Anda di halaman 1dari 8

Pemecahan Masalah

Proses Pemecahan Masalah


Di bagian ini mungkin akan diketahui adanya hubungan antara pembuatan keputusan
dan

pemecahan

masalah.

Langkah

pertama

dalam

membuat

keputusan

adalah

mengidentifikasi masalah. Tetapi pemecahan masalah akan melibatkan berbagai kejadian


dalam membuat keputusan. Cara yang baik untuk mengetahui hubungan adalah menemukan
langkah-langkah pemecahan masalah.
Metode penyelesaian masalah yang merupakan kerangka kerja melalui mana
dibangun semua kegiatan manajemen, meliputi antara lain :
I.

Pengenalan Masalah. Ini merupakan langkah pertama dari metode penyelesaian


masalah. Suatu masalah diidentifikasi melalui perbedaan antara apa yang sedang
terjadi secara nyata ( aktual ) dalam suatu situasi dan apa yang seorang inginkan untuk
terjadi ( optimal ). Untuk menentukan suatu area permasalahan, perlulah untuk
mengumpulkan, memeriksa, dan menginterpretasikan informasi dari semua sumber
yang tersedia ( primer dan sekunder ) dan untuk menentukan apakah area
permasalahan tersebut memerlukan perhatian. Sumber-sumber primer adalah bawahan
pimpinan atau manajer dan sumber-sumber sekunder adalah semua orang atau orang
lain yang dapat memberikan informasi, yaitu para klien, dokter, wakil, pengawaspengawas dan sebagainya. Dapat dikumpulkan dari sumber-sumber ini satu persatu
atau per kelompok. Sudut pandang manajer sendiri harus diidentifikasi dengan
menyadari persepsi diri dan keyakinan diri sendiri. Data-data ini harus dibagikan

II.

kepada anggota-anggota dan kelompok penyelesaian masalah.


Definisi Masalah. Salah satu situasi dikaji untuk menentukan area prioritas kebutuhan,
untuk mengidentifikasi apakah kelompoknya sejalan dengan kebutuhan ini ( aktual ),
dan untuk mengidentifikasi apakah keinginan seseorang relatif sesuai dengan
kebutuhan ini ( optimal ), maka kemudian dapat ditetapkan suatu masalah. Prosedur
ini menyajikan perbedaan antara kenyataan dan optimal dan harus spesifik serta dapat
ditelesuri. Para pemimpin yang mempunyai masalah-masalah mungkin disenangkan
oleh pengetahuan bahwa masalah-masalah tersebut ternyata mengindikasikan adanya
pertumbuhan. Seorang manajer harus selalu mengidentifikasi masalah-masalah
mengspesifikasi dimana suatu kelompok berada dan merencanakan kemana kelompok
itu pergi. Sekali keadaan optimal tercapai, ini akan menjadi situasi aktual dan situasi
1

nyata, dan keseluruhan proses mengidentifikasi masalah-masalah harus dimulai lagi.


Masalah-masalah harus spesifik dan dapat ditelesuri. Sebagai contoh, jika penampilan
kerja merupakan titik fokus, maka perlulah untuk menentukan aspek-aspek
penampilan yang ingin dirubah. Masalah yang disebutkan dengan jelas akan
menyusun keseluruhan proses penyelesaian masalah karena apa yang harus dikerjakan
untuk menyelesaikan masalah dan mengevaluasi hasil hanya akan menjadi jelas bila
pernyataan masalahnya jelas dan spesifik. Lebih lanjut, Goode dan Fowler ( 1949 )
menunjukkan bahwa suatu pernyataan masalah yang jelas akan memberikan dorongan
bagi bawahan dalam menyelesaikan masalah karena para bawahan menjadi menyadari
apakah fokus usaha mereka. Locke, Saar, Shaw, dan Latham ( 1981 ) menyebutkan
bahwa

