ANC DG TB Kep (FOLIO)
ANC DG TB Kep (FOLIO)
TINJAUAN TEORI
2.1
Skreening deteksi dini ibu hamil resiko tinggi menuju persalinan aman menurut Poedji Rochjati
Sangat baik bila ibu hamil dalam kehamilan muda sudah dapat dilakukan perkiraan
kemungkinan terjadi penyulit saat persalinan sehingga jika sudah mendekati persalinan dan
betul betul terjadi penyulit saat ibu hamil, suami dan keluarga sudah ada kesiapan baik
mental, keputusan merujuk, biaya dan transportasi.
Perkiraan berat ringannya komplikasi persalinan dan bahaya kesakitan / kematian ibu
dan / bayi diberi pembobotan / diukur dengan menggunakan angka dan dinamakan sistem
score dapat diberikan tiap kondisi ibu hamil yaitu umur, paritas, faktor resiko yang
menyebabkan terjadi komplikasi persalinan.
Tujuan sistem score :
1. Membuat pengelompokkan ibu hamil kehamilan resiko rendah (KRR) kehamilan resiko
tinggi (KRT) dan kehamilan resiko sangat tinggi (KRST) agar berkembang perilaku
kebutuhan, tempat, dan penolong persalinan yang sesuai dengan kondisi ibu hamil
2. Melakukan pemberdayaan ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat agar peduli dan
memberikan dukungan
Fungsi score :
a. Alat komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) bagi ibu hamil, suami, keluarga dan
masyarakat
b. Alat peringatan bagi petugas kesehatan agar lebih waspada
F
k
t
o
r
r
e
s
Sk
or
II
III
III
i
k
o
1.
2.
2
4
4
3.
> 4 tahun
b. Terlalu tua hamil I > 35 tahun
Terlalu cepat hamil lagi ( < 2
4
4
4.
tahun )
Terlalu lama hamil lagi (> 10
10
tahun )
Terlalu banyak anak, 4 / lebih
Terlalu tua, umur > 35 tahun
Terlalu pendek < 145 cm
Pernah gagal kehamilan
Pernah melahirkan dengan :
a.
Tarikan / vakum
b.
Uri dirogoh
c.
Diberi infus / trasfusi
Pernah operasi sesar
4
4
4
4
4
4
4
4
8
.
11
.
a.
b.
c.
d.
e.
Kurang darah
Malaria
TBC paru
Payah Jantung
Kencing manis ( diabetes
4
4
4
4
4
)
f.
Penyakit
Menular
12
Seksual
Bengkak pada muka/tungkai dan
.
13
hipertensi
Hamil kembar 2 / lebih
.
14
.
15
5.
6.
7.
8.
9.
.
16
.
17
Letak sungsang
.
18
Letak lintang
.
19
.
20
.
JUMLAH
kejang
Per
lo
aw
uj
mp
ata
ok
res
at
iko
l
o
n
k
o
r
2
Bi
RR
da
id
di
R
T
W
uj
ol
in
d
e
KR
Bi
s
P
da
id
ol
n,
in
do
n,
kte
e
r
D
o
>
Do
S
R
RS
kte
e
r
asam dan pertumbuhan dari kumanya berlangsung dengan lambat. Bakteri ini tidak tahan
terhadap ultraviolet, karena itu penularannya terutama terjadi pada malam hari.
(Rab, 2010 : 157)
Penyakit tuberculosis (TB) paru adalah penyakit menular langsung pada parenkim paru yang
disebabkan oleh kuman/bakteri TB (Mycobacterium tuberculosis)
(Fadlun, 2012 : 13)
Tuberculosis (TB) merupakan suatu penyakit pada saluran pernafasan yang disebabkan karena
adanya infeksi pulmonary oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini sangat mudah
berpindah dari orang yang satu ke orang yang lain melalui udara (batuk atau bersin). Oleh karena
itu, TB dikstegorikan sebagai penyakit menular. TB dapat menyebabkan kerusakan yang
progresif pada jaringan paru-paru atau bahkan kematian, terutama jika penyakit ini tidak diobati.
(Rukiyah,2010 : 70)
B. Etiologi
Penyebab dari TB paru adalah : Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium bovis
Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang terinfeksi oleh Mycobacterium tuberculosis:
1. Herediter , resistensi seseorang terhadap infeksi kemungkinan diturunkan secara genetic
2. Jenis kelamin, pada masa kanak- kanak dan remaja, angka kematian dan kesakitan lebih
banyak terjadi pada anak perempuan.
3. Usia , pada masa bayi kemungkinan terinfeksi sangat tinggi.
4. Pada masa pubertas dan remaja dimanas masa pertumbuhan yang cepat, kemungkinan
infeksi cukup tinggi karena diit yang tidak adekuat.
5. Keadaan stress, situasi yang penuh stress.
6. Meningkatnya sekresi steroid adrenal yang menekan reaksi inflamasi dan memudahkan
untuk penyebarluasan infeksi.
7. Anak yang mendapat terapi kortikosteroid kemungkinan terinfeksi lebih mudah.
8. Nutrisi, status nutrisi kurang
9. Infeksi berulang (HIV, Measle, pertusis)
10. Tudak mematuhi aturan pengobatan.
(Rukiyah, 2010 :70-71)
C. Patofisiologi
Sumber penularan TB adalah penderita TB BTA positif. Pada waktu batuk/ bersin,
penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bantuk droplet ( percikan dahak). Droplet
yang mengandung kuman dapat bertahan hidup diudara pada suhu kamar selama beberapa
jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup ke dalam saluran pernafasan
kemudian menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah,
sistem saluran limfe, saluran nafas atau penyebaran langsung ke bagian tubuh lain.
Infeksi primer terjadi saat seseoran terpapar pertama kali dengan kuman TB paru. Droplet
yang terhirup ukurannya sangat kecil, sehingga dapat melewati mukosilier bronkus, dan terus
berjalan hingga sampai di alveolus, menurut dan menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman
TB paru berhasil berkembang baik dengan cara membelah diri di paru, yang mengakibatkan
peradangan pada paru, dan ini disebut komplek primer
Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan komplek primer adalah sekitar 4-6
minggu. Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang masuk dan
besarnya respon daya tahan (imunitas selluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh
tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TB paru. Meskipun demikian, ada
beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persisten atau dormant ( tidur), kadang kadang
daya tahan tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan kuman, akibatnya dalam
beberapa bulan yang bersangkutan akan menjadi penderita TB paru. Masa inkubasi, yaitu
waktu yang diperlukan mulai terinfeksi sampai menjadi sakit, diperkirakan sekitar 6 bulan.
Infeksi pasca primer (Post Primary TB) : TB paru pasca primer biasanya terjadi setelah
beberapa bulan atau tahun sesuah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun
akibat terinfeksi TBC atau status gizi buruk. Ciri khasi dari TB Paru pasca primer adalah
kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura. Tanpa pengobatan
setelah 5 tahun, 50% dari penderita TB paru akan meninggal, 25% akan sembuh sendiri
dengan daya tahan tubuh dan 25 % sebagai kasus kronik yang tetap menular.
(Rukiyah, 2010 : 71-72)
Penularan kuman tterjadi melalui udara dan diperlukan hubungan yang intim untuk
penularanya. Selain itu jumlah yang terdapat pada saat batuk adalah lebih banyak pada
tuberculosis laring disbanding dengan tuberkulosi pada organ lainya. Tiberkulosis yang
mempunyai kaverna dan tuberculosis yang belum mendapat pengobatan mempunyai angka
penularan yang tinggi.
Berdasarkan penularanya maka tuberculosis dapat dibagi menjadi 3 bentuk yaitu :
1. Tuberculosis primer
Terdapat pada anak-anak setelah tertular 6-8 minggu kemudian mulai dibentuk
mekanisme imunitas dalam tubuh, sehingga tes tuberculin menjadi positif. Didalam
alveoli yang kemasukan kuman terjadi penghasncuran atau (lisis) bakteri yang
dilakukan oleh makrofag yang mempunyai inti di perifer, maka mulailah pembenukan
granulasi, keadaan ini disertai pula dengan fibrosa dan klasifikasi yang terjadi dilobus
bawah paru. Proses infeksi yang terjadi di lobus bawah paru yang disertai dengan
pembesaran dari kelenjar limfe yang terdapat di hilus disebut Kompleks Ghon yang
sebenarkna merupakan permulaan infeksi yang terjadi di alveoli atau dikelenjar limfe
hilus. Kuman tuberculosis akan mengalami penyebaran secara hematogen ke apeks
paru yang kaya dengan oksigen dan kemudian berdiam untuk menunggu reaksi yang
lebih lanjut
2. Reaktifitas dan tuberculosis primer
10% dari infeksi tuberculosis primer akan mengalami reaktifitas, terutamka setelah 2
tahun dari infeksi primer. Reaktifitas ini disebut juga dengan tuberculosis postprimer.
Kuman akan disebarkan melalui hematogen bagian segmen apical posterior.
reaktifitas dapat juga terjadi melalu metastasis hematogen ke berbagai jaringanh
tubuh
3. Tipe reinfeksi
Infeksi yang baru terjadi setelah infeksi primer adalah jarang terjadi. Mungkin dapat
terjadi apabila terdapat penurunan dari imunitas tubuh atau terjadi penularan secara
terus-menerus oleh kuman tersebut dalam suatu keluarga.
(Rab,2010 : 158-159)
D. Tanda dan Gejala
1. Umum
Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih.
2. Gejala lain yang sering dijumpai
a. Dahak bercampur darah
b. Batuk darah
c. Sesak napas dan rasa nyeri dada
d. Badan lemah
e. Nafsu makan menurun
f. Malaise
Gejala klinis yang tampak tergantung dari tipe infeksinya. Pada tipe infeksi yang primer
dapat tanpa gejala dan sembuh sendiri atau dapat berupa gejala neumonia, yakni batuk dan
panas ringan. Gejala tuberculosis, primer dapat juga terdapat dalam bentuk pleuritis dengan
efusi pleura dan sesak napas. Tanpa pengobatan tipe infeksi primer dapat menyembuh dengan
sendirinya, hanya saja tingkat kesembuhanya berkisar 50%.
Pada tuberkolosis postprimerterdapat gejala penurunan berat badan, keringat dingin pada
malam hari, temperature subrefis, batuk berdahak lebih dari 2 minggu, sesak napas, hemoptitis
akibat dari terlukanya pembuluh darah disekitar bronkus, sehingga menyebabkan bercak-bercak
darah pada sputum, sampai ke batuk darah yang massif. Tuberculosis postprimer dapat
menyebar ke berbagai organ sehingga menimbulkan gejala-gejala seperti meningitis, tiberlosis
milliard, peritonitis dengan fenomena papan catur,tuberculosis ginjal, kelenjar limfe dileher.
(Rab, 2010 : 159)
Menurut Geri Morgan dalam bukunya Obstetri & Ginekologi Panduan Praktek
gambaran klinis TB sebagai berikut :
1.
TB biasanya asimtomatik pada tahap dini sampai ukuran lesi cuku besar untuk
2.
3.
4.
5.
terserang TB.
E. Diagnosis
a. Uji kulit ( skin test ) efektif pada 10 minggu setelah pajanan
Uji manthox : derivate protein murni (purified protein derivative, PPD) diinjeksikan
melalui intradermal pada lengan bawah dan hasilnya terbaca setelah 48-72 jam
kemudian,
perlindungan melawan TB
b. Radiografi dada harus dilakukan pada semua pasien iji PPD positif dan PPD negatif ysng
memiliki gejala penyakit atau telat terpajan TB
Gunakan lapisan pelindung abdomen saat kehamilan dan tunggu bila mungkin sampai
trimester kedua
Radiografi akan membantu membedakan antara TB aktif dan laten
Kultur sputum dapat digunakan untuk mengidentifikasi TB aktif
(Morgan,2009 : 290-291)
Batuk yang lebih dari 2 minggu setelah dicurigai berkontak dengan pasien tuberculosis dapat
diduga sebagai tuberculosis. Pemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan foto toraks, tes kulit,
dan pemeriksaan basil tahan asam (BTA) yang terdapat di sputum atau bilasan lambung pada
anak-anak.
1. Radiografi
Pada tuberculosis primer tampak gambaran radiologi berupa infiltrate pada paru-paru
unilateral yang disertai dengan pembesaran kelenjar limfedibagian infiltrate berada.
2. Mikrobiologi
Bahan untuk pemeriksaan bakteriologi adalah sputum pada pagi hari, bilasan lambung
dan cairan pleura, serta biakan dari cairan bronkoskopi. Diagnosis pasti ditegakkan
ditegakkan berdasarkan atas adanya BTA(basil tahan asam) pada pengecatan.
3. Tes tuberculosis
Tes mantoux diberikan dengan menyuntikkan 0,1 cc PPD secara intradermal. Kemudian
diameter indurasi yang timbul dibaca 48-72 jam setelah tes. Dikatakan positif bila
diameter indurasi lebih besar daro 10 mm.
( Rab,2010: 161-162)
F. Terapi
1. Ada 10 % peluang bahwa TB laten menjadi TB aktif
a. Minum 300 mg isoniazid hidroklorida (INH) per oral setiap hari selama 6 bulan
mengurangi insidensi penyakit TB laten menjadi aktif
b. Paien HIV harus menyelesaikan rangkaian INH selama 12 bulan
c. Wanita hamil memerlukan 25-50 mg vitamin B6, diminum per oral setiap hari untuk
mencegah terjadinya neuropati perife yang berhubungan dengan INH.
2. Pasien yang mengidap TB aktif harus dirujuk untuk terapi
a. Pengobatan biasanya diprogramkan selama 6-12 bulan, obat-obat tersebut termasuk
INH, rifampin, etambutol, dan pirazinamid.
b. Hasil sputum harus kembali negatif dalam 3-4 minggu
3. Keluarga pasien dan individu yang kontak dengan pasien perlu diperiksa.
(Morgan, 2009 : 291)
4. Jika bidan menemukan tanda dan gejala TB paru pada ibu hamil, berikan rujukan pada
ibu untuk memeriksakan diri ke dokter penyakit dalam untuk menegakkan diagnosis
tersebut. Tuberculosis jarang menjadi indikasi abortus therapicus, kecuali pada
tuberculosis diseminata, atau fungsi kardiopulmonal yang sangat buruk.
5. Penegakan diagnosis dengan foto toraks tidak dianjurkan, melainkan dengan pemeriksaan
sputum. Terapi pada trimester I dianjurkan denngan pemberian INH dan etambutol saja.
Kemudian mulai terapi 6 bulan penuh dengan pirazinamid, ritampisisn, dan INH.
(Fadlun, 2012 : 13)
6. Ibu hamil dengan proses aktif, hendaknya jangan dicampurkan dengan wanita hamil
lainnya pada pemeriksaan antenatal
7. Untuk diagnosis pasti dan pengobatan selalu bekerja sama dengan ahli paru
8. Penderita dengan proses aktif, apalagi dengan batuk parah sebiknya dirawat di RS dalam
kamar isolasi, untuk mencegah penularan, menjamin istirahat, serta pengobatan yang
intensif dan teratur.
9. Penggunaan obat anti tuberculosis pada ibu hamil.
Prinsip pengobatan pada wanita hamil tidak berbeda dengan orang dewasa. Semua jenia
OAT aman untuk wanita hamil kecuali Streptomycin, karena brsifat permanent ototoxic
dan dapat menembus barier plasenta yang akan mengakibatkan terjadinya gangguan
pendengaran dan keseimbangan yang menetap pada bayi yang dilahirkan.
(Rukiyah, 2010 : 75)
10. Ada 10 % peluang bahwa TB laten menjadi TB aktif
d. Minum 300 mg isoniazid hidroklorida (INH) per oral setiap hari selama 6 bulan
mengurangi insidensi penyakit TB laten menjadi aktif
kandungan, perubahan komposisi dan metabolism tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi
tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.
Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang seringkali
menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral seperti zat besi dan kalsium.
Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira 800.000 kalori selama
masa kurang lebih 280 hari. Hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300
kalori setiap hari selama hamil. Untuk protein, rata-rata 17 gram/hari.
Pertambahan BB berdasarkan Pertumbuhan Ini Melihat Status Gizi Ibu Sebelum Hamil
Kategori
Berat
Total Kenaikan BB
Penambahan BB
Tri I (kg)
Tri II (kg)
2,3
0,49
Berdasarkan BMI
Normal
(BMI
(kg)
12,5-13
19,8-26)
Kurus
11,5-16
1,6
1,44
7-11,6
6
0,9
-
0,3
-
(BMI
<19,8)
Lebih
Obesitas (BMI >
29)
IMT
=
Kurang
Normal
Overweight
Obestitas
Kebutuhan makanan pada ibu hamil lebih banyak daripada kebutuhan untuk wanita tidak hamil,
kegunaan makanan tersebut adalah :
1.
2.
3.
4.
2. Berat badan
Berat badan yang lebih ataupun kurang dari pada berat badan rata-rata umut tertentu
merupakan faktor untuk menentukan jumlah zat makanan yang harus diberikan agar
kehamilannya berjalan lancar.
3. Suhu lingkungan
Lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan berarti lebih besar pula masukan
energi yang diperlukan.
4. Aktifitas
Makin banyak aktifitas yang diperlukan makin banyak energi yang diperlukan.
5. Status kesehatan
Pada kondisi asupan energi tidak boleh dilupakan untuk penganjuran mengkonsumsi zat
besi.
6. Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan.
Pada umunya kaum wanita lebih memberikan perhatian khusus pada kepala keluarga dan
anaknya. Konsumsi kalori paling sedikit 3000 kal setiap hari.
7. Pengertahuan zat gizi dalam makanan
8. Status ekonomi
Baik status ekonomi maupun status sosial sangat mempengaruhi wanita dalam memilih
makananya.
(Sibagariang, 2010 : 145-148)
C. Kekurangan Energi dan Protein (KEP)
1. Pengertian
KEP adalah gangguan gizi yang disebabkan oleh kekurangan protein dan atau kalori serta
disertai dengan kekurangan zat gizi lain.
(Pujiastiti, 2013 : 73)
Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP) ini pada dasarnya terjadi karena defisiensi
energi dan defisiensi protein disertai susunan hidangan yang tidak seimbang.
(Sediaoetama. 2006 : 46)
2. Patofisiologi
KEP adalah manifestasi dari kurangnya asupan protein dan energi dalam makanan seharihari yang tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG), dan biasanya disertai
kekurangan dari beberapa nutrisi lainnya. Disebut malnutrisi primer bila kejadian KEP
akibat kekurangan asupan nutrisi, yang pada umumnya didasari pada masalah sosial
ekonomi, pendidikan serta rendahnya pengetahuan di bidang gizi. Disebut malnutrisi
sekunder bila kondisi masalah nutrisi disebabkan karena adanya penyakit utama, seperti
kelainan bawaan, infeksi kronis ataupun kelainan pencernaan dan metabolic yang
mengakibatkan kebutuhan nutrisi meningkat dan penyerapa nutrisi yang turun dan atau
meningkatnya kehilangan nutrisi.
