Anda di halaman 1dari 28

USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS)

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas I
yang diampu oleh :
Subandi, S.Kp. M.Pd

Oleh :
Lastri Nurbayanti

(P17320313071)

Maulida Nur Ayami

(P17320313001)

Meida Ismayanti

(P17320313022)

Tingkat III A
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI BANDUNG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BOGOR
2015

KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta
petunjuk-Nya sehingga tersusunlah makalah Keperawatan Komunitas I ini.
Dengan segala kerendahan hati kami menyadari dan mengakui, bahwa isi
dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena masih dalam proses
pembelajaran.
Tidaklah akan terwujud dalam penyusunan makalah ini tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak yang membantu kami. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Subandi, S.Kp.
M.Pd selaku pengajar mata kuliah Keperawata Komunitas I atas bimbingan yang
telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya, harapan kami semoga Allah SWT. membalas kebaikan-kebaikan
semua pihak yang telah memberikan bimbingan serta bantuan dalam pembuatan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi rekan-rekan kami khususnya
mahasiswa Program Studi Keperawatan Bogor.

Bogor, September 2015

Penulis

ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang
B. Tujuan

BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Sejarah UKS

B. Pengertian UKS 3
C. Tujuan UKS

D. Lambang UKS

E. Dasar/Landasan Kegiatan UKS 5


F. Sasaran UKS

G. Sarana dan Prasarana UKS


H. Program UKS

10

12

I. Ruang Lingkup UKS

14

J. Peran Sekolah dalam Meningkatkan Kesehatan 16


K. Peran Perawat dalam UKS

21

BAB III..................................................................................................................23
PENUTUP..............................................................................................................23
A. Kesimpulan

23

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................24

BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Tujuan pembangunan bidang kesehatan adalah terwujudnya derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Dalam kehidupan sosial yang beragam di
masyarakat, keluarga adalah unit sosial terkecil, oleh karena itu diperlukan
upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga terutama kesehatan ibu
dan anak. Masa anak merupakan waktu yang tepat untuk meletakkan landasan
yang kokoh bagi terwujudnya manusia yang berkualitas.
Anak usia sekolah baik tingkat Pra Sekolah, Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama dan Sekolah menengah Atas adalah suatu masa usia anak
yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Di dalam periode ini didapatkan
banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak di
kemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum,
gangguan

perkembangan,

Permasalahan

gangguan

perilaku

dan

kesehatan tersebut pada umumnya

gangguan

belajar.

akan menghambat

pencapaian prestasi pada peserta didik di sekolah. Kesempatan belajar tersebut


membutuhkan kondisi fisik prima yaitu tubuh yang sehat, oleh karena itu
diperlukan suatu upaya kesehatan untuk anak sekolah agar anak dapat tumbuh
menjadi manusia yang berkualitas dibutuhkan pendidikan di sekolah, salah
satunya melalui UKS.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha
kesehatan pokok yang dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan
masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta
lingkungan sekolahnya sebagai sasaran utama. Usaha kesehatan di sekolah
juga berfungsi sebagai lembaga penerangan agar anak tahu bagaimana cara
menjaga kebersihan diri, menggosok gigi yang benar, mengobati luka,
merawat kuku, dan juga memperoleh pendidikan seks yang sehat (Prasasti,
2008). Usaha Kesehatan di sekolah juga merupakan wadah untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik
sedini mungkin. Usaha kesehatan di sekolah, merupakan perpaduan antara dua

upaya dasar yaitu upaya pendidikan dan upaya kesehatan yang pada gilirannya
nanti diharapkan UKS dapat dijadikan usaha untuk meningkatkan kesehatan
anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan (P.Ananto,
2006).
Dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 pasal 45 tentang
Kesehatan ditegaskan bahwa Kesehatan Sekolah diselenggarakan untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup
sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara
harmonis dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan sumber daya
manusia yang berkualitas. Menurut Sumantri, M. (2007) peserta didik itu
harus sehat dan orang tua memperhatikan lingkungan yang sehat dan makan
makanan yang bergizi, sehingga akan tercapai manusia soleh, berilmu dan
sehat (SIS). Dalam proses belajar dan pembelajaran materi pembelajaran
berorientasi pada head, heart dan hand, yaitu berkaitan dengan pengetahuan,
sikap/nilai dan keterampilan. Namun masih diperlukan faktor kesehatan
(health) sehingga peserta didik memiliki 4 H (head, heart, hand dan health).
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah usaha untuk membina dan
mengembangkan kebiasaan dan perilaku hidup sehat pada peserta didik usia
sekolah yang dilakukan secara menyeluruh (komprehensif) dan terpadu
(integrative).
b. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mempelajari makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu
memahami tentang Usaha Kesehatan Sekolah.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan sejarah didirikannya UKS
b. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi UKS
c. Mahasiswa mampu menjelaskan alasan mendasar perlu didirikanya
UKS
d. Mahasiswa mampu menjelaskan ruang lingkup kegiatan UKS
e. Mahasiswa mampu menjelaskan sasaran UKS

