Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) dan menyusun laporan PKL ini tepat pada waktunya. Laporan
PKL ini adalah hasil dari praktik kerja lapangan di Pabrik Gula PTPN II Kwala Madu
pada tanggal 29 Februari 2016 s/d 13 April 2016
Pada dasarnya, tujuan dibuatnya laporan PKL ini adalah sebagai salah satu
syarat kelulusan yang harus dipenuhi penulis serta sebagai pertanggungjawaban
kegiatan PKL yang peserta jalani selama kurang lebih 2(bulan) belakangan.
Laporan PKL ini berguna bagi penulis dalam mendeskripsikan proses kerja
selama melaksanakan PKL dan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat
penulis selama perkuliahan. Laporan PKL ini juga berguna bagi Dosen Pembimbing
PKL untuk mengetahui kegiatan mahasiswanya selama pelaksanaan PKL, serta
sebagai salah satu pertimbangan pembimbing dalam memberikan nilai.
Dalam
pelaksanaan
PKL,
penulis
banyak
mendapatkan
pelajaran,
pengalaman, bimbingan, dan pengarahan dari semua pihak yang membantu dalam
setiap kesulitan yang penulis hadapi ketika melakukan tugas PKL, sehingga penulis
memiliki kesiapan dalam memasuki dunia kerja yang sebenarnya.
BAB I
PENDAHULUAN
Pabrik Gula Kwala Madu atau sering disebut orang dengan istilah PGKM
merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan
Nusantara II (PTPN II). Di Sumatera Utara, PT. Perkebunan Negara II merupakan
satu-satunya Badan Usaha Milik Negara di bidang perkebunan yang sampai saat ini
masih memproduksi gula pasir sebagai salah satu komoditinya.
Pabrik Gula Kwala Madu awalnya merupakan salah satu dari unit produksi
PT. Perkebunan IX (PTP IX). Selain Pabrik Gula Kwala Madu, PT. Perkebunan IX
juga memiliki pabrik gula lain yang juga memproduksi gula pasir yaitu Pabrik Gula
Sei Semayang (PGSS) yang terletak di Kabupaten Deli Serdang. Pabrik Gula Sei
Semayang dalam pendiriannya lebih cepat setahun dari Pabrik Gula Kwala Madu.
Oleh sebab itu ketika Pabrik Gula Kwala Madu selesai dibangun pabrik ini
dinamakan Pabrik Gula Sei Semayang II (PGSS II). Namun karena letaknya bukan di
wilayah Kabupaten Deli Serdang melainkan di Kabupaten Langkat dan atas
permintaan dari masyarakat sekitar maka Pabrik Gula Sei Semayang II (PGSS II)
kemudian diubah namanya menjadi Pabrik Gula Kwala Madu.
kabupaten inilah terdapat Pabrik Gula Kwala Madu yang letaknya di Kebun Kwala
Begumit Desa Kwala Madu Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat.
Pabrik Gula Kwala Madu dikelola oleh PT. Perkebunan IX dengan tender
internasional. Di mana 40% adalah dana pemerintah sedangkan sisanya dimiliki oleh
Hitachi Ship Building and Engineering Co. Ltd. yang kemudian berganti nama
menjadi Hitachi Zosen. Namun pada tahun 1996 melalui Peraturan Pemerintah No. 6
s.d. 19 tahun 1996 tentang peleburan 26 Badan Usaha Milik Negara Perkebunan
menjadi 14 Badan Usaha Milik Negara Perkebunan maka PT. Perkebunan IX dan PT.
Perkebunan II dilebur dan digabungkan menjadi satu (merger) dengan nama PT.
Perkebunan Nusantara II. Hal ini menjadi salah satu daya tarik bagi penulis untuk
mengetahui mengapa PT. Perkebunan IX di-merger dengan PT. Perkebunan II yang
tentu saja dilihat dari sisi Pabrik Gula Kwala Madu sebagai salah satu unit
produksinya. Alasan lainnya yaitu apakah Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan
IX mengalami perkembangan sejak didirikan tahun 1984 sampai tahun 1996 atau
justru mengalami kemunduran, dan faktor-faktor lain yang menarik untuk melakukan
penelitian dari sudut pandang kesejarahan terhadap Pabrik Gula Kwala Madu PT.
