Anda di halaman 1dari 18

Merancang Perjanjian

( contract drafting )

Lukman Santoso, MH

Prinsip-Prinsip dalam penyusunan


kontrak
Didalam mempersiapkan kontrak, ada dua prinsip
hukum yang harus diperhatikan yaitu:
1. beginselen der contractsvrijheid (Party
outonomy)
2. pacta sunt servanda.
Party autonomy dimana para pihak bebas untuk
memperjanjikan apa yang mereka inginkan,
dengan syarat tidak bertentangan dengan UU,
Ketertiban Umum dan Kesusilaan.

Pra Penyusunan Kontrak


Written agreements should be
specific : WHO,WHAT,WHEN and HOW
Sebelum kontrak disusun ada empat
hal yang harus diperhatikan oleh para
pihak yaitu :
1. Identifikasi para pihak
2. Penelitian awal aspek terkait
3. Pembuatan MoU
4. Negosiasi

1. Para pihak dalam kontrak harus teridentifikasi secara


jelas, perlu diperhatikan perUU yang berkaitan
terutama tentang kewenangannya sebagai pihak
dalam kontrak ybs dan apa yang menjadi dasar
kewenangannya itu untuk misalnya badan hukum
melihat pada AD.
2. Pada dasarnya Pihak-pihak berharap bahwa kontrak
yang ditandatangani dapat menampung semua
keinginannya, sehingga perlu perincian secara jelas.
3. MoU sebenarnya tidak di kenal dalam hukum
konvensional Indonesia tetapi dalam praktek sering
terjadi. MoU dianggap sebagai kontrak yang
sederhana serta dianggap sebagai pembuka suatu
kesepakatan. Ciri-ciri MoU yaitu:
a. isinya singkat berupa hal pokok
b. merupakan pendahuluan yg akan diikuti
kontrak terperinci
c. jangka waktu terbatas
d. biasanya tidak dibuat secara formal serta tidak
ada
kewajiban yang memaksa untuk adanya

NEGOSIASI
a. Pengertian negosiasi
Negosiasi merupakan sarana bagi para pihak untuk
mengadakan komunikasi dua arah yang dirancang
untuk mencapai kesepakatan sebagai akibat adanya
perbedaan pandangan terhadap sesuatu hal dan
dilatarbelakangi oleh kesamaan/ketidak samaan
kepentingan diantara mereka.
b. Jenis-jenis Negosiasi
Ada dua corak negosiasi yaitu:
Position
bargainer
(lunak)
Banyak
dilakukan
dilingkungan keluarga, kawan dll
Hard position bargainer (keras) sangat mungkin
menemui deadlock akibat adanya tekanan/ancaman
Maka yg paling efektif adalah perpaduan keduanya
yaitu principled negosiation/interest based negotiation
yang menganut pola win-win yaitu keras dalam
permasalahan tetapi lunak terhadap orang (hard on
the merits, soft on the people)
Pilihan akan mudah diterima bila dilandasi adanya
criteria obyektif seperti scientific judgement, PerUU,

TAHAP PENYUSUNAN
Penyusunan kontrak itu perlu ketelitian dan kejelian
dari para pihak maupun para notaris. Karena apabila
keliru
akan
menimbulkan
persoalan
dalam
pelaksanaannya.
Ada lima tahap dalam penyusunan
kontrak di
Indonesia yaitu:
1. Pembuatan draft pertama yg meliputi:
a. Judul kontrak
dalam kontrak harus diperhatikan kesesuaian isi
dengan judul serta ketentuan hukum yg
mengaturnya .
b. Pembukaan
biasanya berisi tanggal pembuatan kontrak
c. Pihak-pihak dalam kontrak
perlu diperhatikan jika pihak tersebut orang
pribadi
serta badan hukum

d. Recital
penjelasan resmi/latar belakang
terjadinya suatu
kontrak
e. Isi kontrak
bagian yg merupakan inti kontrak. Yang
membuat apa yang di kehendaki, hak
dan
kewajiban termasuk penyelesaian
sengketa.
f. Penutup
Membuat tata cara pengesahan suatu
kontrak.
2. Saling tukar draft kontrak
3. Jika perlu diadakan revisi
4. Dilakukan penyelesaian akhir
5. Penutup dengan penandatanganan
kontrak
oleh para pihak.

