PENDAHULUAN
kualitas
air
yang
diselenggarakan
secara
terus
menerus
dan
Oleh karena itu dengan adanya praktikum sampling air ini, mempelajari tata cara
pengambilan sampel yang baik dan benar. Selain itu, mengetahui bagaimana cara
pengukuran parameter-parameter yang ada pada air sungai. Dengan adanya praktikum
ini, diharapkan kedepannya mahasiswa dapat menganalisa kualitas air dengan akurat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
2
Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi ini. Tidak akan ada
kehidupan seandainya di bumi ini tidak ada air. Air yang relatif bersih sangat
didambakan oleh manusia, untuk dipakai sebagai air minum, mandi, mencuci, keperluan
industri, kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain
sebagainya. Air dalam keadaan normal tidak akan berwarna, sehingga tampak bening
dan bersih (Sutrisno, 2006).
Air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna, berasa, dan berbau. Air
minumpun seharusnya tidak mengandung kuman patogen yang membahayakan
kesehatan manusia. Tidak mengandung zat kimia yang mengubah fungsi tubuh, tidak
dapat diterima secara estesis, dan dapat merugikan secara ekonomis. Pada hakekatnya,
tujuan ini dibuat untuk mencegah terjadinya penyakit yang disebabkan oleh air. Atas
dasar pemikiran tersebut dibuat standar air minum yaitu suatu peraturan yang memberi
petunjuk tentang konsentrasi berbagai parameter yang sebaiknya diperbolehkan ada di
dalam air minum (Sutrisno, 2006).
Penyediaan air bersih hendaknya memperhatikan sumber, kualitas dan kuantitasnya.
Sumber air bersih merupakan pemasok air bersih, oleh karena itu perlu dan harus
diupayakan menjaga keberadaan dan keberlanjutannya. Sedangkan kualitas merupakan
hal yang penting bagi kesehatan dan kuantitas penting bagi pencukupan jumlah pasokan
air bersih. Air dari PDAM adalah yang termasuk bisa dikonsumsi secara langsung untuk
kebutuhan sehari-hari, seperti masak, mandi, mencuci. Air PDAM yang akan diminum
harus direbus dahulu. Namun air PDAM ini kadang belum tersedia diberbagai tempat
(Sutrisno, 2006).
Peraturan pemerintah No. 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi
beberapa golongan menurut peruntukannya. Adapun penggolongan air menurut
peruntukannya adalah sebagai berikut:
a. Golongan A, yaitu air yang dipergunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa
pengolahan terlebih dahulu.
b. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
c. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan.
3
d. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di
perkotaan, dan pembangkit listrik tenaga air.
(Effendi, 2003).
2.2
Sifat Air
Sifat air yang penting dapat digolongkan ke dalam sifat fisis, kimiawi, dan biologis.
Sifat fisis dari air yaitu didapatkan dalam ketiga wujudnya, yakni, bentuk padat sebagai
es, bentuk cair sebagai air, dan bentuk gas sebagai uap air. Bentuk mana yang akan
didapatkan, tergantung keadaan cuaca yang ada setempat (Effendi, 2003).
Sifat kimia dari air yaitu mempunyai pH 7 dan oksigen terlarut (DO) jenuh pada 9
mg/L. Air merupakan pelarut yang universal, hampir semua jenis zat dapat larut di
dalam air. Air juga merupakan cairan biologis, yakni didapat di dalam tubuh semua
organisme. Sifat biologis dari air yaitu di dalam perairan selalu didapat kehidupan,
fauna dan flora. Benda hidup ini berpengaruh timbal balik terhadap kualitas air (Effendi,
2003).
dilakukan jika ingin mengetahui gambaran tentang karakteristik kualitas air secara
terus-menerus.
3. Sampel gabungan tempat (Integrated Sample)
Yaitu sampel gabungan yang diambil secara terpisah dari beberapa tempat, dengan
volume yang sama.
(Effendi, 2003).
2.4
Sumber-Sumber Air
Air tanah dapat berkualitas baik jika tanah sekitarnya tidak tercemar. Pada proses
pengalirannya air tanah mengalami penyaringan alamiah, oleh karena itu kadar
kimia air tanah tergantung sekali dari formasi litosfer yang dilaluinya dapat larut dan
terbawa, sehingga mengubah kualitas air tersebut. Air tanah terbagi antara:
a. Air tanah dangkal, air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air
dari permukaan tanah. Lumpur akan bertahan, demikian pula dengan sebagian
bakteri, sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat
kimia (garam-garam yang larut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai
unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Lapisan tanah ini
berfungsi sebagai saringan. Disamping penyaringan, pengotoran juga masih
terus berlangsung, terutama pada muka air yang dekat dengan muka tanah,
setelah lapisan rapat air, air yang terkumpul merupakan air tanah dangkal
dimana air tanah ini dimanfaatkan sebagai air minum melalui sumur-sumur
dangkal.
b. Air tanah dalam, terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air
tanah dalam, tidak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus
digunakan bor dan memasukkan pipa ke dalamnya sehingga dalam suatu
kedalaman (biasanya antara 100 - 300 m) akan didapatkan suatu lapis air.
Kualitas air tanah dalam pada umumnya lebih baik dari air dangkal, karena
penyaringanya lebih sempurna dan bebas dari bakteri. Susunan dari unsur-unsur
kimia tergantung pada lapis-lapis tanah yang dilalui. Jika melalui tanah kapur,
maka air itu akan menjadi sadah, karena mengandung Ca(HCO 3)2 dan
Mg(HCO3)2.
c. Mata air, mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan
tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh
musim dan kualitasnya sama dengan keadaan air tanah dalam.
3. Air angkasa
Air angkasa yaitu air yang berasal dari atmosfir, seperti hujan dan salju. Kualitas air
angkasa tergantung sekali pada kualitas udara yang dilaluinya sewaktu turun
kembali kepermukaan bumi. Air angkasa sedemikian tercemar. Keadaan seperti ini
sering ditemukan di daerah tertentu yang terdapat banyak industri.
(Warlina, 2004).
7
2.5
Sampel dapat diartikan sebagai contoh atau cuplikan dari suatu jumlah populasi yang
dapat mewakili dalam mengartikan suatu keadaan. Pada umumnya sampel digunakan
untuk melakukan analisa terhadap kejadian yang sudah terjadi atau yang akan terjadi.
Persiapan, pengambilan dan penyimpanan sampel air berbeda tergantung pada jenis
analisis yang diperlukan. Botol sampel yang digunakan untuk pengambilan sampel air
biasanya berbahan polyethylene. Terdapat 4 tipe persiapan sebelum melakukan
pengambilan sampel air:
1. Pencucian dan pembilasan botol sampel dengan air yang akan diambil sampelnya.
Hal ini berfungsi untuk meminimalisir kontaminasi sampel dari dalam kontainer.
Perlakuan ini dilakukan untuk analisis TDS (Total Dissolved Solid), TSS (Total
Suspended Solid), DO (Dissolved Oksigen), Biological Oxygen Demand (BOD) dan
pemeriksaan alga.
2. Pencucian menggunakan cairan yang bersifat asam untuk analisis logam berat pada
sampel.
3. Pencucian menggunakan larutan organik.
4. Sterilisasi botol sampel untuk analisis mikrobiologi. Untuk analisis mikrobiologi,
pestisida dan logam berat.
(Warlina, 2004).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu Pelaksanaan
Praktikum Sampling Air Untuk Analisis Mikrobiologi dilaksanakan pada hari Selasa,
tanggal 29 Maret 2016, pukul 13.50 17.00 WITA.
8
3.1.2
Tempat Pelaksanaan
3.2.2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Alat
Bahan
Sampel air
Alumunium foil
Tali raffia
Sabun
Air
Spons
Sampling Kran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
3.3.2
1.
2.
3.
label.
3.3.3 Pengukuran Air Permukaan Langsung
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
:
: -
mikrobiologi
29 Maret 2016
14.50 WITA (sampling kran)
15.20 WITA (sampling air permukaan
tidak langsung)
: -
Area
Jogging
Track
(sampling
air
permukaan langsung
11
5. Uraian Sampel
:
6. Acuan Metode Pengambilan Sampel :-
No.
Urut
menggunakan
sampling
1.
kran,
metode
dimana
kran
disterilkan
terlebih
dahulu
dilakukan
pada
kran
Laboratorium
Rekayasa
Lingkungan
Fakultas Teknik
untuk
12
pengambilan
sampel
air
permukaan langsung
Rincian
kondisi
pengambilan
lingkungan
sampel
selama
yang
dapat
Rekayasa
air yang
Lingkungan.
digunakan
untuk
untuk
mencuci
peralatan
laboratorium.
2. Metode Sampling Air Tidak Langsung
Percobaan ini dilakukan di kolam depan
Fakultas Teknik. Disekitar kolam juga
terdapat Asrama Mahasiswa, dimana air
pada kolam berwarna keruh.
3. Metode Sampling Air Langsung
Percobaan ini dilakukan di
samping
jogging
track.
Di
kolam
sekitar
13
4.2 Pembahasan
Tujuan sampling adalah menggunakan sebagian obyek penelitian yang diselidiki untuk
memperoleh informasi tentang populasi. Metode sampling yang digunakan pada
praktikum Sampling Air untuk Analisis Mikrobiologi adalah sampling kran, sampling
permukaan air secara tidak langsung dan sampling permukaan secara langsung.
Sampling kran bertujuan untuk melakukan pengambilan sampel di aliran air yang
melalui instrumen kran. Untuk skala perumahan atau rumah tangga sampling ini
menjadi poin penting, karena kita dapat mengetahui kualitas air yang ada di suatu
kawasan. Sampling tidak langsung bertujuan jika kita mengambil sampel di lokasi yang
sulit untuk dijangkau misalnya di aliran sungai yang deras atau sungai yang dilewati
oleh jembatan sehingga kita melakukan pengambilan sampling secara tidak langsung
dari atas jembatan. Sampling secara langsung bertujuan jika kita mengambil sampel air
di sungai yang memiliki arus, dan lokasi sampling mudah untuk dijangkau sehingga
hasil yang didapat akurat.
Ada beberapa macam metode sampling yaitu sampling kran, sampling tidak langsung
dan sampling langsung. Metode sampling air kran yaitu dipilih kran-kran yang
berhubungan langsung dengan sambungan utama. Metode pengukuran air permukaan
tidak langsung yaitu disiapkan botol sampel yang telah disterilkan dan diberi pemberat
pada bagian bawahnya ini digunakan karena metode ini menggunakan alat tambahan
seperti tali dan pemberat. Metode pengukuran air permukaan langsung yaitu dimana
pada metode ini pengambilan sampel diambil secara langsung di permukaan air dengan
mulut botol berlawanan arah arus air.
Pada praktikum pengambilan sampel, digunakan 3 macam teknik pengambilan sampel,
yaitu teknik pengambilan sampel kran, pengambilan sampel tidak langsung, dan
pengambilan sampel langsung.
Dalam metode sampling air kran yaitu dipilih kran-kran yang berhubungan langsung
dengan dengan sambungan utama. Dipastikan bahwa kran dalam keadaan baik dan tidak
14
ada kebocoran. Dilepaskan alat-alat tambahan pada kran. Dibuka kran dan dibiarkan air
keluar selama 1 - 2 menit sebelum pengukuran dan pengambilan sampel dilaksanakan.
Ditutup kran dan dipanaskan/dibakar permukaannya secara menyeluruh, buka lagi kran
kira-kira 1 - 2 menit. Diambil sampel mikrobiologi dengan hati-hati, hindarkan dari
kontaminasi, isilah botol sampel (sudah disterilisasi) tanpa menyentuh permukaannya
sebanyak 3/4 bagian. Disterilkan mulut botol dengan pembakaran sebelum ditutup.
Dibuang air sampel yang telah didapat.
Metode pengukuran air permukaan tidak langsung yaitu disiapkan botol sampel yang
telah disterilkan dan diberi pemberat pada bagian bawahnya. Dilepaskan tutup botol dan
di turunkan tali perlahan-lahan. Dibuang isi botol sehingga terisi 3/4 bagian saja.
Disterilkan mulut botol dengan pembakaran. Ditutup mulut botol steril menggunakan
almunium foil.
Metode pengukuran air permukaan langsung yaitu disiapkan botol sampel yang telah
disterilkan. Dilepaskan tutup botol dan dipegang botol steril pada bagian bawah botol
dan dicelupkan botol pada air permukaan sedalam 20 cm dengan posisi mulut botol
berlawanan dengan arah aliran. Dibuang isi botol sehingga terisi 3/4 bagian. Disterilkan
mulut botol dengan pembakaran. Ditutup botol steril menggunakan almunium foil.
Menurut PP No.82 tahun 2001 Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air, air yang terdapat pada Kolam Depan Teknik termasuk kedalam baku mutu air di
kelas ke 2 dan termasuk dalam status baku mutu air kondisi baik sedangkan pada Area
Jogging Track termasuk dalam status baku mutu air kondisi cemar karena air yang
terdapat tempat tersebut tidak memenuhi standar baku mutu yang ada.
Kendala yang dihadapi selama praktikum adalah tempat pengambilan sampel air kurang
memadai untuk dilakukan pengukuran air permukaan langsung karena yang dibutuhkan
adalah badan air yang memiliki arus namun saat pengambilan sampel arus tidak terlalu
terlihat. Percobaan yang dilakukan hanya pengambilan sampel sedangkan analisis
mikrobiologi belum dapat dilaksanakan karena belum tersedianya peralatan yang
diperlukan dalam analisis mikrobiologi.
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan sampel air permukaan ialah
kesterilan alat dan bahan yang digunakan karena sangat penting pada saat
pelaksanaannya, gunanya untuk menghindari akan terjadinya kontaminasi air sampel
dengan mikroba lainnya.
2. Metode pengambilan sampel terdiri dari tiga macam, yaitu metode pengambilan pada
air kran, metode pengambilan air permukaan secara langsung, dan metode
pengambilan air permukaan secara tidak langsung.
3. Jenis - jenis sampel air dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu sampel sesaat (grap
sample), sampel komposit (composite sample) dan sampel gabungan tempat
(integrated sample). Pada praktikum kali ini menggunakan metode sampel komposit
karena menggunakan sampel campuran dari beberapa waktu pengamatan.
5.2 Saran
1. Sebaiknya untuk pengambilan sampel dilakukan dengan benar agar hasil dari
kegiatan praktikum ini lebih maksimal.
2. Sebaiknya kedepannya praktikum dilakukan dengan metode sampling yang lainnya
agar praktikan mengerti berbagai macam metode pengambilan sampel air.
16