Perkebunan IX.
Oleh sebab itu, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disebutkan
di atas maka judul skripsi yang penulis susun adalah Pabrik Gula Kwala Madu
(PGKM) PT. Perkebunan IX (19841996). Tahun 1984 dipilih karena pada tahun
inilah pabrik mulai melakukan produksi untuk pertama kalinya. Sementara tahun
1996 dipilih karena pada tahun ini PT. Perkebunan IX dan PT. Perkebunan II
melakukan merger.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
November 1981 dan mulai berlaku tanggal 6 Februari 1982, Pabrik Gula Kwala
Madu harus dapat di selesaikan dalam waktu 24 bulan yaitu tanggal 6 Februari 1984
dan diberi tambahan waktu keterlambatan selama 14 hari. Dan ternyata pada tanggal
20 Januari 1984 Pabrik Gula Kwala Madu sudah dapat diselesaikan, dimana
penyelesaian pabrik kurang dari 24 bulan dari kontrak yang telah ditandatangani.
Dalam beroperasi Pabrik Gula Kwala Madu bekerja selama 24 jam sehari
dalam masa giling selama 7 bulan yang dibagi menjadi 3 shift jam kerja, 1 shift
adalah 8 jam. Kapasitas pabrik 4000 ton tebu sehari (4000 TCD). PT. Perkebunan IX
berubah nama menjadi PTP. Nusantara II pada tahun 1997
Golongan
untuk
pabrik
dengan
kapasitas
800-1200
ton/hari
2.
Golongan
untuk
pabrik
dengan
kapasitas
1200-1800
ton/hari
3.
Golongan
untuk
pabrik
dengan
kapasitas
1800-2700
ton/hari
Selain pabrik gula kwala madu, PTP.Nusantara II juga memiliki pabrik gula
yang lain yaitu Pabrik Gula Sei Semayang dengan kapasitas 4000 ton/hari.
2.2.1. Lokasi Perusahaan
Lokasi Pabrik Gula Kwala Madu berjarak 36 Km dari kota Medan, tepatnya di
Kwala Begumit, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat. Lokasi Pabrik gula Kwala
Madu jauh dari keramaian penduduk dan lokasi bahan baku yaitu perkebunan tebu
yang berada cukup dekat disekitar pabrik, dengan luas areal penanaman tebu seluas
6706,47 Ha dimana areal perkebunan meliputi:
1. Kwala Madu : 1.966,10 Ha
2. Distruk Tb/P3GI : 6,0 Ha
3. Tandem Hilir : 1100,00 Ha
4. Tandem : 96,60 Ha
5. Kwala Binjai : 1684,90 Ha
6. T. Jati : 424,16 Ha
7. Batang Serangan : 85,00 Ha
Di lain sisi pabrik juga mengolah tebu dari hasil tebu rakyat di sekitar pabrik
melalui tebu rakyat intensifikasi seluas 500,25 Ha.
2.2.2. Daerah Pemasaran
PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu memiliki sistem
pemasaran yang dimulai dari proses pemesanan. Pesanan ini diterima oleh pihak
perusahaan melalui bagian pemasaran berdasarkan sistem tender, dimana selanjutnya
menggambarkan
keseluruhan
aktifitas
manajemen
dalam
serta dalam pembagian tugas-tugas dapat didasarkan pula oleh fungsi yang harus
dilakukannya.
Gambar struktur organisasi Pabrik Gula Kwala Madu dapat dilihat pada Gambar 2.1.
