Anda di halaman 1dari 14

Penatalaksanaan Airway

Penilaian Airway
Penilaian Airway adalah langkah pertama dalam penatalaksanaan airway, beberapa teknik
anatomis dan fungsional dapat dilakukan untuk menilai sberapa sulit melakukan tindakan
intubasi pada seorang pasien, akan tetapi penting untuk dicatat bahwa ventilasi yang baik
(dengan atau tanpa intubasi), harus dapat diperoleh ketika melakukan intubasi untuk emncegah
resiko kematian maupun morbiditas. Penialaian airway meliputi:
-

Bukaan mulut: jarak isisor harus 3 cm atau lebih pada orang dewasa.
Upper Lip Bite test: Gigi bawah digerakkan ke depan gigi atas, menilai range of motion

dari sendi temporomandibular


Klasifikasi Mallampati : Klasisifikasi untuk menentukan besarnya lidah terhadap rongga
mulut. Semakin besar lidah akan menutup ruang pandan kea rah struktur dalam faring

sehingga menyulitkan prosedur intubasi.


a. Kelas 1 : Seluruh lengkungan langit-langit mulut terlihat sampai ke dasarnya
b. Kelas 2 : Bagian atas pilar fausial dan sebagian besar uvula terlihat
c. Kelas 3 : Hanya palatum durum dan palatum molle yang terlihat
d. Kelas 4 : Hanya palatum durum yang terlihat
Jarak tiromental : Jarak antara dagu (mentum) dan tonjolan tiroid superior (jakun) harus

lebih dari 3 jari


Lingkar leher : Lingkar leher lebih dari 27 mempersilit akses visualisasi glottis

Walaupun ditemukan adanya beberapa penyulit sesuai kriteria diatas, kadang penemuan itu
tidak begitu sensitive dalam menilai kesulitan intubasi, akan tetapi tidak ditemukan adanya
penyulit sesuai kriteria diatas secara relative mempermudah proses intubasi.
Pasien-pasien dengan komorbid berupa obesitas dan BMI lebih dari 30 lebih sulit untuk
dilakukan intubasi karena beberapa pasien obesitas memiliki jaringan faring yang lebih lunak
dan lingkar leher yang besar sehinggan menyulitkan proses intubasi bahkan dapat
menyulitkan proses ventilasi rutin seperti bagging.

Peralatan
Persiapan yang diharuskan sebelum melakukan tatalaksana aitway adalah sebagai berikut:

Sumber oksigen
BMV
Laringoskop
Beberapa ETT dengan berbagai variasi ukutan
ALat airway selain ETT (airway oral atau nasal)
Suction
Oksimetri
Stetoskope
Plester
Monitor tekanan darah dan EKG
Akses intravena

Airway Hidung dan Mulut


Hilangnya tonus otot jalan napas atas (misalnya karena kelemahan otot genioglossus) pada
pasien yang sudah dibius membuat lidah dan epiglottis jatuh ke belakang menuju dinding
posterior faring. Pengaturan ulang posisi kepala dengan maneuver jaw thrust adalah teknik yang
direkomendasikan untuk membebaskan jalan napas. Untuk menjaga jalan napas tetap terbuka,
biasanya dimasukkan jalan napas buatan melalui mulut atau hidung untuk mempertahankan
aliran udara dari rongga mulut ke dinidng belakang faring. Pasien sadar atau yang belum terbius
sepenuhnya dengan reflex laryngeal yang masih intak dapat terpicu untuk batuk atau bahkan
terjadi spasme laring pada saat jalan napas buatan dimasukkan, oleh karena itu sebelum
dimasukkan, biasanya reflex laring ditekan terlebih dahulu dan kadang lidah juga ditekan dengan
bilah laringoskop. Oral airway untuk orang dewasa tersedia dalam berbagai ukuran tetapi
biasanya yang dipakai adalah ukuran kecil ( Guedel no.3, 80 mm), sedang (Guedel no.4 90 mm)
dan besar (Guedel no.5 100 mm)

Panjang dari guedel yang diperlukan dapat diestimasikan dengan cara menghitung jarak antara
meatus telinga ke nares, jarak tersebut biasanya lebih panjang 2-4 cm dari jarak jalan napas

sebenarnya. Karena adanya resiko epistaksis, nasal airway tidak boleh dipakai pada pasien yang
emngkonsumsi antikoagulan atau pasien-pasien dengan trombositipeni. Penggunaan nasal
airway juga harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan fraktur tengkorak basal,
karena pernah dilaporkan kasus dimana nasogastric tube masuk ke rongga tengkorak saat
pemasangan pada pasien dengan fraktur tengkorak basal. Semua alat bantu napas yang
dimasukkan melalui hidung harus dilapisi terlebih dahulu dengan gel.
Desain dan Teknik Pemasangan Face Mask (sungkup wajah)
Penggunaan sungkup wajah dapat menolong distribusi oksigen ataupun gas anestetik memasuki
saluran napas pasien dengan cara menciptakan batas kedap udara antara alat dengan wajah
pasien. Lengkungan sungkup disesuaikan sedmikian rupa sehingga dapat cocok dengan berbagai
kontur wajah. Lubang sungkuo seukuran 22 mm terhubung dengan sirkuit napas dari mesin
anestesi melalui sebuah connector. Sunngkup yang transparan memungkinkan pengamayan
terhadap udara yang dikeluarkan. Kait dapat dipasang pada lubang sungkup

untuk

mempertahankan sungkup pada temoatnya sehingga tidak harus dipegang terus menerus
Ventilasi lewat sungkup yang efektif membutuhkan jalan napas yang paten dan sungkup yang
ketat menutupi wajah. Teknik ventilasi yang tidak benar akan membuat kantong reservoir tetap
mengembang yang menandakan adanya kebocoran disekitar sungkup. Selain itu tekanan tinggi
yang dihasilkan saat ventilasi disertai dengan gerakan dada yang minimal menandakan adanya
sumbatan jalan napas.

Apabila sungkup dipegang dengan tangan kiri maka tangan kanan digunakan untuk memberikan
tekanan postif pada ventilasi dengan memompa breathing bag. Sungkup dipegang sedmikian
rupa sehingga menekan wajah dengan ketat. Tekanan diberikan pada sungkun melalui ibu jari
dan telunjuk tangan kiri. Jari tengah dan jari manis memegang mandibular untuk dikstensikan.
Manuver ini lebih mudah diajarkan ketimbang dilakukan. Jari harus menekan pada bagian tulang
dari mandibular bukan pada jaringan lunak di bawah lidah karena justru dapat menghambat jalan
napas. Jari kelingking diletakkan di sudut rahang dan digunakan untuk mendorong rahang ke
depan, untuk memastikan ventilasi masuk.

Pada keadaan sulit, kedua tangan kadang diperlukan untuk melakukan jaw thrust yang adekuat
sekaligus menekan sungkup. Pada keadaan itu, maka diperlukan asisten yang memompa

breating bag atau dapat digunakan mesin ventilator. Pada kasus kasus seperti itu, kedua ibu jari
menekan sungkup dan buku-buku ajri lainnya yang mendorong rahang ke depan. Obstruksi saat
ekspirasi mungkin dapat terjadi akibat tekanan ke bawah yang berlebihan atau efek dari jaw
thrust. Tekanan ke bawah yang berlebihan dapat diatasi dengan mengurangi tekanan pada
sungkup, sedangkan efek dari jaw thrust dapat diatasi dengan tidak melakukan jaw htrust pada
saat pasien ekspirasi. Kadang sulit untuk mempertheankan agar sungkup tetap ketat dia atas
mulut pasien dengan pipi yang gemuk. Tekanan positif ventilasi sungkup harus dipertahankan
agar nilainya tidak melebihi 20 cmH20 untuk mencegah inflasi abdomen.

Jalan napas pada kebanyakan pasien dapat dijaga dengan penggunaan sungkup dan oral maupun
nasal airway. Ventilasi dengan sungkup dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan
barotrauma pada cabang nervus trigeminal maupun nervus facialis. Pada ventilasi spontan, tidak
diperlukan adanya tambahan tekanan positif sehingga tekanan ke bawah yang diberikan untuk
menjaga sungkup tetap ketat di atas mulut menjadi lebih rendah. Pada penggunaan lama sungkup
dan tali sungkup harus diubah posisinya untuk mencegah trauma. Untuk mencegah kontak jari
atau sungkup dengan mata dan menimbulkan abrasi korna, maka mata biasanya diplester.

Tata Letak

Saat menangani jalan napas, tata letak pasien harus diperhatikan dengan baik. Kesejajaran sumbu
mulut dan faring didapatkan hanya dengan posisis sniffing atau posisi mengendus. Apabila
dicurigai ada kelainan patologis pada tulang leher, maka kepala harus dijaga tetap berada di
posisi netral. Stabilisasi leher harus tetap dijaga selama proses tatalaksana jalan napas sampai
ada kepastian baik dari radiologis maupun ahli saraf bahwa tidak ada kelainan. Pasien pasien
dengan komorbid obesitas harus diposisikan melengkung ke atas 30 derajat karena FRC
(functional residual capacity) pada pasien obesitas menurun dalam posisi supine sehinga dapat
menyebabkan penurunan drastic oksigenasi apabila entilasi terganggu
Preoksigenasi
Apabila tersedia, maka preoksigenasi seblum dilakukan tata laksana jalan napas wajib dilakukan.
Oksigen diberikan melalui sungkup beberapa menit sebelum induksi anestetik. Dengan cara ini,
maka FRC pasien yang merupakan cadangan oksigennya bersih dari nitrogen. (0% kapasitas
FRC terisi oleh oksigen pada saat dilakukan preoksigenasi. Karena kebutuhan oksigen normal
berada di kisaran 200-250 ml/menit maka untuk preoksigenasi pasien harus memiliki 5-8 menit
cadangan oksigen. Pada kondisi-kondisi yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigen contohnya
sepsis dan kehamilan lebih cepat mengalami desaturasi apabila tidak dilakukan preoksigenasi
yang adekuat.
Bag and Mask Ventilation
BMV merupakan langkah pertama dalam tata laksana jalan napas pada kebanyakan situasi
kecuali apabila pasien sedang dalam rapid sequence intubation (intubasi cepat). Pada kondisi
induksi cepat, BMV sebaiknya tidak dilakukan untuk menhindari terjadinya inflasi abdomen atau
aspirasi lambung pada pasien pasien yang tidak berpuasa. Namun, pada keadaan darurat, BMV
tetap harus dilakukan sebelum intubasi untuk memberikan oksigen darurat kepada pasien.
Seperti telah dijelaskan di atas, tangan kiri ahli anestesi memegang sungkup diatas wajah pasien.
Wajah diangkat untuk kontak dengan sungkup dengan menggunakan jari ketiga, keempat dan
kelima. Jari-jari tersebut diletakkan di mandibular, dan rahang didorong ke depan, mengangkat
dasar lidah dari dinding posterior faring dan membebaskan jalan napas. Jari telnjuk dan ibu jari
ada di atas sungkup. Jika ventilasi adekuat maka dada akan mengembang. Jika ventilasi tidak
adekuat (dada tidak mengembang, tidak ada CO 2 di akhir tidak yang terdeteksi, tidak ada uap di

sungkup transparan), maka alat bantu airway oral dan nasal dapat dimasukkan untuk
membebaskan obstruksi jalan napas. Ventilasi juga sulit dilakukan pada pasien obes, berjanggut
dan yang memiliki deformitas kraniofasial. Dalam beberapa tahun terakhir, anestesi yang rutin di
berikan hanya oleh usaha masker. Di beberapa dekade terakhir, berbagai alat supraglottic telah
digunakan sebagai penyelamatan saluran napas kedua (saat BMV tidak mungkin dilakukan) dan
anestesi rutin pada manajemen jalan nafas (saat intubasi dianggap tidak perlu).
Supraglottic airway devices
Supraglottic airway devices (SADS) digunakan dengan baik untuk ventilasi spontan pasien
selama anestesi. Mereka juga telah digunakan sebagai saluran untuk membantu intubasi
endotrakeal ketika kedua BMV dan intubasi endotrakeal telah gagal. Semua SADS terdiri dari
tabung yang terhubung ke sebuah alat pernafasan atau kantung pernafasan, yang melekat ke alat
hypopharyngeal yang tertutup dan mengarahkan aliran udara ke glotis, trakea, dan paru-paru.
Selain itu, alat napas ini menyumbat kerongkongan dengan berbagai tingkat efektivitas,
mengurangi distensi gas perut. alat yang berbeda ini untuk mencegah aliran udara keluar melalui
mulut yang bisa terjadi. Beberapa dilengkapi dengan port untuk menghisap isi lambung. Tidak
diberikan perlindungan dari aspirasi pneumonitis jika lokasi nya tepat.
Laryngeal Mask Airway
A laryngeal mask airway (LMA) terdiri dari kaliber tabung lebar yang ujung proksimal
menghubungkan ke alat pernafasan dengan konektor standar 15-mm, dan yang ujung distal
melekat ke sebuah manset elips yang dapat mengembang melalui tabung utama. Manset yang
kempis dilumasi dan dimasukkan langsung ke hipofaring sehingga, saat dikembangkan, manset
membuat tekanan rendah yang menutup di sekitar pintu masuk ke laring. Ini membutuhkan
anestesi dalam dan relaksasi otot sedikit lebih besar dari yang dibutuhkan untuk jika dari jalan
napas oral. Meskipun penyisipan relative sederhana, perhatian terhadap detail akan
meningkatkan tingkat keberhasilan. Idealnya posisi manset berbatasan dengan dasar lidah
superior, sinus piriformis lateral, dan sfingter esofagus bagian atas inferior. Jika esofagus terletak
dalam tepi manset, akan terjadi distensi lambung dan regurgitasi. Variasi anatomi menjaga fungsi
yang adekuat pada beberapa pasien. Namun, jika LMA tidak berfungsi setelah upaya untuk
meningkatkan 'memasang' LMA telah gagal, sebagian besar praktisi akan mencoba LMA lain
yang ukuran lebih besar atau lebih kecil. Tangkai LMA dapat diamankan dengan selotip pada

kulit wajah. LMA sebagian melindungi laring dari sekresi faring (tapi tidak regurgitasi lambung),
dan harus tetap di tempat sampai pasien telah kembali pada jalan napas refleks. Hal ini biasanya
ditandai dengan batuk dan membuka mulut pada perintah. LMA tersedia dalam berbagai ukuran.
LMA memberikan alternatif untuk ventilasi melalui masker wajah atau TT. Kontraindikasi relatif
untuk LMA termasuk pasien dengan faring patologi (misalnya, abses), obstruksi faring, perut
penuh (misalnya, kehamilan, hernia hiatus), atau letak paru rendah (misalnya, penyakit saluran
napas restriktif) membutuhkan tekanan inspirasi puncak lebih besar dari 30 cm H2O . Secara
tradisional, LMA dihindari pada pasien dengan bronkospasme atau resistensi jalan nafas tinggi,
namun bukti baru menunjukkan bahwa karena tidak ditempatkan di trakea, penggunaan LMA
dikaitkan dengan bronkospasme yang kurang daripada TT. Meskipun jelas bukan pengganti
intubasi trakea, LMA telah terbukti sangat bermanfaat sebagai ukuran menyelamatkan jiwa pada
pasien dengan saluran udara yang sulit (mereka yang tidak dapat berventilasi dan diintubasi)
karena kemudahan penyisipan dan tingkat keberhasilan yang relatif tinggi (95% sampai 99%).
Telah digunakan sebagai saluran untuk stylet intubasi (misalnya, karet elastis bougie), ventilasi
jet stylet, FOB fleksibel, atau berdiameter kecil (6,0 mm) TT. Beberapa LMA yang tersedia yang
telah dimodifikasi untuk memfasilitasi penempatan TT yang lebih besar, dengan atau tanpa
menggunakan sebuah FOB. Penyisipan dapat dilakukan dengan anestesi topikal dan blok saraf
laring bilateral, jika jalan nafas harus diamankan saat pasien terjaga.
Variasi dalam desain LMA meliputi:
The ProSeal LMA, yang memungkinkan bagian dari tabung lambung untuk dekompresi
lambung
The I-Gel, yang menggunakan occluder gel daripada manset karet
The Fastrach intubasi LMA, yang dirancang untuk memfasilitasi intubasi endotrakeal
melalui perangkat LMA
Bahwa LMA CTrach, yang menggabungkan kamera untuk memfasilitasi lewatnya sebuah
tabung endotrakeal
Sakit tenggorokan adalah efek samping yang umum jika digunakan SAD. Luka pada lingual,
hypoglossal, dan nervus laring berulang telah dilaporkan. Ukuran benar menghindari hiperinflasi

manset, dan gerakan lembut rahang selama penempatan dapat mengurangi kemungkinan cedera
tersebut.

Kombinasi Esophageal-trakeal tube


The esophageal-trakea combitube terdiri dari dua tabung menyatu, masing-masing dengan
konektor 15-mm pada ujung proksimal nya. Tabung biru panjang memiliki ujung distal
tersumbat yang memaksa gas untuk keluar melalui serangkaian sisi yang lubang. Tabung lebih
pendek memiliki ujung terbuka dan tidak ada sisi lubang. Combitube biasanya dimasukkan
langsung melalui mulut sampai dua cincin hitam terletak pada poros antara gigi atas dan bawah.
Combitube memiliki dua manset karet, manset proksimal 100-mL dan manset distal 15-mL, yang
keduanya harus sepenuhnya mengembang setelah diposisikan. Lumen distal combitube biasanya
berbaring di kerongkongan sekitar 95% sepanjang waktu sehingga ventilasi melalui tabung biru
panjang akan memaksa gas keluar dari lubang samping dan ke laring. Tabung yang pendek dapat
digunakan untuk dekompresi lambung. Atau, jika combitube memasuki trakea, ventilasi melalui
tabung yang jelas akan mengarahkan gas ke dalam trakea.

King Laryngeal Tube


King laryngeal tubes (LTs) terdiri dari tabung dengan balon esofagus kecil dan balon yang lebih
besar untuk ditempatkan di hipofaring. Kedua tabung mengembang melalui satu baris inflasi.
Paru-paru akan mengembang dari udara yang keluar antara dua balon. Sebuah port hisap bagian
distal balon esofagus, memungkinkan dekompresi lambung. LT dimasukkan dan manset
dikembangkan. Ventilasi yang terbukti sulit, kemungkinan LT dimasukkan terlalu dalam. Sedikit
tarikan dari perangkat akan memperbaiki situasi.

Intubasi endotrakeal
Intubasi endotrakeal digunakan baik untuk melakukan anestesi umum dan untuk memfasilitasi
manajemen ventilator dari sakit kritis.
Tabung trakea
Standar mengatur TT manufaktur (Standar Nasional Amerika untuk anestesi Peralatan; ANSI Z79). TT yang paling sering dibuat dari polyvinyl chloride. Di masa lalu, TT ditandai "IT" atau
"Z-79" untuk menunjukkan bahwa mereka telah diuji untuk memastikan non toksisitas. Bentuk
dan kekakuan dari TT dapat diubah dengan memasukkan stylet. Ujung dari tabung miring untuk

membantu visualisasi dan penyisipan melalui pita suara. Tabung Murphy memiliki lubang (mata
Murphy) untuk mengurangi risiko oklusi, seharusnya tabung distal terbuka berbatasan pada
karina atau trakea. Resistensi terhadap aliran udara terutama tergantung pada diameter tabung,
tetapi juga dipengaruhi oleh panjang tabung dan kelengkungan. Ukuran TT biasanya ditunjuk
dalam milimeter diameter, atau, lebih jarang, dalam skala Perancis (diameter luar dalam
milimeter dikalikan dengan 3). Pilihan diameter tabung selalu berkompromi antara
memaksimalkan aliran dengan ukuran yang lebih besar dan meminimalkan trauma jalan nafas
dengan ukuran yang lebih kecil. Kebanyakan TT dewasa memiliki sistem pengembangan manset
yang terdiri dari katup, balon pilot, menggembungkan tabung, dan manset.
Katup mencegah kehilangan udara setelah pengembangan manset. Balon utama
memberikan indikasi besar dari pengembangan manset. Inflasi tabung menghubungkan katup ke
manset dan dimasukkan ke dalam dinding tabung. Dengan menciptakan penutupan trakea, TT
manset memberikan ventilasi tekanan positif dan mengurangi kemungkinan aspirasi. Tabung
tidak bermanser sering digunakan pada bayi dan anak-anak untuk meminimalkan risiko cedera
tekanan dan post intubasi; Namun, dalam beberapa tahun terakhir, tabung manset pediatrik telah
semakin diandalkan.
Ada dua jenis utama dari manset: tekanan tinggi (volume rendah) dan tekanan rendah
(volume tinggi). Manset tekanan tinggi berhubungan dengan lebih banyak kerusakan iskemik
pada mukosa trakea dan kurang cocok untuk intubasi durasi panjang. Manset tekanan rendah
dapat meningkatkan kemungkinan sakit tenggorokan (area kontak mukosa yang lebih besar),
aspirasi, ekstubasi spontan, dan penyisipan sulit (karena kegagalan manset). Meskipun demikian,
karena insiden lebih rendah dari kerusakan mukosa, manset tekanan rendah umumnya
digunakan.
Tekanan manset tergantung pada beberapa faktor: Volume inflasi, diameter manset dalam
kaitannya dengan trakea, trakea dan penyesuaian manset, dan tekanan intratoraks (tekanan
manset meningkat dengan batuk). Tekanan manset mungkin meningkat selama anestesi umum
dari difusi nitrous oxide dari mukosa trakea ke dalam manset TT.

TT telah dimodifikasi untuk berbagai aplikasi khusus. Fleksibel, luka-spiral, kawat yang
diperkuat TT (tabung lapis baja) sesuai uji puntir dan mungkin terbukti dalam beberapa prosedur
bedah kepala dan leher atau pada pasien rawan. Jika tabung lapis baja menjadi tertekuk dari
tekanan yang ekstrim (misalnya, pasien terjaga menggigit itu), namun, lumen akan sering tetap
tersumbat secara permanen, dan tabung akan perlu diganti. Tabung khusus lainnya termasuk
tabung microlaryngeal, tabung double-lumen endotrakeal (untuk memfasilitasi isolasi paru-paru
dan ventilasi satu-paru), tabung endotrakeal dilengkapi dengan blocker bronkial (untuk
memfasilitasi isolasi paru-paru dan ventilasi satu-paru), tabung logam yang dirancang untuk
operasi laser jalan nafas untuk mengurangi panas bahaya, dan membentuk tabung sebelumnya
melengkung untuk hidung dan intubasi oral bedah kepala dan leher.
Laryngoscopes
Sebuah laringoskop adalah alat yang digunakan untuk memeriksa laring dan untuk memfasilitasi
intubasi trakea. Pegangan biasanya berisi baterai untuk menyalakan bohlam di ujung pisau, atau,
secara bergantian, untuk menyalakan bundel serat optik yang berada di ujung pisau. Cahaya dari
bundel serat optik cenderung lebih tepat diarahkan dan kurang memancar. Juga, laryngoscopes
dengan bundel cahaya serat optik di pisau mereka dapat dibuat pencitraan resonansi magnetik
yang kompatibel. Macintosh dan Miller pisau adalah desain melengkung dan lurus paling
populer, masing-masing, di Amerika Serikat. Pilihan pisau tergantung pada preferensi pribadi
dan anatomi pasien. Karena tidak ada pisau yang sempurna untuk semua situasi, klinisi harus
menjadi akrab dan mahir dengan berbagai desain pisau.

Video laryngoscopes
Dalam beberapa tahun terakhir, segudang perangkat laringoskopi yang memanfaatkan
teknologi video telah merevolusi manajemen jalan napas. Direct Laryngoscope dengan
Macintosh atau Miller pisau mandat keselarasan yang tepat dari mulut, faring, laring dan struktur
untuk memfasilitasi pemandangan langsung glotis. Berbagai manuver, seperti "mengendus"
posisi dan gerakan eksternal laring dengan tekanan krikoid selama Direct Laryngoscope
digunakan untuk meningkatkan tampilan. Video-atau laringoskop berdasarkan optik memiliki
sebuah chip video (sistem DCI, GlideScope, McGrath, Airway) atau lensa / cermin (Airtraq) di
ujung pisau intubasi untuk mengirimkan pandangan glotis ke operator. Perangkat ini berbeda
dalam angulasi pisau, kehadiran saluran untuk memandu tabung untuk glotis, dan penggunaan
tunggal atau sifat multi penggunaan perangkat. Video atau Direct Laryngoscope paling mungkin
menawarkan keuntungan minimal pada pasien dengan tanpa komplikasi saluran udara. Namun,
penggunaan pada pasien ini adalah sebagai panduan pelatihan untuk pelajar, terutama ketika
peserta pelatihan sedang melakukan Direct Laryngoscope dengan perangkat saat instruktur
memandang glotis pada layar video. Selain itu, digunakan pada pasien manajemen jalan nafas
yang tidak rumit meningkatkan keakraban dengan perangkat untuk saat-saat Direct
Laryngoscope tidak mungkin.
Indirect laryngoscopes umumnya meningkatkan visualisasi struktur laring pada saluran
nafas yang sulit; Namun, visualisasi tidak selalu menyebabkan intubasi sukses. Endotrakeal tube
stylet dianjurkan saat video laringoskopi yang akan dilakukan. Beberapa perangkat datang
dengan stylets dirancang untuk memfasilitasi intubasi dengan perangkat tertentu. Menekuk stylet
dan tabung endotrakeal dengan cara yang sama dengan tikungan kurva dari pisau sering
memfasilitasi bagian dari tabung endotrakeal ke dalam trakea. Bahkan ketika pembukaan glotis
terlihat jelas, mengarahkan tabung endotrakeal ke dalam trakea bisa sulit. Tabung menjadi
tersangkut di aritenoid, sedikit menarik pisau lebih jauh mungkin lebih baik memberikan jarak
tabung .Indirect laryngoscopes dapat mengakibatkan perpindahan dari tulang belakang leher;
Namun, semua tindakan pencegahan yang berhubungan dengan manipulasi jalan napas pada
pasien dengan tulang belakang kemungkinan fraktur cervical harus dipertahankan.

Variasi indirect laryngoscopes meliputi:


Berbagai Macintosh dan Miller pisau dalam ukuran anak dan dewasa memiliki
kemampuan video dalam sistem Storz DCI. Sistem ini juga dapat menggabungkan intubasi stylet
optik. Pisau yang mirip dengan pisau intubasi konvensional, memungkinkan direct
laryngoscopes dan video indirect laryngoscopes. Asisten dan instruktur dapat melihat
pemandangan yang diperoleh oleh operator dan menyesuaikan manuver mereka sesuai untuk
memfasilitasi intubasi atau untuk memberikan instruksi, masing-masing.
The McGrath laringoskop adalah laringoskop video portabel dengan panjang pisau yang
dapat disesuaikan untuk memfasilitasi anak usia 5 tahun hingga dewasa. Pisau dapat terlepas dari
pegangan untuk memfasilitasi penyisipan pada pasien obesitas di antaranya ruang antara dada
bagian atas dan kepala dikurangi. Pisau dimasukkan garis tengah, dengan struktur laring dilihat
di kejauhan untuk meningkatkan keberhasilan intubasi.

Anda mungkin juga menyukai