Anda di halaman 1dari 23

Referat

Ilmu Kesehatan Anak


Oleh:
Galih Dwiki Dharmawan
112011101007
Pembimbing :
dr. H. Ahmad Nuri, Sp.A
dr. Gebyar Tri Baskara, Sp.A
dr. Ramzy Syamlan, Sp.A
dr. Saraswati Dewi, Sp.A
dr. Lukman Oktadianto, Sp.A
SMF Anak RSUD dr. Soebandi
2015

HIV Tanpa
Komplikasi

Pendahuluan
HIV

Infeksi HIV pada anak merupakan masalah kesehatan yang sangat besar di
dunia

lebih dari 6.5 juta perempuan di Indonesia menjadi populasi


rawan tertular HIV

30% diantaranya melahirkan bayi yang tertular HIV

2,7 juta anak di dunia telah meninggal karena AIDS

Definisi
HIV
termasuk dalam familia retrovirus (envelope virus)
yang mempunyai enzim reverse transcriptase.

Infeksi HIV
infeksi virus yang secara progresif menghancurkan
sel-sel darah putih dan menyebabkan AIDS

AIDS
penyakit fatal yang merupakan stadium lanjut dari
infeksi HIV

Epidemiologi
lebih dari 6.5 juta perempuan di
Indonesia menjadi populasi rawan
tertular HIV

WHO memperkirakan 2,7 juta anak di


dunia telah meninggal karena AIDS

berusia di bawah 5 tahun (66%),


berusia antara 5-10 tahun sebanyak 26%,
berusia lebih dari 10 tahun hanya 7,9%

Epidemiologi
Transmisi
HIV
secara
umum
dapat
terjadi
melalui
empat
jalur

1. Kontak seksual
2. Tranfusi
3. Jarum yang
terkontaminasi
4. Transmisi vertikal
(perinatal)

Etiologi

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah


suatu virus RNA dari famili Retrovirus dan
subfamili Lentiviridae.

dua serotype HIV yaitu HIV-1 dan HIV-2


HIV terdiri atas 2 bagian besar yaitu bagian
inti (core) dan bagian selubung (envelop).
HIV termasuk virus sensitif terhadap
pengaruh lingkungan

Patofisiologi
Makrofag
(APC)

Sitokin IL 1

Antigen MHC

Aktivasi
limfosit Tc dan
Limfosit B

IL 2

Limfosit Th

Aktivitas
Imunitas
seluler dan
humoral

HIV

Patofisiologi
1.Serokonversi
masa selama virus beredar menuju
target sel (viremia) dan antibodi serum
terhadap HIV mulai terbentuk.

2.Penyakit HIV Asimtomatis


masa laten infeksi HIV. 18 bulan hingga
15 tahun.

3.Infeksl HIV simtomatik atau


AIDS

Manifestasi Klinis

Diagnosis
Pemeriksaan

HIV diperlukan untuk:

Anak sakit
Lahir dari ibu terinfeksi HIV
Mengetahui status bayi/anak kandung
dari ibu yang didiagnosis terinfeksi HIV
Salah satu atau kedua orangtua
meninggal oleh sebab yang tidak
diketahui tetapi masih mungkin karena
HIV
Anak yang mengalami kekerasan seksual

Diagnosis
2

tes yang direkomendasikan oleh


kemenkes:
tes virologis
menegakkan diagnosis klinik (biasanya setelah
umur 6 minggu)
sensitivitas minimal 98% dan spesifisitas 98%
anak berumur < 18 bulan
HIV DNA kualitatif menggunakan darah plasma
EDTA

Tes Serologis

sensitivitas minimal 99% dan spesifisitas minimal


98%
Umur <18 bulan digunakan sebagai uji untuk
menentukan ada tidaknya pajanan HIV Umur >18
bulan digunakan sebagai uji diagnostik
konfirmasi

Diagnosis

Diagnosis
Diagnosis

pada anak <18 bulan

DIAGNOSIS PRESUMTIF

Bila ada 1 gejala berikut

PCP,
meningitis
kriptokokus,
kandidiasis esophagus
Toksoplasmosis
Malnutrisi berat yang tidak membaik
dengan pengobatan standar

Minimal 2 gejala berikut

Oral thrush
Pneumonia berat
Sepsis berat
Kematian ibu yang berkaitan dengan HIV
atau penyakit HIV yang lanjut pada ibu
CD4+ <20%

Diagnosis
Diagnosis

pada anak >18 bulan

Perhatian khusus untuk anak yang masih


mendapat ASI pada saat tes dilakukan
Uji HIV baru dapat diinterpretasi dengan
baik bila ASI sudah dihentikan selama > 6
minggu.
Pada umur > 18 bulan ASI bukan lagi
sumber nutrisi utama. Oleh karena itu cukup
aman bila ibu diminta untuk menghentikan
ASI sebelum dilakukan diagnosis HIV.

Diagnosis
Terapi

Profilaksis Kotrimoksazol

mencegah infeksi yang umum terjadi pada


bayi yang terpajan HIV
diindikasikan mulai 6 minggu setelah lahir
dan dipertahankan sampai tidak ada risiko
transmisi HIV
Penghentian kotrimoksazol bila:
Untuk

bayi dan anak yang terpajan HIV saja


dan tidak terinfeksi
Umur > 5 tahun jika dimulai stadium berapa
saja dihentikan bila CD4>350 sel/ml setelah
minum ARV 6 bulan. Dimulai stadium 3 dan 4
maka profilaksis dihentikan jika CD4 > 200
sel/ml

Tatalaksana
Tentukan

kriteria klinis dan kriteria


imunodefisiensi

Selanjutnya

tentukan indikasi ARV

Tatalaksana
Kombinasi

ARV
2 Nucleoside reverse transcriptase
inhibitor (NRTI) + 1 Non-nucleoside
reverse transcriptase inhibitor (NNRTI).

Tatalaksana

Tatalaksana
Pengobatan

TB pada HIV
Jika penyakit TBC didiagnosis terlebih
dahulu maka obat antituberkulosis
diberikan terlebih dahulu, 2-8 minggu
kemudian baru diberikan obat
antiretrovirus

Tatalaksana
Panduan

obat ARV pada pengobatan TBC


dengan rifampisin
ARV pada Pengobatan Rifampisin yang
Sudah Berjalan

ARV

pada Pengobatan Rifampisin yang


Akan Berjalan

PENCEGAHAN
Pencegahan

ditujukan kepada ibu-ibu


terinfeksi HIV
Konseling dan tes laboratorium pada ibu
hamil
Beberapa bulan sebelum melahirkan dan
sesaat sebelum melahirkan ibu harus
diberikan profilaksis antiretrovirus.
Cara persalinan sebaiknya dengan SC dan
cegah adanya KPD
Ganti ASI dengan susu formula

Prognosis
Masa hidup penderita yang mendapat infeksi secara
vertikal adalah 1 tahun (82%), 2 tahun (74%), 3 tahun
(61%), 4 tahun (56%), 5 tahun (49%) dan 6 tahun
(43%).
Penyebab kematian biasanya pneumonia (52%), diare
(19%), sedangkan yang disebabkan oleh penyakit lain
seperti sepsis, esophagus kandidiasis sebanyak 10%.
Faktor-faktor yang berperan menentukan prognosis
pada bayi yang mendapat penularan dari ibu terinfeksi
HIV adalah:

Sistem imun bayi baru lahir yang belum matang terutama


bila bayi tersebut prematur atau infeksi terjadi intrauterin.
Memori imunologis kurang, sehingga setiap agen infeksius
yang menginfeksi bayi dengan mudah mengadakan
replikasi dan berkembang terutama pada sel CD4 yang
baru. Muatan virus pada bayi terinfeksi HIV selalu lebih
tinggi dan lebih sulit dikontrol dibandingkan dengan orang
dewasa.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai