Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah (sungai, danau,
mata air, terjunan air). Air permukaan dan air tanah merupakan sumber air utama yang
digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pertanian, industri, rumah tangga
dan kebutuhan lainnya. Namun demikian sampai saat ini sebagian besar kebutuhan air
masih mengandalkan dari sumber air permukaan. Oleh karena itu sumber air permukaan
perlu dikelola dengan baik sehingga mampu memberikan manfaat baik. Air merupakan
sumber kehidupan yang tidak dapat tergantikan oleh apa pun juga. Tanpa air manusia,
hewan dan tanaman tidak akan dapat hidup.
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi
kehidupan manusia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum sehingga merupakan
model dasar pembangunan dan komponen lingkungan hidup yang penting bagi
kelangsungan hidup.
Salah satu faktor penentu kualitas air adalah syarat mikrobiologi dalam suati perairan.
Factor mikrobiologi adalah jumlah mikroorganisme yang mempunyai karakteristik
tertentu yang dapat membawa berbagai pengaruh baik maupun buruk.
Sumber air alami yang berupa air permukaan dan air tanah pada dasarnya hanya dapat
diperoleh kalau lingkungan alamnya tidak terganggu atau berubah fungsi. Sumber air
bersih yang baik, yaitu yang dapat memenuhi persyaratan air bersih (kualitas) dan
lainnya yaitu kuantitasnya (debit air perdetik). Oleh karena itu, perlu adanya analisa
kualitas air tersebut. Agar analisa terbukti secara akurat, perlu adanya tata cara
pengambilan sampel yang baik dan benar.
Dalam rangka memenuhi persyaratan kualitas air, maka perlu dilaksanakan kegiatan
pemeriksaan

kualitas

air

yang

diselenggarakan

secara

terus

menerus

dan

berkesinambungan agar air yang digunakan terjamin kualitasnya, sesuai dengan


persyaratan kualitas air.
1

Oleh karena itu dengan adanya praktikum sampling air ini, mempelajari tata cara
pengambilan sampel yang baik dan benar. Selain itu, mengetahui bagaimana cara
pengukuran parameter-parameter yang ada pada air sungai. Dengan adanya praktikum
ini, diharapkan kedepannya mahasiswa dapat menganalisa kualitas air dengan akurat

1.2 Tujuan Praktikum


1. Untuk mengatahui faktor-faktor mempengaruhi pengambilan sampel air permukaan.
2. Untuk mengetahui metode-metode pengambilan sampel air permukaan.
3. Untuk mengatahui jenis - jenis sampel air menurut metode pengambilannya

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air
2

Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi ini. Tidak akan ada
kehidupan seandainya di bumi ini tidak ada air. Air yang relatif bersih sangat
didambakan oleh manusia, untuk dipakai sebagai air minum, mandi, mencuci, keperluan
industri, kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain
sebagainya. Air dalam keadaan normal tidak akan berwarna, sehingga tampak bening
dan bersih (Sutrisno, 2006).
Air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna, berasa, dan berbau. Air
minumpun seharusnya tidak mengandung kuman patogen yang membahayakan
kesehatan manusia. Tidak mengandung zat kimia yang mengubah fungsi tubuh, tidak
dapat diterima secara estesis, dan dapat merugikan secara ekonomis. Pada hakekatnya,
tujuan ini dibuat untuk mencegah terjadinya penyakit yang disebabkan oleh air. Atas
dasar pemikiran tersebut dibuat standar air minum yaitu suatu peraturan yang memberi
petunjuk tentang konsentrasi berbagai parameter yang sebaiknya diperbolehkan ada di
dalam air minum (Sutrisno, 2006).
Penyediaan air bersih hendaknya memperhatikan sumber, kualitas dan kuantitasnya.
Sumber air bersih merupakan pemasok air bersih, oleh karena itu perlu dan harus
diupayakan menjaga keberadaan dan keberlanjutannya. Sedangkan kualitas merupakan
hal yang penting bagi kesehatan dan kuantitas penting bagi pencukupan jumlah pasokan
air bersih. Air dari PDAM adalah yang termasuk bisa dikonsumsi secara langsung untuk
kebutuhan sehari-hari, seperti masak, mandi, mencuci. Air PDAM yang akan diminum
harus direbus dahulu. Namun air PDAM ini kadang belum tersedia diberbagai tempat
(Sutrisno, 2006).
Peraturan pemerintah No. 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi
beberapa golongan menurut peruntukannya. Adapun penggolongan air menurut
peruntukannya adalah sebagai berikut:
a. Golongan A, yaitu air yang dipergunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa
pengolahan terlebih dahulu.
b. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
c. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan.
3

d. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di
perkotaan, dan pembangkit listrik tenaga air.
(Effendi, 2003).
2.2

