Anda di halaman 1dari 6

Nama

: Richard Tumentalong

Stambuk : A 221 13 004


KELAS : A
1. Penilaian Acuan Patokan (PAP / Criterion Referenced Evaluation)
Penilaian acuan patokan (PAP) biasanya disebut juga criterion evaluation merupakan
pengukuran yang menggunakan acuan yang berbeda. Dalam pengukuran ini siswa
dikomperasikan dengan kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dalam tujuan
instruksional, bukan dengan penampilan siswa yang lain. Keberhasilan dalam
prosedur acuan patokan tegantung pada penguasaaan materi atas kriteria yang telah
dijabarkan dalam item-item pertanyaan guna mendukung tujuan instruksional .
Dengan PAP setiap individu dapat diketahui apa yang telah dan belum dikuasainya.
Bimbingan individual untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran dapat dirancang, demikian pula untuk memantapkan apa yang telah
dikuasainya dapat dikembangkan. Guru dan setiap peserta didik (siswa) mendapat
manfaat dari adanya PAP.
Melalui PAP berkembang upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
melaksanakan tes awal (pre test) dan tes akhir (post test). Perbedaan hasil tes akhir
dengan test awal merupakan petunjuk tentang kualitas proses pembelajaran.
Pelaksanaan PAP tidak memerlukan perhitungan statistik melainkan hanya tingkat
penguasaan kompetensi minimal.
Karakteristik PAP:
1.

Dapat meningkatkan kualitas pengajaran

2.

Tepat untuk penilaian sumatif

3.

kemungkinan terjadi tidak ada siswa yang lulus

4.

tidak perlu menghitung rata-rata


Kelebihan penilaian PAP:

1.

Dapat membantu guru merancang program remidi

2.

Tidak membutuhkan perhitungan statistic yang rumit

3.

Dapat mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran

4.

Nilainya bersifat tetap selama standar yang digunakan sama.

5. Hasil penilaian dapat digunakan untuk umpan balik atau untuk mengetahui
apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai atau belum.
6.

Banyak digunakan untuk kelas dengan materi pembelajaran berupa konsep.

7.

Mudah menilai karena ada patokan

Contoh misalnya: untuk dapat diterima sebagai calon tenaga pengajar di perguruan
tinggi adalah IP minimal 3,00 dan setiap calon harus lulus tes potensi akademik yang
diadakan oleh lembaga yang bersangkutan. Berdasarkan kriteria di atas siapapun
calon yang tidak memenuhi persyaratan di atas maka dinyatakan gagal dalam tes atau
tidak diterima sebagai calon tenaga pengajar. Seperti uraian di atas tingkat
kemampuan atau kelulusan seseorang ditentukan oleh tercapai tidaknya kriteria.
Misalnya seseorang dikatakan telah menguasai satu pokok bahasan / kompetensi
bilamana ia telah menjawab dengan benar 75% dari butir soal dalam pokok bahasan /
kompetensi tersebut. Jawaban yang benar 75% atau lebih dinyatakan lulus, sedang
jawaban yang kurang dari 75% dinyatakan belum berhasil dan harus mengulang
kembali. Muncul pertanyaan bahwa apakah siswa yang dapat menjawab benar 75%
ke atas juga akan memperoleh nilai yang sama? Hal ini tergantung pada sistem
penilaian yang digunakan. Jika hanya menggunakan kriteria lulus dan tidak lulus,
berarti siswa yang menjawab benar 75% ke atas adalah lulus, demikian juga
sebaliknya siswa yang menjawab benar kurang dari 75% tidak lulus. Apabila sistem
penilaian yang digunakan menggunakan model A, B, C, D atau standar yang lain,
kriteria ditetapkan berdasarkan rentangan skor atau skala interval. Perlu dijelaskan
bahwa kriteria atau patokan yang digunakan dalam PAP bersifat mutlak.
Contoh PAP
Misalkan persentase minimalnya adalah 60 %. Berarti kalau jumlah soal seluruhnya
100 item, maka siswa harus mencapai minimal 60 item yang benar, sedangkan siswa
yang mencapai di bawah 60 dinyatakan dengan nilai E (Gagal). Nilai-nilai A, B, C, D
ditentukan sesuai dengan prestasi yang dicapai oleh masing-masing siswa, sebagai
berikut:

