Case Based Discussion Osteomielitis: Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang 2015
Case Based Discussion Osteomielitis: Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang 2015
Osteomielitis
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Penyakit Bedah
Di RSUD RAA Soewondo Pati
Disusun oleh:
Indah Dwi Ambarsari (012116415)
Wimbi Kartika Ratnasari (012116552)
Pembimbing :
dr. Khozin Hasan, SpOT.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2015
1
BAB I
LAPORAN KASUS
I.
IDENTITAS
Nama
: Tn. S.
Umur
: 50 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
Agama
: Islam
Tgl masuk RS
: 23 Oktober 2015
Bangsal
: Bougenville
No.CM
: 030207
II.
ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Lokasi
: Cruris dextra
Kronologis
: disangkal
Riwayat Hipertensi
: disangkal
: disangkal
2
Riwayat DM
: disangkal
: disangkal
E.
: disangkal
Riwayat Hipertensi
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
III.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Kesadaran
Tanda vital
: 130/80 mmHg
: 76 x/menit
RR
: 20 x/menit
: 36 C (per axiller)
Status generalis
1. Kulit
2. Kepala
3. Mata
4. Telinga
: Discharge (-/-)
5. Hidung
6. Mulut
7. Leher
COR
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: batas jantung
pergerakan
Dinamis
pergerakan
paru
Pa : Statis : simetris, sela iga tidak Pa : Statis : simetris, sela iga tidak
melebar, tidak ada yang tertinggal,
melebar,
retraksi (-/-)
Dinamis
pergerakan
paru
Dinamis
tidak
:
ada
pergerakan
yang
paru
(-/-)
(-/-)
Aus: Suara dasar vesikuler (+/+), Aus: Suara dasar vesikuler (+/+),
4
bekas operasi.
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
11. Ekstremitas
IV.
Kelemahan
Superior
(-/-)
Inferior
(-/-)
Akral dingin
(-/-)
(-/-)
Edema
(-/-)
(-/-)
Capilary refill
<2
<2
Jejas
(-/-)
(-/-)
STATUS LOKALIS
Status lokalis cruris dextra
Look :
o Deformitas (-), Oedem (-), Tanda peradangan (+), terlihat sekrup yang keluar dari
kulit
Feel :
o Nyeri tekan (-), Suhu lebih hangat dari sekitarnya, krepitasi (-), sensibiltas (+)
Move :
o Nyeri mobilitas (-)
V.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium (Tanggal 23 November 2015)
Hematologi
Golongan darah
:B
WBC
: 9,59 10^3/uL
(4,8 10.8)
RBC
: 4,86 10^3/uL
(4,2 5,4)
HGB
: 12,3 g/dL
(12 16)
HCT
: 37,4 %
(37 47)
MCV
: 77,0 fL
(79 99)
MCH
: 25,3 pg
(27 31)
MCHC
: 32,9 g/dL
(33 37)
PLT
: 278 10^3/uL
(150 450)
RDW-CV
: 16,3 %
(11,5 14,5)
RDW-SD
: 43,8 fL
(35 47)
PDW
: 12,4 fL
(9 13)
MPV
: 10,0 fL
(7,2 11,1)
P-LCR
: 26,3 %
(15 25)
Neutrofil
: 75,3 %
(50 70)
Limfosit
: 18,7 %
(25 40)
Monosit
: 4,4 %
(2 8)
Eosinofil
: 1,5 %
(2 4)
Basofil
: 0,1 %
(1 0)
Glukosa
: 131 mg/dl
(75-160)
SGOT
: 23,5 U/l
(0 31)
SGPT
: 29,0 U/l
(0 34)
Ureum
: 15,7 mg/dl
(10 50)
Creatinin
: 0, 63 mg/dl
(0,6 1,2)
Total Protein
: 7,51 gr/dl
(6 8)
Kimia Klinik
Albumin
: 4,33 gr/dl
(3,5 5.3)
Globulin
: 3,18 gr/dl
(2,4 3)
VI.
ASSESMENT
Dx klinis
Osteomielitis kronis tibia dextra
VII.
INITIAL PLAN
a. Ip Diagnostik
-
b. Ip Terapeutik
Medikamentosa :
-
Analgetik
Antibiotik
c. Ip Operatif
d. Ip Monitoring
Keadaan umum, tanda vital, hasil pemeriksaan penunjang
e. Ip Edukatif
VIII.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Defenisi
Osteomyelitis adalah proses inflamasi akut atau kronik pada tulang dan struktur
2.2
Patofisiologi
Infeksi pada osteomielitis dapat terjadi lokal atau dapat menyebar melalui periosteum,
korteks, sumsum tulang, dan jaringan retikular. Jenis bakteri bevariasi berdasarkan pada umur
pasien dan mekanisme dari infeksi itu sendiri.
Terdapat dua kategori dari osteomyelitis akut:
-
Hematogenous osteomyelitis
Infeksi disebabkan bakteri melalui darah. Acute hematogenous
osteomyelitis, infeksi akut pada tulang disebabkan bekteri yang berasal dari
sumber infeksi lain. Kondisi ini biasanya terjadi pada anak-anak. Bagian yang
sering terkena infeksi adalah bagian yang sedang bertumbuh pesat dan bagian
yang kaya akan vaskularisasi dari metaphysis. Pembuluh darah yang membelok
dengan sudut yang tajam pada distal metaphysis membuat aliran darah
melambat dan menimbulkan endapan dan trombus, tulang itu sendiri akan
mengalami nekrosis lokal dan akan menjadi tempat berkembang biaknya
bakteri. Mula-mula terdapat fokus infeksi didaerah metafisis, lalu terjadi
hiperemia dan udem. Karena tulang bukan jaringan yang bisa berekspansi maka
tekanan dalam tulang ini menyebabkan nyeri lokal yang sangat hebat.
Infeksi dapat pecah ke subperiost, kemudian menembus subkutis dan
menyebar menjadi selulitis atau menjalar melalui rongga subperiost ke diafisis.
Infeksi juga dapat pecah kebagian tulang diafisis melalui kanalis medularis.
Penjalaran subperiostal kearah diafisis akan merusak pembuluh darah
yang kearah diafisis, sehingga menyebabkan nekrosis tulang yang disebut
sekuester. Periost akan membentuk tulang baru yang menyelubungi tulang baru
9
Osteomyelitis sering menyertai penyakit lain seperti diabetes melitus, sickel cell
disease, AIDS, IV drug abuse, alkoholism, penggunaan steroid yang berkepanjangan,
immunosuppresan dan penyakit sendi yang kronik. Pemakaian prosthetic adalah salah satu
faktor resiko, begitu juga dengan pembedahan ortopedi dan fraktur terbuka. Rasio antara pria
dan wanita 2 :1.
2.3
Kelelahan.
Iritabilitas.
Malaise.
Terbatasnya gerakan.
Edem lokal yang disertai dengan erytem dan nyeri pada penekanan.
Onsetnya bertahap.
Malaise.
Edem.
Terasa hangat.
Berfluktuasi.
Pada bayi baru lahir : S. aureus, Enterobacter Sp, dan Stretococcus Sp group A dan
B.
Pada anak umur 4 bulan sampai 4 tahun : S. aureus, Enterobacter Sp, Stretococcus
Sp group A dan B dan H influenza.
2.4
Differensial Diagnosis
-
Selulitis.
Gangren gas.
11
2.5
Osteosarkoma.
Tumor Ewing.
Labolatorium
-
CRP meningkat
Pada kultur hasil aspirasi dari tempat yang terinfeksi ditemukan normal pada 25
kasus, dan 50 % positif pada hematogenous osteomyelitis.
2.6
Terapi
Begitu diagnosis secara klinis ditegakkan, ekstremitas yang terkena diistirahatkan dan
segera berikan antibiotik. Bila dengan terapi intensif selama 24 jam tidak didapati perbaikan,
dianjurkan untuk mengebor tulang yang terkena. Bila ada cairan yang keluar perlu dibor
dibeberapa tampat untuk mengurang tekanan intraostal. Cairan tersbut perlu dibiakkan untuk
menentuka jenis kuman dan resistensinya. Bila terdapat perbaikan, antibiotik parenteral
diteruskan sampai 2 minggu, kemudian diteruskan secara oral paling sedikit empat minggu.
12
Penyulit berupa kekambuhan yang dapat mencapai 20%, cacat berupa dekstruksi sendi,
gangguan pertumbuhan karena kerusakan cakram epifisis, dan osteomyelitis kronik.
Pada dasarnya penanganan yang dilakukan adalah :
1. Perawatan dirumah sakit.
2. pengobatan suportif dengan pemberian infus dan antibiotika.
3. Pemeriksaan biakan darah.
4. antibiotika yang efektif terhadap gram negatif maupun gram positif diberikan
langsung tanpa menunggu hasil biakan darah, dan dilakukan secara parenteral
selama 3-6 minggu.
5. Imobilisasi anggota gerak yang terkena.
6. Tindakan pembedahan.
2.7
Prognosis
Prognosis bevariasi, tergantung pada kecepatan dalam mendiagnosa dan melakukan
penanganan.
13
DAFTAR PUSTAKA
1.
Sjamsuhidajat.R; De Jong.W, Editor. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi, Cetakan
Pertama, Penerbit EGC; Jakarta.1997. 1058-1064.
2.
Sabiston. DC; alih bahasa: Andrianto.P; Editor Ronardy DH. Buku Ajar Bedah Bagian 2.
Penerbit EGC; Jakarta.
3.
4.
Reksoprojo.S:
Editor;
Pusponegoro.AD; Kartono.D;
Hutagalung.EU;
Sumardi.R;
Luthfia.C; Ramli.M; Rachmat. KB; Dachlan.M. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Penerbit
Bagian Ilmu Bedah FKUI/RSCM; Jakarta.1995.
14