TINJAUAN PUSTAKA
hingga ketinggian 3 meter. Jagung memiliki nama latin Zea mays. Tidak seperti
tanaman biji-bijian lain, tanamn jagung merupakan satu satunya tanaman yang
bunga jantan dan betinanya terpisah (Belfield dan Brown, 2008).
Jagung dapat menghasilkan hasil panen melimpah dengan curah hujan 300
mm perbulan. Jika kurang dari 300 mm perbulan akan mengakibatkan kerusakan
pada tanaman jagung, namun demikian, faktor dari kelembapan tanah juga
berdampak pada berkurangnya hasil panen (Belfield dan Brown, 2008).
Jagung manis (sweet corn) adalah varietas yang secara genetis tinggi akan
gula dan rendah akan zat tepung dan sering dimakan pada saat kondisinya belum
matang. Beberapa varietas jagung telah dikembangbiakkan menjadi berbagai
macam penambahan fase pada pertumbuhan bunga betina, yang sekarang kita
kenal sebagai baby corn. Zat tepung atau starch dari tanaman jagung juga dapat
dibentuk menjadi plastik, bahan perekat, dan berbagai macam produk kimia
lainnya (Malti et al., 2011).
Jagung merupakan sumber thiamin (vitamin B1) yang sangat penting bagi
kesehatan sel otak dan fungsi kognitif sebab thiamin dibutuhkan untuk
membentuk acetylcholine yang berfungsi memaksimalkan komunikasi antar sel
otak dalam proses berpikir dan konsentrasi jika kadar zat ini menurun maka akan
menyebabkan pikun dan penyakit Alzheimer. Jagung juga mengandung asam
pentotenat (vitamin B5) yang berperan dalam proses metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak untuk diubah menjadi energi.
2.1.1. Klasifikasi Tanaman Jagung
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya
diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
4. Bunga
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah
(diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki
struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung,
dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan
tumbuh
di
bagian
puncak
tanaman,
berupa
karangan
bunga
5. Buah
Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun.
Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol
produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Buah Jagung siap
panen Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu
tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan
jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada
bunga betinanya (protandri). (Nuning Argo Subekti, dkk. 2012).
Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung
varietas. Tongkol jagung diselimuti oleh daun kelobot. Tongkol jagung
yang terletak pada bagian atas umumnya lebih dahulu terbentuk dan lebih
besar dibanding yang terletak pada bagian bawah. Setiap tongkol terdiri
atas 10-16 baris biji yang jumlahnya selalu genap. Biji jagung disebut
kariopsis, dinding ovari atau perikarp menyatu dengan kulit biji atau testa,
membentuk dinding buah. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama, yaitu
(a) pericarp, berupa lapisan luar yang tipis, berfungsi mencegah embrio
dari organisme pengganggu dan kehilangan air; (b) endosperm, sebagai
cadangan makanan, mencapai 75% dari bobot biji yang mengandung 90%
pati dan 10% protein, mineral, minyak, dan lainnya; dan (c) embrio
(lembaga), sebagai miniatur tanaman yang terdiri atas plamule, akar
radikal, scutelum, dan koleoptil (Hardman and Gunsolus 1998).
2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Jagung
a. Iklim
Tanaman jagung berasal dari daerah tropis dan dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan di luar daerah tersebut. Jagung tidak menuntut
persyaratan lingkungan yang terlalu ketat. Jagung dapat tumbuh di daerah
yang terletak antara 500 LU-400 LS.
Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah
sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800
m dpl. Daerah dengan ketinggian optimum antara 0 - 600 m dpl
merupakan ketinggian yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung. Suhu
yang dikehendaki tanaman jagung untuk pertumbuhan terbaiknya antara
27-32 0 C (Warisno, 1998). Pertumbuhan tanaman jagung sangat
membutuhkan sinar matahari. Intensitas sinar matahari sangat penting bagi
tanaman, terutama dalam masa pertumbuhan. Sebaiknya tanaman jagung
mendapatkan sinar matahari langsung, dengan demikian, hasil yang akan
diperoleh
akan
maksimal.
Tanaman
jagung
yang
ternaungi,
air yang cukup banyak, terutama pada saat pertumbuhan awal, saat
berbunga dan saat pengisian biji. Pertumbuhan tanaman memerlukan
curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan selama masa pertumbuhan.
b. Tanah
Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain Andosol
(berasal dari gunung berapi), Latosol dan Grumosol. Tanah bertekstur
lempung atau liat berdebu (Latosol) merupakan jenis tanah terbaik untuk
pertumbuhan tanaman jagung. Tanaman jagung akan tumbuh dengan baik
pada tanah yang subur, gembur dan kaya humus. Keasaman tanah erat
hubungannya dengan ketersediaan unsur hara tanaman. Keasaman tanah
yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung antara 5,6-7,5. Pada tanah
yang memiliki pH kurang dari 5,5, tanaman jagung tidak bisa tumbuh
maksimal karena keracunan ion aluminium (Widyastuti.2002).
Kesuburan tanah banyak dihubungkan orang dengan keadaan
lapisan olahnya (top soil). Pada lapisan ini, biasanya sistem perakaran
tanaman berkembang dengan baik, untuk itu, pengolahan tanah sebelum
penanaman dan pengolahan tanah pada waktu pemeliharaan tanaman
memegang peran penting bagi suburnya tanaman. Pada pengolahan tanah,
perbandingan kandungan zat padat, cair dan udara di dalam lapisan olah
menjadikan tanah gembur dan menguntungkan bagi pertumbuhan akar
tanaman.
c. Sistem Jarak Tanam
Tajuk tanaman, perakaran serta kondisi tanah menentukan jarak
antar tanaman, hal ini berkaitan dengan penyerapan sinar matahari dan
penyerapan unsur hara oleh tanaman, sehingga akan mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi tanaman. Pada umumnya, produksi yang tinggi
per satuan luas akan dicapai dengan populasi yang tinggi, akan tetapi,
penampilan masing-masing tanaman secara individu menurun karena
persaingan terhadap cahaya dan faktorfaktor tumbuh lainnya (Putu, 2000).
Jumlah populasi tanaman per hektar merupakan faktor penting
untuk mendapatkan hasil maksimal. Produksi maksimal dicapai bila
menggunakan jarak tanam yang sesuai. Semakin tinggi tingkat kerapatan
suatu pertanaman mengakibatkan semakin tinggi tingkat persaingan antar
tanaman dalam hal mendapatkan unsur hara dan cahaya. Liu (2004)
a. Nitrogen (N)
Gejala kekurangan nitrogen ditandai dengan warna daun berubah menjadi
hijau muda kemudian menjadi kuning sempurna, jaringan daun mati dan
mengering berwarna merah kecoklatan. Pembentukan buah tidak sempurna, kecilkecil, kekuningan, dan masak sebelum waktunya.
Cara penanganan kekurangan unsur nitrogen adalah dengan menambahkan
pupuk kimia berupa urea (N=46%), ZA (N=21%), KNO3, NPK serta pupuk daun
kandungan N tinggi.
b. Fosfor (P)
Gejala kekurangan fosfor ditandai dengan warna bagian bawah daun
terutama tulang daun merah keunguan, daun melengkung, dan terpelintir
(distorsi). Tepi daun, cabang dan batang juga berwarna ungu. Kekurangan unsur
ini menyebabkan terhambatnya sistem perakaran dan pembuahan.
Cara penanganan kekurangan unsur fosfor adalah dengan menambahkan
pupuk kimia SP36 (P=36%), NPK, MKP serta pupuk daun kandungan P tinggi.
c. Kalium (K)
Gejala kekurangan kalium ditandai dengan mengerutnya daun terutama
daun tua meski tidak merata, tepi dan ujung daun menguning yang kemudian
menjadi bercak coklat. Bercak daun ini akhirnya gugur, sehingga daun tampak
bergerigi dan akhirnya mati. Buah yang terbentuk tidak sempurna, kecil, kualitas
jelek dan tidak tahan simpan.
Cara penanganan kekurangan unsur kalium adalah dengan menambahkan
pupuk kimia KCl (K=52%), NPK, MKP, serta pupuk daun kandungan K tinggi.
d. Sulfur (S)
dengan
kondisi
lingkungan
yang
hangat,
lembap,
bantuan
mikroba
lainnya.
Namun
proses
pengomposan yang terjadi secara alami berlangsung lama dan lambat. Untuk
mempercepat proses pengomposan ini telah banyak dikembangkan teknologiteknologi pengomposan. Baik pengomposan dengan teknologi sederhana, sedang,
maupun teknologi tinggi. Pada prinsipnya pengembangan teknologi pengomposan
didasarkan pada proses penguraian bahan organik yang terjadi secara alami.
Proses penguraian dioptimalkan sedemikian rupa sehingga pengomposan dapat
berjalan dengan lebih cepat dan efisien. Teknologi pengomposan saat ini menjadi
sangat penting artinya terutama untuk mengatasi permasalahan limbah organik,
seperti
untuk
mengatasi
masalah
sampah
di
kota-kota
besar, limbah
pengomposan
sampah
sangat
beragam,
baik
mendapatkan
kompos
(vermicompost).
Setiap
tanaman menjadi lebih tinggi. Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah
dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan kembali
tanah pertanian, menggemburkan kembali tanah petamanan, sebagai bahan
penutup sampah di TPA, eklamasi pantai pasca penambangan, dan sebagai media
tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan
bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk
mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat
bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini
membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah. Aktivitas mikroba
tanah juga d iketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit.
Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik
kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, seperti
menjadikan hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih
enak.
Peran
bahan
organik
terhadap
sifat
fisik
tanah
di
antaranya
peningkatan
disediakan pupuk
NPK,
tanah
namun
lebih
tinggi
pertumbuhan bibit Salam (Eugenia polyantha Wight) pada media tanam subsoil.
Indikatornya terdapat pada diameter batang, dan sebagainya. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa penambahanpupuk anorganik tidak memberikan efek apapun
pada pertumbuhan bibit, mengingat media tanam subsoil merupakan media tanam
dengan pH yang rendah sehingga penyerapan hara tidak optimal. Pemberian
kompos akan menambah bahan organik tanah sehingga meningkatkan kapasitas
tukar kation tanah dan memengaruhi serapan hara oleh tanah, walau tanah dalam
keadaan masam.
2.5. Pupuk NPK
Pupuk NPK adalah pupuk buatan yang berbentuk cair atau padat yang
mengandung unsur hara utama nitrogen, fosfor, dan kalium. Pupuk NPK
merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang paling umum digunakan.
( Abdurohim, Oim. 2008)
Pupuk NPK mempunyai berbagai bentuk. Yang paling khas adalah pupuk
padat yang berbentuk granul atau bubuk. Ada juga pupuk NPK yang berbentuk
cair, beberapa keuntungan dari pupuk cair adalah efek langsung dan jangkauannya
yang luas.
Ketiga unsur dalam pupuk NPK membantu pertumbuhan tanaman dalam
tiga cara. Penjelasan singkatnya adalah sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
P.
R.
(ed). Improvig
Soil
Fertility
Through
Organic