kelebihannya unit-unit yang terakhir dipilih dapat dipilih sehingga mereka
mempunyai banyak kemiripan.Kelemahannya Memunculkan keanekaragaman dan bias estimasi
terhadap populasi dan sampel yang dipilihnya.

b.

Accidental Sampling (Sampel tanpa sengaja)

Accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan faktor sponantanitas,


artinya siapa saja yang tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dnegan karakteistik maka
orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel (responden).
Contoh: Seorang ilmu ahli Bahasa Inggris ingin mengetahui sejauh mana pengaruh buku yang
dikarangnya. Cara pengambilan sampel, yaitu: dibatasi jumlah sampelnya misalnya 30 orang, setiap
orang yang datang ke lembaganya (para siswa diberi informasi dan apabila berminat sesuai dengan
kemampuannya dijadikan responden), setelah dipelajari buku selama satu minggu, responden segera
memberi kabar atau saran tentang buku yang dipelajarinya.
Kelebihannya Mudah dan cepat digunakan. Kelemahannya Jumlah sampel mungkin tidak
representative karena tergantung hanya pada anggota sampel yang ada pada saat itu.
c.

Quota Sampling (Sampel Kuota)


Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya disini besar dan
kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu. Misalnya Sampel yang akan di ambil berjumlah 100
orang dengan perincian 50 laki dan 50 perempuan yang berumur 15-40 tahun. Cara ini dipergunakan
kalau

peneliti

mengenal

dilakukan. Kelebihannya

betul

daerah

:Memerlukan

dan

waktu

situasi
yang

daerah

dimana

penelitian

cepat dan Membutuhkan

biaya

akan
yang

murah.Kelemahannya ada unsur convenience sampling.


d.

Saturation Sampling (Sampel Jenuh)


Teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, ini
syaratnya populasi tidak banyak, atau peneliti ingin membuat generalisasi dengan kesalahan sangat
kecil.Kelebihannya

yaitu Memerlukan

waktu

untuk

pengumpulan

data

sampel.

Sedangkan Kelemahannya yaitu Tidak cocok untuk populasi dengan anggotanya yang besar. Misalnya
akan dilakukan penelitian tentang kinerja guru di SMA XXX Jakarta. Karena jumlah guru hanya 35,
maka seluruh guru dijadikan sampel penelitian.
e.

Snowball Sampling (Sampel Bola Salju)


Sampel diambil secara berantai, mulai dari ukuran sampel yang kecil semakin menjadi besar.
Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi hanya tahu satu atau dua
orang berdasarkan penilaian biasa dijadikan sebagai sampel.
Misalnya akan dilakukan penelitian tentang pola peredaran narkoba di wilayah A. Sampel mulamula adalah 5 orang Napi, kemudian terus berkembang pada pihak-pihak lain sehingga sampel atau
responden terus berkembang sampai ditemukannya informasi yang menyeluruh atas permasalahan
yang diteliti. Kelebihannya Bisa digunakan dalam situasi tertentu sedangkan kelemahannya yaitu
perwakilan dari karakteristik langka dapat tidak terlihat di sampel yang sudah dipilih

Anda mungkin juga menyukai