Anda di halaman 1dari 4

Membuat Keputusan dan Pemecahan Masalah

CLUDETTE COLEMAN, EdD, RN


Assistant Professor, School Nursing
Auburn University at Montgomery
Montgomery, Alabama

PENDAHULUAN
Pembuatan keputusan penting untuk memecahkan masalah. Adalah meragukan bahwa
seseorang tidak sependapat dengan pernyataan tersebut. Perawat sudah membuat keputusan
sejak mereka masih kanak-kanak, sudah pasti keputusan tersebut tidak selalu dibuat dengan
pertimbangan yang hati-hati, dengan secara sadar mengikuti langkah-langkah khusus dalam
suatu proses. Sehingga seorang perawat mungkin berpikir Saya tidak akan menjadi seorang
profesional, jika saya tidak mengetahui bagaimana melakukan ini, jadi Saya akan
melanjutkan ke hal berikutnya.
Pembuatan keputusan yang rumit merupakan bagian dari manajemen keperawatan. Agar
dapat berhasil, perawat manajer harus secara tetap dapat mendemonstrasikan keterampilan
pemecahan masalah yang secara cepat berubah. Dari situasi yang tidak diharapkan atau
keputusan yang buruk dan banyak menghabiskan biaya. Kemampuan untuk membuat
keputusan organisasi dan pemecahan masalah merupakan keterampilan perorangan yang
penting bagi perawat manajer. Pada bab ini berisi model dan strategi yang dapat
dipergunakan oleh perawat manajer agar berhasil menguatkan keterampilan perorangan dan
mengembangkan lebih lanjut dalam pembuatan keputusan dan kemampuan pemecahan
masalah anggota stafnya. Teori pembuatan keputusan merupakan kompenen penting dalam
proses keperawatan dan proses manajemen. Hal ini merupakan kompetensi yang diperlukan
untuk semua perawat-perawat profesional.

PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN


Definisi
Karena setiap orang terlibat dalam waktu yang sama dalam membuat keputusan, ini dapat
diasumsikan bahwa kemampuan pembawaan, pengalaman masa lalu, dan bentuk intuisi
adalah dasar untuk keberhasilan keputusan. Keputusan sering dibuat dengan cara memilih
berbagai alternatif. Tapi bagaimana dengan alternatif yang tidak diketahui? Memilih bukan
salah satu elemen dalam membuat keputusan. Prosesnya melibatkan pendekatan sistematis
setiap tahapan, dan harus dapat diterima oleh lingkungan yang akan menggunakannya.
Lancaster dan Lancaster menyatakan pembuatan keputusan merupakan suatu yang sistematis,
merupakan proses bertahap dan memilih berbagai alternatif dan membuat pilihan menjadi
tindakan. Definisi ini tidak menghilangkan kemampuan alami dan yang dipelajari, sekarang
ketertiban dan kontinuitas pada proses pembuatan keputusan.

Model-model
Tinjauan literatur menghasilkan sejumlah model-model pembuatan keputusan. Tiga model
tercangkup dalam bab ini :
Model Normatif. Model ini sedikitnya sudah berusia 200 tahun. Ini diasumsikan untuk
memaksimalkan kepuasan dan memenuhi kebutuhan asumsi pengetahuan sempurna bahwa
pada suatu situasi membutuhkan keputusan, semua kemungkinan pilihan dan konsekuensi
dan potensial hasil dari masing-masing diketahui. Tujuh langkah yang teridentifikasi dalam
model analisis ini :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Menemukan dan menganalisis masalah


Mengidentifikasi semua alternatif yang memungkinkan
Mengevaluasi pro dan kontra dari masing-masing alternatif
Mengurut alternatif-alternatif
Memilih alternatif yang dapat memaksimalkan kepuasan
Pelaksanaan
Evaluasi

Model normatif untuk pembuatan keputusan ini tidak realistis karena asumsinya jelasnya
memilih diantara alternatif teridentifikasi.
Model Pohon Keputusan. Berbagai pendekatan pembuatan keputusan analisis pohon telah
ditemukan dalam literatur ; bagian-bagian yang pentingnya sudah diuraikan pada tahun 1960an dan sudah standar. Semua faktor penting untuk membuat suatu keputusan bisa
digambarkan dalam keputusan pohon. Vroom menggunakan jawaban untuk tujuh pertanyaan
diagnostik dalam bentuk pohon keputusan untuk mengidentifikasi tipe-tipe gaya
kepemimpinan yang digunakan dalam model manajemen pembuatan keputusan.
Pertanyaannya berfokus pada perlindungan kualitas dan penerimaan keputusan dan
kesesuaian yang adekuat dari informasi, kesesuaian tujuan, struktur masalah, penerimaan
oleh subordinat, konflik, keadilan, dan prioritas implementasi. Magee dan Brown
menggambarkan pohon keputusan sebagai memulai dengan masalah dasar yang membuat
ruas-ruas peristiwa dan ruas-ruas tindakan yang ditunjukkan sebagai cabang-cabang.
Jumlah cabang-cabang pada tiap ruas berhubungan dengan jumlah alternatif yang
teridentifikasi. Setiap jalur melalui pohon menyamakan pada urutan yang mungkin dari
tindakan dan kejadian-kejadian, masing-masing dengan konsekuensinya sendiri.
Kemungkinan dari baik konsekuensi positif dan negatif dari tiap tindakan dan kejadian
diperkirakan dan dicatat pada cabang yang tepat. Pilihan tambahan (sebagai contoh,
penundaan keputusan) dan konsekuensi dari tiap urutan tindakan/kejadian dapat digambarkan
pada pohon keputusan. Analisis normal dari pohon dihubungkan dengan komputerisasi
konsekuensi yang diperkirakan dari semua ruas-ruas kejadian (tepi tangan kanan pohon),
mengganti nilai-nilai untuk ruas-ruas kejadian aktual dan konsekuensinya, dan memilih ruas
tindakan dengan konsekuensi yang diharapkan paling tinggi. Baik strategi optimum dan
konsekuensi yang diharapkan akan ditentukan. Analisis kuantitatif dalam bentuk pohon
keputusan dapat digunakan untuk jenis masalah apapun tetapi mungkin tidak perlu dalam
masalah sederhana yang melibatkan konsekuensi terbatas.
Bagan 9-1
1.

Menentukan

Tujuan dan objektif

Ya
Tidak
Analisis,
revisi,
prioritas

2.

Mengidentifikasi masalah

Ya
Tidak
Analisis,
revisi,
prioritas

3.

Mengembangkan
Pemecahan yang
memungkinkan

Ya
Tidak
Analisis,
revisi,
prioritas

4.

Mengevaluasi potensial
Memungkinkan setiap
solusi untuk
pemecahan masalah

Ya
Tidak
Analisis,
revisi,
prioritas

5.

Menyeleksi solusi yang


memungkinkan

Ya
Tidak
Analisis,
revisi,
prioritas

6.

Menerapkan solusi

Ya
Tidak
Analisis,
revisi,
prioritas

Penetapan tujuan dan objektif memerlukan keputusan dibuat sesuai dengan bagaimana
ttujuan tersebut akan dicapai. Keputusan pertama mungkin prioritas dimana tujuan akan
dilaksanakan. Keputusan tidak berhubungan hanya dengan masalah. Tujuan berhubungan
dengan perkembangan rencana-rencana dan program untuk mencapai tujuan dan objektif
keperawatan. Alternatif terbaik yang tidak berjalan memerlukan pembuatan keputusan apakah
memulai dari langkah 1 bila alternatif lain kurang berhasil.
Model Deskriptif. Simon mengembangkan model ini didasarkan pada asumsi bahwa pembuat
keputusan adalah seorang yang melihat masalah secara rasional dalam membuat solusi yang
bisa dilakukan yang didasarkan pada informasi yang diketahuinya.
Model ini dapat digunakan untuk membuat berbagai keputusan yang informasinya tidak
lengkap diakibatkan karena keterbatasan waktu, uang, atau orang dan kenyataan bahwa orang
tidak selalu memilih yang paling baik. Simon menuliskan keputusan yang sedikit dapat
dibuat jika selalu mempunyai solusi yang optimal, dibandingkan jika kita mengidentifikasi
dahulu berbagai alternatif yang dapat diterima. Langkah dalam model deskripsi (Bagan 9-1)
meliputi :
a. Menetapkan tujuan yang dapat diterima

b.
c.
d.
e.
f.
g.

Menguraikan persepai subjektif tentang masalah


Mengidentifikasi alternatif yang bisa diterima
Mengevaluasi setiap alternatif
Menyeleksi alternatif
Menerapkan keputusan
Evaluasi

Model deskriptif ini memungkinkan perawat manajer melihat kembali dengan baik terhadap
keputusan yang telah dibuat setiap hari, yang dapat disempurnakan secara cepat dengan
konsekuensi bermakna. Lancaster dan Lancaster mengilustrasikan penggunaan model ini
untuk administrator keperawatan.
Langkah-Langkah dalam Proses
Dari model-model pembuatan keputusan ini dan model lain, lima langkah umum dari proses
dapat diidentifikasi.
Pertama, masalah harus teridentifikasi, walaupun tahapan ini terlihat mudah,
pengenalan dan penentuan masalah merupakan hal yang rumit karena persepsi tiap individu
lain. Perawat manajer harus membuat kepastian bahwa setiap masalah yang teridentifikasi
memerlukan perhatian mereka dan tidak dapat ditangani sendiri oleh orang yang terlibat saja.
Pengumpulan data faktual sesuai dengan persepsi individu adalah penting. Penemuan datadata secara logis dan sistimatis termasuk mempertanyakan semua sumber untuk pendapat
yang berbeda dan data objektifnya. Bila perbedaan antara situasi yang diinginkan dan yang
ada atau hasilnya bermakna, maka pengenalan masalah dapat terjadi.
Bila masalah telah teridentifikasi, perawat manajer harus mengevaluasi kemungkinan
solusi dan memerlukan prioritas masalah. Reitz menyarankan tiga pendekatan untuk
memprioritaskan masalah :
a) Menghadapi masalah dalam urutan timbulnya
b) Mengatasi masalah yang paling mudah lebih dulu
c) Mengatasi masalah krisis sebelum yang lainnya

Anda mungkin juga menyukai