Anda di halaman 1dari 3

KONSEP KELUARGA dalam lingkup Keperawatan Komunitas

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau
suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya, (UU No. 10 tahun 1992
tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera).
I.
TIPE KELUARGA
Secara garis besar, keluarga dibagi atas 2 (dua) bagian;
A. KELUARGA TRADISIONAL
1. Keluarga Inti (Nuclear Family)
Keluarga yang tebentuk karena adanya ikatan pernikahan dan hanya terdiri
dari Ayah-Ibu-Anak.
2. Keluarga besar (Extended Family)
Keluarga yang terbentuk karena adanya ikatan pernikahan atau ikatan darah
yang terdiri dari Kakek-Nenek-Paman-Bibi-Ayah-Ibu-Anak-CucuKemanakan.
B. KELUARGA NON-TRADISIONAL
1. Keluarga Bentukan Kembali (Dyad Family)
Keluarga yang baru yang terbentuk dari 2 keluarga yang sebelumnya
mengalami perceraian/perpisahan.
2. Orang Tua Tunggal (Single Parent)
Keluarga yang terdiri dari hanya 1 orangtua bersama anaknya,baik itu AyahAnak maupun Ibu-Anak.
3. Keluarga Tanpa Pernikahan
Keluarga yang terbentuk tanpa adanya ikatan pernikahan.
4. Keluarga Hidup Bersama
Keluarga yang terbentuk karena ada/tidaknya ikatanh darah yang tinggal
bersama dalam satu atap.
5. Keluarga Sejenis
Keluarga yang terdiri dari pasangan sejenis, baik itu Wanita-wanita (Lesbi)
maupun Pria-Pria (Homoseksual).
II.

STRUKTUR KELUARGA
Dalam keluarga terdapat struktur seperti dibawah ini;
a. Patriliner
Keluarga yang berada pada jalur garis ayah. Dimana seorang wanita (ibu) memiliki
lebih dari 1 suami (polianri) yang tinggal dalam 1 rumah.
b. Matrilinear
Keluarga yang berada pada jalur garis ibu. Dimana seorang pria (ayah) memiliki lebih
dari 1 istri (poligami) yang tinggal dalam 1 rumah.
c. Matrilokal
Keluarga yang didalamnya juga terdapat saudara dari pihak isteri yang tinggal dalam 1
rumah.
d. Patrilokal
Keluarga yang didalamnya juga terdapat saudara dari pihak suami yang tinggal dalam
1 rumah.

e. Keluarga Kawinan
Keluarga yang terbentuk dari pernikahan antar keluarga atau pernikahan yang tidak
melewati silsilah atau garis keturunan dari keluarganya sendiri.
A. PEMEGANG KEKUASAAN DALAM KELUARGA
1. Patriakal (Ayah)
Keputusan berada pada ayah sebagai kepala keluarga. keputusan seperti ini
merupakan keputusan yang dominan digunakan dalam pengambilan
keputusan keluarga di Indonesia.
2. Matriakal (Ibu)
Keputusan berada pada Ibu. Biasanya cara pengambilan keputusan seperti ini
diterapkan pada keluarga dengan latar belakang Ibu (isteri) memiliki garis
keturunan bangsawan/raja.
3. Equalitarian (Ayah dan Ibu)
Pengambilan keputusan bersama antara ayah dan Ibu yang sebelumnya telah
dibicarakan bersama.
B. CIRI-CIRI STRUKTUR KELUARGA (Anderson Carter)
1. Terorganisir
2. Ada Keterbatasan
3. Ada Perbedaan dan Kekhususan
III.

IV.

TUGAS KESEHATAN KELUARGA


Dalam penjaminan kesehatan keluarga, keluarga memiliki 5 tugas kesehatan keluarga yang
menjadi tanggung jawab seluruh anggota keluarga khusunya Ayah dan Ibu.
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
b. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga
c. Melakukan tindakan keperawatan kesehatan pada anggota keluarga yang sakit.
d. Melakukan modifikasi lingkungan menuju lingkungan sehat.
e. Memanfaatkan sumber daya atau sarana kesehatan yang ada.
TAHAPAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
A. KELUARGA PRA-SEJAHTERA
Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal, yaitu kebutuhan
pengajaran agama, pangan, sandang, papan, dan kesehatan.
B. KELUARGA SEJAHTERA TAHAP I (KS I)
Indikator :
Melaksanankan ibadah menurut agama masing-masing.
Makan dua kali sehari atau lebih.
Pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan.
Lantai rumah bukan dari tanah
Dapat memanfaatkan sarana kesehatan yang ada.
C. KELUARGA SEJAHTERA TAHAP II (KS II)
Indikator :
Seluruh Indikator KS I
Anggota keluarga melaksanankan ibadah secara teratur.
Makan daging/ikan/telur sebagai lauk-pauk minimal sekali seminggu.

Memperoleh pakaian baru minimal setahu sekali.


Anggota keluarga sehat dalam tiga bulan terakhir.
Keluarga berusia minimal 15 tahun dapat memiliki penghasilan sendiri.
Bisa baca-tulis bagi anggota keluarga berusia 10 tahun keatas.
Anak usia sekolah bersekolah.
Anak hidup 2 atau lebih, keluarga masih PUS, saat ini memakai kontrasepsi.
D. KELUARGA SEJAHTERA TAHAP III (KS III)
Indikator :
Seluruh Indikator KS II
Keluarga berupaya menambah pengetahuan agama.
Memiliki tabungan.
Makan bersama minimal sehari sekali.
Ikut serta dalam kegiatan masyarakat.
Rekreasi bersama minmal 6 bulan sekali.
Menggunakan media untuk menerima berita.
Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi.
E. KELUARGA SEJAHTERA TAHAP III PLUS (KS III PLUS)
Indikator :
Indikator KS III
Memberikan sumbangan secara teratur dan suka rela dalam bentuk material
kepada masyarakat.
Aktif sebagai pengurus yayasan/panti.
V.

VI.

TAHAP PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KELUARGA


A. KELUARGA SEBAGAI KONTEKS
Keluarga yang didalamnya terdapat 1 anggota keluarga yang memiliki
gangguan/masalah kesehatan dan gangguan/masalah kesehatan tersebut didapatkan
dari keluarga.
B. KELUARGA SEBAGAI KUMPULAN DARI SEJUMLAH INDIVIDU
ANGGOTA KELUARGA
Keluarga yang didalamnya terdapat beberapa orang yang mengalami masalah
kesehatan namun masalah kesehatan tersebut tidak saling berhubungan.
C. KELUARGA SEBAGAI KLIEN
Keluarga yang didalamnya terdapat beberapa orang yang mengalami masalah
kesehatan yang saling berhubungan.
TUJUAN KEPERAWATAN KELUARGA
Tujuan dari keperawatan keluarga adalah meningkatkan status kesehatan keluarga dan
meningkatkan kemampuan keluarga untuk melaksanankan 5 tugas kesehatan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai