Anda di halaman 1dari 12

ARSITEKTUR

TRADISIONAL
ARSI
KELOMPOK 2 (BENTUK DAN
FASAD)

DEFINISI BENTUK
Bentuk adalah suatu perwujudan dari organisasi ruang yang merupakan hasil
dari suatu proses pemikiran. Proses ini didasarkan atas pertimbangan fungsi
dan usaha pernyataan diri atau ekspresi (Hugo Haring).
Wujud dari
penyelesaian akhir dari konstruksi yang pengertiannya sama (Mies van der
rohe). Suatu keseluruhan dari fungsi-fungsi yang bekerja secara bersamaan,
yang hasilnya merupakan susunan benda (Benyamin Handler).Hasil
dipenuhinya syarat-syarat kokoh guna dan indah (Vitruvius) .
Ciri-ciri Visual menurut Ching (1996:50,51)adalah :
Wujud yaitu ciri-ciri kokoh yang menunjukkan bentuk yang merupakan hasil
konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan sisi sisi suatu bentuk.
Dimensi yaitu panjang lebar dan tinggi. Dimensi-dimensi ini menentukan
proporsinya, sedangkan skala ditentukan oleh perbandingan ukuran relatifnya
terhadap bentuk-bentuk lain disekelilingnya. Warna itu corak, intensitas dan noda
pada permukaan suatu bentuk. Warna juga mempengaruhi bobot visual suatu
bentuk. Tekstur yaitu karakter permukaan suatu bentuk, tekstur mempengaruhi
baik perasaan kita pada waktu menyentuh maupun kualitas pemantulan cahaya
menimpa permukaan bentuk tersebut. Posisi yaitu letak relatif suatu bentuk
terhadap suatu lingkungan atau medan visual. Orientasi yaitu posisi relatif suatu
bentuk terhadap bidang dasar, arah mata angin, atau terhadap pandangan
seseorang yang melihatnya. Inersia visual yaitu derajat konsentrasi dan stabilitas
suatu bentuk, inersia suatu bentuk tergantung pada geometri dan orientasi relatif
terhadap bidang dasar dan garis pandangan kita.

ISTANA RAJA BUNGKU

Istana raja bungku atau yang sekarang lebih di


kenal sebagai rumah dinas raja bungku
merupakan tempat pelantikan raja-raja bungku.
Bentuk dan penampilan dari rumah raja bungku
merupakan bukti dari sejarah kesewenangan
pemerintah belanda yang memaksa menduduki
beberapa kerajaan di sulawesi tengah sehingga
bentuk rumah raja di daerah sekitar nya pun
masih sama, selayaknya rumah Raja Mori di
daerah wilayah Kolonedale.

RUMAH RAJA MORI.

MASJID TUA BUNGKU

Masjid Tua Bungku merupakan bagian dari sejarah


perkembangan islam di tanah Bungku, lama sebelum
kedatangan Belanda. Mulanya, ketika seorang musafir
dari tanah Johor semenanjung Malaya ( Malaysia-red)
Syaikh Maulana Ibrahim Sampai di tanah Bungku sekitar
tahun 1470-an, dalam pengembaraannya menyebarkan
Islam, takdir kemudian mempertemukan nya dengan
dua tokoh kerajaan Bungku, di puncak bukit Fafon
Sandengaa. Dari sinilah, mereka kemudian bersepakat
untuk menyebarkan Agama Islam di tanah Bungku.
Penyebaran Islam dikemudian hari menjadi mudah,
Sangiang Kinambuka (Raja Bungku) menerima dakwah
ini dan menjadi pemeluk Islam yang taat, dan di ikuti
oleh masyarakatnya yang berdiam di sekitar benteng
kerajaan serta merta memeluk Islam.

Bentuk bangunan masjid melambangkan nilai-nilai


Islam yang kental. Diantaranya menara yang berdiri 25
meter dari permukaan tanah, dikenal sebagai menara
alif yang berarti tauhid (keesaan) Allah, sumber sejarah
menceritakan dulunya menara alif ini terpasang simbol
bulan bintang. Atapnya yang bersusun lima memilki
makna Rukun Islam. Luas bangunan mencapai 20x13
meter, masjid ini mampu menampung seratus lebih
jamaah. Konon, tegel (lantai) yang digunakan saat itu
dikirim dari singapura, dindingnya terbuat dari beton
terdiri dari susunan batu kapur,yang direkatkan dengan
menggunakan putih telur dan getah kayu waru dan
bahan-bahan lainnya. Disebelah situs ini juga terdapat
peninggalan sejarah lainnya yaitu Situs Rumah Raja,
dan Makam Raja Bungku

BENTUK BANGUNAN

Sekilas
bangunan
ini
mengikuti arsitektur masjid
yang populer di masa itu,
mirip model dengan masjid
tua kesultanan demak, masjid
tua kesultanan Buton dan
ternate. Bentuk bangunan
menyerupai bangunan khas
orang cina yaitu kelenteng.
Hal itu disebabkan, penduduk
asli bungku berasal dari Cina.
Atapnya yang bersusun lima
memilki makna Rukun Islam.

BENTUK DENAH

Seperti masjid pada umumnya yang mampu


menampung banyak orang. Luas bangunan
mencapai 20x13 meter, masjid ini mampu
menampung seratus lebih jamaah. Konon, tegel
(lantai) yang digunakan saat itu dikirim dari
singapura, dindingnya terbuat dari beton terdiri
dari susunan batu kapur,yang direkatkan dengan
menggunakan putih telur dan getah kayu waru
dan bahan-bahan lainnya.

KESIMPULAN
Bangunan masjid tua Bungku merupakan bangunan yang
sangat bersejarah. Jauh lama sebelum Belanda datang dan
menjadi langgam masuknya islam di kerajaan Bungku. Bentuk
arsitektur Masjid tua Bungku ini dipengaruhi oleh budaya
masyarakat cina karena penduduk bungku pada saat itu berasal
dari cina. Masjid Tua Bungku ini telah di tetapkan sebagai cagar
budaya yang dilindungi Undang-undang No 5 tahun 1992. Tepat
di sebelah nya terdapat Rumah Raja Bungku, adalah rumah
dinas kerajaan bungku yang dahulu di bangun atas kewenangan
pemerintah belanda di wilayah bungku dan sekitarnya sehingga
tampilan fisik Rumah berciri kan Arsitektur Belanda. Untuk itu
dari segi bentuk di setiap wilayah hampir memiliki kesamaan, di
karenakan rumah-rumah raja yang ada adalah bagian dari
otonomi belanda pada masa itu.

Anda mungkin juga menyukai