Oleh :
Nama
NIM
: 135040201111032
Kelompok
: D1 (Senin, 07.00-08.40)
Asisten
: Kristiaphine Stefani
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat :
Fial film
Kain kasa
oryzae.
Karet gelang
Label
Petridish
Lup
betina.
Bahan :
Menutup fial film dengan kain kasa dan diikat menggunakan karet gelang
Diamati, catat hasil dan dokumentasi
praktikum
menganai
hubungan
kualitas
pakan
dengan
perkembangan hama ini dilakukan pengamatan pada tiga fial film yang telah
disiapkan masing-masing diisi dengan beras raskin, IR 64 dan pandan wangi
kemudian sepasang imago jantan dan betina Sitophilus oryzae dimasukkan ke
dalam masing-masing fial film yang telah berisi beras. Setelah dimasukkan pada
fial film tersebut diberikan label agar tidak tertukar pada sat pengamatan tersebut.
Beras dibedakan untuk mengetahui hubungan antara kualitas beras(pakan)
tersebut dengan perkembangan Sitophilus oryzae. Fial film ditutup dengan kain
kasa lalu diikat dengan karet gelang. Kemudian dilakukan pengamatan terhadap
perkembangan populasi Sitophilus oryzae. Dan dilakukan pengamatan mana dari
ketiga jenis beras tersebut yang paling disukai oleh Sitophilus oryzae, dan
bagaiman pengaruhnya terhadap perkembangan hama Sitophilus oryzae.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tabel Hasil Pengamatan & Dokumentasi Hasil
Data Sitophilus oryzae
No.
1
2
3
4
5
Jumlah imago
(ekor)
Mei 2016
Beras jatah/ raskin
1 (1 ekor mati)
Beras Pandan wangi
2
Beras IR64
2
Mei 2016
Beras jatah/ raskin
1
Beras Pandan wangi
2
Beras IR64
2
Mei 2016
Beras jatah/ raskin
1
Beras Pandan wangi
2
Beras IR64
2
Mei 2016
Beras jatah/ raskin
1
Beras Pandan wangi
2
Beras IR64
2
Mei 2016
Beras jatah/ raskin
1
Beras Pandan wangi
2
Beras IR64
2
Ket: Perkembangan hama hingga 10 HSI (Hari Setelah Infestasi)
perkembangan hama konstan tidak
ada pertambahan.
Tanggal pengamatan
Jenis beras
4.3 Pembahasan
Dalam praktikum pengamatan hubungan antar kualitas pakan dan
perkembangan hama dilakukan dengan menggubkan bahan pakan beras IR
64, beras jatah dan beras pandan wangi. Dengan mengamati ketiga beras
tersebut akan didapatkan mana beras yang disukai oleh Sitophilus oryzae.
Pada 3 fial film tersebut diisi setengah bagian fial filam denagn masingmasing jenis beras. Setaiap fial film diberikan 1 pasang Sitophilus oryzae
(satu jantan dan satu betina), selanjutnya ditutup dengan kain kasa dan
dikikat serta diberikan label. Pengamatan tersebut dilakukan selama 10 hari,
dari hasi pengamatan tersebut didapatkan data jumlah imago Sitophilus
oryzae dari awal pengamatan sampai akhir pengamatan menunjukkan jumlah
yang tetap sebanyak 2 ekor pada varietas beras IR64 dan pandan wangi. Ini
membuktikan bahwa imago tidak mengalami perkembangbiakan. Pada awal
pengamatan tanggal Mei 2016 imago yang terdapat pada beras raskin/jatah
mengalami kematian sehingga imago berjumlah satu ekor sampai dengan
akhir pengamatan. Kematian dari Sitophilus oryzae dipengaruhi oleh
beberapa faktor mungkin kurang sesuainya pakan yang dibutuhkan.