Sifat Air

Sifat air yang penting dapat digolongkan ke dalam sifat fisis, kimiawi, dan biologis.
Sifat fisis dari air yaitu didapatkan dalam ketiga wujudnya, yakni, bentuk padat sebagai
es, bentuk cair sebagai air, dan bentuk gas sebagai uap air. Bentuk mana yang akan
didapatkan, tergantung keadaan cuaca yang ada setempat (Effendi, 2003).
Sifat kimia dari air yaitu mempunyai pH 7 dan oksigen terlarut (DO) jenuh pada 9
mg/L. Air merupakan pelarut yang universal, hampir semua jenis zat dapat larut di
dalam air. Air juga merupakan cairan biologis, yakni didapat di dalam tubuh semua
organisme. Sifat biologis dari air yaitu di dalam perairan selalu didapat kehidupan,
fauna dan flora. Benda hidup ini berpengaruh timbal balik terhadap kualitas air (Effendi,
2003).

2.3 Sampel Air


Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih menggunakan prosedur
tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya dalam komunitas.
Pengambilan sampel merupakan pekerjaan yang tidak mudah karena banyak faktor
yang menentukan, Salah satunya adalah terjadinya perubahaan kondisi dan situasi
setempat. Untuk melakukan pengumpulan data dalam komunitas perlu dilakukan
dengan teknik yang benar (Apriyan, 2011).
Sampling adalah proses yang dilakukan untuk memilih dan mengambil secara benar
dari populasi, sehingga dapat sebagai wakil yang mewakili populasi tersebut. Terkait
erat dengan pengambilan sampel adalah metode yang digunakan untuk menyeleksi
sejumlah individu dari populasi sehingga dapat menghasilkan sampel yang

representatif, dalam arti sampel tersebut benar-benar mampu digunakan untuk


menggambarkan populasinya (Effendi, 2003).
Teknik sampling adalah bagian dari metodologi statistik yang berhubungan dengan
sebagian anggota dari populasi. Jika sampling dilakukan dengan metode yang tepat,
analisis statistik dari sampel dapat digunakan untuk menggeneralisasikan keseluruhan
populasi. Metode sampling banyak menggunakan teori probabilitas dan teori statistik.
Tujuan dilakukannya pengambilan sampel dalam pemantuan adalah untuk memperoleh
data representatif dalam kaitannya dengan populasi yang menjadi sasaran observasi
(Apriyan, 2011).
Penentuan sampel merupakan langkah penting dalam penelitian kuantitatif, konsep
dasar dari penentuan sampel adalah bahwa agregasi dari orang, rumah tangga atau
organisasi yang sangat besar dapat dikaji secara efektif dan efisien serta akurat melalui
pengkajian yang terinci dan hati-hati pada sebagian agregasi yang terpilih (Fardiaz,
1992).
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel adalah bahwa semakin sempit
(sedikit) peneliti mendefinisikan (membatasi) populasi semakin efisien dalam waktu
dan dana, namun semakin terbatas kemampuan melakukan generalisasi, untuk itu
peneliti harus mencari jalan yang efisien dalam waktu dan dana serta kemampuan
generalisasi yang lebih luas, dan untuk menghindari kekeliruan pembaca, maka peneliti
perlu menggambarkan populasi dan sampel secara rinci, sehingga orang yang membaca
hasil penelitian dapat menentukan daya terap (Aplicability) penemuan hasil penelitian
terhadap situasi yang berbeda (Warlina, 2004).
Jenis-jenis sampel air dapat dikelompokkan menjadi tiga sebagai berikut:
1. Sampel sesaat (Grab Sample)
Yaitu sampel yang diambil secara langsung dari bahan air yang sedang dipantau.
Sampel ini hanya menggambarkan karakteristik air pada saat pengambilan sampel.
2. Sampel Komposit (Composite Sample)
Yaitu sampel campuran dari beberapa waktu pengamatan. Pengambilan sampel
komposit dapat dilakukan secara manual ataupun secara otomatis dengan
menggunakan peralatan yang dapat mengambil air pada waktu-waktu tertentu dan
sekaligus dapat mengukur debit air. Pengambilan sampel secara otomatis hanya
5

dilakukan jika ingin mengetahui gambaran tentang karakteristik kualitas air secara
terus-menerus.
3. Sampel gabungan tempat (Integrated Sample)
Yaitu sampel gabungan yang diambil secara terpisah dari beberapa tempat, dengan
volume yang sama.
(Effendi, 2003).
2.4

Sumber-Sumber Air

Sumber-sumber air adalah sebagai berikut:


1. Air permukaan
Air permukaan adalah air sungai dan air danau. Air permukaan yang tertampung di
danau-danau atau bak penampungan air buatan manusia dapat ditumbuhi berbagai
macam alga, tumbuhan air seperti eceng gondok, dan berbagai ikan. Air permukaan
banyak mengandung zat organik yang merupakan makanan bagi bakteri. Untuk air
permukaan salah satunya sungai, kedalaman sungai sangat tergantung dari jumlah
air yang tertampung pada alur sungai yang diukur dari penampang dasar sungai
sampai ke permukaan air. Level rataan dasar sungai pengukurannya dirata-ratakan
minimal dari tiga titik yang berbeda yaitu di bagian tengah dan kanan kirinya. Debit
sungai adalah besaran volume air yang mengalir per satuan waktu. Volume air
dihitung berdasarkan luas penampang dikalikan dengan tinggi air. Sumber air sungai
terbesar berasal dari curah hujan, di bagian hulu umumnya curah hujannya lebih
tinggi, dibanding di daerah tengah dan hilir.
Sumber lainnya berasal dari aliran bawah tanah, yang dibedakan menjadi air sub
surface runoff, mata air dan air bawah tanah (base flow). Pada musim penghujan,
aliran bawah tanah bersumber dari air hujan., yang masuk melalui peristiwa
infiltrasi perkolasi. Air perkolasi menuju ke lapisan air tanah dalam (ground water),
namun sering ada yang keluar kesamping (sub-surface runof). Air aliran samping ini
sering keluar pada waktu musim hujan dan atau musim kemarau, yang berbeda
dengan aliran bawah tanah yang akan keluar pada waktu musim kemarau.
2. Air tanah

Air tanah dapat berkualitas baik jika tanah sekitarnya tidak tercemar. Pada proses
pengalirannya air tanah mengalami penyaringan alamiah, oleh karena itu kadar
kimia air tanah tergantung sekali dari formasi litosfer yang dilaluinya dapat larut dan
terbawa, sehingga mengubah kualitas air tersebut. Air tanah terbagi antara:
a. Air tanah dangkal, air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air
dari permukaan tanah. Lumpur akan bertahan, demikian pula dengan sebagian
bakteri, sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat
kimia (garam-garam yang larut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai
unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Lapisan tanah ini
berfungsi sebagai saringan. Disamping penyaringan, pengotoran juga masih
terus berlangsung, terutama pada muka air yang dekat dengan muka tanah,
setelah lapisan rapat air, air yang terkumpul merupakan air tanah dangkal
dimana air tanah ini dimanfaatkan sebagai air minum melalui sumur-sumur
dangkal.
b. Air tanah dalam, terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air
tanah dalam, tidak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus
digunakan bor dan memasukkan pipa ke dalamnya sehingga dalam suatu
kedalaman (biasanya antara 100 - 300 m) akan didapatkan suatu lapis air.
Kualitas air tanah dalam pada umumnya lebih baik dari air dangkal, karena
penyaringanya lebih sempurna dan bebas dari bakteri. Susunan dari unsur-unsur
kimia tergantung pada lapis-lapis tanah yang dilalui. Jika melalui tanah kapur,
maka air itu akan menjadi sadah, karena mengandung Ca(HCO 3)2 dan
Mg(HCO3)2.
c. Mata air, mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan
tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh
musim dan kualitasnya sama dengan keadaan air tanah dalam.
3. Air angkasa
Air angkasa yaitu air yang berasal dari atmosfir, seperti hujan dan salju. Kualitas air
angkasa tergantung sekali pada kualitas udara yang dilaluinya sewaktu turun
kembali kepermukaan bumi. Air angkasa sedemikian tercemar. Keadaan seperti ini
sering ditemukan di daerah tertentu yang terdapat banyak industri.
(Warlina, 2004).
7

2.5

Teknik Pengambilan Sampel

Sampel dapat diartikan sebagai contoh atau cuplikan dari suatu jumlah populasi yang
dapat mewakili dalam mengartikan suatu keadaan. Pada umumnya sampel digunakan
untuk melakukan analisa terhadap kejadian yang sudah terjadi atau yang akan terjadi.
Persiapan, pengambilan dan penyimpanan sampel air berbeda tergantung pada jenis
analisis yang diperlukan. Botol sampel yang digunakan untuk pengambilan sampel air
biasanya berbahan polyethylene. Terdapat 4 tipe persiapan sebelum melakukan
pengambilan sampel air:
1. Pencucian dan pembilasan botol sampel dengan air yang akan diambil sampelnya.
Hal ini berfungsi untuk meminimalisir kontaminasi sampel dari dalam kontainer.
Perlakuan ini dilakukan untuk analisis TDS (Total Dissolved Solid), TSS (Total
Suspended Solid), DO (Dissolved Oksigen), Biological Oxygen Demand (BOD) dan
pemeriksaan alga.
2. Pencucian menggunakan cairan yang bersifat asam untuk analisis logam berat pada
sampel.
3. Pencucian menggunakan larutan organik.
4. Sterilisasi botol sampel untuk analisis mikrobiologi. Untuk analisis mikrobiologi,
pestisida dan logam berat.
(Warlina, 2004).

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


3.1.1

Waktu Pelaksanaan

Praktikum Sampling Air Untuk Analisis Mikrobiologi dilaksanakan pada hari Selasa,
tanggal 29 Maret 2016, pukul 13.50 17.00 WITA.
8

3.1.2

Tempat Pelaksanaan

Praktikum Sampling Air Untuk Analisis Mikrobiologi dilaksanakan di Laboratorium


Rekayasa Lingkungan, Kolam Depan Teknik dan Area Joging Track, Universitas
Mulawarman, Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Botol sampel steril dengan volume >100 ml


Lampu bunsen
Korek api
Batu (pemberat)
Alat tulis
Kamera

3.2.2
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Alat

Bahan

Sampel air
Alumunium foil
Tali raffia
Sabun
Air
Spons

3.3 Cara Kerja


3.3.1

Sampling Kran

1.
2.

Disiapkan peralatan yang akan digunakan.


Dibuka kran air dan dibiarkan air keluar selama 1-2 menit sebelum

3.
4.
5.
6.
7.

pengukuran dan pengambilan sampel dilaksanakan.


Dinyalakan lampu bunsen.
Ditutup kran dan panaskan permukaannya secara menyeluruh.
Dibuka lagi kran dn dibiarkan selama 1-2 menit.
Diambil botol sampel lalu disterilkan mulut botol dan tutupnya.
Diambil air sampel kran menggunakan botol sampel yang telah
disterilkan

8.
9.
10.

Diisi botol sampel sebanyak 3/4 bagian.


Ditutup botol sampel sambil disterilkan dan ditutup kembali kran.
Ditutup kepala botol sampel menggunakan alumunium foil dan beri
label.

3.3.2

Pengukuran Air Permukaan Tidak Langsung

1.
2.
3.

Disiapkan peralatan yang akan digunakan.


Diikat botol sampel dan pemberat menggunakan tali raffia.
Dinyalakan lampu bunsen dan sterilkan botol sampel dan buka

tutup botol sampel.


4.
Diturunkan botol sampel yang telah diikat tali raffia secara
perlahan-laahan.
5.
6.
7.
8.

Dicelupkan botol sampel sampai terisi air 3/4 bagian.


Diangkat secara perlahan.
Disterilkan botol sampel dan ditutup botol sampel.
Dibungkus tutup botol sampel dengan alumunium foil dan beri

label.
3.3.3 Pengukuran Air Permukaan Langsung
1.
2.

Disiapkan botol sampel.


Dibuka tutup botol sambil dipanaskan permukaan botol
sampel.

3.

Dipegang bagian bawah botol dan celupkan botol pada air


pemukaan sedalam 20 cm dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah
aliran.

4.
5.

Diisi 3/4 bagian air sampel.


Ditutup botol sampel pada saat pengambilan samper atau
berada di permukaan air.

6.
7.

Disterilkan botol sampel yang telah diisi air sampel.


Dibungkus tutup botol sampel dengan menggunakan
alumunium foil dan beri label.

10

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


REKAMAN DATA PENGAMBILAN
SAMPEL LINGKUNGAN
1. Nama Pengambilan Sampel
2. Tanggal Pengambilan Sampel
3. Jam Pengambilan Sampel

Pengambilan contoh air untuk analisa

:
: -

mikrobiologi
29 Maret 2016
14.50 WITA (sampling kran)
15.20 WITA (sampling air permukaan
tidak langsung)

15.50 WITA (sampling air permukaan


langsung)

4. Lokasi Pengambilan Sampel

: -

Kran air utama di Laboratorium Rekayasa


Lingkungan (sampling pada kran)

Kolam depan Fakultas Teknik (sampling


air permukaan tidak langsung)

Area

Jogging

Track

(sampling

air

permukaan langsung
11

5. Uraian Sampel
:
6. Acuan Metode Pengambilan Sampel :-

Air kran, air kolam dan air drainase


Metode sampling pada kran,
Metode sampling air permukaan tidak
langsung,

Metode sampling air permukaan langsung

Tabel 4.1 Tabel Pengambilan Sampel

No.
Urut

Titik Pengambilan Sampel

Foto Lokasi Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel pada kran,


dengan

menggunakan

sampling
1.

kran,

metode

dimana

kran

disterilkan

terlebih

dahulu

dilakukan

pada

kran

Laboratorium

Rekayasa

Lingkungan

Pengambilan sampel pada kolam


depan
2.

Fakultas Teknik

untuk

teknik pengambilan sampel air


permukaan tidak langsung

12

Pengambilan sampel pada kolam


area jogging track untuk teknik
3.

pengambilan

sampel

air

permukaan langsung

Lanjutan Tabel 4.1 Tabel Pengambilan Sampel

Rincian

kondisi

pengambilan

lingkungan

sampel

selama

yang

dapat

mempengaruhi interpretasi hasil pengujian:


1. Metode Sampling Kran
Kran yang digunakan berada di
Laboratorium
Dimana

Rekayasa

air yang

Lingkungan.

digunakan

untuk

sampling berwarna bening dan dapat


digunakan

untuk

mencuci

peralatan

laboratorium.
2. Metode Sampling Air Tidak Langsung
Percobaan ini dilakukan di kolam depan
Fakultas Teknik. Disekitar kolam juga
terdapat Asrama Mahasiswa, dimana air
pada kolam berwarna keruh.
3. Metode Sampling Air Langsung
Percobaan ini dilakukan di
samping

jogging

track.

Di

kolam
sekitar

pengambilan sampel terdapat banyak


sampah dan air yang ada berwarna
hitam.

13

4.2 Pembahasan
Tujuan sampling adalah menggunakan sebagian obyek penelitian yang diselidiki untuk
memperoleh informasi tentang populasi. Metode sampling yang digunakan pada
praktikum Sampling Air untuk Analisis Mikrobiologi adalah sampling kran, sampling
permukaan air secara tidak langsung dan sampling permukaan secara langsung.
Sampling kran bertujuan untuk melakukan pengambilan sampel di aliran air yang
melalui instrumen kran. Untuk skala perumahan atau rumah tangga sampling ini
menjadi poin penting, karena kita dapat mengetahui kualitas air yang ada di suatu
kawasan. Sampling tidak langsung bertujuan jika kita mengambil sampel di lokasi yang
sulit untuk dijangkau misalnya di aliran sungai yang deras atau sungai yang dilewati
oleh jembatan sehingga kita melakukan pengambilan sampling secara tidak langsung
dari atas jembatan. Sampling secara langsung bertujuan jika kita mengambil sampel air
di sungai yang memiliki arus, dan lokasi sampling mudah untuk dijangkau sehingga
hasil yang didapat akurat.
Ada beberapa macam metode sampling yaitu sampling kran, sampling tidak langsung
dan sampling langsung. Metode sampling air kran yaitu dipilih kran-kran yang
berhubungan langsung dengan sambungan utama. Metode pengukuran air permukaan
tidak langsung yaitu disiapkan botol sampel yang telah disterilkan dan diberi pemberat
pada bagian bawahnya ini digunakan karena metode ini menggunakan alat tambahan
seperti tali dan pemberat. Metode pengukuran air permukaan langsung yaitu dimana
pada metode ini pengambilan sampel diambil secara langsung di permukaan air dengan
mulut botol berlawanan arah arus air.
Pada praktikum pengambilan sampel, digunakan 3 macam teknik pengambilan sampel,
yaitu teknik pengambilan sampel kran, pengambilan sampel tidak langsung, dan
pengambilan sampel langsung.
Dalam metode sampling air kran yaitu dipilih kran-kran yang berhubungan langsung
dengan dengan sambungan utama. Dipastikan bahwa kran dalam keadaan baik dan tidak
14

ada kebocoran. Dilepaskan alat-alat tambahan pada kran. Dibuka kran dan dibiarkan air
keluar selama 1 - 2 menit sebelum pengukuran dan pengambilan sampel dilaksanakan.
Ditutup kran dan dipanaskan/dibakar permukaannya secara menyeluruh, buka lagi kran
kira-kira 1 - 2 menit. Diambil sampel mikrobiologi dengan hati-hati, hindarkan dari
kontaminasi, isilah botol sampel (sudah disterilisasi) tanpa menyentuh permukaannya
sebanyak 3/4 bagian. Disterilkan mulut botol dengan pembakaran sebelum ditutup.
Dibuang air sampel yang telah didapat.
Metode pengukuran air permukaan tidak langsung yaitu disiapkan botol sampel yang
telah disterilkan dan diberi pemberat pada bagian bawahnya. Dilepaskan tutup botol dan
di turunkan tali perlahan-lahan. Dibuang isi botol sehingga terisi 3/4 bagian saja.
Disterilkan mulut botol dengan pembakaran. Ditutup mulut botol steril menggunakan
almunium foil.
Metode pengukuran air permukaan langsung yaitu disiapkan botol sampel yang telah
disterilkan. Dilepaskan tutup botol dan dipegang botol steril pada bagian bawah botol
dan dicelupkan botol pada air permukaan sedalam 20 cm dengan posisi mulut botol
berlawanan dengan arah aliran. Dibuang isi botol sehingga terisi 3/4 bagian. Disterilkan
mulut botol dengan pembakaran. Ditutup botol steril menggunakan almunium foil.
Menurut PP No.82 tahun 2001 Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air, air yang terdapat pada Kolam Depan Teknik termasuk kedalam baku mutu air di
kelas ke 2 dan termasuk dalam status baku mutu air kondisi baik sedangkan pada Area
Jogging Track termasuk dalam status baku mutu air kondisi cemar karena air yang
terdapat tempat tersebut tidak memenuhi standar baku mutu yang ada.
Kendala yang dihadapi selama praktikum adalah tempat pengambilan sampel air kurang
memadai untuk dilakukan pengukuran air permukaan langsung karena yang dibutuhkan
adalah badan air yang memiliki arus namun saat pengambilan sampel arus tidak terlalu
terlihat. Percobaan yang dilakukan hanya pengambilan sampel sedangkan analisis
mikrobiologi belum dapat dilaksanakan karena belum tersedianya peralatan yang
diperlukan dalam analisis mikrobiologi.
15

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan sampel air permukaan ialah
kesterilan alat dan bahan yang digunakan karena sangat penting pada saat
pelaksanaannya, gunanya untuk menghindari akan terjadinya kontaminasi air sampel
dengan mikroba lainnya.
2. Metode pengambilan sampel terdiri dari tiga macam, yaitu metode pengambilan pada
air kran, metode pengambilan air permukaan secara langsung, dan metode
pengambilan air permukaan secara tidak langsung.
3. Jenis - jenis sampel air dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu sampel sesaat (grap
sample), sampel komposit (composite sample) dan sampel gabungan tempat
(integrated sample). Pada praktikum kali ini menggunakan metode sampel komposit
karena menggunakan sampel campuran dari beberapa waktu pengamatan.

5.2 Saran
1. Sebaiknya untuk pengambilan sampel dilakukan dengan benar agar hasil dari
kegiatan praktikum ini lebih maksimal.
2. Sebaiknya kedepannya praktikum dilakukan dengan metode sampling yang lainnya
agar praktikan mengerti berbagai macam metode pengambilan sampel air.

16

Anda mungkin juga menyukai