Anda di halaman 1dari 9

BAB I

Pendahuluan
1.1

Latar Belakang
Tuberculosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan didunia.
Organisasi kesehata dunia (World Health Organization (WHO)) memperkirakan sepertiga
dari populasi dunia telah terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis. Tuberculosis masih
merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama di dunia. Setiap tahun terdapat 9
juta kasus baru dan kasus kematian hampir mencapai 2 juta manusia. Di semua Negara
telah terdapat penyakit ini, tetapi yang terbanyak di Afrika sebesar 30% dari asianya
sebesar 55% dan untuk cina dan india secara tersendiri sebesar 35% dari semua kasus
Tuberculosis.
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada
kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat
maupun yang skait untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari hari. Salah satu yang
mengatur hubungan antar perawat pasien adalah etika. Istilah etika dan moral sering
digunakan secara bergantian. Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan
standard an prinsip prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat
keputusan untuk melindungi hak hak manusia. Etika diperlukan oleh semua profesi
termasuk juga keperawatan yang mendasari prinsip prinsip suatu profesi dan tercermin
dalam standar praktik professional.
(Doheny et all, 1982)
Profesi keperawatan mempunyai kontrak sosial dalam masyarakat, yang berarti
masyarakat member kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk memberi pelayanan
yang dibutuhkan. Konsekuensi dari hal tersebut tentunya setiap keputusan dari tindakan
keperawatan harus mampu dipertanggung jawabkan dan dipertanggunggugatkan dan
setiap pengambilan keputusan tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata
tetapi juga mempertimbangkan etika.

1.2

Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.

Apa penyakit TB paru itu?


Bagaimana etiologi penyakit TB paru?
Bagaimana cara penularan TB paru?
Apa gejala gejala seseorang menderita TB paru?
Bagaimana cara penyelesaian masalah dalam kasus 3 pada buku kerja mahasiswa mata
kuliah etika keperawatan?
6. Apa yang dimaksud etika keperawatan?

1.3

Tujuan

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mengetahui penyakit TB paru


Mengetahui etiologi penyakit TB paru
Mengetahui cara penularan TB paru
Mengetahui gejala gejala seseorang menderita TB paru
Mengetahui cara penyelesaiannya kasus 3
Mengetahui pengertian dari etika keperawatan

BAB II

Pembahasan
A. Definisi
TBC paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru paru dan
disebabkan oleh Microbacterium Tuberculosis. (Somantri, 2009).
Sementara itu, Junaidi (2010) menyebutkan tuberculosis (TB) sebagai suatu
infeksi akibat mycrobacterium tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ,
terutama paru paru dan gejala yang sangat bervariasi. Irman Somantri, asuhan
keperawatan pada klien pada gangguan pasa system pernapasan (Jakarta: Salemba
Medika, 2009) Iskandar Junaidi, penyakit paru dan saluran napas (Jakarta: Buana Ilmu
Populer, 2010).

B. Etiologi
1.

Penyebab
Tuberculosis paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
basil mycobacterium tubercolosis tipe humanus,sejenis kuman berbentuk batang
dengan panjang 1-4mm dan tebal 0,3-0,6mm. struktur kuman ini terjadi atas lipid
(lemak) yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam,serta dari gangguan
berbagai kimia dan fisik. kuman ini juga tahan berada diudara kering dan keadaan
dingin (misalnya didalam lemari es) karena sifatnya yang dormant, yaitu dapat
bangkit kembali dan menjadi lebih aktif.selain itu kuman ini juga bersifat aerob.
Tuberculosis paru merupakan infeksi pada saluran pernapasan yang vital.basil
mycobacterium masuk kedalam jaringan paru melalui saluran napas (droplet
infection) sampai saluran alveoli dan terjadilah onfeksi primer (Gbon)
kemudian,dikelenjar getah bening terjadilah primer kompleks yang disebut
tuberculosis primer.dalam sebagian besar kasus,bagian yang terinfeksi ini dapat
mengalami penyembuhan. Peradangan terjadi sebelum tubuh mempunyai
kekebalan spesifik terhadap basil mycobacterium pada usia 1-3 tahun.
sedangkan,post primer tuberculosis (reinfection) adalah peradangan yang terjadi
pada jaringan paru yang disebabkan oleh penularan ulang.

2. Tanda dan gejala


a) Sistemik : malaise. Anoreksia, berat badan menurun,dan keluar
keringat malam
b) Akut
: demam tinggi seperti flu dan menggigil
c) Millier
: demam akut,sesak napas,dan sianosis (kulit kuning)
d) Respiratorik : batuk lama lebih dari 2 minggu,seputum yang mukoid
atau mukokurulen,nyeri dada,batuk darah dan gejala lain
3.

Klasifikasi TBC paru

Tuberkolosis pada manusia dapat dibedakan dalam 2 bentuk,yaitu tuberkolosis


sekunder dan tuberkolosis primer.
1) Tuberkolosis primer
Bakteri TB yang berada dalam alveoli akan membentuk focus local (focus
ghon),sedangkan focus inisial bersama sama dengan limfa denopati bertempat di
hilus (kompleks primer ranks) disebut juga TB primer.
2) Tuberkolosis sekunder
Telah terjadi resolusi dari infeksi primer,sejumlah kecil bakteri TB masih dapat
hidup dalam keadaan dorman di jaringan parut.
Jadi berbeda dengan TB primer, pada TB sekunder kelenjar limfe ragional dan
organ lainnya jarang trkena,lesi lebih terbatas,dan terlokalisir.

C. Cara Penularan TB
TBC adalah salah satu penyakit menular yang membahayakan. Siklus penularan dimulai
dari penderita TBC positif yang mengeluarkan droplet ketika batuk maupun saat bersin,
droplet yang mengandung kuman Microbacterium tubercolosis akan tertahan di udara dan
dapat bertahan lama jika kondisi lingkungan cocok. Jiika kuman tersebut terhirup oleh
orang lain maka orang tersebut juga akan terinfeksi TBC. Kuman TBC akan cepat
berkembang biak pada tubuh seseorang yang memliliki daya tahan tubuh rendah, dan akan
menyebar melalui pembuluh darah dan juga kelenjar getah bening dan menginfeksi organ
dalam tubuh manusia, seperti otak, ginjal, paru-paru dan tulang.

D. Gejala Awal TB paru


Gejala awal yang biasanya timbul pada penderita TBC adalah batuk terus-menerus
lebih dari seratus hari, darah bercampur dengan darah, nafas sesak, lemas dan akan
mengeluarkan banyak keringat meskipun tidak melakukan aktivitas. Tetapi gejala
diatas biasanya di temukan pada penderita infeksi pernafasan lainnya, oleh karena
itu jika anda mengalami gejala-gejala diatas sebaiknya segera periksalah diri anda
kedokter.

E. Cara Penyelesaian Kasus 3


Dilema Etik Yang Dihadapi
I.
Mengidentifikasi 3 Dilema Etik Dalam Kasus 3
Sehubungan dengan kasus Tn. Basri dengan TB, HIV, Gonorrhae yang berada
penularannya,siapa yang mencatat orang yang terpapar dengannya. Setiap negara mempunyai
aturan sendiri, ini tergantung autonomy individu asa tidak merugikan,yang kedua yaitu
sehubungan dengan kasus ini yang mana Tn. Basri tidak boleh memberitahukan pasangan sex
Tn. Basri atau intra venus ( IV) teman penyalahgunaan obat yang telah terpapar dengan HIV
hanya istri atau suami jika dia sudah menikah, yang dapat diberikan informasi. Informasi ini
berdasarkan prinsip non-maleficience yang hanya berbagi dengan istri saja jika dia tak sendiri

untuk memberitahu status HIVnya.,yang ketiga yaitu disuatu negara kerahasiaan informasi medis
berdasarkan non-maleficience yang lebih tinggi dari prinsip autonomy individu, sedangkan
informasi medisnya tentang kerahasiaan sangat tergantung dari masing-masing CDC&P centres
for disease control and prevention (confidensialitas)
II.

Keterkaitan Prinsip Etik Dalam Kasus 3


1. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki
kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan
yang harus dihargai oleh orang lain. Otonomi merupakan hak kemandirian dan
kebebasan

individu

yang

menuntut

pembedaan

diri.