STRUKTUR DAN ANATOMI KONTRAK


Dalam membuat suatu akta kita perlu merancang
suatu format seperti menggambar anatomi tubuh
manusia dimulai dari kepala, badan dan tangan
sampai ke kaki.
ANATOMI AKTA/KONTRAK
1. JUDUL (HEADING)
2. PEMBUKAAN (OPENING)
3. KOMPARISI
PARA PIHAK (PARTIES)
4. PREMISE (RECITALS)
DASAR/PERTIMBANGAN
5. ISI PERJANJIAN
KETENTUAN DAN PERSYARATAN (Terms and Conditions )
6. PENUTUP (CLOSURE)
TESTIMONIUM CLAUSE
7. TANDATANGAN (ATTESTATION)
=SAKSI-SAKSI (WITNESSES)
=LAMPIRAN (ATTACHMENTS/EXHIBITS)

JUDUL (HEADING) atau NAMA PERJANJIAN


Judul suatu akta biasanya diberi nama
sesuai dengan isinya misalnya Perjanjian
Sewa Menyewa; Perjanjian Jual Beli ;
Contoh :
Judul = SEWA MENYEWA RUMAH/JUAL BELI
RUMAH

Pembukaan :
=====Pada hari ini, Selasa tanggal 1
Desember 2015 di Ponorogo, yg bertanda

Komparisi :
1. Tuan X, swasta bertempat tinggal di
Ponorogo,Jalan
Gajah
Mada
no.21,selanjutnya disebut sebagai Pihak
pertama atau yang menyewakan
2. Tuan Y, swasta bertempat tinggal di
Ponorogo, jalan Penatih no.12, selanjutnya
disebut sebagai Pihak Kedua atau Penyewa
Premisse : (Recitals)
Para pihak terlebih dahulu menerangkan
sebagai berikut :
- Bahwa Pihak Pertama adalah pemilik
tanah beserta rumah dialamat jalan Gajah
Mada No.21,berdasarkan
Sertifikat Hak
Milik nomor :
- Bahwa
Pihak
Pertama
hendak
menyewakan rumah
tersebut kepada

Isi Perjanjian :
Pada
bagian
inilah
para
pihak
mencantumkan segala hal atau pokok-pokok
yang dianggap perlu yang merupakan
kehendak
para
pihak
sebagai
suatu
pernyataan tertulis yang sah.
Isi perjanjian dapat dipilah menjadi 3 bagian
yaitu:
1. Unsur Esensialia (Essential Elements)
2. Unsur Naturalia (Natural Elements)
3. Unsur
Aksidentalia (Accidental
Elements)
Ad. 1 Tanpa elemen tersebut suatu
perjanjian atau kontrak tidak akan pernah
ada
(jadi
harus
dicantumkan
dalam
perjanjian kalau tidak maka tidak sah)

Contoh :

Pasal 1
MACAM BARANG DAN HARGA
1. Pihak Kedua mengikatkan diri untuk menjual
dan akan menyerahkan barangnya kepada Pihak
Pertama yang dengan ini mengikatkan diri untuk
membeli dan menerima penyerahan atas barangbarang yang jumlah dan macamnya adalah
sebagai berikut :
Pasal 2
HARGA DAN CARA PEMBAYARAN
2. Harga penjualan dan pemberian barangbarang tersebut telah ditetapkan dan di setujui
oleh kedua belah pihak sebesar Rp(
)
Dan harga tersebut sudah termasuk pemasangan
instalasi sampai tuntas.