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah UKS
1. UKS dirintis tahun 1956, dengan pilot project di Jakarta dan Bekasi yang
merupakan hasil kerja sama antara Depkes, Depdikbud dan Depdagri.
2. Tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdikbud
dan Depkes tentang kelompok kerja UKS. Untuk mencapai kemantapan
dan pembinaan secara terpadu ditetapkan surat keputusan bersama antara
Mendikbud, Menkes dan Menag tanggal 3 September 1980 tentang pokok
kebijaksanaan dan Pengembangan UKS Nomor 408a/U/1984, Nomor
1391/Menkes/SKBVI/1984, Kepmenkes Nomor 74 tahun 1984, dan
Kepmenkes Nomor 61 tahun 1984.
3. Sedangkan tentang tim pembina UKS DITERBITKAN Kepmenkes
Nomor 4085. Nomor 319a/Menkes/SKB/VI/1984, Nomor 74a Tahun
1984, Nomor

61 Tahun 1984 yang disempurnakan denganNomor

0372a/P/1989, Nomor 390a/Menkes/SKB/VI Tahun 1989, Nomor 140a


Tahun 1989, dan Nomor 30a pada tanggal 12 juni 1989.
4. Dasar kebijakan yang digunakan adalah Undang-Undang No.4 Tahun 1979
tentang pembinaan anak.

B. Pengertian UKS
Usaha Kesehatan Sekolah adalah segala usaha yang dilakukan
untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis
dan jenjang pendidikan mulai dari TK/RA sampai SMU/SMK/MA (Tim
Pembina UKS Pusat, 2003).
Menurut Endjang (2000) yang dimaksud dengan usaha kesehatan
sekolah (UKS) adalah usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada
masyarakat sekolah, yaitu: anak didik, guru, dan karyawan sekolah
lainnya.
Menurut Oka (2008) yang dimaksud dengan usaha kesehatan
sekolah adalah segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan
3

kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan
mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai tingkat SMA/SMK/MA.
Jadi disini jelas bahwa yang dimaksud dengan Usaha Kesehatan
Sekolah adalah segala usaha kesehatan untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik maupun masyarakat yang
ada di sekitar lingkungan sekolah, yang sasaran utamanya adalah peserta
didik beserta masyarakat sekolah lainnya pada setiap jalur, jenis dan
jenjang pendidikan mulai dari TK/RA sampai SMU/SMK/MA.
c. Tujuan UKS
1. Tujuan Umum UKS
Secara umum tujuan UKS adalah untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin serta
menciptakan

lingkungan

yang

sehat

sehingga

memungkinkan

pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka


pembentukan manusia Indonesia yang berkualitas.
2. Tujuan Khusus UKS
Secara khusus tujuan UKS adalah untuk memupuk kebiasaan hidup
sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang di dalamnya
mencakup:
a. Memiliki

pengetahuan,

sikap,

dan

keterampilan

untuk

melaksanakan prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi aktif di


dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah dan di perguruan
agama, di rumah tangga, maupun di lingkungan masyarakat.
b. Sehat, baik dalam arti fisik, mental, sosial maupun lingkungan.
c. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk,
penyalahgunaan narkoba, alkohol dan kebiasaan merokok serta
hal-hal yang berkaitan dengan masalah pornografi dan masalah
sosial lainnya. (Tim Pembina UKS Pusat, 2003).
d. Lambang UKS

Logo UKS, terdiri atas segitiga sama sisi. Di dalam segitiga tersebut
terdapat sebuah lingkaran yang menyinggung ketiga segitiga itu. Dalam
lingkaran tertulis UKS (singkatan dari Usaha Kesehatan Sekolah). Yang di
tulis mendatar dan vertikal dengan huruf K terletak di tengah-tengah.
Segitiga sama sisi melambangkan lingkaran yang mempengaruhi
pertumbuhan

dan

perkembangan

seorang

anak

yaitu

lingkungan

keluarga,sekolah dan masyarakat.


Disamping itu segitiga juga sekaligus melambangkan Trias UKS
yaitu pendidikan kesehatan,Pelayanan kesehatan dan Pembinaan lingkungan
kehidupan sekolah sehat. Lingkaran yang terdapat didalam segitiga
melambangkanketerpaduan dan kegotong royongan dalam melaksanakan
program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Singkatan UKS, yang sedemikian rupa, yaitu mendatar dan vertical
melambangkan bahwa Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah usaha yang
berkesinambungan yang tiada henti-hentinya,diberikan kepada semua jenis
tingkat pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak (TK) sampai ketingkat
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).
e. Dasar/Landasan Kegiatan UKS
Sebagai suatu kegiatan yang diselenggarakan melalui kerjasama
lintas sektoral, landasan hukum Usaha Kesehatan Sekolah adalah:
1. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
2. Undang-Undang No.25 Tahun 1999 tentang Sistim Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
3. Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistim Pendidikan Nasional.
4. Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

5. Peraturan Pemerintah No. 27 tentang Prasekolah, 28 tentang Pendidikan


Dasar, 29 tentang Pendidikan Menengah.
6. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom.
7. Peraturan Pemerintah No. 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggung Jawaban Keuangan dalam Pelaksanaan Dekonsentrasi dan
Tugas Perbantuan.
8. Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2001 tentang Penyelanggaraan
Dekonsentrasi.
9. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 130-67 Tahun 2002 tentang
Pengakuan Kewenangan Kabupaten dan Kota.
Menurut WHO (Depkes, 2008) ada enam ciri-ciri utama dari suatu
sekolah untuk dapat menjadi sekolah yang mempromosikan/meningkatkan
kesehatan, yaitu:
1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan
sekolah, yaitu peserta didik, orang tua, dan para tokoh masyarakat maupun
organisasi-organisasi di masyarakat.
2. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman,
meliputi:
a. Sanitasi dan air yang cukup
b. Bebas dari segala macam bentuk kekerasan
c. Bebas dari pengaruh negatif,
d. Penyalahgunaan zat-zat berbahaya
e. Suasana yang mempedulikan pola asuh, rasa hormat dan percaya
f. Pekarangan sekolah yang aman
g. Dukungan masyarakat yang sepenuhnya
3. Memberikan pendidikan kesehatan sekolah, dengan:
Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta
didik yang positif terhadap kesehatan, serta dapat mengembangkan
berbagai keterampilan hidup yang mendukung kesehatan fisik, mental dan

sosial. Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru


maupun orang tua.
4. Memberikan akses (kesempatan) untuk dilaksanakannya pelayanan
kesehatan di sekolah, yaitu:
a. Penyaringan, diagnosa dini, pemantauan dan perkembangan,
immunisasi serta pengobatan sederhana.
b. Kerjasama dengan Puskesmas setempat.
c. Adanya program-program makanan bergizi dengan memperhatikan
keamanan makanan.
5. Menerapkan kebijakan-kebijakan dan upaya-upaya di sekolah untuk
mempromosikan/ meningkatkan kesehatan, yaitu:
a. Kebijakan yang didukung oleh seluruh staf sekolah termasuk
mewujudkan proses belajar mengajar yang dapat menciptakan
lingkungan psikososial yang sehat bagi seluruh masyarakat
sekolah.
b. Kebijakan-kebijakan dalam memberikan pelayanan yang adil
untuk seluruh siswa.
c. Kebijakan-kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan
narkoba termasuk alkohol serta pencegahan segala bentuk
kekerasan/pelecehan.
6. Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan
masyarakat, dengan:
a. Memperhatikan adanya masalah kesehatan masyarakat yang terjadi
b. Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat
c. Beberapa masalah kesehatan yg dapat dikurangi melalui UKS
1) Masalah sanitasi dan air bersih
2) Kekerasan dan kecelakaan
3) Masalah kesehatan reproduksi remaja
4) Kecacingan dan kebersihan diri maupun lingkungan
5) Masalah gizi dan anemia
6) Immunisasi
7) Merokok, Alkohol dan Penyalahgunaan Narkoba

8) Kesehatan Gigi
9) Penyakit infeksi (malaria, gangguan saluran nafas)
10) HIV/AIDS dan IMS lainnya
11) Gangguan kesehatan mental
Berikut ini akan dijelaskan alasan mendasar mengapa UKS itu amat
diperlukan.
1. Anak usia sekolah merupakan kelompok yang berisiko terkena
berbagai

macam

penyakit

yang

dapat

mengganggu

status

kesehatannya.
2. Anak usia sekolah merupakan kelompok anak terbesar, sehingga
sasarannya sangat tepat.
3. Pada anak usia sekolah penting ditanamkan pemahaman yang
mendasar tentang apa itu kesehatan, khususnya perilaku untuk selalu
hidup bersih dan sehat.
4. Kesehatan juga turut menentukan prestasi yang dicapai oleh anak didik
5. Sekolah merupakan institusi yang bersiifat formal, sehingga mudah
diorganisasikan di bidang kesehatan.
6. Promosi kesehatan melalui anak-anak sekolah akan efisien dalam
kaitannya menanamkan perilaku hidup sehat.
f. Sasaran UKS
UKS ialah upaya pelayanan kesehatan yang terdapat di sekolah yang
bertujuan menangani anak didik yang mengalami kecelakaan ringan, melayani
kesehatan dasar bagi anak didik selama sekolah (pemberian imunisasi),
memantau pertumbuhan dan status gizi anak didik (Drajat Martianto, 2005: 1).
Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi peserta didik
sebagai sasaran primer, guru pamong belajar/tutor orang tua, pengelola
pendidikan dan pengelola kesehatan serta TP UKS di setiap jenjang sebagai
sasaran sekunder. Sedangkan sasaran tertier adalah lembaga pendidikan mulai
dari tingkat pra sekolah/TK sampai SLTA, termasuk satuan pendidikan luar

sekolah dan perguruan tinggi agama serta pondok pesantren beserta


lingkungannya (Depkes, 2008).
Sasaran lainnya adalah sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan
pelayanan kesehatan. Sasaran tersier lainnya adalah lingkungan yang meliputi
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat sekitar sekolah. Sekolah sebagai
lembaga (institusi) pendidikan merupakan media yang penting untuk
menyalurkan segala bentuk pembaharuan tata cara dan kebiasaan hidup sehat,
agar lebih mudah tertanam pada anak-anak. Dengan demikian, akan dapat
memberikan pengaruh terhadap kehidupan keluarga, masyarakat sekitarnya,
bahkan masyarakat yang lebih luas lagi. Anak didik di kemudian hari
diharapkan akan memiliki sikap dan kebiasaan hidup dangan norma-norma
kesehatan.
Pendidikan kesehatan di sekolah dasar melalui program UKS
mempunyai peranan yang sangat efektif sebab Sekolah Dasar, sebagai
lembaga pendidikan yang tersebar luas di daerah pelosok tanah air, dari
pedesaan hingga kota-kota besar. Di pandang dari segi pembiayaan
pemerintah dan harapan untuk masa depan, pelaksanaan UKS di sekolah dasar
adalah ekonomis. Apalagi untuk kepentingan ini masyarakat (orang tua murid)
selalu dilibatkan dalam berbagai bentuk, melalui PGOM (persatuan guru dan
orang tua murid). Menurut Depkes RI (1982: 7) bahwa peserta didik dari
tingkat sekolah dasar sampai tingkat menengah termasuk perguruan tinggi
beserta lingkungannya merupakan sasaran utama dari pembinaan UKS.
Di dalam pembangunan nasional, perhatian terhadap dunia anak-anak
tidak dapat diabaikan. Anak-anak merupakan penerus dalam bidang tenaga
kerja, sehingga pembinaan terhadap golongan ini perlu dimulai sedini
mungkin. Sehubungan dengan ini bidang pendidikan dan kesehatan
mempunyai peranan yang besar karena secara organisasai sekolah berada di
bawah departemen pendidikan nasional. Secara fungsional departemen
kesehatan bertanggung jawab atas kesehatan anak didik. Mengingat hal
tersebut, UKS dijalankan atas dasar titik tolak pemikiran bahwa :
a. Sekolah merupakan lembaga yang sengaja dihidupkan untuk
mempertinggi derajat bangsa dalam segala aspek

10

b. Usaha

kesehatan

melalui

masyarakat

sekolah

mempunyai

kemungkinan yang lebih efektif diantara beberapa usaha yang ada,


untuk mencapai kebiasaan hidup sehat dari masyarakat pada
umumnya, karena masyarakat sekolah:
1) Mempunyai presentase yang tinggi,
2) Merupakan masyarakat yang telah terorganisir, sehingga
mudah

dicapai

dalam

rangka

pelaksanaan

usaha-usaha

kesehatan masyarakat,
3) Peka terhadap pendidikan pada umumnya, dapat menyebarkan
modernisasi (sebagai agent of change), karena dalam usia ini
anak-anak sekolah berada dalam taraf perkembangan dan
pertumbuhan, mudah dibimbing dan dibina. Pada masa ini
adalah masa yang tepat untuk menanamkan kebiasaan
kebiasaan hidup sehat dengan harapan agar mereka dapat
meneruskan serta mempengaruhi lingkungannya sekarang dan
di masa yang akan datang. Masyarakat sehat yang akan datang
merupakan salah satu hasil dari sikap dan kebiasaan hidup
sehat yang dimiliki anak-anak pada waktu sekarang. (Soenaryo,
2002: 148).
g. Sarana dan Prasarana UKS
Mengenai sarana dan prasarana UKS dijelaskan oleh Djonet Soetatmo
(1982) meliputi:
1) Ruang UKS atau klinik sekolah,
2) Alat-alat pemeriksaan yang diperlukan
3) Alat-alat P3K,
4) Obat-obatan sehari-hari yang diperlukan.
Berdasarkan kelengkapannya dapat dibagi menjadi:
a. Sarana dan Prasarana Sederhana meliputi:
1) Tempat tidur

11

2) Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen


Chart.
3) Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Parasetamol).
4) Minimal melaksanakan TRIAS

UKS yang Pendidikan

Kesehatan.
5) Memiliki kader Tiwisada/ KKR sebanyak 5% dari jumlah
siswa.
b. Sarana dan Prasarana Lengkap meliputi:
1) Tempat tidur.
2) Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen
Chart.
3) Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Parasetamol).
4) Lemari obat, buku rujukan KMS, poster-poster, struktur
organisasi, jadwal piket, tempat cuci tangan, data kesakitan
murid.
5) Melaksanakan TRIAS UKS yang pendidikan kesehatan dan
pelayanan kesehatan.
6) Memiliki kader Tiwisada/KKR sebanyak 6-9% dari jumlah
siswa.
c. Sarana dan Prasarana ideal meliputi:
1) Tempat tidur
2) Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen
Chart.
3) Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Parasetamol).
4) Lemari obat, buku rujukan KMS, poster-poster, struktur
organisasi, jadwal piket, tempat cuci tangan, data kesakitan
murid.
5) Peralatan gigi dan unit gigi.
6) Contoh-contoh model organ tubuh.
7) Melaksanakan TRIAS UKS yang pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan, dan pembinaan hidup lingkungan
kehidupan sekolah.

12

8) Memiliki kader Tiwisada/KKR sebanyak 10% dari jumlah


siswa.
h. Program UKS
Ada beberapa jenis kegiatan UKS dan jenis kegiatan UKS disini
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu kegiatan yang berkaitan dengan
pengelolaan UKS, dan TRIAS UKS meliputi pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan dan lingkungan sekolah yang sehat. Bagian-bagian
jenis kegiatan tersebut termasuk dalam program kegiatan UKS sebagai
berikut (Tim pembina UKS 2008) :
a. Pengelolaan UKS
1) Pembentukan Tim Pelaksana UKS
2) Terlibatnya unsure guru dan petugas puskesmas
3) Penyusunan program kerja UKS
4) Pengawasan pelaksanaan 6K
5) Laporan pembinaan dari Puskesmas
6) Penyuluhan tentang UKS
7) Pelaksanaan rapat koordinasi dengan Tim Pelaksana Program
kerja
8) Penyediaan sarana pelayanan kesehatan
9) Pembuatan laporan pelaksana UKS kepada Tim Pembina UKS
10) Pelaksanaan rapat koordinasi dengan Tim Pembina UKS
b. Trias UKS
1) Pendidikan kesehatan
a) Pelaksanaan pemeriksaan berkala
b) Pelaksanaan pemeriksaan rutin
c) Pelaksanaan lomba pengetahuan kesehatan sekolah
d) Pelaksanaan pemeriksaan tinggi badan
e) Pengadaan alat peraga
f) Pelaksanaan dokter kecil
g) Pelaksanaan pemeriksaan berat badan
h) Pengadaan alat peraga UKS

