PEMBAHASAN
Ada atau tidak adanya daun, serta bentuk dan susunan daunnya.
2.1.3
Ciri-ciri :
cabang
2. Kelas Lycophyta
Dewasa ini hanya sedikit spesies Lycophyta yang masih bertahan hidup,
yaitu yang tergolong genus Lycopodium dan Selaginella. Pada umumnya, spesies
Lycopodium adalah tumbuhan tropis dan hidup sebagai epifit. Spesies lain
tumbuh di lantai hutan di daerah subtropics. Sporofit sudah memiliki akar, batang,
dan daun.
Gambar 2.5 : Morfologi Paku kawat (Lycopodium obscurum) dan strobilus pada
Lycopodium.
Contoh tumbuhan paku ini adalah Lycopodium sp. (paku kawat) dan
Selaginella sp. (paku rane).
Gambar 2.7 : perbedaan strobilus pada Lycopodium sp. dan Selaginella sp.
3. Kelas Sphenophya
Sphenophyta sering disebut juga paku ekor kuda. Kebanyakan paku ekor
kuda hidup di tempat basah, seperti rawa. Contohnya adalah Equisetum sp.
Kelompok paku ini memiliki batang yang beruas, berbuku, dan berongga.
Contoh tumbuhan paku kelas ini adalah equisetum (paku ekor kuda).
4. Kelas Pterophyta
Pterophyta banyak terdapat di hutan subtropics maupun di daerah tropis.
Paku pterophyta mempunyai daun-daun yang lebih besar dibandingkan divisi
lainnya.
2.1.4
2.1.5
"tumbuhan
dengan gamet")
dinamakan
protalus
(prothallus)
organ
kecil
penghasil
kelompok
tumbuhan
paku
(seperti
Selaginellales
dan
Salviniales) memiliki perbedaan ukuran spora antara jantan (ukuran spora kecil,
disebut mikrospora) dan betina (ukuran spora besar, disebut megaspora). Gejala
ini disebut heterospori (tumbuhannya disebut heterospor). Kelompok dengan
ukuran spora sama disebut homospor.
Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) juga memiliki daur hidup seperti paku
heterospor tetapi telah berevolusi lebih jauh sehingga tahap gametofitnya tidak
dapat hidup mandiri dan harus disangga kehidupannya oleh sporofit. Spora yang
dihasilkan
langsung
tumbuh
menjadi serbuk
sari (jantan)
atau kantung
embrio (betina).
2.1.6
Manfaat Pteridophyta