Makalah Reproduksi Pria KLP 3
Makalah Reproduksi Pria KLP 3
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1.
2.
3.
4.
5.
FARIDA
DIAH FITRIANI
WIDIA SUKMAWATI
BAIQ NURLAELA S
VIA ELISA
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi pada Pria. Penyusunan makalah ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah Sistem Reproduksi di Program Studi S1
Ilmu Keperawatan STIKES YARSI MATARAM.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan masukan, dorongan dan bimbingan kepada penulis
dalam penyusunan makalah ini baik dari segi moril dan materil. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Mataram,
Maret 2016
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
ii
iii
1
2
2
4
4
5
14
14
16
20
26
29
BAB 3 PENUTUP...........................................................................................
31
3.1 Kesimpulan.....................................................................................
31
3.2 Saran...............................................................................................
31
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan
keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan
melestarikannya agar tidak punah, pada manausia untuk mengahasilkan
2
keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi sehingga dengan
demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generative atau
seksual. Untuk dapat mengetahui reproduksi pada manusia, maka harus
mengetahui terlebih dahulu organ-organ kelamin yang terlibat serta proses
yang berlangsung di dalamnya, sistem reproduksi pada manusia akan mulai
berfungsi ketika seseorang mencapai kedewasaan (pubertas) atau masa akil
balik. Pada seorang pria testisnya telah mampu menghasilkan sel kelamin
jantan (sperma) dan hormon testosterone, hormon testosteron berfungsi
mempengaruhi timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder pada pria, di
antaranya suara berubah menjadi lebih besar, tumbuhnya rambut di tempat
tertentu misalnya jambang, kumis, jenggot, dan dada tumbuh menjadi bidang,
jakun membesar.
Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal
(fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual
dan meskipun siklus reproduksi seorang manusia berhenti, manusia tersebut
masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh manusia yang dilakukan
vasektomi pada organ reproduksinya (testes atau ovarium) atau mencapai
menopause dan andropouse tidak akan mati. Pada umumnya reproduksi baru
dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas atau
dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon
yang dihasilkan dalam tubuh manusia. Reproduksi juga merupakan bagian
dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan suatu
generasi. Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital
artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi
bila makhluk htidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi
makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat dihasilkan
keturunan (anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan generasi.
Sekualitas adalah suuatu kekuatan dan dorongan hidup ada diantara manusia
laki-laki dan perempuan dimana kedua makhluk ini merupakan suatu sistem
yang memungkinkan terjadinya keturunan yang sambung-menyambung
sehingga eksistensi manusia itu tidak punah. Banyak peristiwa bahagia dan
3
hidup gairah oleh adanya seks, tetapi tidak sedikit pula adanya peristiwa sedih,
malapetaka dan kehancuran disebabkan oleh seks pula.
Begitu pentingnya masalah seksualitas dalam kehidupan manusia sehingga
ada pendapat ahli yang ekstrim menyatakan bahwa semua tingkah laku
manusia pada hakikatnya dimotifasi dan didorong oleh seks. Maka tidaklah
mengherankan bahwa ada pendapat peneliti lain mengatakan bahwa
kebanyakan gangguan kepribadian, gangguan tingkah laku terjadi oleh adanya
gangguan pola perkembangan kehidupan psikoseksualnya. Oleh sebab itu,
sangatlah penting bagi kita untuk mengetahui apa dan bagaimana itu seks
dalam sistem reproduksi manusia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sistem reproduksi pria?
2. Bagaimana organ luar reproduksi pria?
3. Bagaimana organ reproduksi dalam pria?
4. Bagaimana system duktus pria?
5. Bagaimana struktur aksesori pria?
6. Bagaimana terjadinya spermatogenesis?
7. Bagaimana pembentukan sperma?
8. Bagaimana langkah-langkah spermatogenesis?
9. Bagaimana tindakan seksual pria?
10. Bagaimana stadium-stadium tindakan seksual pria?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
a. Untuk mendapatkan gambaran secara umum mengenai bagaimana
anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pada pria.
b. Memperoleh informasi atau gambaran dari pembahasan tentang
reproduksi pria.
2. Tujuan khusus
a. Agar mahasiswa mengetahui anatomi dan fisiologi pada system
reproduksi pria
b. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa tentang
reproduksi pria.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
vagina
wanita
selama
hubungan
seksual
untuk
d. Testosteron
sangat
spermatogenesis;
juga
penting
untuk
membentuk
5
mempertahankan
membentuk
dan
2.1.2
1. Penis
Penis terletak menggantung di depan skrotum. Bagian ujung penis
disebut glan penis. Bagian tengahnya disebut korpus penis dan pangkalnya
disebut radiks penis. Glan penis tertutup oleh kulit korpus penis, kulit
penutup ini disebut prepusium. Penis (zakar) terdiri atas jaringan seperti
busa dan terletak memanjang, tempat muara uretra dari glan penis adalah
frenulum atau kulup.
7
Penis merupakan alat yang mempunyai jaringan erektil yang satu
sama lainnya dilapisi jaringan fibrosa ringan, erektil ini terdiri dari ronggarongga seperti karet busa. Dengan adanya rangsangan seksual, karet busa
ini akan dipenuhi darah sebagai vasoperasi. Berdasarkan ini terjadilah
ereksi penis, ereksi penis dipengaruhi oleh otot:
a. Muskulus iskia kavernosus, muskuluserektor penis, otot-otot ini
menyebabkan
erektil
(ketegangan)
pada
waktu
koitus
(persetubuhan).
b. Muskulus bulbo kavernosus, untuk mengeluarkan urin. Penis
mempunyai tiga buah korpus kavernosa (alat pengeras zakar) yaitu
dua buah korpus kavernosus uretra, terletak di sebelah punggung
atas dari penis. Satu korpus kavernosus uretra, terletak di sebelah
bawah dari penis yang merupakan saluran kemih.
Korpus kavernosus penis terdiri dari jaringan yang mengandung
banyak sekali pembuluh darah. Pada waktu akan mengadakan
hubungan kelamin (koitus), maka penis akan menjadi besar dank
eras oleh karena korpus tersebut. Korpus tersebut banyak
mengandung darah, dengan jalan demikian maka spermatozoid
dapat dihantarkan sampai pintu vagina (Syaifuddin, 2006).
10
11
sifat-sifat kejantanan. Contoh: timbulnya jenggot dan jakun, suara yang
membesar, serta bentuk badan yang besar dan kuat (Syaifuddin, 2006).
12
Pada bagian dalam testis terdapat saluran-saluran halus yang disebut
saluran penghasil sperma (tubulus seminiferus). Dinding dalam saluran
terdiri atas jaringan epitel dan jaringan ikat. Pada jaringan epithelium
terdapat:
Sel
di
dinding
tubulus Fungsi
seminiferus
Sel induk sperma
Calon sperma
Sel sertoli
Sel Leydig
13
(vesikula seminalis). Vas deferens merupakan saluran yang membawa
sperma dari epididimis. Saluran ini berjalan ke bagian belakang prostat
lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus ejakulatorius. Struktur
lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas
deferens dan memebentuk korda spermatika.
3. Saluran ejakulasi
Merupakan saluran yang pendek dan menghubungkan vesikula seminalis
dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar
masuk ke dalam uretra. Ejakulasi terjadi pada saat mencapai klimaks, yaitu
ketika gesekan pada glans penis dan rangsangan lainnya mengirimkan
sinyal ke otak dan korda spinalis. Saraf merangsang kontraksi otot di
sepanjang saluran epididimis dan vas deverens, vesikula seminalis dan
prostat. Kontraksi ini mendorong semen ke dalam uretra. Selanjutnya
kontraksi otot di sekeliling uretra akan mendorong semen keluar dari
penis. Leher kandung kemih juga berkontraksi agar semen tidak mengalir
kembali ke dalam kandung kemih. Setelah terjadi ejakulasi (atau setelah
rangsangan berhenti), arteri mengencang dan vena mengendur. Akibatnya
aliran darah yang masuk ke arteri berkurang dan aliran darah yang keluar
dari vena bertambah, sehingga penis menjadi lunak.
4. Uretra
Merupakan saluran panjang terusan dari saluran ejakulasi dan terdapat di
penis.
14
15
Kelainan
ini
seharusnya
diketahui
sedini
mungkin
agar
tidak
sempurna;
vagina
tidak
sempurna
(tidak
memiliki
16
Fungsi reproduksi pria dapat di bagi dalam tiga subgolongan utama: pertama,
spermatogenesis yang hanya berarti pembentukan sperma; kedua, pelaksanaan
kerja seksual pria; dan ketiga, pengaturan fungsi seksual pria oleh berbagai
hormone
2.2.1 Spermatogenesis
Pada tubulus seminiferus mengandung banyak sel epitel germinativum
yang berukuran kecil, dinamakan spermatogenia menjadi spermatosit
membelah diri membentuk dua spermatosit yang masing-masing mengandung
23 kromosom. Setelah beberapa minggu menjadi spermatozoa spermatid,
pertama kali dibentuk masih mempunyai sifat umum sel epiteloid. Kemudian
sitoplasma menghilang, spermatid memanjang menjadi spermatozoa terdiri
dari kepala, leher, badan, dan ekor (Syaifuddin, 2006).
2.2.2 Sperma
Setelah pembentukan tubulus seminiferus, sperma masuk ke
seminiferus selama 18 jam sampai 10 hari hingga mengalami proses
pematangan. Epididimis menyekresi cairan yang mengandung hormone,
enzim, dan gizi yang sangat penting dalam proses pematangan sperma.
Sebagian besar pada vas deferens dan sebagian kecildi dalam epididimis.
Fungsi testosterone pada reproduksi pria:
17
1. Efek desensus testis, ini menunjukkan bahwa testosterone merupakan
halyang penting untuk perkembangan seks pria selama kehidupan manusia
dan factor ketururnan.
2. Perkembangan seksual primer dan sekunder. Sekresi testosterone setelah
pubertas menyebabkan penis, testis, dan skrotum membesar sampai usia
20 tahun, dan mempengaruhi pertumbuhan sifat seksual sekunder pria
mulai pada masa pubertas.
Setelah
terbentuk
dalam
tubulus
seminiferus,
sperma
Langkah-langkah spermatogenesis
Tubulus seminiferus mengandung banyak sel epitel germanitivum
yang berukuran kecil sampai sedang yang dinamakan spermatogonia, yang
terletak dalam 2 atau 3 lapisan sepanjang pinggir luar epitel tubulus. Selsel ini terus mengalami proliferasi untuk melengkapi mereka kembali, dan
sebagian dari mereka berdiferensiasi melalui stadium-stadium definitif
perkembangan untuk membentuk sperma.
Tubulus seminiferus mengandung
sel-sel
sertoli
selain
18
mengeluarkan cairan tubulus seminiferus ke dalam lumen, yang
menggelondor sperma dari tubulus ke dalam epididimis untuk disimpan
dan dip roses lebih lanjut.
Stadium pertama spermatogenesis adalah pertumbuhan beberapa
spermatogenia menjadi sel yang sangat besar yang dinamakan spermatosit.
Kemudian spermatosis membelah dengan proses meiosis (disini tidak ada
pembentukan kromosom baru, kromososm hanya pemisahan pasangan
kromosom) membentuk dua spermatosit, masing-masing mengandung 23
kromosom. Spermatid tidak membelah lagi tetapi menjadi matur selama
beberapa minggu untuk menjadi spermatozoa.
Kromosom seks. Pada setiap spermatogonium, terdiri atas kepala, leher,
badan dan ekor. Untuk membentuk kepala, zat inti memadat menjadi suatu
massa yang padat, dan membran sel berkrontraksi sekitar inti. Ini adalah
zat inti yang melakukan fertilisasi ovum.
Di depan kepala sperma terdapat struktur kecil yang di namakan
akrosom, yang dibentuk dari apparatus golgi serta mengandung
hialuronidase dan protease yang
19
menjadi spermatozoa, dan timbul hubungan spesifik antara dua sel ini
yang menyebabkan spermatid berubah menjadi spermatozoa. Sel-sel
sertoli memberikan zat gizi, hormon dan mungkin juga enzim yang
penting untuk menyebabkan perubahan yang tepat pada spermatid. Sel-sel
sertoli juga membuahi kelebihan sitoplasma sewaktu spermatid dikonversi
menjadi spermatozoa.
Pematangan sperma pada epididimis. Setelah pembentukan pada
tubulus semniferus, sperma masuk epididimis. Sperma yang dikeluarkan
dari tubulus seminiferus belum bergerak sama sekali, dan mereka tidak
dapat membuahi ovum. Akan tetapi, setelah sperma berada dalam
epididimis selama 18 jam sampai 10 hari, mereka mengembangkan
kemampuan bergerak walaupun beberapa factor penghambat masih
mencegah motilitas sampai setelah ejakulasi. Sperma juga mampu
membuahi ovum, suatu proses yang dinamakan pematangan. Epididimis
menyekresi banyak cairan yang mengandung hormone, enzim, dan gizi
khusus yang mungkin penting atau esensial untuk pematangan sperma.
Penyimpanan sperma. Sejumlah kecil sperma dapat disimpan
dalam epididimis , tetapi sebagian besar sperma disimpan di dalam vas
deferen dan dalam arti luas dalam ampula vas deferen. Sperma dapat tetap
disimpan, mempertahankan fertilitasnya dalam tempat ini selama beberapa
bulan, walaupun diragukan bahwa selama aktivitas seksual normal terjadi
penyimpanan yang demikian lama. Tentu saja, dengan aktivitas seksual
yang berlebihan, penyimpanan mungkin tidak lebih lama dari beberapa
jam.
Fisiologi sperma matang. Sperma yang biasanya mortal dan fertil
mampu melakukan pergerakan dengan menggunakan flagel melalui media
cair dengan kecepatan sekitar 1 samapai 4 mm per menit. Selanjutnya,
sperma normal cenderung bergerak dalam garis rotasi lurus bukan dengan
pergerakan melingkar. Aktivitas sperma sangat diperbesar pada media
netral dan sedikit alkali seperti dalam semen yang di ejakulasi, tetapi
sangat berkurang pada media yang sedikit asam, dan media asam kuat
dapat menyebabkan kematian sperma yang cepat. Walaupun sperma dapat
20
hidup selama berminggu-minggu pada saluaran genitalia pria, masa hidup
sperma di dalam traktus genitalia wanita hanya1 sampai 4 hari.
Fungsi vesika seminalis
Vesika seminalis merupakan kelenjar sekresi yang dibatasi oleh
epitel yang menyekresi zat mukoid yang mengandung banyak fruktosa
bdaan zat gizi lain maupun banyak prostaglandin, dan fibrinogen. Selama
proses ejakulasi setiap vesika seminalis mengosongkan isinya ke dalam
duktus ejakulotorius segera setelah vas deferen mengeluarkan sperma. Hal
ini sangat menambah semen ejakulasi, serta fruktosa dan zat-zat lain dalam
cairan semen mempunyai nilai gizi yang besar untuk sperma yang di
ejakulasikan sampai salah satu diantara mereka membuahi ovum.
Prostaglandin dianggap membantu fertilisasi dalam dua jalan; (1) dengan
bereaksi dengan mucus serviks agar menjadi reseptif bagi sperma, dan (2)
mungkin menyebabkan kontraksi peristaltic dalam dua arah terbalik pada
uterus dan tuba fallopii, untuk menggerakkan sperma ke arah ovarium
(beberapa sperma mencapai ujung atas tuba fallopii dalam 5 menit).
Fungsi kelenjar prostat
Kelenjar prostat menyekresi cairan alkali yang encer, seperti susu,
yang mengandung asam sitrat, kalsium, dan beberapa zat lain. Selama
pemancaran, kapsula kelenjar prostat berkontraksi serentak dengan
kontraksi vas deferens dan vesika seminalis sehingga cairan prostat yang
encer , seperti susu menambah massa semen. Sifat alkali cairan prostat
mungkin sangat penting untuk keberhasilan fertilisasi ovum, karena cairan
vas deferens relatif asam karena adanya hasil akhir metabolisme sperma
dan, akibatnya menghambat fertilitas dan mortalitas sperma. Secret pada
wanita juga asam (pH 3,5 sampai 4,0). Sperma tidak dapat bergerak
optimum sampai pH cairan sekitarnya meningkat sekitar 6 sampai 6,5.
Akibatnya, mungkin bahwa cairan prostat menetralkan keasaman cairan
lain tersebut setelah ejakulasi dan keasaman cairan lain tersebut setelah
ejakulasi dan sangat meningkatkan pergerakan dan fertilitas sperma.
Semen
21
Semen, yang diejakulasi pria waktu melakukan hubungan seks,
terdiri dari cairan vas deferens , vesika seminalis , kelenjar prostat, dan
kelenjar mukosa, khususnya kelenjar bulbouretalis. Massa semen yang
utama adalah cairan vesika semianlis (sekitar 60 persen), yang
diejakulasikan terakhir dan berperanan menghasilkan sperma ke luar dari
duktus ejakulotorius dann uretra. pH rata-rata semen gabungan sekitar 7,5,
cairan prostat yang alkali menetralkan bagian semen lain yang agak asam.
Cairan asam memberikan bentuk semen seperti susu, sedangkan cairan
dari vesika seminalis dan dari kelenjar mukosa memberikan konsistensi
mukoid pada semen. Tentu saja, enzim pembekuan dari cairan prostat
menyebabkan fibrinogen cairan vesika seminalis membentuk koagulum
yang lemah, kemudian larut setelah 15 sampai 20 menit berikutnya karena
lisis oleh fibrinolisin yang dibentuk dari profibrinolisin prostat. Pada saat
menit-menit pertama setelah ejakulasi , sperma tetap relatif tidak bergerak,
mungkin karena visikositas koagulum. Akan tetapi setelah koagulum larut,
sperma segera menjadi sangat mobil.
Walaupun sperma dapat hidup selama berminggu-minggu pada
saluran genitalia pria, sekali ia diejakulasikan dalam semen, masa hidup
maksimumnya hanya 24 sampai 72 jam pada suhu tubuh. Akan tetapi,
pada suhu yang lebih rendah, semen bisa disimpan selama beberapa
minggu dan bila semen di bekukan pada suhu di bawah -100 0c, sperma
beberapa binatang telat terawetkan lebih dari satu tahun.
Efek jumlah sperma pada fertilitas. Biasanya jumlah semen yang
diejakulasikan pada setiap kali koitus rata-rata sekitar 3,5 ml, dan pada
setiap milliliter semen rata-rata terdapat sekitar 120 juta sperma, walaupun
pada orang normal jumlah ini dapat bervariasi dari 35 juta sampai 200
juta. Bearati bahwa rata-rata 400 juta sperma biasanya terdapat pada setiap
ejakulat . bila jumlah sperma pada setiap milliliter turun di bawah sekitar
20.000.000 orang mungkin infertile. Jadi, walaupun hanya satu sperma
yang diperlukan unntuk membuahi ovum. Asalan yang mungkin untuk ini
adalah sebagai berikut :
22
Fungsi hialuronidase dan protease yang disekresi oleh sperma
untukproses fertilisasi. hialuronidase dan protease disimpan dalam
jumlah besar di dalam akrosom sperma. Hialuronidase merupakan suatu
enzim yang melakukan depolimerasi polimer
tedapat dalam jumlah besar pada zat semen interseluler ; proteinase dapat
melarutkan protein jaringan. Fungsi proteinase adalah memungkinkan
sperma menembus mukus yang sering terbentuk pada serviks uteri.
Proteinase bekerja sebagai enzim mukolitik yang diduga mendahului
sperma dan membentuk saluran di dalam sumbat mukus. Diduga bahwa
kekurangan enzim yang sesuai untuk melakukan fungsi ini kadang-kadang
juga bertanggung jawab bagi sterilitas pria.
2.2.4
23
struktur perineum umumnya semua dapat mengirimkan impuls ke dalam
medulla spinalis yang menambah kesan seksual. Kesan seksual malahan
dapat berasal dari dari struktur interna, seperti perangsangan daerah uretra,
kandung kemih, prostat, vesikula seminalis, testis dan vas deferens. Tentu
saja salah satu penyebab dorongan seksual mungkin oleh pengisian
seksual dengan secret. Infeksi dan peradangan organ seksual ini kadangkadang hampir selalu menyebabkan hasrat seksual yang terus menerus,
dan obat ofrodisiak seperti kantarid, meningkatkan hasrat seksual
dengan mengiritasi mukosa kandung kemih dan uretra.
Unsur psikis perangsangan seksual pria. Rangsangan psikis
yang sesuai dapat meniingkatkan kemampua seseorang untuk melakukan
tindakan seksual. Memikirkan gagasan seksual atau malahan mimpi
sedang melakukan hubungan seksual dapat menyebabkan terjadinya
tindakan seksual pria dan mencapai puncaknya pada ejakulasi. Tentu saja
emisi noturna waktu mimpi terjadi pada banyak pria selama selama
beberapa stadium kehidupan seksual
tahun.
Integrasi tindakan seksual pria pada medula spinalis.
Walaupun factor psikis biasanya memegang peranan penting pada
tindakan seksual pria dan jelas dapat memulainya, serebrum mungkin
tidak diperlukan seccara absolut untuk pelaksanaanya
, karena
24
melebarkan arteri penis dan dan mungkin serentak menyebabkan
konstriksi pada vena-vena, jadi memungkinkan darah arteri mengalir
dengan tekanan tinggi masuk ke jaringan erektil penis. Jaringan erektil ini
terdiri dari sinusoid venosus kevernosus yang besar, yang dalam keadaan
normal relative kosong tetapi akan sangat melebar bila darah arteri
mengalir masuk dengan tekanan. Juga, badan erektil dikelilingioleh
selubung fibrosa yang kuat; oleh karena itutekanan tinggi dalam sinusoid
menyebabkan pengembangan jaringan erektil sedemikian rupa sehingga
penis menjadi keras dan memanjang.
Ereksi dicapai melalui pembengkakan penis oleh darah. Penis
hampir seluruhnya terdiri dari jaringan erektil yang dibentuk oleh 3 kolom
ronga-rongga vascular mirip spons yang terdapat di sepanjang organ.
Tanpa rangsangan seks, jaringan erektil hanya mengandung sedikit darah
karena
arteriol
yang
mendarahai
rongga-rongga
vascular
ini
25
Pelumasan. Selama perangsangan seksual, impuls parasimpatis,
selain meningkatkan ereksi, menyebabkan kelenjar Littlre dan kelenjar
bulbouretralis menyekresi mukus. Jadi, mukus mengalir melalui uretra
waktu berhubungan kelamin untuk membantu melumasi koitus. Akan
tetapi sebagian besar pelumasan koitus dilakukan oleh organ seksual
wanita bukan oleh organ seksual pria. Tanda pelumasan yang memuaskan,
tindakan seksual pria jarang berhasil karena hubungan seksual yang tanpa
pelumasan menyebabkan impuls nyeri yang menghambat kesan seksual,
bukan meningkatkan kesan seksual.
Emisi dan ejakulasi. Emisi dan ejakulasi merupakan puncak
tindakan seksual pria. Bila rangsangan seksual menjadi sangat kuat, pusatpusat reflex medulla spinalis mulai memancarkan impuls simpatis yang
meninggalkan medulla spinalis pada L-1 dan L-2 dan menuju organ
geitalia untuk memulai emisi yang merupakan pendahulu ejakulasi.
Emisi diduga dimulai dengan kontraksi epididimis, vas deveren,
ampula untuk menyebabkan pendorongan sperma masuk uretra interna.
Kemudian, kontraksi pada vesika seminalis dan otot-otot yang meliputi
kelenjar prostat mengeluarkan cairan vesika seminalis dan cairan prostat,
mendorong sperma ke depan. Semua cairan ini bercampur dengan mukus
yang telah disekresi oleh kelenjar bulbouretralis untuk membentuk semen.
Proses disini dinamakan emisi.
Pengisian uretra interna kemudian menimbulkan isyarat yang
dihantarkan ke daerah sacral medulla spinalis. Selanjutnya, impuls saraf
berirama dikirim dari medulla spinalis ke otot-otot rangka yang meliputi
basis jaringan erektil, menyebabkan peningkatan tekanan berirama yang
seperti gelombang pada jaringan tersebut, yang mengejakulasikan semen
dari uretra keluar. Ini adalah proses ejakulasi.
26
BAB 3
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum
(kantung zakar) dan testis (buah zakar). Struktur dalamnya terdiri dari vas
deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis. Anatomi sistem
reproduksi pria.
Sperma (pembawa gen pria) dibuat di testis dan disimpan di dalam
vesikula seminalis. Ketika melakukan hubungan seksual, sperma yang
terdapat di dalam cairan yang disebut semen dikeluarkan melalui vas deferens
dan penis yang mengalami ereksi.
1.2 Saran
27
Pengetahuan mengenai seks & seksualitas hendaknya dimiliki oleh
semua orang. Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang tersebut
akan dapat menjaga alat reproduksinya untuk tidak digunakan secara bebas
tanpa mengatahui dampaknya, pengetahuan yang diberikan harus mudah
dipahami, tepat sasaran, dan tidak menyesatkan. Dengan demikian orang
tersebut akan dapat menghadapi rangsangan dari luar dengan cara yang sehat,
matang dan bertanggung jawab.
28
DAFTAR PUSTAKA
Guyton.1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Edisi 3. Jakarta: EGC
Sharon J. Reeder (et al). 2011. Keperawatan Maternitas: Kesehatan Wanita, Bayi
& Keluarga. Edisi 18. Jakarta: EGC
Syaifuddin. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Edisi 3.
Jakarta: EGC
Wulanda, Ayu Febri. 2011. Biologi Reproduksi. Jakarta: Salemba Medika