13

i) Pengadaan kegiatan lomba kebersihan badan


j) Pengadaan kegiatan lomba kebersihan ruang kelas
2) Pelayanan kesehatan
a) Kegiatan penjaringan anak sekolah (screening)
b) Pelaksanaan imunisasi
c) Pelaksanaan pemberantasan sarang penyakit
d) Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan atau deteksi dini
penyakit
e) Pengadaan upaya alih teknologi kesehatan
f) Pengadaan rujukan ke puskesmas
3) Lingkungan sekolah sehat
a) Pengadaan ruang/sudut UKS
b) Pembinaan kantin sekolah
c) Pengadaan sarana air bersih yang memenuhi syarat
d) Pengadaan

tempat

pembuanagn

air limbah

yang

memenuhi syarat
e) Pengadaan kamar mandi/WC khusus siswa
Upaya peningkatan kesehatan di sekolah melalui kegiatan yang
dilaksanakan melalui masyarakat di sekolah dipandang lebih efektif dibanding
kegiatan lain yang dilakukan dalam masyarakat umum. Menurut Soenaryo (2002)
program UKS sangat efektif karena:
1. Sekolah Dasar sebagai masyarakat sekolah, mempunyai komunitas peserta
didik yang sangat besar.
2. Sekolah Dasar sebagai lembaga pendidikan yang tersebar luas seluruh
pelosok tanah air.
3. Anak-anak usia SD sangat peka terhadap perubahan dan pembaharuan,
bahkan anak anak mempunyai sifat yang menyampaikan apa yang dia
terima dan diperoleh dari orang lain.
4. Di pandang dari pembiayaan pemerintah dan harapan untuk masa depan
pelaksanaan UKS di sekolah dasar sangat ekonomis.

14

i. Ruang Lingkup UKS


Ruang luang lingkup UKS tercermin dalam tri program atau yang
disebut dengan TRIAS UKS yang meliputi:
1. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan upaya memberikan bimbingan
kepada peserta didik untuk meningkatkan pengetahuan kemampuan dan
keterampilan peserta didik dalam melaksanakan perilaku hidup bersih dan
sehat agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, selain di bidang
kesehatan peserta didik juga dibina dalam bidang kesehatan lingkungan
yang merupakan bagian yang sangat mempengaruhi pembentukan pribadi
peserta didik, adanya proses kenaikan bagi peserta didik maka harus
menyelenggarakan kegiatan sosialisasi setiap tahun sehingga seluruh
peserta didik terpapar materi kesehatan dan kesehatan lingkungan. (Tim
Pembina UKS, 2008,33).
Pendidikan kesehatan dilakukan secara intra kurikuler dan ekstra
kurikuler. Kegiatan intra kurikuler adalah melaksanakan pendidikan pada
saat jam pelajaran berlangsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pendidikan ini tidak hanya diberikan pada saat mata pelajaran Pendidikan
Jasmani saja, namun bisa juga secara integratif pada saat mata pelajaran
lainnya disampaikan kepada peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler adalah
melaksanakan pendidikan di luar jam pelajaran yang dilakukan di sekolah
atau di luar sekolah. Misalnya, melaksanakan penyuluhan tentang, gizi,
narkoba, dan sebagainya terhadap peserta didik, guru dan orangtua.
Melaksanakan pelatihan UKS bagi peserta didik, guru pembina UKS dan
kader kesehatan. Melaksanakan pendidikan dan kebiasaan hidup bersih
melalui program sekolah sehat. (Tim Pembina UKS, 2008).
2. Pelayanan Kesehatan
(Tim Pembina UKS, 2008) Pelaksanaan pelayanan kesehatannya
meliputi kegiatan-kegiatan antara lain:
1) Kegiatan Peningkatan (Promotif), latihan keterampilan teknis
pemeliharaan kesehatan dan pembentukan peran serta aktif peserta

15

didik dalam pelajaran kesehatan, antara lain: Kader Kesehatan


Sekolah, Olahraga, Kesenian, Berkebun dan Lomba.
2) Pembinaan Sarana Lingkungan Sekolah, antara lain:
a. Pembinaaan Warung Sekolah (Kantin)
b. Lingkungan Sekolah yang terpelihara
c. Pembinaan Keteladan berperilaku hidup sehat
3) Kegiatan Pencegahan (Preventif)
4) Memelihara Kesehatan yang bersifat umum dan khusus
5) Penjaringan kesehatan bagi anak
6) Monitoring / memantau peserta didik
7) Usaha Pencegahan Penyakit Menular
8) Kegiatan Penyembuhan dan Pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif)
9) Diagnosa Dini
10) Pengobatan pada penyakit
11) P 3 K dan P 3 P
5. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
Pembinaan lingkungan sekolah sehat yang merupakan salah satu
unsur penting dalam membina ketahanan sekolah harus dilakukan, karena
lingkungan kehidupan yang sehat sangat diperlukan untuk meningkatkan
kesehatan seluruh komunitas sekolah serta peningkatan daya serap siswa
dalam proses belajar mengajar. Maka pembinaan lingkungan kehidupan
sekolah sehat dilaksanakan melalui 6K yaitu: Keamanan Keindahan
Kebersihan Kekeluargaan Ketertiban Kerindangan (Tim Pembina UKS
2008).
Menurut WHO (Depkes, 2008) adapun Pembinaan kepada peserta
didik agar dapat menerapkan pentingnya UKS, diantaranya dengan
melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
1) Melaksanakan kerja bakti kebersihan sekolah secara rutin dan
terencana (Jumat Bersih, piket kapling, piket kelas)
2) Melaksanakan kerja bakti dengan lingkungan masyarakat sekitar
sekolah

16

3) Membuang sampah pada tempatnya dan pengadaan tempat sampah


di depan kelas, dipilah antara sampah organik dan anorganik
4) Mengolah sampah organik menjadi kompos
5) Tidak mencorat-coret dinding dan bangku
6) Menyiram jamban sampai bersih sesudah dipakai
7) Membuat dan memelihara kapling, kebun sekolah, TOGA, taman
sekolah
8) Mengikuti kegiatan Dinamika Kelompok (wisata, olahraga dan
kesenian).
j. Peran Sekolah dalam Meningkatkan Kesehatan
Pada era globalisasi ini banyak tantangan bagi peserta didik yang dapat
mengancam kesehatan fisik dan jiwanya. Tidak sedikit anak yang
menunjukkan perilaku tidak sehat, seperti lebih suka mengkonsumsi makanan
tidak sehat yang tinggi lemak, gula, garam, rendah serat, meningkatkan risiko
hipertensi, diabetes melitus dan obesitas, dan sebagainya. Apalagi sebelum
makan tidak mencuci tangan terlebih dahulu, sehingga memungkinkan
masukkan bibit penyakit ke dalam tubuh. Selain itu meningkatnya perokok
pemula, usia muda, atau usia peserta didik sekolah sehingga risikonya akan
mengakibatkan penyakit degeneratif. Perilaku tidak sehat lainnya yang
mengkhawatirkan adalah melakukan pergaulan bebas, sehingga terjerumus ke
dalam penyakit masyarakat seperti penggunaan narkoba atau tindakan
kriminal.
Apalagi perilaku tidak sehat ini, disebabkan lingkungan yang tidak
sehat,

seperti

kurang

bersihnya

rumah,

sekolah,

atau

lingkungan

masyarakatnya. Tantangan lain tentang perilaku tidak sehat muncul dari diri
peserta didik sendiri. Aktifitas fisik mereka kurang bergerak, olahraga pun
kurang, malas sehingga tidak bergairah baik di rumah maupun atau di sekolah.
Peserta didik pun cenderung lebih menyukai dan banyak menonton televisi,
bermain video games, dan play station, sehingga mengakibatkan fisiknya
kurang bugar.

17

Akibatnya mereka rentan mengalami sakit dan beresiko terhadap


berbagai penyakit degeneratif di usia dini. Untuk itu diperlukan fasilitas dan
program pendidikan jasmani atau olah raga memadai dan terprogram dengan
baik, di sekolah dan di lingkungan masyarakat sekitar. Hal ini sangat
mendukung dan memungkinkan peserta didik untuk bergerak, berkreasi, dan
berolah raga dengan bebas, menyenangkan dan bermanfaat bagi kesehatan dan
kebugaran fisiknya. Kesehatan fisik peserta didik berkorelasi positif terhadap
kematangan emosi sosialnya.
Guru atau orang tua perlu memberikan bekal yang penting bagi peserta
didik yaitu menciptakan kematangan emosi-sosialnya agar dapat berhasil
dalam menghadapi segala macam tantangan, termasuk tantangan untuk
berhasil secara akademik. Peserta didik pun akan mampu mengendalikan
stress yang dialaminya, karena jika stress tidak dikendalikan akan
menyebabkan timbulnya berbagai penyakit dan akan menjadi kendala untuk
keberhasilan belajarnya.
Untuk menghadapi berbagai tantangan yang dapat mengancam
kesehatan fisik dan jiwanya tersebut sekolah memilkki peran yang penting
untuk menciptakan dan meningkatkan kesehatan peserta didik. Upaya yang
dilakukan antara lain dengan menciptakan lingkungan Sekolah Sehat
(Health Promoting School/HPS) melalui UKS. Konsep inilah yang oleh Badan
Kesehatan Dunia WHO disebut HPS (Health Promoting Schools) atau Sekolah
Promosi Kesehatan sehingga a health setting for living, learning and
working dengan tujuan (goal) Help School Become Health Promoting
Schools. Program UKS ini hendaknya dilaksanakan dengan baik sehingga
sekolah menjadi tempat yang dapat meningkatkan atau mempromosikan
derajat kesehatan peserta didiknya.
Menurut WHO (Depkes, 2008) ada enam ciri utama sekolah yang
dapat mempromosikan atau meningkatkan kesehatan, yaitu:
1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan
sekolah, yaitu peserta didik, orang tua, dan para tokoh masyarakat
maupun organisasi-organisasi di masyarakat.

