(PARKINSON , ALZHEMER)
Oleh :
Elyana Dewi
Euis Nurwati
Rifan Sidik
Veronica Yuyun C
Yohana Frida
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seluruh aktivitas didalam tubuh manusia diatur oleh sistem saraf. Dengan kata
lain, sistem saraf berperan dalam pengontrolan tubuh manusia. Denyut jantung,
pernafasan, pencernaan, dan urinaria dikontrol oleh sistem saraf. Sistem saraf juga
mengatur aliran darah, dan konsentrasi osmotik darah.
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem
organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima
rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi
rangsangan.Setiap rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui indera kita, akan
diolah di otak.Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang
bersangkutan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami konsep dasar asuhan keperawatan pada klien
dengan Parkinson dan Alzheimer serta mampu menerapkan asuhan keperawatan
pada klien dengan Parkinson dan Alzheimer.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Parkinson dan Alzheimer.
b. Untuk mengetahui dan memahami etiologi dari Parkinson dan Alzheimer.
c. Untuk mengetahi dan memahami manifestasi klinis dari Parkinson dan
Alzheimer.
d. Untuk mengetahui dan memahami komplikasi dari Parkinson dan Alzheimer
BAB II
TINJAUAN TEORI
Sistem saraf adalah salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari
reseptor untuk di deteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap
dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam. Sistem
saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang
berupa rangsang atau tanggapan untuk menanggapi rangsangan, ada 3 komponen yang harus dimiliki
oleh sistem saraf
1. Reseptor ,adalah alat penerima rangsangan
2. Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu yang tersusun dari berkas serabut penguhubung
(akson)
3. Efektor,adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh impuls
Bagian-bagian dari neuron :
1. badan sel (inti sel terdapat didalamnya)
2. dendrit : menghantarkan impuls menuju badan sel
3. akson : menghantarkan impuls keluar dari badan sel
Klasifikasi neuron berdasarkan bentuk :
a) Neuron unipolar
Terdpt satu tonjolan yg bercabang dua dekat dengan badan sel, satu cabang menuju perifer &
cabang lain menuju SSP (neuron sensorik saraf spinal)
b) Neuron bipolar
Mempunyai dua tonjolan, 1 akson dan 1 dendrit
c) Neuron multipolar
Terdpt beberapa dendrit dan 1 akson yg dpt bercabang-cabang banyak sekali
Sebagian besar organela sel pd neuron terdpt pada sitoplasma badan sel
Fungsi neuron : menghantarkan impuls saraf keseluruh tubuh (somatik dan viseral)
Impuls neuron bersifat listrik disepanjang neuron dan bersifat kimia diantara neuron (celah
sinap / cleft sinaptik)
Zat kimia yg disinteis neuron & disimpan didalam vesikel ujung akson disebut
neurotransmiter yg dpt menyalurkan impuls
Contoh neurotransmiter : asetilcolin, norefineprin, dopamin, serotonin, gama-aminobutirat
(GABA)
1.
Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak sebagaiendostium,
dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah dilepaskan dari tulang kepala. Di antara tulang kepala
dengan duramater terdapat rongga epidural.
2.
dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela
sela membran araknoid. Fungsi selaput arachnoidea adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak
dari bahaya kerusakan mekanik.
3.
permukaan otak.
Otak
Secara keseluruhan, otak pada manusia dibagi menjadi 4 bagian, berikut bagian-bagian otak:
1. Otak besar (serebrum)
Otak besar (crebrum) adalah bagian dari yang terbesar pada otak. Otak besar adalah bagian
yang membedakan perbedaan antara otak manusia dengan otak binatang. Adanya otak besar
dapat manusia berpikir, berbicara, mengingat, mengendalikan pikiran, dan berbicara.
Kecerdasan seseorang diukur berdasarkan kemampuan dari otak besarnya.
Otak besar dibagi menjadi beberapa bagian yang menyusunnya, antara lain :
1) Lobus Frontal, merupakan bagian otak besar yang terletak pada bagian terdepan dari otak
besar. Lobus frontal erat hubungannya dengan perilaku manusia, seperti kemampuan bergerak,
berbahasa, dan sebagainya.
2) Lobus Parietal, adalah bagian otak besar yang terletak di tengah. Lobus Parietal erat
hubungannya dengan proses sensorik tubuh berupa rabaan, tekanan, sentuhan, dan sebagainya.
3) Lobus Occipital, ialah bagian otak besar yang terletak paling belakang. Lobus Occipital
mempunyai hubungan dengan penglihatan.
4) Lobus Temporal, adalah bagian otak besar yang terletak di samping kiri dan kanan otak.
Lobus temporal erat hubungannya dengan suara manusia, sehingga manusia dapat berbicara
dan membedakan berbagai jenis bahasa yang digunakan.
cederanya batang otak atau brainsteam yang dapat mengakibatkan orang tersebut mati biologis.
Batang otak (brainsteam) terbagi menjadi beberapa bagian, antara lain :
1) Otak Tengah (Mesencephalon), adalah bagian batang otak yang menjadi suatu penghubung
antara otak besar dengan otak kecil. Fungsi otak tengah pada proses penglihatan manusia.
2) Medulla Oblongata, adalah titik awal dimulainya saraf yang menuju ke tulang belakang, yang
selanjutnya akan diteruskan ke seluruh tubuh. Medulla oblongata memiliki hubungan dengan
berbagai pengontrolan fungsi otomatis pada organ manusia.
3) Pons, adalah bagian brainsteam yang terletak di bawah medulla oblongata serta berfungsi untuk
mengatur dan meneruskan segala informasi ke bagian otak lainnya.
4. Sistem Limbik
Sistem limbik adalah bagian otak yang terdapat pada tengah-tengah otak. Komponen dari sistem
limbik antara lain thalamus, hipotalamus, korteks limbic, amigdala, serta hippocampus. Sistem
limbik adalah bagian otak yang memiliki hubungan dengan alam sadar manusia, pusat emosi, pusat
data, dan sebagainya.
A. PARKINSON
a. Definisi
Parkinson (Paralisis agitans) merupakan penyakit atau sindrom pergerakan yang
disebabkan oleh gangguan pada ganglia basalis dan substansia nigra dalam menghasilkan
dopamin,ditandai dengan adanya tremor ritmik,bradikinesia,kekuatan otot dan hilangnya
refleks-refleks postural (Tarwoto,2007)
Parkinson adalah penyakit persarafan kronis yang disebabkan perubahan patologis
pada ganglia basal dari serebrum,dimana mengakibatkan kekurangan dopamin yang
mempengaruhi pergerakan tubuh dan tonus otot (Wahyu Widagdo,2008)
Penyakit parkinson merupakan suatu gangguan neurologis progresif yang mengenai
pusat otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur gerakan.Karakteristik
yang muncul berupa bradikinesia (perlambatan gerakan),tremor,dan kekakuan otot (Smeltzer
dan Bare,2002)
Jadi,Penyakit parkinson (Paralysis Agitans) atau Sindrom Parkison (Parkinsonismus)
merupakan penyakit neurodegeneratif progresif yang diakibatkan adanya gangguan pada ganglia
basalis dan substansia nigra dalam menghasilkan dopamin yang menimbulkan tremor,kekakuan otak
dan bradikinesia
b. Etiologi
Penyebab parkinson masih belum di ketahui, namun kemungkinan disebabkan
karena faktor keturunan,trauma,infeksi,pengobatan,terpapar racun, atherosklerosis dan tumor
basal ganglia. Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, tepatnya di substansi nigra. Suatu
kelompok sel yang mengatur gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki (involuntary). Akibatnya,
penderita tidak bisa mengatur/menahan gerakan-gerakan yang tidak disadarinya. Mekanis-me
bagaimana kerusakan itu belum jelas benar.
Penyakit Parkinson sering dihubungkan dengan kelainan neurotransmitter di otak faktor-faktor lainnya
seperti :
1. Defisiensi dopamine dalam substansia nigra di otak memberikan respon gejala penyakit Parkinson,
2. Etiologi yang mendasarinya mungkin berhubungan dengan virus, genetik, toksisitas, atau penyebab
lain yang tidak diketahui.
d. Patofisiologi
Aktivitas motorik terjadi akibat koordinasi antara korteks serebri, basal ganglia dan
sereblum.Dalam proses aktivitas peran neurotransmiter sangan penting dimana neurotransmiter dapat
bersifat eksitasi (merangasang) dan inhibitor (penghambat) stimulus. Peran neourotransmiter
acetylcholine (ACA) bersifat merangsang dan dopamin (bersifat penghambat) sangat penting dalam
proses pergerakan. Doppamin diproduksi di suntansia nigra, seperti halnya dengan yang ada pada
kelenjar adrenal yang berfungsi sebagai penghambat asal ganglia dalam mengintergrasikan aktivitas
Volunter motor.sedangkan Ach diproduksi pada ujung-ujung saraf dan mempunyai konsentrasi tinggi
pada striatum. ACH berfungsi menghambat fungsi dan pelepasan dopamin. Pada keadaan normal
kedua neurotransmiter tersebut bekerja dalam keseimbangan sisterm antagonis untuk menghasilkan
koorninasi pergerakan motorik atau keseimbangna antara penghambat dan perangsang kelompok
neuron.
Pada penyakit parkinson terjadi degenerasi sel-sel ganglion pada subtansia nigra yang mengakibatkan
terhambatnya produksi atau kadar dopamin.penurunan kadar dopamin menyebabkan kehilangan
kemampuan gerakan volunter dan mengakibatkan kelebihan eksitasi sehingga mengakibatkan
kekakuan tremor dan bradikinesia
e. Manifestasi Klinis
Tanda-tanda utama parkinson adalah :
1.
2.
3.
4.
Kekakuan,dimana ada pada awal proses penyakit dan perkembang waktu selanjutnya.
Masklike facies (wajah seperti topeng)
Kesulitan untuk menelan dan mengunyah
Penekanan pada pernapasan (keterbatasan dalam ekspansi dada, menurunnya suara
pernapasan).
5. Perubahan pola bicara klien :
a. Lembut,suara Low- pitched
b. Dysarthria (gangguan yang ditandai dengan kesulitan berbicara dengan benar karena
terjadi kelumpuhan otot-otot yang digunakan untuk berbicara)
f. Komplikasi
Gangguan mototrik
Kerusakan berjalan, keseinmbangan postur
Gangguan autonom
Demensia
Depresi
g. Penatalaksanaan Medis
Pemberian obat terapi :
1. Levodopa (L-dopa) ,combinasi carbidopa-levodopa (sinemet) atau amantadine hydrocloride
(symmetrel)
2. Biperide (akineton) trihexyphenidyl (artane) dan benztropine mesylate (cogentin).
Untuk pembedahan masih dalam tahap eksperimen dengan melakukan transplantasi sebagian kecil
kelenjar arednal ke nucleus caudate otak.
h. Pengkajian
Riwayat keperawatan : riwayat medis dan pembedahan yang lalu, lamanya tanda dan gejala
(kemudian berkembang lambat secara progresive) kelemahan dan mudah lelah, berkeringat,
konstipasi, kesulitan untuk berkemih, kesulitan menelan, keram otot dan kegelisahan.
Pengkajian fisik : tremor, kekakuan pada otot rangka, kurang ekspresi, ekspresi tampak
kesakitan bila membuka mulut, mata berputar meningkat sekresi air mata dan saliva,
digunakan, adaptasi terhadap perubahan tubuh, peran dan tanggung jawab yang bisa dilakukan.
Pengetahuan klien dan keluarga : pemahaman tentang proses penyakit dan prognosa, kesulitan
untuk mobilisasi makan dan kebersihan perseorangan.
i. Diagnosa keperawatan
keseimbangan.
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan keterbatasan mobilisasi
Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan keterbatasan fleksibilitas otot/sendi.
Perubahan dalam nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesulitan menelan,
j. Pathway Parkinson
PATOFISIOLOGI PARKINSON
Faktor predisposisi lesi di subtansia
nigra: usia dan
ri
arteriosklerotis,post-ensefalitis,
induksi obat,dan keracunan logam
Gangguan
S.III
Gangguan
kontraksi
otot-otot bola
mata
Gangguan
konvergensi
Pandangan
kabur
Manifestasi
otonom
Berkeringat, kulit
berminyak,
sering dematitis,
rasa lelah
berlebihan dan
otot terasa
nyeri,hipotensi
postural,
penurunan
kemampuan
Gangguan
Rigiditas
deserebrasi
Perubahan
gaya
berjalan,kekak
uan dalam
beraktivitas
Tumor
ritmik
Perubaha
n wajah
dan sikap
Ganggua
n citra diri
Kognitif
Hambatan
mobilitas fisik
Persepsi
Perubahan
persepsi
sensorik visual
Akut
1. Kerusakan
komunikasi
verbal
2. perubahan
proses pikir.
3. koping
individu tidak
Risiko
tinggi
kebersiha
n jalan
napas
tidak
efektif
Risiko
penuruna
n perfusi
Penurunan
aktivitas
fisik
Risiko
Gangguan
eliminasi alvi
k. Intervensi
no
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Kriteria hasil
keperawatan
Klien :
1 Resiko cedera b.d
Klien akan
tremor, kekakuan,
bebas dari
terganggu
bahaya
koordinasi dan
cedera
ambulasi
menetapkan kemungkinan
keseimbangan
terjadi cedera
Bantu ambulasi
sebagaimana kebutuhan
dengan memberikan
perlindungan
tangan,lengan atau
memberikan besi
pegangan untuk klien,
intruksikan untuk
mengayunkan tangan
seperti biasa bila
memungkinkan dan
kebutuhan.
Instruksikan untuk
menggunakan lampu
panggil bila ingin
Menggunakan alat
sebagaimana
kebutuhan.
Bebas dari jatuh,
cedera fisik yang
lain.
meminta.
Evaluasi keadaan rumah
untuk dan diskusikan
dengan klien, keluarga
untuk kemungkinan
bahaya, misalnya
penerangan yang
kurang,bantu untuk
memodifikasi lingkungan
mandi.
Anjurkan untuk tidak
menggunakan sepatu yang
mudah terpeleset.
Klien :
2.
Gangguan
Klien akan
mempertaha
keterbatasan
nkan
menetapkan kemungkinan
mobilisasi
keutuhan
bebas dari
kulit.
kulit
Monitor kulit klien,
meliputi
keutuhan,warna,temperatu
r,kekeringan atau
kelemahan,turgor.
Pertahankan kebersihan
dan kekeringan
kulit,dimana lingkungan
yang lembab dapat
menimbulkan kerusakan
kulit.
Anjurkan atau bantu
merubah posisi sesering
mungkin,pemijatan pada
kulit dan tulang yang
menonjol mengurangi
tekanan dan meningkatkan
sirkulasi.
Gunakan alat bantu untuk
mencegah tekanan sesuai
kebutuhan.
Mempertahankan
kemerahan.
Merubah posisi tiap
dua jam
Klien :
3.
Gangguan
Klien akan
ambulasi :
keterbatasan
akan
pleksibilitas otot
menggerakan
atau sendi
sendi secara
dan keterbatasan.
Tetapkan derajat
ambulasi(ketergantungan
pleksibilitas
dan kemandirian)
Konsultasikan keada
dan ambulasi.
Berpartisipasi dalam
perawatan diri
fisiotherapy untuk
maksimum
Melakukan aktifitas
pergerakan sendi
menetapkan kemampuan
mudah dan
secara
lengan.
Bantu klien atau anjurkan
untuk mengganti posisi
untuk keamanan.
Anjurkan untuk
memaksimumkan
kemandirian bila
memungkinkan
Klien :
4.
Perubahan dalam
Klien akan
nutrisi kurang
memepertaha
dari kebutuhan
nkan status
tubuh b.d
nutrisi dan
Tetapkan kemampuan
kesulitan
pemasukan
menelan,keterbata
cairan secara
optimal.
menetapkan adanya
sendiri.
kekurangan.
Berikan posisi yang
nyaman untuk
memudahkan makan dan
mencegah aspirasi selama
Mempertahankn BB
normal.
Mencerna makanan
dan cairan tanpa
komplikasi.
didudukan.
Kaji makanan yang disukai
dan tidak disukai untuk
memotivasi pemasukan
5.
Inkontinensia
Klien akan
fungsional dengan
mengosongk
ketidakmampuan
an kandung
mengontrol
kemih
pengeluaran
Kaji karakter urin(warna,
bladder.
kekeruhan,bau) untuk
menetapkan
konsentrasi,kemungkinan
ISK.
Palpasi bledder untuk
menetukan adanya distensi
sesuai kebutuhan.
Tetapkan kemampuan
klien untuk menggunakan
lampu
panggil,menggunakan
urinal,berjalan ke kamar
mandi.
Kumpulkan bahan untuk
pemeriksaan urinalisa atau
kultur dan sensitivitas.
Mengontrol
pengeluaran urin
Tidak mengalami
retensi urine
B. ALZHEIMER
a. Definisi
Alzheimer adalah penyakit persarafan kronik dengan karakteristik degeneratif dan
progesif dari neuron di korteks serebri yang menyebabkan penurunan fungsi intelektual.
(Tarwoto,2007)
Penyakit alzheimer adalah penyakit degenerasi neuron kolinergik yang merusak dan
menimbulkan kelumpuhan,yang terutama menyerang orang yang berusia 65 tahun keatas.
(Muttaqin,2008)
Jadi,penyakit alzheimer itu suatu gangguan otak atau dimensia (pikun) yang
menahun,terus berlanjut dan tidak dapat kembali seperti semula.
b. Etiologi
Etiologi Alzemer
Sampai sekarang penyebab Alzhemer masih belum diketahui secara pasti, namun diduga
berkaitan dengan :
1. Virus Lambat
Virus ini mempunyai masa inkubasi 2-30 tahun yang mengakibatkan perubahan
patologik menyuplai plak senilis. Virus herpes zoster dan herpes simpleks juga diduga
mengakibatkan alzhemer.
2. Proses otoimun
Adanya peningkatan reaksi antigen-antibodi reaktif terhadap otak membentuk
amigdaloid (kompleks protein) pada ekstraseluler.
3. Keracunan alumminium
Adanya deposit alummium pada pasien Alzhemer menyebabkan perubahan patologik,
4.
5.
6.
7.
8.
c. Patofisiologi
Proses penuan yang terjadi pada otak dapat berupa penuruna berat otak pelebaran sulci
serebral, penyempitan GYRI (Girus) dan pembesaran ventrikel-ventrikel.
Terjadinya penyakit alzemer ini disebabkan adanya proses degenertif dan hilangnya
kemampuan selektif sel-sel dalam korteks serebral hilangnya sel-sel baik di kortikal maupun
struktur subkortikal misalnya sel acetilkolin sampai 75 %.
Hal ini yang kemudian menimbulkan gangguan kognitif. Neurotransmiter lain yang
mengalami penurunan adalah norephineprine, dopamin, serotinin.
secara nikroskopik pasien yang mengalami alzhemer ditemuakan adanya lesi pada jaringan
otak yang berupa Neuritic Plague, neurofibrillary tangles serta adanya degenerasi
Granulofaskuler.neuritic plague mengelilingi sel-sel saraf terminal baik akson maupun dendrit
yang mengandung amiloid proterin.penumpukan neuritic plague pada frontal korteks dan
hipokampus mengakibatkan penurunan fungsi.Neurofibrillary tangles merupakan masa fibrosa
pada sel saraf.
Disamping itu kemungkinan degeratif sel otak juga terjadi akibat proses metabolisme.
Dimana pada pasien alhzemer umumnya usia lanjut dan terjadi penurunan metabolisme sekitar
25%.
d. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada pasien alzhemer menurut beberapa sumberi dibagi menjadi tiga
tingkatan.
Tingkatan 1 (masa 1-3 tahun)
1. Gangguan memori jangka pendek, tetapi kemungkinan memori jangka panjang
masih baik. Memori sesaat (mengingat setelah beberapa detik), memori jangka
pendek (beberapa menit sampai beberapa jam),memori jangka panjang
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
Kebingungan
Kehilangan memori
Kerusakan kognitif (anomia,agnosia,apraxia,aphasia)
Kesulitan dalam pengambilan keputusan
Kesulitan berbahasa
Gangguan mototrik
Kerusakan berjalan, keseinmbangan postur
Gangguan autonom
Demensia (sindrom degeneratif progresif pada otak yang mempengaruhi penurunan fungsi
f. Test Diagnostik
1. CT Scan untuk melihat serebral ventrikel dan pembesaran ruang subarachoid,atropi
otak.
2. MRI sama dengan CT Scan
3. Biopsi otak untuk membuktikan adanya neurofibrillary tangles dan neuritis plague.
g. Penatalaksanaan Medis
1. Penatalaksannan umum :
1.
2.
3.
4.
5.
Terapi elektrokonvulsif
Monitor tanda vital dan jantung
Support nutrisi dan cairan
Diet cairan atau lunak
Fisioterapi ,occupational terap
2. Pengobatan :
1.
2.
3.
4.
h. Pengkajian alzeimer
1. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan keluarga dengan gejala yang sama dengan pasien.
Riwayat penggunaan obat-obatan dan terpapar lingkungan polusi
Riwayat trauma kepala
j. Patofisologi Alzheimer
PATOFISIOLOGI ALZHEIMER
Faktor predisposisi: Virus lambat,
proses autoimun,keracunan
aluminium dan genetik
Penurunan metabolisme dan aliran
darah dikorteks parientalis superior
Degenerasi neuron kolinergik
3. Perubahan proses pikir.
4. Hambatan
interaksi
sosial
Kehilangan
kemampuan
menyelesaikan
masalah.
5. Hambatan komunikasi verbal
Defisit
2. 7.Perubahan
Kekusutan
neurofibrilar yang
perawatan
Perubahan
Perubahan mengawasi keadaan yang
nutrisi:
kurang
difusidari
6. koping tidak efektif
diri(makan,minum,
kemampuan
kompleks
dan
berpikir
abstrak. Emosi
Demensia
kebutuhan tubuh
Asetilkolin
Kelainan
pada
Tingkah
lakusel
aneh
Penurunan
dan kacau,
dan
neuron
konergik
yangcenderung
beproyeksi
kemengembara.
hipotalamus
1. Risiko tinggi
Mempunyai
dan
amigdala
trauma
Hilangnya serat
saraf kolinergik di
korteks serebrum
Terjadi plak
senilis
k. Intervensi
No
Diagnosa
Rencana tindakan
Rasional
Kriteria hasil
Implementasi
keperawatan
1.
Gangguan
persepsi sensori
Pasien dapat
Membantu
menunjukka
mengingat hal
kognitif
kemampuan
,gangguan sensori
mendasar
meningkatka
b.d defisit
Perkenalkan
namanya
Memperkenalkan
namanya
Buat jadwal
kegiatan
Pasien dapat
memori,orien
mengingat
tasi dan
kegiatan dan
berkurangny
waktu
Mengingat diri
a gelisah
Membuat jadwal
kegiatan
dan keluarga
Pajang foto
mengidentifikasi
keluarga,tema
n,rumah
Pengunjung
Membantu
Mencoba
Memajang foto
keluarga,teman,ru
mah
Pengunjung
dibuatkan
mengingatkan
dibuatkan papan
papan nama
kembali rencana
nama
kunjungan
Catat rencana
kunjungan
keluarga dan
meningkatkan
nama dalam
memori pasien
kalender
Lakukan
keluarga
Membantu
Mengetahi
perkembangan
latihan
memori
memeori
Mencatat rencana
kunjungan
keluarga dan nama
dalam kalender
Melakukan latihan
memeori yang
sederhana
Mendokumentasik
yang
an kemampuan
sederhana
memori pasien
Dokumentasi
kan
kemampuan
kemampuan
memori
pasien
orientasi pasien
Mengingat
namanya sendiri
Pasien mungkin
Orientasi
:
Kaji orientasi
pasien
dengan
namanya
Perkenalkan
Orientasi :
Mengkaji orientasi
pasien
tidak ingat
Memanggil pasien
kembali
Mudah mengingat
dengan namanya
Memperkenalkan
dan lebih
diri sebelum
kooperatif
Melatih orientasi
berinteraksi
pasien
Panggil
pasien
Mengidentifikasi
Memberi
perawatan
Mengorientasikan
waktu
sebaiknya orang
yang sama
Melakukan
pekerjaan yang
diri sebelum
mudah secara
berinteraksi
rutin
Membuat kalender
Pemberi
perawatan
sebaiknya
orang yang
sama
Lakukan
pekerjaan
dengan ukuran
besar agar dapat
dilihat
yang mudah
secara rutin
Buat kalender
dengan
ukuran besar
agar dapat
dilihat
Monitor
2
fungsi
Menetapkan
motorik dan
kemungkinan
keseimbangan
jatuh
berjalan
Bantu
ambulasi
komunikasi,resiko
sesuai
kejang
Memonitor fungsi
injuri
melakukan
pergerakan dan
mengurangi resiko
jatuh
Menghindari jatuh
keseimbangan
berjalan
Membantu
ambulasi sesuai
kebutuhan
Memberikan alat
bantu
tongkat,walkers,ku
rsi roda sesuai
dengan kebutuhan
Postural hipotensi
pasien untuk
kemungkinan
merubah posisi
terjadi sehingga
dengan pelan-
dapat
merubah
mengakibatkan
posisi dengan
pasien jatuh
pelan
Menjelaskan pada
pasien setelah
bangun tidur tidak
pasien setelah
Menghindari
resiko jatuh
bangun tidur
langsung
melakukan
pergerakan
Mengurangi resiko
jatuh
langsung
melakukan
pergerakan
motorik dan
Menjelaskan pada
pasien untuk
tidak
dicegah
Tidak
jatuh
Membantu
Jelaskan pada
pelan-pelan
Jelaskan pada
terjadi
rs,kursi roda
kebutuhan
dapat
Mencegah resiko
bantu
sesuai dengan
Injuri
kebutuhan
Berikan alat
tongkat,walke
Menghindari
terjadinya cedera
Menggunakan
kursi, kamar
mandi yang ada
Gunakan
kursi, kamar
mandi yang
ada
pegangannya
Penerangan
Tidak
membingungkan
pasien
pegangannya
Penerangan yang
cukup dan lantai
tidak licin serta
pemakaian alas
kaki tidak licin
Meletakkan
yang cukup
benda-benda
dan lantai
berbahaya pada
tidak licin
serta
pemakaian
benda-benda pada
alas kaki
tidak licin
Letakkan
rubah tempat
benda-benda
berbahaya
pada tempat
yang aman
Letakkan
benda-benda
pada tempat
semula dan
hindari
merubahrubah tempat
Sindrom
Beri
Melatih bersikap
Kebutuh
Memberi
perawatan diri
kesempatan
mandiri dalam
an ADL
kesempatan pasien
berhubungan
pasien untuk
perawatan dirinya
terpenuhi
untuk melakukan
kerusakan
melakukan
.
Keadaan
perawatan dirinya
kognitif sensorik
perseosi,
kehilangan
memori gangguan
perawatan
dirinya jika
melatih
mungkin
Bekerja sama
keseimbangan
dengan
dan koordinasi,
fisioterapi
paresis, menu
dan
occupational
kamampuan
pasien dan terknik
adaptasi.
kemampuan ADL
menetukan
terbaik untuk
aktivitas.
Latih pasien
melakukan
pasien
jika mungkin
Bekerja sama
bersih,
dengan fisioterapi
rapih.
dan occupational
terapi untuk
menetukan
metode terbaik
untuk melakukan
aktivitas.
Melatih pasien
untuk melakukan
melakukan
untuk
Melatih secara
bertahap
terapi untuk
metode
Terpenuhinya
kebutuhan sehari-
paling ringan
hari pasien.
sampai bertahap
Mengetahui
kemajuan pasien
komplek
Membantu pasien
seminimla
ADL dari
mungkin untuk
yang paling
memenuhi
ringan
kebutuhan sahari-
sampai
bertahap
hari.
Mencatat
perkembangan
komplek
Bantu pasien
seminimla
mungkin
untuk
memenuhi
kebutuhan
sahari-hari.
Catat
perkembanga
n
kemempuan
pasiein dalam
melakukan
ADL.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Muttaqin.2008.Buku AjarAsuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem
Persararafan.Jakarta:Salemba Medika
Tarwoto,dll.2007..Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Persarafan.
Jakarta:Salemba Medika
Widagdo Wahyu,dll.2008.Asuhan Keperawatan Persarafan.Jakarta:Trans Info Medias
http://dosen-anatomi.blogspot.co.id/2013/05/anatomi-fisiologi-sistem-saraf_6.html
http://ners-nerskeperawatan.co.id/2011/05/askep-parkinson.html
kemempuan
pasiein dalam
melakukan ADL.