= 13 orang
b. Karyawan Pelaksana
= 560 orang
= 160 orang
Jumalh
= 733 orang
Adapun komposisi susunan tenaga kerja di Pabrik Gula Kwala Madu ditunjukkan
pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Susunan Tenaga Kerja PG. Kwala Madu
NO
URAIAN
PIMPINAN
KARYAWA
KARYAWA JUMLAH
(ORANG)
PELAKSAN
TETAP
(ORANG)
TIDAK (ORANG)
(ORANG)
1
Kantor Manager
Manager
TUK/Umum/G.mat
erial
Gudang Hasil
44
52
12
41
54
12
57
64
53
60
58
67
17
17
48
57
40
40
28
28
Dinas Teknik
Kantor
Teknik
Boiler
Mill
Power
House/Listrik
Instrumen
Work Shop
Cane Yard
Keamanan
Dinas
Dinas Pengolahan
Kantor Dinas
Pengolahan
Pemurnian
Penguapan
Masakan
Putaran
Pengarungan
50
59
49
58
24
24
11
34
18
36
154
54
20
25
15
41
13
9
560
6
160
15
733
Laboratorium
Lab. Pabrik
Water Treatment
Instalasi Limbah
Timbangan
TOTAL
3 x(
Karyawan Harian
3 x(
Karyawan
gaji catu
+
)
h ari h ari
x 100
20
gaji catu
+
)
h ari h ari
x 100
173
Hari Biasa
Upah/gaji dibayar oleh perusahaan setiap awal bulan sebesar upah standar,
ditambah upah lembur bila ada, dan pada waktu-waktu tertentu karyawan akan
menerima :
a. Upah perangsang berdasarkan prestasi.
b. Pembagian keuntungan
c. Jaminan untuk hari tua/pensiun
d. Tunjangan hari raya dan tahun baru dan lain-lain.
Untuk mendorong pimpinan dan karyawan agar bekerja lebih giat dan
meningkatkan prestasi kerja, pihak perusahaan memberikan fasilitas-fasilitas
pendukung seperti berikut :
1. Pemberian Cuti
2. Perumahan
3. Perawatan Kesehatan
4. Sarana Pendidikan
5. Sarana Rumah Ibadah
6. Koperasi Karyawan
7. Transportasi
BAB III
AKTIVITAS PRAKTIK KERJA LAPANGAN
6.
7.
8.
9.
Untuk lebih lanjutnya akan dilampirkan pada lampiran Catatan Harian Praktik
Kerja Lapangan Peserta PKL
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Selama kurang lebih 7 (tujuh) minggu praktikan melakukan PKL di Pabrik
Gula PTPN II Kwala Madu, praktikan dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan PKL
sangat berguna, dimana:
1. Kegiatan PKL ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi praktikan.
Dengan adanya PKL ini, praktikan dapat menerapkan pengetahuan yang
dimiliki karena sesuai antara kemampuan yang praktikan miliki di bidang
produksi gula, serta mendapatkan ilmu tambahan yang tidak didapat selama
kegiatan perkuliahan.
2. Praktikan dapat mengetahui secara langsung mengenai apa saja yang harus
dilakukan ketika akan melakukan produksi gula dan perawatan instrumen
pabrik
3. Selama kegiatan PKL ini, praktikan mendapatkan pengetahuan tentang
sistem kerja dan dituntut untuk dapat bersosialisasi dengan pegawai di
lingkungan instansi pemerintah khususnya di Badan Kepegawaian Daerah
Provinsi Kalimantan Barat.
4. Praktikan menyadari kekurangan yang dimiliki selama pelaksanaan
PKL.Praktikan dapat mengetahui hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan
ketika kelak praktikan bekerja di intansi pemerintah.
4.2 Saran
Dari keseluruhan kegiatan mahasiswa peserta kegiatan PKL, mahasiswa dapat
memberi saran bahwa ada baiknya dilakukan peremajaan pada Pabrik Gula PTPN II
Kwala Madu berhubung hanya tinggal pabrik gula ini yang tersisa dan masih aktif di
provinsi Sumatera Utara.