Untuk Skor Maksimum Ideal (SMI) = 60,


91% - 100%

=A

54,6 - 60 = A

81% - 90%

=B

48,6 - 54 = B

71% - 80%

=C

42,6 - 48 = C

60% - 70%

=D

36,6 - 42 = D

< 60% = E

< 36 = E

Jadi, untuk nilai hasil ujian siswa tinggal dilihat atau dicocokkan dengan criteria tadi
yang telah ditetapkan.
2. Penilaian Acuan Norma (PAN / Norm Referenced Evalution)
Penilaian acuan norma (PAN) merupakan pendekatan klasik, karena tampilan
pencapaian hasil belajar siswa pada suatu tes dibandingkan dengan penampilan siswa
lain yang mengikuti tes yang sama. Pengukuran ini digunakan sebagai metode
pengukuran yang menggunakan prinsip belajar kompetitif. Menurut prinsip
pengukuran norma, tes baku pencapaian diadministrasi dan penampilan baku
normative dikalkulasi untuk kelompok-kelompok pengambil tes yang bervariasi. Skor
yang dihasilkan siswa dalam tes yang sama dibandingkan dengan hasil populasi atau
hasil keseluruhan yang telah dibakukan. Guru kelas kemudian mengikuti asas yang
sama, mengukur pencapaian hasil belajar siswa, dengan tepat membandingkan
terhadap siswa lain dalam tes yang sama. Seperti evaluasi empiris, guru melakukan
pengukuran, mengadministrasi tes, menghitung skor, merangking skor, dari tes yang
tertinggi sampai yang terendah, menentukan skor rerata menentukan simpang baku
dan variannya .
PAN menggunakan prinsip-prinsip yang berlaku pada kurva normal. Hasil-hasil
perhitungannya dipakai sebagai acuan penilaian dan memiliki sifat relatif sesuai
dengan naik turunnya nilai rata-rata dan simpangan baku yang dihasilkan pada saat
itu.Penggunaan sistem PAN membiarkan siswa berkembang seperti apa adanya.
Namun demikian guru tetap merumuskan Tujuan Khusus Pembelajaran (TKP) sesuai
dengan tuntutan kompetensi, akan tetapi pada saat pemberian skor yang diperoleh
siswa maka TKP tidak dipergunakan sebagai pedoman.

Batas kelulusan tidak ditentukan oleh penguasaan minimal siswa terhadap


kompetensi yang ditetapkan dalam TKP, melainkan didasarkan pada nilai rata-rata
dan simpangan baku yang dihasilkan kelompoknya. Dengan demikian kelemahan
sistem PAN dapat terlihat jelas bahwa tes apapun, dalam kelompok apapun, dengan
kadar prestasi yang bagaimanapun pemberian nilai dengan model pendekan PAN
selalu dapat dilakukan. Oleh karena itu penggunaan model pendekatan ini dapat
dilakukan denga baik apabila memenuhi syarat antara lain: a). skor nilai terpencar
atau dapat dianggap terpencar sesuai dengan pencaran kurva normal; b). jumlah yang
dinilai minimal 50 orang atau lebih dari 100 orang dalam arti sampel yang digunakan
besar. Dalam penerapan sistem PAN ada dua hal pokok yang harus ditetapkan yaitu:
banyaknya siswa yang akan lulus dan penetapan batas lulus. Terdapat dua cara di
dalam menentukan batas kelulusan antara lain: menetapkan terlebih dahulu jumlah
yang diluluskan, misalnya 75% dari seluruh peserta tes, kemudian skor tiap siswa
disusun dan diranking sehingga akan diketemukan skor terendah. Cara kedua dengan
menggunakan data statistik yang terdapat dalam kurva normal dengan menggunakan
nilai rata-rata dan simpangan baku, sehingga akan diketemukan luas daerah kurva
normal atau jumlah anak yang diluluskan.
Keuntungan
-Keberhasilan pengajaran bagi siswa diketahui berdasarkan prestasi kelompok
Kelemahan
- kurang meningkatkan kualitas hasil belajar
- kurang praktis karena harus menghitung rata-rata
- tidak dapat dijadikan ukuran dalam menilai keberhasilan pengajaran
- norma keberhasilan tidak tetap
Berikut ini beberapa ciri dari Penilaian Acuan Normatif :
Penilaian Acuan Normatif digunakan untuk menentukan status setiap peserta didik
terhadap kemampuan peserta didik lainnya. Artinya, Penilaian Acuan Normatif
digunakan apabila kita ingin mengetahui kemampuan peserta didik di dalam
komunitasnya seperti di kelas, sekolah, dan lain sebagainya.