mengangkat

masalah-masalah

dan

menetapkan

tujuan-tujuan

akan

mempengaruhi penampilan kerja dengan mengarahkan perhatian, mengerakkan


upaya, meningkatkan ketahanan dan memotivasi pengembangan strategi. Sebuah
tujuan sebenarnya adalah sebuah masalah yang dinyatakan kembali. Karenanya,
tujuan-tujuan berasal dari pernyataan masalah. Jika masalahnya adalah rencana
pelayanan keperawatan yang tidak dibuat secara rutin, maka tujuannya adalah agar
dibuat rencana pelayanan keperawatan tertulis untuk semua klien. Suatu pernyataan
masalah dapat dipikirkan sebagai pernyataan negatif, yaitu sesuatu yang ingin
dihilangkan atau disingkirkan oleh seseorang dan sama seperti diagnosa keperawatan.
Suatu tujuan adalah sesuatu yang seseorang ingin capai, ini merupakan suatu
pernyataan positif. Jelaslah bahwa masalah-masalah dan tujuan-tujuan merupakan
ujung-ujung dari kontinum yang sama. Seorang manajer dapat menentukan sendiri
apakah ia ingin bekerja dengan masalah-masalah atau tujuan atau keduanya dan
sebaiknya seorang manajer harus selalu menekankan pemikiran positif yaitu bekerja
III.

dengan tujuan, daripada bekerja dengan masalah.


Analisa Masalah. Sesudah masalah dikenali atau diidentifikasi, maka masalah
haruslah dianalisa. Analisa menghasilkan tiga tujuan :
a) Menentukan mengapa masalah terjadi
b) Menganalisa kemampuan kelompok untuk mencapai tujuan ( tingkat
kematangan ); dan
c) Menspesifikasi gaya kepemimpinan yang tepat, yang diindikasikan oleh
tingkat kematangan kelompok, yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi
kebutuhan kelompok untuk mencapai tujuan. Pada fase ketiga inilah teori
tingkah laku pemimpin menjadi pusat perhatian. Dengan menerapkan teori ke
dalam tiga langkah ini, seseorang akan meningkatkan kemungkinan bahwa
2

analisa akan dapat dipahami dan bahwa keputusan tentang gaya perilaku
pemimpin yang tepat akan didasarkan pada apa yang bisa berhasil menurut
penemuan penelitian. Setelah masalah ditentukan, selanjutnya analisa akan
memperluasnya

agar

dapat

diselesaikan.

Pengenalan

masalah

dan

pengumpulan data serta pemrosesannya melibatkan pemikiran induktif dalam


rangka membuat kesimpulan tentang masalah, semua informasi dalam proses
ini digunakan untuk mengenali suatu masalah atau suatu diagnosa
keperawatan.

Akan

tetapi,

analisa

masalah

dan

tindakan-tindakan

keperawatan, adalah contoh contoh pemikiran deduktif, suatu area fokus


terjadi dan semua lanjutannya akan berhubungan dengan penyelesaian
masalah atau menyingkirkan diagnosa keperawatan. Dalam analisa masalah,
lingkungan harus didiagnosa dalam rangka memilih suatu gaya perilaku
pemimpin yang memiliki kemungkinan keberhasilan tertinggi dalam
memotivasi sistem untuk menyelesaikan tugas. Ini adalah sumbu terhadap
mana

semua

penyelesaian

didasarkan.

Dalam

rangka

mendiagnosa

lingkungan, pertama-tama sistem harus dispesifikasi. Dalam contoh kasus,


perawat kepala unit memutuskan untuk bekerja dengan para ketua tim dari
ketiga rotasi dinas karena merekalah yang terutama bertanggungjawab untuk
mengambil riwayat keperawatan dan menyusun perencanaan layanan
keperawatan. Ketua perawat staf reguler yang menggantikan para ketua tim
pada saat libur dipertimbangkan juga sebagai bagian dari sistem. Dalam
menyelesaikan masalah, tidak ada yang akan ditambahkan pada sumbersumber daya yang ada . Dalam arti, sistem tetap berdiri dari tiga ketua tim dan
dua perawat staf yang bertindak sebagai ketua tim bila perlu. Agar dapat dicari
sebab-sebab yang sesungguhnya menimbulkan masalah, perlu dipahami tujuan
konsep dasar analisa masalah sebagai berikut :
a. Bandingkan kinerja apa yang seharusnya ( standar penampilan ),
dengan kinerja yang ada.
b. Suatu masalah adalah penyimpangan dari standar penampilan.
c. Suatu penyimpanan dari standar harus secara persis diidentifikasi,
lokasi tempatnya dan diuraikan.
d. Bedakan hal mana yang diakibatkan oleh suatu sebab tertentu dan halhal yang terjadi bukan karena suatu sebab-sebab tertentu tersebut.
e. Sebab suatu masalah adalah selalu suatu perubahan yang terjadi karena
ciri-ciri tersendiri, mekanisme, atau kondisi yang menghasilkan
sesuatu yang baru, akibat yang tidak diinginkan.
3

f. Sebab-sebab yang mungkin menyebabkan penyimpangan harus


disimpulkan

dari

perubahan-perubahan

yang

relevan

dengan

permasalahan pada waktu permasalahan tersebut sedang dianalisa.


g. Sebab penyimpangan yang paling mungkin adalah sebab yang paling
mungkin
IV.

menjelaskan

semua

fakta-fakta

dalam

spesifikasi

permasalahan.
Penyelesaian Alternatif atau Pilihan Jalan Keluar. Berdasarkan analisa, langkah
selanjutnya adalah menentukan berbagai jalan keluar atau strategi yang memiliki
potensi untuk menyelesaikan masalah atau mencapai tujuan. Alternatif haruslah
merupakan cara yang berbeda dalam mencapai tujuan yang sama. Setiap jalan keluar
harus dipelajari mengenai efek positif dan negatifnya yang mungkin terjadi. Dengan
perkataan lain, adalah perlu untuk memperlihatkan reaksi-reaksi dari bawahan, reaksi
ini harus termasuk yang negatif dan positif. Pilihan tindakan haruslah merupakan
beberapa jalan keluar dari masalah-masalah yang menggunakan gaya kepemimpinan
yang telah dianjurkan. Dalam hal ini adalah gaya kepemimpinan yang berstruktur

V.

tinggi dan pertimbangan tinggi.


Tindakan Yang Dianjurkan. Setelah menganalisa penyelesaian alternatif, haruslah
dipilih sebuah strategi. Akan tetapi, sangat jarang ditemukan suatu strategi yang tidak
memiliki konsekuensi yang negatif. Oleh karena itu, tindakan yang dianjurkan
biasanya memiliki kemungkinan tertinggi untuk mengurangi ketidaksesuaian antara
kenyataan dan optimal serta kemungkinan terendah untuk menimbulkan konsekuensi
negatif, dengan mengingat bahwa hampir selalu terdapat konsekuensi negatif pada
setiap strategi. Harus dicatat bahwa fase penyelesaian seringkali tergesa-gesa. Suatu
analisa yang baik pada langkah-langkah ini amatlah penting, karena seringkali

VI.

berakibat pada tindakan yang akan dianjurkan.


Pelaksanaan dan Evaluasi. Manajer harus tetap mengetahui status proses karena ini
tidak seperti mereka bila terlibat secara langsung. Hal ini merupakan langkah yang
perlu didelegasikan kepada bawahannya. Pelaksanaan membutuhkan pengetahuan dan
keterampilan. Evaluasi adalah akhir langkah pemecahan masalah termasuk
menentukan bagaimana tujuan dan objektif dapat mencapai keberhasilan atau
kegagalan tindakan dapat mengatasi masalah, dan walaupun rencana sudah diakhiri
karena masalahnya dapat diatasii atau masih ada, dengan atau tanpa modifikasi.

Model Pemecahan Masalah


Menurut Graham Willson :
1. Tentukan masalah dengan tepat
2. Catat fakta-fakta
4

3.
4.
5.
6.

Beritahukan diri sendiri dan orang lain tentang permasalahannya


Putuskan suatu solusi
Lakukan solusi
Evaluasi hasilnya

Langkah-langkah dalam Proses Pemecahan Masalah


Dalam kenyataannya, langkah-langkah proses pemecahan masalah semua seperti
lagkah-langkah proses keperawatan; mengkaji dan menganalisa, merencanakan, menerapkan,
dan mengevaluasi pengkajian meliputi sistematik pengumpulan, mengorganisasikan dan
menganalisa data; sesuai dengan informasi yang berhubungan dengan masalah atau
kebutuhan. Melibatkan penemuan data secara logis bertanya pada semua sumber, dan
membedakan data objektif dan perasaan subjektif, pendapat dan asumsi. Pengetahuan dan
pengalaman memberikan petunjuk dalam pengumpulan data dan penganalisaannya.
Pengkajian harus meliputi apa yang disetujui untuk diungkapkan dalam menerapkan suatu
keputusan/tindakan sebelum proses berjalan lebih jauh. Membuat kepastian tidak selalu dapat
segera memperlihatkan solusi tetapi juga dapat menghemat waktu yang diperlukan bagi
sejumlah orang yang terlibat dalam memecahkan masalah. Bila suatu masalah teridentifikasi,
masalah ini harus ditentukan bila memerlukan lebih penanganan biasanya yaitu apakah
situasi yang jarang atau unik, belum pernah terulang. Ini akan menimbulkan langkah kedua
dari pemecahan masalah yaitu perencanaan.
Perencanaan melibatkan beberapa fase. Dalam istilah keperawatan kita menentukan
prioritas, menetapkan tujuan dan objektif yang dapat diukur, dan intervensi perencanaan.
Dalam literatur manajemen intisarinya menyatakan hal yang sama; memecahkan masalah
menjadi komponen dan membuat teoritas, mengembangkan alternatif tindakan, menetapkan
kemungkinan hasil untuk tiap alternatif, menentukan jalan yang terbaik sesuai sumber,
tujuan, risiko-risiko dan sejenisnya, dan menetapkan rencana tidnakan dengan jadwal waktu
pelaksanaannya.
Manajer perawat harus menyesuaikan masalah dengan semestinya dalam menentukan
prioritas. Keputusan meliputi pemilihan alternatif diantara berbagai tindakan. Keputusan
harus mempunyai efek yang dapat diterima pada apa yang langsung terlibat, area lain yang
dapat diterima pada apa yang langsung terlibat, area lain yang terpengaruh, dan keseluruhan
organisasi. Rencana-rencana harus termasuk kapan dan bagaimana mengubah satu program
tindakan bila terjadi hasil yang tidak diinginkan.
Langkah ketiga adalah implementasi perencanaan. Manajer harus tetap mengetahui
status proses karena ini tidak seperti mereka bila terlibat secara langsung. Hal ini merupakan
langkah yang perlu didelegasikan kepada bawahannya. Pelaksanaan membutuhkan
pengetahuan dan keterampilan yang tepat. Evaluasi adalah akhir langkah pemecahan masalah
5

termasuk menentukan bagaimana tujuan dan objektif dapat mencapai keberhasilan atau
kegagalan tindakan dapat mengatasi masalah, dan walaupun rencana sudah diakhiri karena
masalahnya dapat diatasi atau masih ada, dengan atau tanpa modifikasi.
Pemecahan Masalah Kelompok
Walaupun tiap langkah proses pemecahan masalah dapat dilakukan secara individual,
masukan-masukan dari individu atau area lain yang terpengaruh meningkatkan kemungkinan
pengumpulan data lebih lengkap, perencanaan kreatif, keberhasilan implementasi, dan
evaluasi yang menunjukkan resolusi masalah. Pemecahan masalah kelompok manajerial
sering dibentuk dalam organisasi dengan harapan bahwa efek kelompok akan membuktikan
lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya. Brightman dan Verhoeven menyatakan bahwa
suatu :
Tim pemecah masalah mempunyai sumber-sumber potensial yang lebih besar daripada
individual, dapat mempunyai motivasi yang lebih besar untuk menyelesaikan pekerjaan, dapat
mendorong anggota untuk memeriksa keyakinan mereka sendiri dengan lebih cermat, dan
dapat mengembangkan solusi kreatif.

Dua macam teknik kelompok yang dapat meningkatkan keberhasilan dalam


memecahkan masalah telah teridentifikasi teknik kelompok Delphi dan nominal. Dalam
teknik kelompok Delphi, hanya kelompok pemimpin yang mengetahui identitas anggotanya.
Kuesioner diisi oleh tiap anggota, dikonsolidasi, dan diresirkulasi sampai ditemukan
konsensus bersama. Teknik Delphi khususnya menggunakan anggota kelompok yang
berpengalaman yang secara fisik terpisah. Pengiriman dengan sarana elektronik telah
menghilangkan keterbatasan utama dari teknik ini dengan mengurangi jumlah waktu yang
diperlukan untuk mengirimkan dan membuat tabulasi kuesioner.
Teknik kelompok nominal menolak perkembangan yang menyatakan dirinya sendiri
berpengalaman dengan membandingkan aktivitas mandiri dengan menginteraksikan struktur
kelompok pada titik khusus dalam proses pemecahan masalah. Pertama individu menemukan
solusi untuk masalah mandiri kemudian ditemukan alternatif secara individual. Tiap orang
mungkin diajukan pertanyaan untuk klarifikasi tetapi tidak untuk mengkritik. Pemimpin
kelompok mengumpulkan ide-ide tertulis; setelah anggota kelompok berinteraksi untuk
mencapai persetujuan, tiap anggota membuat tingkatan setiap pilihan dengan diam-diam dan
mandiri. Ukuran kelompok yang disarankan lima sampai sepuluh orang.
Scharft menyarankan tim pemecahan masalah lima sampai sepuluh orang ditambah
seorang fasilitator untuk menjadi paling efektif karena tiap orang mempunya tanggung jawab
6

