Probablity Sampling
Probability Sampling ialah teknik untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dengan kata lain cara pengambilan sampel yang
memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Probability sampling
terbagi menjadi beberapa cara yaitu :
a.
yaitu cara pengambilan sampel mudah, dan Kelemahan dari tekhnik ini yaitu Hanya cocok untuk
populasi yang relatif homogeny, sampel mungkin tersebar pada daerah yang luas sehingga biaya
transformasi besar, dan memerlukan sampling frame.
Misal ada pembiayaan pembangunan pendidikan Dasar di Jawa Barat, sampelnya adalah
seluruh SD dan SMP yang ada di Jawa Barat. Terhadap seluruh SD dan SMP itu dilakukan pemilihan
secara random tanpa pengelompokan terlebih dahulu, dengan demikian peluang SD maupun SMP untuk
terpilih sebagai sampel sama.
b.
Pilih secara acak (gunakan cara undian, kalkulator atau tabel angka acak) bilangan bulat antara 1
sampai K sebagai sampel pertama
c.
Metode pengambilan sampel dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok yang
homogen (disebut strata), dan dari tiap stratum tersebut diambil sampel secara acak.pengambilan
sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata tetapi sebagian ada yang kurang proporsional
pembagiannya. Dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen (tidak sejenis).
Kelebihan :
-
Secara teoritis hasil pendugaan parameter populasi lebih baik/teliti dibanding simple random
Sampel yang terambil mampu mempresentasikan variasi dalam populasi, karena perbedaan
kelompok diperhatikan.
Kelemahan :
-
Kadangkala sulit (tidak) diperoleh informasi awal sebagai dasar pengelompokan (stratifikasi).
Harus dibuat kerangka sampel yang terpisah dan berbeda untuk setiap stratum (kelompok).
Contoh : Ada suatu manajer yang ingin mengetahui sikap manajer terhadap suatu kebajikan.
Dia menduga bahwa manajer tingkat atas memiliki sikap yang positif terhadap kebajikan perusahaan.
Agar dapat menguji dugaan teresebut maka sampelnya harus terdiri dari manajer tingkat atas,
menengah, dan bawah. Kemudian dari masing-masing strata dipilih manajer dengan teknik simple
random sampling.
d.
Peneliti cukup mengambil dari 15 kecamatan (N = 15) tersebut hanya 5 kecamatan saja (sebagai
kluster sampel), jadi n = 5.
Pada kelima kluster sampel tersebut, dilakukan pengukuran dari seluruh desa sehingga diperoleh
total 50 desa sampel.
Jika digunakan Simple Random Sampling
Peneliti tersebut harus memilih secara acak 50 desa (n = 50) dari total 100 desa (N = 100) di
kabupaten tersebut. Oleh karena itu, harus ada data lengkap dari 100 desa tersebut.
1.
Tidak perlu dibuat kerangka sampling dari seluruh populasi yang diteliti.
2.
Biaya akan lebih murah karena sampel yang terambil pada akhirnya secara fisik akan terletak
berdekatan.
3.
Cocok diterapkan apabila biaya pengukuran semakin meningkat seiring dengan semakin tersebarnya
elemen dalam populasi.
1.
e.
2.
Non-Probability Sampling
Non-Probability Sampling merupakan teknik pengambilan sampel tidak dipilih secara acak.
Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor
lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. Macam-macam Non-Probability Sampling
sebagai berikut:
a.
b.
peneliti
mengenal
dilakukan. Kelebihannya
betul
daerah
:Memerlukan
dan
waktu
situasi
yang
daerah
dimana
penelitian
biaya
akan
yang
yaitu Memerlukan
waktu
untuk
pengumpulan
data
sampel.
Sedangkan Kelemahannya yaitu Tidak cocok untuk populasi dengan anggotanya yang besar. Misalnya
akan dilakukan penelitian tentang kinerja guru di SMA XXX Jakarta. Karena jumlah guru hanya 35,
maka seluruh guru dijadikan sampel penelitian.
e.