(Pujiastiti, 2013 : 73)
kehamilannya
Alamat
: memudahkan komunikasi dan kunjungan rumah
b. Alasan datang
Penjelasan pasien tentang tujuannya mencari perawatan kesehatan dicatat kata
perkata dalam catatan pasien mencatat tujuan utama suatu kunjungan menggunakan
kata-kata pasien sendiri membantu personil lain melihat kebutuhan utama pasien.
c. Keluhan utama
Keluhan yang muncul pada kehamilan dengan TB adalah batuk-batuk yang lama ,
badan terasa lemah, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, kadang-kadang
ada batuk menahun dan berdarah, sakit di dada, keringat dingin di malam hari.
d. Riwayat kesehatan
Selama hamil ibu dan janin dipengaruhi oleh kondisi medis/sebaliknya kondisi medis
dapat dipengaruhi oleh kehamilan, bila tidak diatasi dapat berakibat serius bagi ibu.
Statis dan refleks urine dapat terjadi selama kehamilan. Infeksi saluran kemih dapat
dengan mudah pada pietonefritis, bila tidak segera diobati dapat menimbulkan
partum
TBC paru, janin akan tertular setelah lahir. Bila TBC berat, akan menurunkan kondisi
tubuh kondisi ibu hamil, tenaga, bahkan ASI juga berkurang, dapat terjadi abortus,
mati
Diabetes militus, bahayanya dapat terjadi persalinan prematur, hidramnion, kelainan
terinfeksi
e. Riwayat kesehatan keluarga
Pengkajian ini memberikan informasi tentang keluarga dekat seperti orang tua,
saudara kandung, anak-anak. Hal ini membantu mengidentifikasi gangguan genetik
familial dan kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi status kesehatan pasien dan
janinnya. Diabetes meskipun bukan diturunkan secara genetis, tetapi menimbulkan
predisposisi pada anggota keluarga lain, terutama bila mereka hamil-gemuk.
Hipertensi juga memiliki komplikasi filial dan kehamilan kembar memiliki insiden
lebih tinggi dalam keluarga tertentu. Sedangkan kondisi anemia sel sabit dan
talasemia lebih umum terjadi pada ras tertentu. Herediter juga menjadi faktor
penyebab TBC karena hal tersebut berhubungan dengan resistensi seseorang terhadap
infeksi kemungkinan diturunkan secra genetic.
f. Riwayat haid
Lama haid bervariasi tergantung individu, ada yang mempunyai lama haid 3 hari,
ada yang 1-2 hari diikuti bercak darah sedikit-sedikit. Tapi kebanyakan
Menarche, pada sebagian besar anak perempuan, menstruasi tidak regular, tidak
dapat diprediksi, tidak nyeri dan tidak mengandung telur, baru setelah 1 tahun
berkembang
suatu
irama
hipofisis,
hipotalamus,
dan
ovarium
dalam
masa nifas antara lain perdarahan, demam tinggi, serta gangguan pemberian ASI
i. Riwayat kehamilan sekarang
Masalah/faktor resiko yang dapat muncul antara lain ibu hamil dengan penyakit
anemia, malaria, TBC paru, payah jantung, diabetes, PMS, bengkak pada
muka/tungkai dan hipertensi, kehamilan kembar hidramnion, bayi mati dalam
kandungan, kehamilan lebih bulan, kelainan letak janin, perdarahan dalam kehamilan
ini dan pre eklamsia berat/kejang-kejang.
j. Riwayat KB
Pengkajian ini meliputi jenis KB yang digunakan lama waktu penggunaannya bila
sempat/pernah ganti alat kontrasepsi ditanyakan juga alasannya.
k. Pola kebiasaan sehari-hari
Nutrisi, berikut ini tabel kebutuhan nutrisi ibu hamil TM III menurut
Bobak dkk, 2005 : 203
Nutr
Jumlah
ien
Kalo
dibutuhkan
2500 gr
makanan
Karbohidrat,
60 gr
lemak, protein
Daging,
telur,
ri
Prot
ein
Kals
Fosf
or
Besi
Yodi
30 mg
175 mg
320 mg
400 mg
800 mg
nesi
um
Asa
m
folat
Vita
min
A
polong,
padi-
padian
Susu,
keju,
sayuran
hijau
kecuali
buncis,
bayam
Susu, keju, daging,
padi,
10 mg
um
Mag
Sumber-sumber
ium
yang
70 mg
polong
Hati, daging, roti,
sayur
Garam
min
B
Vita
min
C
yodium,
berwarna
kuning
Susu, kuning telur,
mentega,
Vita
kacang
hati,
makanan laut
Buah jeruk, melon
bagaimana konsistensinya.
Istirahat, ibu hamil sebaiknya tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 6-8 jam.
l. Psikososial
Faktor-faktor situasi, latar belakang budaya, status sosial ekonomi, persepsi tentang
kehamilan, apakah kehamilannya direncanakan / diinginkan, bagaimna dukungan
keluarga, mendukung atau tidak.
m. Pola seksual
Gairah seksual menurun pada awal-awal kehamilan, kemudian meningkat pada TM II
karena ibu sudah dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tubuhnya dan gairah
kembali menurun padA TM III akibat timbulnya kembali ketidaknyamanan akibat
kehamilan.
2. Data objektif
a. Pemeriksaan umum
KU
:baik/cukup/lemah (pada penderita TBC biasanya KU kurang baik)
(Rukiyah, 2010 :78)
Kesadaran : composmentis/apatis/koma
TD
: 90/60-130/90 mmHg, pada pertengahan kehamilan tekanan sistolik dan
Nadi
: 60-100x/menit
TB
: normal jika > 145 cm. Jika TB < 145 cm ada kemungkinan panggul
3-4 kg bagi bayi dan 7-12 kg bagi produk sampingan sebuah kehamilan serta
perubahan dalam tubuh ibu. Wanita dengan BB rata-rata harus bertambah sekitar 1,52 kg selama TM I dan sekitar 0,5 kg/minggu, sehingga jumlahnyaantara 6-7 kg
selama TM II dan TM III. (Pada ibu hamil dengan TBC berat badan ibu sebelum
hamil biasanya < 45 kg)
(Rukiyah, 2010 :78)
LILA
: ibu hamli minimal 23,5 cm
b. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
- Waktu berdiri : perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita
menyebabkan panggul miring ke depan. Penurunan tonus otot perut dan
penyesuaian ulang (realighment) kurvatura spinalis. Pusat gravitasi wanita
-
bergeser ke depan.
Waktu berjalan : bentuk kaki normalnya adalah lurus dan sama panjang, bentuk
yang tidak normal (X atau O) dapat menyebabkan kesulitan pada saat mengatur
posisi persalinan.
Waktu berbaring
Rambut : perubahan warna rambut menjadi merah (seperti rambut jagung)
selama kehamilan
Hidung : kesadaran yang meningkat untuk mengambil napas sering terjadi pada
awal kehamilan. Frekuensi pernapasan hanya mengalami sedikit perubahan selama
kehamilan
Telinga : keluarnya sekret dari telinga dapat menjadi indikasi adanya infeksi pada
telinga
Leher : kelenjar tiroid yang over active berbahaya bagi ibu dan janin, penggunaan
obat-obatan anti tiroid dapat melintasi plasenta dan dalam dosis yang berlebihan
dapat menyebabkan kelenjar-kelenjar tiroid yang kurang aktif. Terkadang
pembsaran kelenjat tiroid dapat disebabkan karena ibu hamil mengidap penyakit
TBC.
(Rukiyah, 2010 :78)
Dada : payudara terasa penuh, sensitivitas, rasa geli dan rasa berat di payudara
arah
pembesaran
perut
menunjukkan
posisi
bayi
dengan edema fisiologis yang tidak memerlukan pengobatan. Varises terjadi akibat
penekanan uterus yang membesar pada vena panggul saat wanita hamil
Leopold I : menentukan tuanya kehamilan dan bagian apa yang ada di fundus.
Akhir bulan III (12 minggu) : TFU 1-2 jari di atas symphisis
Akhir bulan IV (16 minggu) : TFU pertengahan symphisis pusat
Akhir bulan V (20 minggu) : TFU 3 jari di bawah pusat
Akhir bulan VI (24 minggu) : TFU setinggi pusat
Akhir bulan VII (28 minggu) : TFU 3 jari di atas pusat
Akhir bulan VIII (32 minggu) : TFU pertengahan pusat PX
Akhir bulan IX (36 minggu) : TFU 3 jari di bawah PX/setinggi PX
Leopold II : menentukan apa yang terdapat di sisi kiri/kanan perut ibu, letak
kepala dan sungsang bila teraba bagian keras, datar memanjang seperti papan
(punggung) di sisi kiri/kanan perut ibu.
Leopold III : menentukan apa yang ada di bagian bawah dan apakah sudah
masuk PAP/belum. Letak kepala dapat teraba bagian keras, bundar, melenting.
Letak sungsang dapat teraba bagian yang lunak, keras, bundar dan kurang
melenting. Jika bagian tersebut sudah masuk PAP maka bagian tersebut akan
sulit digerakkan.
Leopold IV : menentukan seberapa jauh masuknya bagian bawah. Bila jari-jari
tangan saling bertemu berarti kepala belum masuk rongga panggul (konvergen),
bila kedua tangan sejajar berarti kepala sudah masuk rongga panggul dan bila
kedua tangan saling menjauh berarti ukuran kepala terbesar sudah melewati PAP
(divergen).
Auskultasi
- Pada saat auskultasi jantung ibu, apru-paru terdengar bunyi wheezing pada penderita
TBC.
-
Perkusi
hamil sering timbul anemia karena defisiensi Fe. Klasifikasi derajat anemia :
Hb 11 gr % : tidak anemia
Hb 9-10 gr % : anemia ringan
Hb 7-8 gr % ; anemia sedang
Hb < 7 gr % : anemia berat
Golongan darah ditentukan supaya kita cepat dapat memberikan darah yang cocok
kemudian,
Uji positif bila terdapat indurasi (pengerasan) sebesar 15 mm atau lebih
Uji ini aman dilakukan saat kehamilan
Uji tine
Bagian jarum (prong) dilapisi dengan PPD
Area indurasi sebesar 2 mm dianggap hasil positif
PPD negatif-palsu bisa terjadi pada kasus-kasus berikut :
Uji dilakukan secara tidap tepat
Sistem imun individu menurun ( misalnya HIV, malnutrisi,penggunaan
kostikosteroid)
Kurang dari 10 minggu berlalu sejak pajanan
Positif-palsu sering terjadi alergi atau bila individu diberikan bacillus calmette-guerin
(BCG), vaksin bakteri hidup kerap digunakan pada negara berkembang untuk
perlindungan melawan TB
b. Radiografi dada harus dilakukan pada semua pasien iji PPD positif dan PPD negatif
trimester kedua
Radiografi akan membantu membedakan antara TB aktif dan laten
Kultur sputum dapat digunakan untuk mengidentifikasi TB aktif
(Morgan,2009 : 290-291)
Tujuan
persalinan
KH
: ibu tampak tenang dan puas dengan penjelasan petugas
KU : baik
Kesadaran : composmentis
Suhu : 36,5-37,50 C
RR : 16-24x/menit
TD : 110/70- 130/90 mmHg
F. Implementasi
Mengacu pada intervensi
G. Evaluasi
Sesuai dengan kriteria hasil
DAFTAR PUSTAKA
Rab, Tabrani. 2010. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: TIM
Fadlun. 2012. Asuhan Kebidanan Patologis . Jakarta : Salemba Medika
Rukiyah, Ai Yeyeh. 2010. Asuhan Kebidanan IV Patologi Kebidanan. Jakarta : TIM
Morgan, Geri. 2009. Obstetri & Ginekologi Panduan Praktek. Jakarta: EGC
Rochjati,Dr.Poedji.2003.Skrining Antenatal pada Ibu Hamil, Pengenalan Fasktor Resiko Deteksi
Dini Ibu Hamil Risiko Tinggi. Surabaya:Airlangga
Pujiastuti, Nurul, dkk. 2013. Ilmu Gizi Untuk Praktis Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Sibagariang, Eva Ellya. 2010. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : TIM
Sediaoetomo, Achmad Djaeni. 2006. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta : Dian
Rakyat