khusus. Tim efektifnya mempunyai seseorang yang benar-benar tertarik pada masalah,
seseorang yang akan mengimplementasikan alternatif pilihan, seseorang yang akan menerima
keluaran

dari

alternatif,

pembuat

keputusan

dengan

kekuatan

cukup

untuk

mengimplementasikan, keahlian teknik yang diperlukan, pengendalian sumber, integrator


atau pihak yang tidak terlibat, dan fasilitator tim lokakarya terlatih. Mungkin kesuksesan
kelompok ini ada pada autonomi individu untuk tugas khusus fasilitator yang memotivasi dan
memantau fungsi kelompok.
Dalam kelompok ini banyak keuntungan, tetapi mengapa tingkat kegagalannya
tinggi? Brightman dan Verhoeven menemukan sejumlah penyebab kegagalan kelompok
pemecahan masalah manajerial. Diantara pemimpin kelompok ada yang keterampilan
memimpinnya tidak efektif dan tidak tahu permainan kelompok yang menggunakan gaya
sejenis dalam memecahkan masalah, menggunakan struktur yang tidak tepat ( sebagai
contoh, interaksi ), dan mengembangkan norma-norma konter-produktif seperti kelompok
pemikir yang mengkritik dan berpikir realitis untuk setiap ide-ide alternatif.
Kelompok efektif memerlukan berbagai pandangan dan nilai-nilai. Maksudnya tiap
anggota membutuhkan perasaan untuk mengevaluasi kesulitan data seperti juga anggota
lainnya yang menggunakan intuisinya untuk berimajinasi. Orang membutuhkan perasaannya
sama seperti penggunaan pikiran dan analisanya. Kelompok pemimpin yang objektif dapat
membuat kelompok yang dinamis dan antara kelompok menggunakan keterampilannya
secara tepat dan teknik-teknik lainnya untuk meningkatkan keterbukaan konflik konstruktif,
pendapat minoritas, dan klarifikasi semua ide dan perasaan.
Walaupun fungsi sebagai seorang individu penting atau partisipasi dalam kelompok
penting, manajer perawat harus setiap hari membuat keputusan sehubungan dengan
menghadapi masalah oleh dan dengan pasien individual, keluarganya, staf keperawatan, dan
organisasi dimana mereka berfungsi. Penggunaan sistematis proses pembuatan keputusan dan
pemecahan masalah yang digambarkan pada bab ini harus meningkatkan pertumbuhan
profesional dan konsistensi dalam membuat suatu keputusan dan pemecahan masalah.

Ringkasan

Pembuatan keputusan dan pemecahan masalah terjadi bersamaan dengan semua


fungsi utama manajemen keperawatan. Tiga model keterampilan berpikir kognitif dilibatkan
dalam pembuatan keputusan : model normatif, model pohon keputusan, dan model deskriptif.
Pembuatan keputusan meliputi pencapaian tujuan, pengumpulan data sesuai tujuan,
menganalisa data, mengidentifikasi dan mengevaluasi alternatif tindakan yang dapat
mencapai objektif, memilih alternatif (keputusan), menerapkannya, dan mengevaluasi hasil.
Manajer perawat membuat keputusan yang paling tepat dengan menggunakan pengetahuan
dan teori pembuatan keputusan yang dikombinasi dengan kemampuan intuisi yang
dikembangkan melalui pengalaman selama bertahun-tahun.
Pemecahan masalah tidak begitu sama dengan membuat keputusan, tetapi ini
melibatkan proses berpikir yang sama. Pembuatan keputusan berbeda dari pemecahan
masalah dalam hal objektif yang tidak harus mendapat masalah. Dapat juga berupa masalah
yang

berhubungan

dengan

perubahan,

untuk

kemajuan,

penelitian,

dan

untuk

mengimplementasikan.

DAFTAR PUSTAKA
Swanburg, Russel C. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan untuk perawat
klinis. Jakarta: EGC, 2000.

Anda mungkin juga menyukai