Preferensi sejenis serangga terhadap jenis makanan dipengaruhi oleh stimuli
zat kimia chemotropisme yang terutama menentukan bau dan rasa, mutu gizi
dan adaptasi struktur. Kematian imago dan imago yang tidak mengalami
perkembangbiakan diduga disebabkan oleh faktor makanan dan faktor
lingkungan (Kartasapoetra, 1991).
Faktor makanan berkaitan dengan dinamika serangga memilih sumber
makanan yang cocok untuk pertumbuhan populasinya atau dalam proses
perkembangbiakan keturunannya. Kumbang bubuk beras menyukai biji yang
kasar dan tidak dapat berkembang biak pada bahan makanan yang berbentuk
tepung. Kumbang ini tidak akan meletakkan telur pada material yang halus
karena imago tidak dapat merayap dan akan mati di tempat tersebut. Ketidak
cocokan faktor makanan dapat ditimbulkan oleh hal-hal sebagai berikut a)
kurangnya kandungan unsur yang diperlukan serangga, b) rendahnya kadar
air bahan, c) permukaan terlalu keras, bentuk material bahan yang kurang
disenangi, misalnya beras lebih disenangi dari pada gabah. (Yasin, 2009).
Sedangkan untuk faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
perkembangbiakan Sitophilus oryzae antara lain: a) Temperatur dan
Kelembaban, biasanya batas antara temperatur minimum dan temperatur
maksimum yaitu 5C sampai 45C, temperatur optimum yang diperlukan
bagi perkembangan hidup hama ini berkisar antara 25C sampai 30C, b)
Cahaya, Kebanyakan hama gudang menyukai cahaya yang gelap. Hal ini
telah banyak dikemukakan oleh berbagai ahli. Banyak hama gudang yang
aktif pada malam hari. Kebanyakkan imago hama gudang meletakkan
telurnya pada malam hari atau pada tempat-tempat yang gelap. Demikian
pula aktifitas hidup lainnya, kebanyakan terjadi pada malam hari atau sore
hari, c) Aerasi, Hama gudang ukuranya lebih kecil, sebagai mahkluk hidup
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa jumlah
imago Sitophilus oryzae dari awal pengamatan sampai akhir pengamatan
menunjukkan jumlah yang tetap sebanyak 2 ekor pada varietas beras IR64
dan pandan wangi. Pada 3 fial film tersebut diisi setengah bagian fial filam
denagn masing-masing jenis beras. Setaiap fial film diberikan 1 pasang
Sitophilus oryzae (satu jantan dan satu betina), selanjutnya ditutup dengan
kain kasa dan dikikat serta diberikan label. Pengamatan tersebut dilakukan
selama 10 hari, dari hasi pengamatan tersebut didapatkan data jumlah imago
Sitophilus oryzae dari awal pengamatan sampai akhir pengamatan
menunjukkan jumlah yang tetap sebanyak 2 ekor pada varietas beras IR64
dan pandan wangi. Ini membuktikan bahwa imago tidak mengalami
perkembangbiakan.
DAFTAR PUSTAKA
Kalshoven. 1981. CIMMYT 1999-2000, World Maize Fact and Trends. Meeting
world maize needs. Technological opportunities and priorities for the
public sector. CIMMYT, Mexico.
Kartasapoetra. 1990. Hama Hasil Tanaman Dalam Gudang. Jakarta: PT Rinka
Cipta.
Kertasapoetra. 1991. Hama Hasil Tanaman Dalam Gudang. Jakarta PT Rinka
Cipta.
Suyono dan Sukarno, 1985. Preferensi Kumbang C. analis F. Pada Beberapa Jenis
Kacang-Kacangan. Balai Penelitian Tanaman Pangan. Bogor.
Yasin, Muhammad. 2009. Kemampuan Akses Makan Serangga Hama Kumbang
Bubuk dan Faktor Fisikokimia yang Memepengaruhinya. Prosiding
Seminar Nasional. Serealia. Balai Penelitian Tanaman Serealia.