Penilaian Acuan Normatif menggunakan kriteria yang bersifat relative. Artinya,


selalu berubah-ubah disesuaikan dengan kondisi dan atau kebutuhan pada waktu
tersebut.
Nilai hasil dari Penilaian Acuan Normatif tidak mencerminkan tingkat kemampuan
dan penguasaan siswa tentang materi pengajaran yang diteskan, tetapi hanya
menunjuk kedudukan peserta didik (peringkatnya) dalam komunitasnya
(kelompoknya).
Penilaian Acuan Normatif memiliki kecendrungan untuk menggunakan rentangan
tingkat penguasaan seseorang terhadap kelompoknya, mulai dari yang sangat
istimewa sampai dengan yang mengalami kesulitan yang serius.
Penilaian Acuan Normatif memberikan skor yang menggambarkan penguasaan
kelompok.
Contoh :
Hasil ulangan semester Fisika SMA kelas X dari 50 siswa, diperoleh SMI = 100, nilai
tertinggi = 64, nilai terendah = 5,mean = 36,80, simpangan baku = 11,90
Tabel Norma Penilaian
Skala sigma
Nilai mentah
Nilai
M + 3,0 S
72,50
A
M+ 1,8 S
58,22
B
M+ 0,6 S
43,94
C
M- 0,6 S
29,66
D
M- 1,8 S
15,38
E
M- 3,0 S
1,10
Jika ani mendapatkan nilai mentah 64 maka nilainya A, jika ola mendapatkan nilai
mentah 30 maka nilainya C, dst
3. PENILAIAN ACUAN GABUNGAN (PAG)
Penilaian acuan gabungan merupakan kombinasi dari penilaian acuan normatif dan
patokan. Nurhasan (2000:317) menjelaskan sebagai berikut: Dalam penerapan
penilaian acuan gabungan (PAP dan PAN), dalam pembuatan norma penilaiannya
menggunakan dua tahap yaitu tahap pertama menerapkan prosedur penilaian acuan
patokan dengan terlebih dahulu menentukan batas minimal skor yang harus dicapai
(passing-grade) dan tahap kedua menerapkan prosedur penilaian acuan norma

terhadap skor-skor yang berada di atas batas minimal skor yang harus dicapai
(passing-grade).
Pada pembuatan norma penilaian gabungan menggunakan dasar hasil penghitungan
rata-rata dan simpangan baku dari skor-skor yang berada di atas passing-grade.
Selanjutnya dalam pembuatan norma penilaiannya dapat menggunakan standar
penilaian 1 10, 10 100, atau standar penilaian dengan huruf (A, B, C, D, dan E).
Diperlukan
untuk
butir
soal
yang
memerlukan
syarat
minimal
penguasaan/kompetensi tertentu tetapi masih memberi penghargaan tingkat nilai,
seperti A untuk nilai terbaik dalam kelompoknya, dan seterusnya memberikan nilai B,
C, dan D sesuai dengan prestasi yang dicapai siswa.
Langkah-langkah
- Tentukan terlebih dahulu persentase minimal penguasaan materi.
- Membuat kurva normal khusus bagi mereka yang sudah melampui batas
minimal.
- Kurva normal dibagi dalam 4 daerah skala.
- Kurva normal dibagi dalam 4 daerah skala sigma, dengan jarak masing-masing
1,5 S.
A = +1,5 S sampai dengan +3,0 S
B = 0,0 S sampai dengan +1,5 S
C = -1,5 S sampai dengan 0,0 S
D = -3,0 S sampai dengan -1,5 S

Anda mungkin juga menyukai