Praktek

profesional

merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat


keputusan tentang perawatan dirinya.
Autonomy yang berhubungan dengan hak dari seseorang untuk membuat keputusan
bagi dirinya, dalam hal ini perawat harus menghormati hak pasien untuk menentukan
apa yang terbaik bagi dirinya dan keluarganya.
2. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cederafisik dan psikologis pada klien.
Dalam kasus ini perawat harus membuat kesepakatan bahwa keputusan yang diambil
tidak akan merugikan klien dan keluarganya.
3. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang perawat
untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya kepada pasien.
Dalam kasus ini prinsip fidelity yaitu disini perawat harus menenpati janji yang telah
disepakatinya dengan Tn.basri atas kesepakatan yang telah mereka sepakati
contohnya merawat Tn.basri dengan tidak melihat ia teridentifikasi penyakit apa,dan
harus tanggungjawab kepada Tn.basri
4. Karahasiaan (Confidentiality)

Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasinya. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien
hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat
memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti
persetujuan. (Geoffry hunt. 1994)
Dalam kasus ini prinsip confidentiality yaitu disini perawat tidak boleh
membocorkkan rahasia Tn.basri jadi disini jika Tn basri tidak ingin memberitahu
penyakitnya kepada keluarga Tn basri perawat tidak boleh memberitahunya kepada
keluarga Tn basri dan perawat disini tidak boleh memberi informasi kepada siapapun
kecuali kepada pihak yang berwenang, dan dalam kasus ini yang terancam adalah
kelalaian dokter dalam suatu tugas dan anggota medis lain diharapkan untuk
merahasiakan kasus ini karena menyangkut rahasia profesi tim kesehatan lain.
3. Bagaimana penyelesaian masalah dalam KASUS 3.
a) Langkah pertama
Perawat harus mengidentifikasi masalah dilemma etik yang sedang terjadi. Dalam
kasus 3, masalah dilema etiknya adalah apakah informasi tentang penyakit Tn. Basri
bukan hanya istri tapi disampaikan juga kepada keluarga, teman kerja, pembantu untuk
TB. Teman sex untuk Gonorrhae dan Intra Venus untuk HIV/tidak.
b) Langkah kedua
Mengumpulkan data dan informasi yang lengkap dari berbagai sumber. Dalam
kasus 3 ini, perawat harus aktif mencari tahu informasi yang berkaitan dengan Tn. Basri
baik dari keluarganya, teman, kerabat ataupun dari hasil data-data pengkajian yang
didapat di rumah sakit. Adapun cara lain untuk mengumpulkan informasi yaitu dengan
cara menanyakan hal-hal yang terkait dengan Tn. Basri kepada dokter yang
menanganinya.
c) Langkah ketiga
Perawat mengidentifikasi semua pilihan alternatif dan dampak yang terjadi.
Dalam kasus 3 ini, ada tiga pilihan. Diantaranya :
1) Pilihan pertama : perawat memberikan penjelasan tentang penyakit yang diderita
oleh suaminya secara langsung yang sebelumnya diberikan penjelasan oleh dokter
kepada keluarga, teman kerja, pembantu, teman sex dan Intra Venus. Tapi,
konsekuensinya kemungkinan keluarga tidak akan menerima kenyataan,
membenci suaminya bahkan meninggalkannya. Dipihak lain suaminya juga akan
membenci perawat karena perawat tidak bisa menjaga rahasia klien. Dari pihak
perawat, perawat akan merasa bersalah karena telah melanggar etik keperawatan.

2) Pilihan kedua : perawat tidak memberikan informasi kepada keluarga, teman


kerja, pembantu, teman sex dan Intra Venus. Dengan konsekuensi keluarga akan
menuntut haknya untuk mendapatkan informasi, sementara perawat harus
menjaga kerahasiaan klien.
3) Pilihan ketiga : perawat tidak memberikan penjelasan tentang penyakit klien
kepada keluarga, teman kerja, pembantu, teman sex dan Intra Venus. Tapi, hanya
memberikan penjelasan mengenai respon yang timbul pada keluarga, teman kerja,
pembantu, teman sex dan Intra Venus akibat penyakit yang dideritanya. Untuk
pencegahan sementara perawat dalam perannya sebagai advocate klien
mengkomunikasikan kepada tim kesehatan lainnya. Dalam kasus ini, peran dokter
untuk menjelaskan mengenai kondisi klien terutama tentang penyakit yang
diderita klien karena meraka tidak akan puas dengan penjelasan dari perawat.
Sementara perawat harus menjaga kewenangannya dalam memberikan informasi
pada klien.

d) Langkah keempat
Memikirkan masalah etik secara keseluruhan. Perawat mempertimbangkan nilai
dasar manusia yang penting bagi individu, nilai dasar yang dianut klien. Nilai tersebut
menjadi pusat masalah dan prinsip etik yang berkaitan dengan masalah etik.
Memperhatikan prinsip-prinsip etik diantaranya Autonomy, Non-Maleficience, Fidelity,
Konfidensialitas tanpa mengenyampingkan tuntutan keluarga, teman kerja, pembantu,
teman sex dan Intra Venus harus mendapatkan informasi tentang keadaan klien.
e) Langkah kelima
Keputusan yang dipilih harus yang paling tepat. Pembuat keputusan memilih
untuk keputusan etik dar alternatif pemecahan masalah dan pertimbangkan
konsekuensinya. Dalam kasus 3 ini, perawat dapat membuat keputusan berdasarkan
prinsip etik diantaranya Non-Maleficience agar didahulukan dari Autonomy dengan
memberikan penjelasan kepada keluarga, teman kerja, pembantu, teman sex dan Intra
Venus mengenai respon klien tanpa memberitahukan penyakit yang diderita klien dan
menjadi fasilitator yang baik. Hanya tim kesehatan yang berwenang untuk memberikan
penjelasan mengenai penyakit klien.

F. Pengertian Dari Etika Keperawatan


Definisi
Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar atau salah
Baik atau buruk dalam hubungan dengan orang lain.

Etik merupakan studi tentang perilaku, karater dan motif yang baik
serta di tekankan pada penetapan apa yang baik dan berharga bagi
semua orang.
Secara umum terminologi etik dan moral adalah etik memiliki
terminology yang berbeda dengan moral bila istilah etik mengarahkan
terminologinya untuk penyelidikan filosofis atau kajian tentang
masalah.
Pengertian Etika dan Profesi Etika adalah peraturan atau norma yang
dapat sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang berkaitan dengan
tindakan yang baik atau buruk yang merupakansuatu kewajiban dan
tanggung jawab moral.
Pengertian Etika dan Prinsip Etika Keperawatan
Etika (Yunani kuno: ethikos, berarti timbul dari kebiasaan) adalah cabang utama filsafat
yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian
moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep sepertibenar, salah, baik, buruk, dan
tanggung jawab.
1.
1.

Prinsip Etika
Otonomi
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
memutuskan. Orang dewasa

dianggap kompeten dan memiliki kekuatan

membuat

keputusan sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang dihargai.
Prinsip otonomi ini adalah bentuk respek terhadap seseorang, juga dipandang sebagai
persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan
diri. Praktek profesioanal merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak hak pasien
dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
1.

Benefisiensi
Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan juga memerlukan
pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Kadang-kadang dalam situasi pelayanan
kesehatan kebaikan menjadi konflik dengan otonomi.

1.

Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan . Nilai ini direfleksikan dalam

praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar
praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan .
1.

Nonmalefisien
Prinsip ini berarti segala tindakan yang dilakukan pada klien tidak menimbulkan bahaya /
cedera secara fisik dan psikologik.

1.

Veracity (kejujuran)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi layanan
kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan untuk meyakinkan
bahwa

pasien

sangat

mengerti.

Prinsip

veracity

berhubungan

dengan

kemampuan

seseorang untuk mengatakan kebenaran.


1.

Fidelity
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap
orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia
pasien. Ketaatan, kesetiaan adalah kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen
yang dibuatnya.
Kesetiaan itu menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan
bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan,
mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.

1.

Kerahasiaan (confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang klien harus dijaga
privasi-nya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca
dalam rangka pengobatan klien. Tak ada satu orangpun dapat memperoleh informasi
tersebut kecuali jika diijin kan oleh klien dengan bukti persetujuannya. Diskusi tentang klien
diluar area pelayanan, menyampaikannya pada teman atau keluarga tentang klien dengan
tenaga kesehatan lain harus dicegah.

1.

Akuntabilitas (accountability)
Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung jawab pasti pada
setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain. Akuntabilitas merupakan
standar pasti yang mana tindakan seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang
tidak jelas atau tanpa terkecuali.

Anda mungkin juga menyukai