18

2. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman,


meliputi sanitasi dan air yang cukup, bebas dari segala macam bentuk
kekerasan, bebas dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan zat-zat
berbahaya, suasana yang mempedulikan pola asuh, rasa hormat dan
percaya. Diciptakannya pekarangan sekolah yang aman, adanya
dukungan masyarakat sepenuhnya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan dengan mengembangkan kurikulum
yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang
positif terhadap kesehatan, serta dapat mengembangkan berbagai
keterampailan hidup yang mendukung kesehatan fisik, mental dan
sosial. Selain itu, memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan
untuk guru maupun orang tua.
4. Memberikan akses (kesempatan) untuk dilaksanakannya pelayanan
kesehatan di sekolah, yaitu penyaringan, diagnose dini, pemantauan dan
perkembangan, imunisasi, serta pengobatan sederhana. Selain itu,
mengadakan kerja sama dengan puskesmas setempat, dan mengadakan
program-program makanan begizi dengan memperhatikan keamanan
makanan.
5. Menerapkan kebijakan-kebijakan dan upaya-upaya di sekolah untuk
mempromosikan atau meningkatkan kesehatan, yaitu kebijakan yang
didukung oleh seluruh staf sekolah termasuk mewujudkan proses
pembelajaran yang dapat menciptakan lingkungan psikososial yang
sehat bagi seluruh masyarakat

sekolah. Kebijakan berikutnya

memberikan pelayanan yang ada untuk seluruh peserta didik. Terakhir.


kebijakan-kebijakan
narkotika

termasuk

dalam
alkohol

penggunaan
serta

rokok,

pencegahan

penyalahgunaan
segala

bentuk

kekerasan/pelecehan.
6. Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan
masyarakat, dengan cara memperhatikan masalah kesehatan yang
terjadi di masyarakat. Cara lainnya berpartisipasi dalam kegiatankegiatan kesehatan masyarakat.

19

Upaya mengembangkan Sekolah Sehat (Health Promoting


School/HPS) melalui program UKS perlu disosialisasikan dan dilakukan
dengan baik. melalui pelayanan kesehatan (yankes) yang didukung secara
mantap dan memadai oleh sektor terkait lainnya, seperti partisipasi
masyarakat, dunia usaha, dan media massa. Sekolah sebagai tempat
berlangsungnya proses pembelajaran harus menjadi HPS, yaitu sekolah yang
dapat meningkatkan derajat kesehatan warga sekolahnya.
Upaya ini dilakukan karena sekolah memiliki lingkungan kehidupan
yang mencerminkan hidup sehat. Selain itu, mengupayakan pelayanan
kesehatan yang optimal, sehingga terjamin berlangsungnya proses
pembelajaran dengan baik dan terciptanya kondisi yang mendukung
tercapainya kemampuan peserta didik untuk beperilaku hidup sehat. Semua
upaya ini akan tercapai bila sekolah dan lingkungan dibina dan
dikembangkan. Pembinaan lingkungan sekolah sehat dilakukan melalui
pemeliharaan sarana fisik dan lingkungan sekolah, melakukan pengadaan
sarana sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan yang bersih dan
sehat, melakukan kerja sama dengan masyarakat sekitar sekolah yang
mengandung lingkungan besih dan sehat, dan melakukan penataan halaman,
pekarangan, apotek hidup dan pasar sekolah yang aman.
Upaya lain yang dilakukan dalam pembinaan lingkungan sekolah
sehat dan promosi gaya hidup sehat melalui pendekatan life skills education
atau pendidikan kecakapan hidup. Setiap individu akan mengalami
kehidupan yang sehat fisik dan mentalnya apabila dapat menuntaskan tugastugas perkembangan sesuai dengan usianya.
Implikasi tugas perkembangan ini terhadap pendidikan adalah bahwa
dalam penyelenggaraan pendidikan perlu disusun struktur kurikulum yang
muatannya dapat memfasilitasi perkembangan kesehatan sebagai suatu
kecakapan hidup (life skills). Kecakapan hidup adalah kecakapan yang
diperlukan untuk hidup. yang meliputi pengetahuan, mental, fisik, sosial,
dan lingkungan untuk mengembangkan dirinya secara menyeluruh untuk
bertahan hidup dalam berbagai keadaan dengan berhasil, produktif, bahagia,
dan bermartabat. WHO atau World Health Organization) mendefinisikan

20

kecakapan hidup sebagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat


beradaptasi dan berperilaku positif, yang memungkinkan seseorang mampu
menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam kehidupan secara lebih
efektif. Selain itu, dapat membantu seseorang menarik keputusan yang tepat,
berkomunikasi secara efektif, dan membangun keterampilan mengelola diri
sendiri yang dapat membantu mereka mencapai hidup yang sehat dan
produktif.
Sedangkan UNICEF memberikan definisi tentang kecakapan hidup
yang merujuk pada kecakapan psiko-sosial dan interpersonal yang dapat
membantu orang untuk mengambil keputusan yang tepat, berkomunikasi
secara effektif, memecahkan masalah, mengatur diri sendiri, dan
mengembangkan sikap hidup sehat dan produktif.
Pendidikan kecakapan hidup didasarkan atas konsep bahwa peserta
didik perlu learning to be (belajar untuk menjadi), learning to learn (belajar
untuk belajar) atau learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to
live with others (belajar untuk hidup bersama), dan learning to do (belajar
untuk melakukan). Berdasarkan konsep ini, kecakapan hidup terbagi atas
empat kategori yaitu kecakapan hidup personal learning to be), kecakapan
hidup social (learning live with others), kecakapan hidup akademik (learning
to learn/ learning to know), dan kecakapan hidup vokasional (learning to
do).
Kecakapan personal (personal skill), meliputi kecakapan dalam
memahami diri (self awareness skill) dan kecakapan berfikir (thinking skill).
Bagi peserta didik mempraktekkan kecakapan personal penting untuk
membangun rasa percaya diri, mengembangkan akhlak yang mulia,
mengembangkan potensi, dan menanamkan kasih sayang dan rasa hormat
kepada orang lain. Kecakapan sosial (social skill), meliputi kecakapan
berkomunikasi (communication skill) dan kecakapan bekerja sama
(collaboration skill).
Mempraktekkan kecakapan sosial penting untuk membantu peserta
didik mengembangkan hubungan yang positif, secara konstruktif mengelola
emosi dan meningkatkan partisipasi dalam kegiatan yang menguntungkan

21

masyarakat. Kecakapan akademik (academic skill) atau kecakapan


intelektual. Mempraktekkan kecakapan akademik penting untuk membantu
peserta didik memperoleh kecakapan ilmiah, teknologi dan analitis yang
diperlukan untuk mencapai keberhasilan dalam lembaga pendidikan formal
dan tempat kerja. Kecakapan vokasional (vocational skill) atau kemampuan
kejuruan terbagi atas kecakapan vokasional dasar (basic vocational skill) dan
kecakapan

vokasional

khusus

(occupational

skill).

Mempraktekkan

kecakapan vokasional penting untuk membekali peserta didik dengan


kecakapan teknis dan sikap yang dituntut oleh perusahaan atau lembaga
yang menyediakan lapangan kerja.
Keempat jenis kecakapan hidup itu menghasilkan individu yang
memiliki kesehatan jasmani dan rokhani, lahir atau bathin yang diperlukan
untuk bertahan dalam lingkungan apa pun. Peserta didik memiliki
kemampuan untuk memanfaatan semua sumber daya secara optimal,
sehingga akan meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas hidupnya.
Kecakapan hidup yang diperoleh oleh peserta didik melalui proses belajar
bukan terjadi begitu saja, dapat dipraktekkan oleh peserta didik dalam
kehidupan sehari-harinya dengan diberi contohnya oleh guru, orang tua dan
anggota masyakarat. Kecakapan hidup membantu peserta didik secara
positif dan adaptif mengatasi situasi dan tuntutan hidup sehari-hari. Untuk
itu sekolah mengembangan kecakapan hidup peserta didik antara lain
menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, bekerja sama dengan
masyarakat menyediakan berbagai keperluan sekolah menciptakan dan
meningkatkan kesehatan peserta didiknya, baik fisik maupun non fisik.
k. Peran Perawat dalam UKS
Sebagai pelaksana Asuhan Keperawatan di sekolah, perawat
mempunyai peran :
1. Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan
melakukan pengumpulan data, analisis data serta perumusan dan
prioritas masalah.

22

2. Menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama Tim Pembina Usaha


Kesehatan Sekolah (TPUKS)
3. Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kegiatan yang
disusun
4. Menilai dan memantau hasil kegiatan UKS
5. Mencatat dan melaporkan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
Sebagai pengelola kegiatan UKS, perawat kesehatan bertugas di
puskesmas menjadi salah seorang anggota dari TPUKS atau dapat juga
ditunjuk sebagai seorang koordinator UKS di tingkat puskesmas. Bila
perawat kesehatan ditunjuk sebagai koordinator, maka pengelolaan
pelayanan kesehatan UKS menjadi tanggung jawabnya atau paling tidak
ikut terlibat dalam tim pengelola UKS.
Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan, peranan perawat
kesehatan dalam memberikan penyuluhan kesehatan dapat dilakukan
secara langsung (melalui penyuluhan kesehatan yang bersifat umum atau
klasikal) atau tidak langsung sewaktu melakukan pemeriksaan kesehatan
peserta didik secara perseorangan.

Memberikan pelayanan serta meningkatkan kesehatan individu dan


memberikan pendidikan kesehatan kepada semua populasi yang ada
di sekolah

Memberikan kontribusi untuk mempertahankan dan memperbaiki


lingkungan fisik dan social sekolah.

Menghubungkan program kesehatan sekolah dengan program


kesehatan masyarakat yang lain.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Usaha Kesehatan Sekolah adalah segala usaha kesehatan untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik
maupun masyarakat yang ada di sekitar lingkungan sekolah, yang sasaran
utamanya adalah peserta didik beserta masyarakat sekolah lainnya pada setiap
jalur, jenis dan jenjang pendidikan mulai dari TK/RA sampai SMU/SMK/MA.
Secara umum tujuan UKS adalah untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin serta menciptakan
lingkungan yang sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan
yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia yang
berkualitas.

23

DAFTAR PUSTAKA
Ferry Efendi, Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Wahit Iqbal Mubarak, Nurul Chayatin. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas :
Pengantar dan Teori. Jakarta : Salemba Medika
http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-soleh-271-2-babii.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35050/4/Chapter%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai