Anda di halaman 1dari 13

IJCETS 1 (1) (2014)

Indonesian Journal of Curriculum and


Educational Technology Studies
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jktp

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL


PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION DI SMK
PERDANA SEMARANG
Siti Maghfiroh , Istiyarini, Titi Prihatin
Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel

Abstrak

________________

___________________________________________________________________

Sejarah Artikel:
Diterima Februari 2014
Disetujui Maret 2014
Dipublikasikan April
2014

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran dasar multimedia. Faktor
utama penyebab rendahnya hasil belajar adalah minat siswa untuk mengikuti pelajaran kurang baik dan
bersungguh-sungguh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan minat dan hasil belajar
siswa kelas XI Multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division
(STAD) pada mata pelajaran dasar multimedia di SMK Perdana Semarang. Metode penelitian yang digunakan
adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Class Room Action Research. Teknik analisis data yang digunakan
adalah teknik analisis kuantitatif dan teknik analisis deskriptif kuantitatif yaitu analisis deskriptif dengan
presentase kemudian dideskripsikan sebagai gambaran peningkatan minat siswa dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa siswa semakin tertarik pada materi dan model
pembelajaran student teams achievement division juga dapat memotivasi belajar sehingga siswa dapat mengubah
cara belajar kearah yang lebih baik. Perolehan hasil belajar siswa menunjukkan adanya peningkatan yaitu pada
siklus I rata-rata nilai siswa adalah 74,05 sedangkan pada siklus II rata-rata nilai siswa adalah 81,61. Berdasarkan
hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran Student Teams Achievement Division dapat
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas XI Multimedia Reguler A.

________________
Keywords:
learning outcome; learning
interest; STAD learning
model
____________________

Abstract
___________________________________________________________________
The background of this study is the poor learning outcome of students in basic subject of multimedia. The main factor that
caused the poor learning outcome is that the students were less interested and unserious. The aim of this study is to investigate
the improvement of interest and learning outcome of students of Class XI Multimedia by using cooperative learning model of
Student Team Achievement Division (STAD) on basic subject of multimedia in SMK Perdana Semarang. The research
method used is classroom action research. The data analysis techniques used were quantitative analysis technique and
quantitative descriptive technique, i.e. descriptive analysis with percentage that is then described as an illustration of the
improvement of students interest in learning process. Based on the result of data analysis, it can be concluded that the students
were more interested in learning material and model of Student Team Achievement Division that could also motivate the
students to improve their learning style. The result of student learning outcome showed an improvement, i.e. the average of
student scores in the Cycle I is 74.05, while the average of student scores in Cycle II is 81.61. Based on that condition, it can be
concluded that learning model of Student Team Achievement Division can improve interest and learning outcome of students
of Class XI Multimedia Regular A.

2013 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi:
Gedung A3 Lantai 1 FIP Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: Sitimaghfiroh_tp09@yahoo.co.id

ISSN 2252-6447

Siti Maghfiroh / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014)

mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai


PENDAHULUAN
Ilmu pengetahuan, keterampilan

dengan

program

nantinya

harus

daya saing yang tinggi, oleh sebab itu

hanya dilakukan di lembaga formal tapi

SMK

aktivitas belajar juga bisa dilakukan

pembaharuan

memperoleh suatu perubahan tingkah laku

kualitas

dalam

dengan

dunia

salah satu pendidikan formal yang dapat

SMK
merupakan

melalui proses belajar mengajar yang

teguh

peran

dengan

SMK

yang

Perdana
sekolah

Semarang

menengah

yang

memiliki dua bidang keahlian yaitu

bersifat kognitif, afektif dan psikomotorik

Akuntansi dan Multimedia.

dapat mewujudkan tujuan pendidikan

Salah satu

bidang keahlian yang diajarkan adalah

nasional. Sekolah Menengah Kejuruan

dengan

masyarakat

kerja.

tuntutan

kebutuhan era globalisasi. Peran sekolah

formal

yang

bertujuan menghasilkan lulusan yang siap

intitusi pendidikan perlu mengembangkan

pendidikan

kerja

memegang

dilakukan oleh siswa. Sekolah sebagai

satu

kompetensikompetensi

sesuai dengan kebutuhan kehalian di

Pendidikan di sekolah merupakan

salah

efektifitas

siswa. SMK bertugas membekali siswa

pengalaman.

adalah

dan

kelas akan lebih memberdayakan potensi

perubahan individu yang disebabkan oleh

(SMK)

pembelajaran

peningkatan

atau model pembelajaran yang efektif di

menyatakan bahwa belajar merupakan

dengan

kurikulum,

yaitu

model pembelajaran. Penerapan strategi

lingkungannya.

Sedangkan Menurut Anni, dkk (2009:82)

sesuai

pendidikan

pembaharuan

yang baru secara keseluruhan, sebagai

pembelajaran

melakukan

komponen yang perlu disoroti dalam

usaha yang dilakukan seseorang untuk

dengan

mampu

Menurut Isjoni (2012:13), ada tiga

(2010:2), Belajar adalah suatu proses

interaksi

harus

pembaharuan secara rutin.

dilembaga non formal. Menurut Slameto

sendiri

menghadapi

kreatif, dan memiliki kemampuan serta

melakukan aktivitas belajar yang tidak

pengalamannya

mampu

Siswa

dinamika sosial, mandiri, berkualitas,

dan sikap didapat oleh siswa apabila

hasil

kejuruannya.

multimedia yang mengajarkan tentang

lembaga

teknik pengambilan gambar.

tujuan

Hasil belajar siswa sangat penting

mencetak lulusan yang kompeten dan siap

dalam setiap pembelajaran maka setiap

bekerja serta membekali siswa untuk


2

Siti Maghfiroh / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014)

guru

harus

berusaha

untuk

konvensional, dan penggunaan media

meningkatkannya. Indikasi yang mudah

internet untuk membantu pemahaman

ditemukan pada mata pelajaran dasar

siswa, akan tetapi hasil belajar siswa

multimedia adalah hasil belajar siswa

masih

yang

terdapat pula kekurangan yaitu kurangnya

cenderung

terutama

kurang

pada

memuaskan,

perolehan

maksimal,

selain

itu

hasil

interaksi antara siswa dan guru, sehingga

belajar. Menurut Djamarah (2006:25),

keberhasilan pembelajaran belum tercapai

Hasil belajar diartikan sebagai hasil

secara maksimal. Hal tersebut sesuai

akhir pengambilan keputusan tentang

dengan Slameto (2010:180), Suatu minat

tinggi rendahnya nilai siswa selama

dapat

mengikuti

pernyataan yang menunjukkan bahwa

proses

pembelajaran

nilai

kurang

belajar

dikatakan

mengajar,

berhasil

jika

diekspresikan

daripada

hasil sebelumnya. Ada beberapa faktor

dimanivestasikan

yang berkaitan dengan rendahnya hasil

dalam suatu aktivitas.

yang

paling

utama

suatu

anak didik lebih menyukai suatu hal

tingkat pengetahuan siswa bertambah dari

belajar,

melalui

hal

lainnya,
melalui

dapat

pula

partisipasi

adalah

Berdasarkan data awal dari guru

rendahnya minat siswa untuk mengikuti

dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang

pelajaran dengan baik dan bersungguh-

telah mencapai ketuntasan belajar adalah

sungguh.

41,17% sedangkan yang belum tuntas

Tujuan dalam penelitian ini adalah

mencapai 58,82%. Dengan data diatas

menganalisis peningkatan minat dan hasil

menunjukkan bahwa ketuntasan siswa

belajar siswa kelas XI Multimedia di

belum mencapai kriteria atau standar

SMK Perdana Semarang. Permasalahan

ketuntasan sebesar 75%, sehingga perlu

dalam hal ini adalah minat belajar siswa

ditingkatkan

kurang maksimal dalam kegiatan belajar

minimal (KKM) dapat tercapai. Dari

mengajar,

kenyataan

hal

tersebut

dilihat

dari

agar

yang

kriteria

ada

ketuntasan

tersebut,

dapat

keterlibatan, keaktifan dan konsentrasi

dikatakan bahwa kualitas pembelajaran

siswa yang kurang maksimal dalam

perlu

proses pembelajaran. Pada pelaksanaan

upaya meningkatkan hasil dan minat

pembelajaran

belajar siswa. Agar kegiatan belajar

menggunakan
pembelajaran

di

kelas,

guru

beberapa
seperti

diskusi

sudah
metode

ditingkatkan,

mengajar

kelas,

dapat

utamanya

berlangsung

dalam

dengan

efektif dan efisien diperlukan metode


3

Siti Maghfiroh / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014)

pembelajaran yang baru, salah satunya

oleh guru. Melalui model pembelajaran

dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif

kooperatif

Achievement

tipe

Student

Teams

Achievement Division.

tipe

Student

Teams

Division

(STAD)

pembelajaran akan lebih menarik karena

Menurut Trianto (2007:5), Model

merupakan gabungan antara dua hal,

pembelajaran adalah suatu perencanaan

belajar

atau suatu pola yang dapat digunakan

masing individu dan belajar kelompok

sebagai pedoman dalam merencanakan

sehingga siswa dapat saling bertukar

pembelajaran dikelas atau pembelajaran

pengetahuan

tutorialan

untuk

menyelesaikan masalah. Selain itu, siswa

perangkat-perangkat

juga mempunyai mempunyai peluang

dalam

tutorial

menetukan

dan

dengan

kemampuan

yang

masing-

dimiliki

untuk

pembelajaran termasuk didalamnya buku-

yang

buku, film, komputer, kurikulum, dan

kemampuannya

lain-lain. Pembelajaran kooperatif tipe

informasi ilmiah yang dicari dan dapat

Student Teams Achievement Division

memotivasi siswa dalam berperan aktif

(STAD)

dalam pembelajaran dikelas sehingga

dikembangkan

oleh

Slavin

cukup

untuk

mengoptimalkan

dalam

menyerap

(1995, dalam Isjoni, 2012:74). Student

tujuan

Teams Achievement Division (STAD)

Menurut Slavin (2008:34), Tujuan dari

sebagai salah satu model pembelajaran

pembelajaran

kooperatif umum yang cocok untuk

menciptakan situasi dimana keberhasilan

diterapkan

individu dipengaruhi atau ditentukan oleh

hampir

diseluruh

mata

pembelajaran

dapat

kooperatif

tercapai.

adalah

pelajaran dan tingkat kelas. Menurut Nur

keberhasilan

(2005:36), Model pembelajaran STAD

penyampaian informasi lebih menarik,

terdiri dari lima komponen utama yaitu

dibutuhkan suatu media pembelajaran

presentasi kelas, kerja tim, kuis, nilai

untuk meningkatkan semangat belajar

peningkatan individu dan penghargaan

siswa dalam hal ini menggunakan media

kelompok.

power point karena dengan media power

Menurut

Suprijono

(2009:54),

kelompoknya.

Agar

point ini dirasa lebih simpel dan menarik

Pembelajaran kooperatif adalah konsep

untuk siswa SMK.

yang lebih luas meliputi semua jenis kerja


kelompok termasuk bentuk-bentuk yang
lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan
4

Siti Maghfiroh / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014)

pilihan pada setiap pernyataan yang ada di

METODE PENELITIAN

dalam angket dan setiap pernyataan


Penelitian

dilaksanakan

memiliki

berdasarkan metode yang dipilih oleh


peneliti

yaitu

dengan

Class

Room

Action

yang

berbeda-beda.

Selanjutnya data yang diperoleh dari hasil

menggunakan

angket akan dianalisa secara prosentase

metode penelitian tindakan kelas (PTK)


atau

skor

dan disajikan dengan metode deskriptif

Research.

porsentase.

Menurut Suharsimi (2006:58), Penelitian


tindakan kelas adalah suatu kegiatan

HASIL DAN PEMBAHASAN

penelitian dengan mencermati sebuah


Berdasarkan hasil penelitian siklus

kegiatan belajar yang diberikan tindakan,

I dan siklus II yang telah dilaksanakan

yang secara sengaja dimunculkan dalam


sebuah

kelas,

yang

pada tanggal 26-27 Agustus 2013 di SMK

bertujuan

Perdana Semarang menunjukan bahwa

memecahkan masalah atau meningkatkan

penggunaan

mutu pembelajaran di kelas tersebut.

kooperatif

Penelitian ini menggunakan II siklus

Hal

tindakan,

tersebut

sesuai

perolehan

hasil

nilai siswa adalah 74,05 banyaknya siswa

Subyek penelitian yaitu siswa kelas XI

yang tuntas adalah 22 dan sejumlah 12

MRA di SMK Perdana Semarang dengan

siswa yang belum tuntas, ketuntasan

jumlah 34 siswa. Alat yang digunakan

klasikal pada siklus I mencapai 64,70%.

dalam penelitian ini adalah tes, kuesioner

Kemudian pada siklus II rata-rata nilai

(angket), dan dokumentasi.


mengetahui

dapat

Pretest-Posttest pada siklus I rata-rata

observasi, refleksi Mulyasa, (2011:70).

Untuk

STAD

pelajaran teknik pengambilan gambar.

siswa. Prosedur penelitian tindakan kelas


perencanaan,

tipe

pembelajaran

meningkatkan hasil belajar siswa pada

sampai didapat peningkatan hasil belajar

meliputi:

model

siswa adalah 81,61 banyaknya siswa yang

peningkatan

tuntas adalah 29 siswa dan 5 siswa yang

hasil belajar siswa pada siklus I dan II

tidak tuntas, ketuntasan klasikal yang

maka peneliti menggunakan tes tertulis

diperoleh pada siklus II yaitu 85,29%.

baik kuis maupun latihan soal individu.

Ketuntasan klasikal pada siklus II sudah

Untuk menilai respon siswa terhadap

mencapai indikator keberhasilan yaitu

minat pembelajaran digunakan angket

sebesar 75%. Perbedaan tersebut dapat

dengan cara penskoran untuk semua

dilihat sebagai berikut:


5

Siti Maghfiroh / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014)

Tabel 1. Perbedaan Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II


No
Hasil Tes
Siklus 1
Siklus 2
1
Nilai tertinggi
82
94
2
Nilai terndah
62
71
3
Rata-rata Nilai
74,05
81,61
4
Jumlah siswa yang tuntas
22
29
5
Jumlah siswa yang belum tuntas
12
5
6
Ketuntasan (%)
64,70%
85,29%
7
Perubahan persentase pencapaian
20,50%
Hasil belajar dalam kelompok kerja

memperhatikan apa yang dijelaskan oleh

siswa mengalami peningkatan ahievement

guru.

dari setiap kelompoknya, dari 8 kelompok

Tujuan

analisis

data

adalah

dengan 6 kelompok berjumlah 4 siswa

menyederhanakan data kedalam bentuk

dan 2 kelompok berjumlah 5 siswa.

yang

Penghargaan

dipresentase.

kelompok

diberikan

lebih

mudah

dibaca

Untuk

lebih

dan
jelas

berdasarkan perolehan skor rata-rata yang

pengolahan data dari setiap pertanyaan

dikategorikan

yaitu sebagai berikut.

menjadi

TIM

SUPER

dengan rata-rata nilai perkembangan 25,

Berdasarkan hasil penelitian, dapat

TIM HEBAT dengan rata-rata nilai

diketahui tanggapan siswa tentang model

perkembangan 20, dan TIM BAIK dengan

pembelajaran

rata-rata nilai perkembangan 15. Hasil

responden yang menjawab pertanyaan ini,

penelitian menunjukkan pada silkus I

terdapat 26 orang siswa atau 76,4%

terdapat 2 TIM SUPER, 3 TIM HEBAT,

memberikan

dan 3 TIM BAIK, sedangkan pada siklus

meningkatkan minat belajar sedangkan

II mengalami peningkatan yaitu 3 TIM

responden yang memberikan jawaban

SUPER, 3 TIM HEBAT dan 2 TIM

setuju sebanyak 8 orang siswa atau 23,5%

BAIK. Pencapaian tim untuk mencapai

serta

predikat TIM SUPER meningkat karena

memberikan

jawaban

dalam tahap siklus II diadakan perubahan-

Berdasarkan

uraian

perubahan seperti yang dijelaskan diatas,

disimpulkan bahwa lebih banyak siswa

terutama penambahan media power point

beranggapan model pembelajaran STAD

yang dilengkapi dengan video yang

yang

digunakan untuk meningkatkan antusias

meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini

dan minat belajar siswa agar lebih

tidak

STAD.

jawaban

ada

diberikan

Dari

sangat

responden

oleh

seluruh

setuju

yang

tidak

setuju.

tersebut

dapat

guru

dapat

dapat dibuktikan dari seluruh responden


6

Siti Maghfiroh / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014)

yang berjumlah 34 siswa, lebih banyak

mereka berlomba-lomba ingin menjadi

siswa yang memberikan jawaban sangat

kelompok terbaik, hal tersebut yang

setuju meningkatkan minat belajar yaitu

mendorong siswa untuk memperhatikan

20 orang siswa.

materi yang guru sampaikan. Hal tersebut

Berdasarkan

hasil

penelitian

juga

diperkuat

dengan

pengamatan

menunjukkan dari 34 responden yang

penulis

menjawab pertanyaan ini terdapat 16

belajar mengajar di dalam kelas terlihat

orang

bahawa siswa aktif dan menyimak materi

siswa

jawaban

atau

sangat

47%

memberikan

setuju

sedangkan

teknik

responden yang memberikan jawaban

bahwa

dengan

model

STAD

pada

pengambilan

gambar

proses

yang

Dari seluruh siswa yang menjawab

menggunakan

pertanyaan, terdapat 24 siswa atau 70,5%

teknik

menjawab setuju untuk mencatat materi

pengambilan gambar dapat menjadikan

yang disampaikan guru, sedangkan 9

siswa semakin tertarik pada materi yang

siswa atau 26,4% menjawab ragu-ragu

disampaikan guru. Hal tersebut sesuai

serta 1 siswa atau 2,9% menjawab tidak

dengan model pembelajaran STAD yaitu

setuju siswa mencatat seluruh materi

pembelajaran yang tidak monoton dan

yang disampaikan oleh guru. Berdasarkan

dapat melibatkan siswa dalam proses

uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran.

siswa

Berdasarkan

materi

berlangsungnya

disampaikan guru.

setuju sebanyak 14 orang siswa atau


41,1%

saat

mencatat

materi

yang

penelitian

disampaikan guru saat kegiatan belajar

diketahui bahwa 15 orang siswa atau

mengajar berlangsung. Hal tersebut dapat

44,1% menjawab sangat setuju sedangkan

dibuktikan dari seluruh siswa yang

17 siswa atau 50% menjawab setuju serta

berjumlah 34 orang siswa, lebih banyak

2 siswa atau 5,8% menjawab ragu-ragu.

siswa yang memberikan jawaban setuju

Berdasarkan

yaitu 24 siswa atau 70,5%.

uraian

hasil

selalu

tersebut

dapat

disimpulkan bahwa dari jumlah siswa 34,

Dari seluruh siswa yang menjawab

lebih banyak siswa menyatakan bahwa

pertanyaan, terdapat 18 orang siswa atau

mereka

52,9% memberikan jawaban sangat setuju

memperhatikan

guru

saat

menyampaikan materi karena saat tugas

sedangkan

kelompok siswa merasa bertanggung

jawaban ragu-ragu sebanyak 10 siswa

jawab pada setiap kelompoknya dan

atau 29,4% serta 6 siswa atau 17,6%


7

siswa

yang

memberikan

Siti Maghfiroh / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014)

menjawab

tidak

setuju.

Berdasarkan

dibuktikan

saat

pembelajaran

uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa

menggunakan

lebih banyak siswa yang menanyakan

anggota kelompok diharuskan memahami

materi teknik pengambilan gambar yang

setiap materi, jika ada pertanyaan yang

belum dipahami. Siswa akan bertanya

dianggap

kepada anggota lain dalam kelompok nya

mencari sumber materi lain baik dari buku

yang sudah memahami materi tersebut

atau bertanya dengan anggota lainnya

sehingga siswa yang belum paham akan

sampai

dijelaskan

pertanyaan yang dianggap sulit tersebut.

sampai

memahami

materi

tersebut.

sulit

metode

maka

mendapatkan

STAD

siswa

setiap

tersebut

jawaban

dari

Dari seluruh responden atau siswa

Berdasarkan

hasil

penelitian

yang menjawab pertanyaan, terdapat 25

diketahui bahwa 19 siswa atau 55,8%

siswa atau 73,5% menjawab sangat

menjawab sangat setuju sedangkan 11

setuju, sedangkan 6 siswa atau 17,6%

siswa atau 32,3% menjawab ragu-ragu

menjawab setuju serta 3 siswa atau 8,8%

serta 4 siswa atau 11,7% menjawab tidak

menjawab ragu-ragu siswa aktif belajar

setuju.

tersebut

dan bertanya. Berdasar uraian tersebut

disimpulkan bahwa lebih banyak siswa

dapat disimpulkan bahwa lebih banyak

yang memilih belajar kelompok dengan

siswa yang selalu aktif dan bertanya jika

teman jika memperoleh nilai kurang

ada materi yang belum dipahami siswa

maksimal yaitu sebanyak 19 siswa atau

saat proses pembelajaran. Hal tersebut

55,8% dibandingkan dengan jumlah siswa

diperkuat dengan pengamatan peneliti

yang menjawab ragu-ragu maupun tidak

yang melihat meningkatnya siswa yang

setuju.

bertanya kepada guru dari siklus I dan

Berdasarkan

Berdasarkan

uraian

hasil

penelitian

siklus II.

menunjukkan dari 34 responden yang

Dari seluruh siswa sebanyak 29

menjawab pertanyaan ini terdapat 16

siswa atau 85,2% menjawab sangat setuju

orang

siswa

47%

memberikan

sedangkan 3 siswa atau 8,8% menjawab

setuju

sedangkan

setuju, serta 2 siswa atau 5,8% menjawab

responden yang memberikan jawaban

tidak setuju siswa lebih suka belajar

setuju sebanyak 10 orang siswa atau

kelompok daripada belajar sendiri. Hal

41,1% serta 8 orang siswa atau 23,5%

tersebut dapat dibuktikan dengan lebih

menjawab

banyak siswa yang antusias dan aktif

jawaban

atau

sangat

ragu-ragu.

Hal

tersebut
8

Siti Maghfiroh / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014)

dalam kelompoknya. Di dalam kelompok

pelajaran teknik pengambilan gambar.

siswa

dan

Siswa lebih fokus dalam menyimak dan

yang

memperhatikan saat guru menjelaskan

dapat

memberi

mengeluarkan

pendapat

saran,
sesuai

diketahui kepada anggota kelompok lain.


Berdasarkan

hasil

materi.

penelitian

Berdasarkan

hasil

penelitian

diketahui bahwa 30 siswa atau 88,2%

menunjukkan dari 34 responden yang

menjawab sangat setuju sedangkan 4

menjawab pertanyaan ini terdapat 20

siswa atau 11,7% menjawab setuju.

siswa

Berdasarkan

sedangkan

data

tersebut

dapat

atau

58,8%
11

menjawab

siswa

atau

setuju
32,3%

disimpulkan bahwa lebih banyak siswa

menjawab ragu-ragu serta 3 siswa atau

yang konsentrasi untuk memahami materi

8,8% menjawab tidak setuju. Dari data

yang

ini

tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih

dibuktikan dengan jumlah 30 siswa atau

banyak siswa membaca terlebih dahulu

88,2% memilih jawaban sangat setuju.

materi yang belum disampaikan oleh

disampaikan

guru.

Hal

Dari seluruh responden atau siswa

guru.

yang menjawab pertanyaan ini, terdapat

Berdasarkan

hasil

penelitian

31 siswa atau 91,1% sedangkan 4 siswa

diketahui suasana kelas ketika guru

atau 11,7% menjawab ragu-ragu bahwa

menyampaikan

siswa

untuk

responden atau siswa yang menjawab

menyelesaikan soal. Berdasarkan data

pertanyaan ini, terdapat 32 siswa atau

tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih

94,1% memberikan jawaban sangat setuju

banyak siswa yang suka berdiskusi dalam

sedangkan 2 siswa atau 5,8% yang

menyelesaikan soal. Dengan berdiskusi

memberikan jawaban ragu-ragu. Dalam

siswa dapat saling berbagi pendapat dari

pembelajaran guru yang menjadi pusat

anggota lain dalam kelompok sehingga

perhatian siswa sehingga memperkecil

siswa akan lebih mendapat pengetahuan

kemungkinan siswa untuk tidak serius

serta wawasan lain.

dalam

lebih

suka

Berdasarkan

berdiskusi

hasil

materi.

belajar.

Dari

Siswa

seluruh

jadi

lebih

penelitian

memperhatikan penjelasan guru dan guru

menunjukkan dari seluruh 34 responden

juga lebih dapat mengontrol seluruh kelas

atau 100% menjawab pertanyaan ini

yang berjumlah 34 siswa.

dengan sangat setuju bahwa siswa tidak

Berdasarkan

belajar mata pelajaran lain saat mengikuti

hasil

penelitian

diketahui dengan model pembelajaran


9

Siti Maghfiroh / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014)

STAD yang digunakan guru membuat

100% menjawab sangat setuju bahwa

materi menjadi lebih mudah dipahami

siswa lebih senang dengan pembelajaran

siswa. Dari seluruh responden yang

yang santai dan tidak menegangkan, hal

menjawab pertanyaan ini, terdapat 33

tersebut berpengaruh dengan kebosanan

siswa atau 97% menjawab sangat setuju

siswa

bahwa

pembelajaran. Model pembelajaran STAD

model

pembelajaran

STAD

dalam

mengikuti

proses

membuat materi lebih dipahami siswa,

mampu

sedangkan 2 siswa atau 5,8% memberikan

menyenangkan di dalam kelas sehingga

jawaban ragu-ragu. Penyampaian materi

siswa tidak merasa tegang dan bisa

teknik Pengambilan Gambar oleh guru

menerima materi pelajaran dengan lebih

dibantu

baik sehingga minat siswa dalam belajar

dengan

menggunakan

media

power point dan dilengkapi video maka

memberikan

suasana

yang

lebih meningkat.

lebih memotivasi siswa dalam mengikuti

Berdasarkan

hasil

penelitian

pembelajaran untuk bisa lebih memahami

diketahui dengan model pembelajaran

materi yang disampaikan guru.

STAD dapat mengubah cara belajar lebih

Dari 34 responden yang menjawab

baik,

berbeda

dengan

pembelajaran

pertanyaan, semua siswa atau 100%

monoton yang biasa siswa terima dalam

memberikan

setuju

proses belajar mengajar, hal-hal baru

bahawa dalam proses belajar mengajar di

dalam pembelajaran sangat disukai siswa,

kelas, guru selalu memberikan kepada

hal ini dibuktikan dengan jumlah 32 siswa

siswa kesempatan untuk bertanya.

atau 94,1% siswa menjawab sangat setuju

jawaban

Berdasarkan

sangat

hasil

penelitian

dengan menyukai hal-hal baru dalam

menunjukkan dari 34 responden yang

pembelajaran sedangkan 2 siswa atau

menjawab pertanyaan ini terdapat 33

5,8% menjawab setuju.

siswa yang menjawab sangat setuju

Berdasarkan

hasil

penelitian

sedangkan 1 siswa atau 2,9% menjawab

menunjukkan dari seluruh 34 responden

setuju dengan siswa merasa nyaman dan

atau 100% menjawab pertanyaan ini

tidak tegang dengan model pembelajaran

dengan sangat setuju bahwa siswa tidak

STAD.

menolak

Berdasarkan

hasil

adanya

perubahan

metode

penelitian

pembelajaran dari yang biasanya. Dengan

menunjukkan responden yang menjawab

model pembelajaran STAD yang berbeda

pertanyaan ini sebanyak 34 siswa atau

dengan model pembelajaran biasanya


10

Siti Maghfiroh / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014)

siswa dapat mengubah cara belajar kearah

Dengan

yang lebih baik.

bukti

tersebut

membuktikan bahwa model pembelajaran

Berdasarkan

penelitian

kooperatif tipe STAD secara keseluruhan

analisis pengujian angket minat belajar

terbukti lebih baik dan efektif untuk

siswa

meningkatkan hasil dan minat belajar

diperoleh

hasil

hasil

bahwa

model

pembelajaran Student Teams Achievement

karena

Division dapat menambah minat belajar

sebagai proses pembelajaran yang aktif,

siswa untuk memahami pelajaran yang

sebab peserta didik akan lebih banyak

diberikan oleh guru dan dapat menjadikan

belajar melalui proses pembentukan dan

siswa semakin tertarik pada materi karena

penciptaan, kerja dalam kelompok dan

cara belajarnya yang tidak monoton dan

berbagi pengetahuan.

melibatkan

siswa

dalam

Program

Pascasarjana

Berdasarkan hasil penelitian dan


pembahasan yang telah dilakukan, maka

Puspawati, W. Lasmawan, N Dantes

dapat ditarik simpulan bahwa dengan

dengan judul jurnal Pengaruh Model

model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

menerima materi pelajaran dengan lebih

hasil penelitian didapat bahwa hasil

baik sehingga minat siswa dalam belajar

analisis minat belajar siswa terdapat

lebih meningkat. Hal tersebut sesuai

siswa yang

dengan respon siswa yang menyatakan

mengikuti pembelajaran dengan model

bahwa

kooperatif tipe STAD dengan siswa yang

berminat

menggunakan

dalam
metode

belajar siswa didukung oleh respon siswa

model

terhadap pembelajaran yang dilakukan

pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih


model

lebih

pembelajaran STAD. Peningkatan hasil

konvensional (F hitung 79,45 p < 0,05).

daripada

siswa

pelajaran

mengikuti pembelajaran dengan model

baik

tipe

siswa tidak merasa tegang dan bisa

Nomor 3 Legian-Bandung. Berdasarkan

siswa dengan

kooperatif

menyenangkan di dalam kelas sehingga

pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

Minat belajar

pembelajaran

STAD mampu memberikan suasana yang

Terhadap Minat dan Prestasi Belajar IPS

minat belajar

dipandang

SIMPULAN

Universitas Pendidikan Ganesha oleh N.

perbedaan

kooperatif

proses

pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan


e-Journal

model

mengalami

pembelajaran

perubahan

yaitu

dengan

meningkatnya hasil belajar dari siklus I ke

konvensional.

siklus
11

II.

Besarnya

minat

dalam

Siti Maghfiroh / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014)

pembelajaran

pada

akhirnya

akan

Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi

mempengaruhi hasil belajar siswa, ketika


minat

itu

tumbuh

mempengaruhi
nantinya

maka

psikologi
akan

Belajar

Mengajar.

Jakarta:

akan

siswa

Rineka Cipta.

yang

menumbuhkan

Isjoni. 2012. Pembelajaran Kooperatif.

keingintahuan, perhatian dan motivasi

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

siswa dalam belajar. Oleh karena itu


Mulyasa, E. 2011. Praktik Penelitian

membuat proses belajar menjadi sesuatu


yang

menyenangkan

penting

karena

adalah

sangat

belajar

Tindakan Kelas. Bandung: PT

yang

Remaja Rosdakarya.

menyenangkan merupakan kunci utama


Nur,

bagi individu untuk memaksimalkan hasil


yang diperoleh dalam proses belajar.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor

UCAPAN TERIMAKASIH

yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Penulis mengucapkan terima kasih

Rineka Cipta.

kepada: Drs. Nurussaadah, M.Si, Ketua


Jurusan

Kurikulum

dan

Mohamad. 2005. Pembelajaran


Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains
dan Matematika Sekolah UNESA.

Teknologi

Slavin, Robert E. 2008. Cooperative


Learning. Terjemahan Nurilita
Yusron. Bandung: Nusa Media.

Pendidikan, Trias Puji Rokhani, S.Pd.


Kepala SMK Perdana Semarang atas ijin

Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian

dan bantuan dalam penelitian ini, Diah


Furni Septiana, S.Pd, Guru multimedia

Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

SMK Perdana Semarang, atas bantuan


Rineka Cipta.

selama melakukan penelitian pada siswa

Suprijono,

kelas XI MRA.

Agus.

2012.

Cooperative

Learning. Yogyakarta: Pustaka


DAFTAR PUSTAKA
Pelajar.
Anni, Catarina Tri, dkk. 2009. Psikologi
Trianto.
2007.
Model-Model
Pembelajaran
Inovative
Berorientasi
Konstruktivistik.
Jakarta:
Prestasi
Pustaka.

Belajar. Semarang: UPT MKK


UNNES.

12

Siti Maghfiroh / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014)

13

Anda mungkin juga menyukai