Dan seterusnya

Ad 2 unsur-unsur atau hal ini biasanya dijumpai


dalam perjanjian-perjanjian tertentu, dianggap
ada, kecuali dinyatakan sebaliknya.
Naturalia adalah ketentuan hukum umum, suatu
syarat yang biasanya dicantumkan dalam
perjanjian.
Namun
tanpa
pencantuman
syarat
yang
dimaksud itupun, suatu perjanjian tetap sah dan
tidak mengakibatkan suatu perjanjian menjadi
tidak mengikat.
Apabila syarat yang biasanya dicantumkan
ternyata tidak dimuat maka peran UU akan tampil
mengisi kekosongan tersebut sesuai dengan sifat
hukum perjanjian yang accessoir/optional law.
Misalnya dalam suatu perjanjian jual beli tidak
diatur mengenai siapa yang berkewajiban
membayar biaya balik nama? Maka katentuan UU
yang berlaku bahwa biaya-biaya akte jual beli
dan biaya tambahan lain di pikul oleh si pembeli,
kecuali jika tidak diperjanjikan sebaliknya (pasal
1466 KUH Perdata)

Ad 3 yaitu mengenai hal utama yang


dinyatakan dalam perjanjian yang disetujui oleh
para pihak. Kata accidental artinya bisa ada
atau diatur, bisa juga tidak ada tergantung
pada keinginan para pihak apakah memang
merasa perlu untuk memuat, ataukah tidak ?
Aksidentalia adalah suatu syarat yang tidak
harus ada tetapi dicantumkan juga oleh para
pihak untuk keperluan tertentu dengan maksud
khusus sebagai suatu kepastian.
Misalnya dalam perjanjian sewa menyewa,
secara khusus diperjanjikan bahwa apabila
dikemudian hari perjanjian sewa menyewa
berakhir, maka si penyewa diwajibkan untuk
menyerahkan semua kwitansi pembayaran
yang pernah dilakukan oleh penyewa kepada
yang menyewakan, misalnya kwitansi listrik,
air, pajak bumi dan bangunan (PBB) dsb.

KLAUSULA (Clause)

Ada hal penting lain yang harus


mendapat tempat dalam perjanjian yaitu
mengenai
berbagai
klausula
yang
acapkali muncul dan dimasukkan dalam
merumuskan isi perjanjian, sekaligus
merupakan
bagian
yang
patut
memperoleh perhatian kita.
Klausula yang dimaksud hampir selalu
tercantum pada perjanjian yang sifatnya
lintas batas (across border contract)
misalnya:
Arbitrase, Force Majeure, Choice of law /
Applicable Law, Waiver (pelepasan hak),
Domicile dan Jurisdiction dll

PENUTUP / Testimonium Clause


(Closure)
Setiap perjanjian tertulis selalu
ditutup dengan kata atau kalimat
yang menyatakan bahwa perjanjian
itu dibuat dalam jumlah atau
rangkap yang di perlukan dan
bermaterai
cukup
dan
ditandatangani oleh para pihak atau
yang mewakili dan bertindak untuk
dan atas nama serta saksi-saksi.

TANDA TANGAN (Attestation)


Tanda tangan para pihak atau yang
mewakili,dan tanda tangan Saksisaksi. Apabila yang menjadi pihak
dalam perjanjian adalah bukan
perorangan melainkan badan hukum
maka dibawah tanda tangan juga
disebutkan nama dan jabatannya
dilengkapi cap perusahaan disebelah
tanda tangan.

LAMPIRAN
Dalam surat perjanjian tidak jarang
dan biasa disertai dengan lampiran,
apabila terdapat hal-hal yang perlu
disertakan
atau
dilekatkan
pada
perjanjian induk, misalnya seperti
Surat Kuasa, Perincian Harga atau
Macam-macam
barang
dengan
Typenya, pelaksanaan pekerjaan
atau jenis-jenisnya, denah tanah,
bentuk laporan, gambar-gambar
atau schema dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai