Anda di halaman 1dari 10

Tugas Peralatan Pemboran

TEKNIK PERMINYAKKAN

Konstruksi Sumur
Jumat, 21 Maret 2016
Oleh
Baahy Muhammad Abyan (071 0014 00177)

I.

WELLHEAD

Well head merupakan peralatan untuk dudukan christmas tree


(xmas tree) dan untuk menggantungkan casing atau tubing pada suatu
sumur.
Fungsi lain well head adalah untuk mengontrol operasi atau aktivitas
dipermukaan sumur yaitu menyekat untuk mencegah kebocoran fluida
formasi atau tersembur dipermukaan.
Secara periodik seorang operator harus melakukan inspeksi di
kepala sumur dan mencatat tekanan dan temperatur alir sumur tersebut ,
serta memperhatikan safety yang harus dilakukan terhadap keamanan
kepala sumur.

Jenis well head dan sambungannya

Tekanan yang bisa ditahan oleh setiap well head tergantung dari
jenis sambungan karena bagian sambungan merupakan titik paling lemah,
oleh karena itu jenis well head dibagi berdasarkan rating tekanan kerja
dan sambungannya.
1. Low pressure well head tread connected
Merupakan wellhead dengan rating tekanan kerja rendah antara
3000 5000 psi dan sambnngannya menggunakan tread.
2. Flanged low and medium pressure well head
Api flanged well head yang mempunyai rating tekanan kerja antara
2000 5.000 psi.

3. High pressure well head flanged


Well head dengan tekanan kerja diatas 5000 psi dimana tekanan
kerjanya adalah 10.000 psi, 15.000 psi dan 20.000 psi. Dimensi falang,
ring seal dan komponen lainnya sesiau dengan standard api yang biasa
disebut bx flane
4. Clamped connected high pressure well head
Didisain untuk rating tekanan diatas 5000 psi dan sambungannya
menggunakan klem, dimana mempunyai tujuan :
a. Disain dan penggunaan perlatan permukaan yang lebih kecil
yaitu blow out preventer, well head dan chrismast tree.
b. Disain dan penggunaan remote control untuk control peralatan
sub sea. Karena baut flanged tidak praktis untuk penyelaman
laut dalam. Pada saat ini ada dua disain dari sambungan jenis
clamped yang dibuat olleh comeron dan gray.

II.

Xmas Tree

Menurut api definisi christmas tree adalah merupakan rangkaian


dari valve dan fitting yang digunakan untuk kontrol produksi dan
disambungkan dengan bagian atas tubing head.

Fungsi lain dari xmas tree adalah :

A. Mengontrol laju produksi


B. Start-up dan shut down
C. Memonitor reservoir
D. Melakukan workover

Jenis-jenis christmas tree

1. Christmas tree konvensional sambungan menggunakan flange


Jenis xmas tree ini mempunyai tekanan operasi sampai dengan
10.000 psi dan memiliki katup yang dioperasikan secara manual dan
sebagia pengaman digunakan wing valve.
2. Christmas tree konvensional sambungan menggunakan clamped.
Oleh karena xmas tree dengan tekanan operasi 10.000 dan 15.000
psi sangat tebal dan masif maka clamp conector biasanya digunakan
untuk kemudahan transportasi dan kemudahan penanganan.

3. Unitized christmas tree ( blok tunggal)


Xmas tree single casting (di cor satu blok) yang dilengkapi dengan
peralatan utamanya digunakan untuk sumur dengan tekanan menengah.
4. Block christmas tree
Pada platform offshore dimana terdapat banyak xmas tree pada
satu dek-nya maka ruang merupakan hal penting. Suatu pengembangan
dari unitized christmas tree dinamakan block christmas tree, yang mana
memiliki semua bagian utama dari suatu xmast tree yang digabung
dalam satu blok termasuk master valve.
5. Sea christmas tree
Xmas tree yang didesain untuk komplesi di dasar laut dengan
menggunakan floating vessel yang digunakan untuk penempatan secara
otomatis,
penyambungan
flowline,
pengoperasian
katup
dan
pengendalian dengan menggunakan remote control.

Bagian bagian dari christmas tree :

1. Tubing master valve


Merupakan jenis manual gate valve yang merupakan valve induk
yang berfungsi untuk mengatur aliran dari dasar sumur.
2. Tubing valve
Merupakan manual gate valve yang dioperasikan lebih sering bila
dibandingkan dengan tubing master valve, misalnya seperti operasi wire
line, penutupan untuk waktu yang lamaatau perbaikan-perbaikan dikepala
sumur.
3. Wing valve.
Manual gate valve yang digunakan untuk operasi penutupan dan
pembukaan secara normal sehingga valve ini paling sering mengalami
kerusakan.
4. Check valve
Berfungsi untuk mencegah aliran balik dari flow line ke sumur.
5. Swab valve atau top valve
Manual gate valve yang dibuka untuk membiarkan tekanan fluida
mencapai top adapter untuk membaca tekanan, mengambil sample fluida
dan juga untuk lewatnya wireline unit.
6. Chokes / bean / penyempit

Alat pengatur laju alir fluida produksi

7. Safety valve
Berfungsi untuk melindungi peralatan bila terjadi over atau low
pressure.

III.

Casing

Penamaan casing adalah berdasarkan


fungsi casing tersebut. Rangakaian casing yang
sama
spesifikasinya
dapat
diberi
nama
berlainan.

1.
2.
3.
4.

Nama-nama
casing
berikut:
Conductor casing
Surface casing
Intermediate casing
Production casing.

adalah

sebagai

1. Conductor Casing
Conductor casing adalah casing yang pertama kali dipasang pada
konstruksi sumur. Casing ini dipasang pada kedalaman yang masih cukup
dangkal.
Kedalaman conductor pipe ini berkisar antara 10 ft sampai dengan
300 ft tergantung dari kondisi lokasi yang akan dibor. Ukuran conductor
pipe biasanya antara 16 inci sampai dengan 36 inci, dan biasanya
digunakan untuk kondisi lunak atau mudah gugur.
Adapun fungsi dari conductor casing antara lain :
1. Khusus di offshore adalah untuk melindungi drillstring dari air laut,
dipasang dari platform hingga dasar laut,
2. Pada onshore fungsinya yaitu Menutup formasi permukaan yang
mudah runtuh, seperti rawa-rawa, gambut dan sebagainnya,
3. Mencegah kontaminasi air tawar oleh lumpur pemboran,
4. Melengkapi sistem pengaliran lumpur untuk trayek pemboran
selajutnya.
2. Surface Casing
Surface casing adalah casing yang dipasang setelah conductor
casing. Kedalaman surface casing ditentukan berdasarkan dari
unconsolided sand (pasir lepas) serta kedalaman lapisan air tawar yang
dilindungi. Untuk daerah-daerah yang mempunyai
lapisan batuan lunak atau pada sumur-sumur
eksplorasi dimana diperkirakan timbul gas
bertekanan.
Casing
ini
disemen
hingga
kepermukaan. Biasanya surface casing ini
memiliki ukuran antara 9-5/8 inch sampai dengan
20.0 inch.

Adapun fungsi dari surface casing antara


lain :

1. Menghindari gugurnya lubang pengaliran lumpur


2. Melindungi lapisan air tawar dari pencemaran lumpur pemboran
3. Menghindari lapisan bertekanan yang akan dijumpai selama
pemboran
4. Melengkapi sistem pengaliran lumpur
5. Sebagai tempat kedudukan BOP dan well head
6. Menyangga seluruh berat rangkaian casing berikutnya yang telah
dimasukkan kedalam sumur.
7. Makin dalam formasi yang ditembus umunya tekanan formasinya
makin besar, dan juga sering dijumpai formasi bertekanan
abnormal, dapat menimbulkan kick. Untuk mencegah agar tidak
blow out, maka sumur harus dilengkapi dengan blow out preventer
(BOP) yang dipasang pada ujung atas surface casing.
3. Intermediate Casing
Apabila waktu pemboran ditemukan formasi-formasi yang
menimbulkan masalah, maka diperlukan suatu casing untuk menutup
formasi tersebut. Casing yang berfungsi untuk menutup yang
menimbulkan masalah dalam operasi pemboran sering disebut dengan
intermediate casing.
Pada prinsipnya intermediate casing untuk menutup zone-zone yang
menimbulkan kesulitan dalam operasi pemboran antara lain :
1. Menutup
formasi
garam,
gypsum dan formasi shale yang
mudah runtuh
2. Menutup zone-zone bertekanan
tinggi
(abnormal),
lost
circulation dan zone yang
mengandung
fluida
yang
sangat korosif
3. Menghindari pipa terjepit pada
saat pemboran formasi dengan
interval
yang
terlalu
panjangGambar
intermediate
casing menutup formasi yang
menimbulkan kick dapat dilihat
pada gambar berikut.

4. Production Casing

Setelah ditemukan formasi yang akan diproduksikan, dan sumur


sudah dimaksud untuk diproduksi ke permukaan, maka dipasang casing.
Casing ini menghubungkan formasi produktif ke permukaan, nama casing
ini adalah production casing. Biasanya production casing berukuran antara
3.0 inci sampai dengan 7.0 inci.
Production casing dipasang sampai diatas lapisan produktif dan ada
yang dipasang sampai menembus lapisan produktif, fungsi dari production
casing adalah sebagai berikut :
1. Menyekat antara lapisan produktif yang satu dengan lapisan
produktif yang lainnya agar tidak saling berhubungan.
2. Melindungi alat-alat produksi yang terdapat dibawah permukaan
seperti pompa dan sebagainya.
5. Liner
Liner pada pokoknya mempunyai fungsi yang sama dengan
production casing, tetapi tidak dipasang hingga permukaan. Liner
merupakan selubung yang digantungkan kepada casing yang sudah
terpasang. Tujuannya adalah untuk menghemat pemakaian casing.
Biasanya dipasang untuk sumur-sumur dalam Apabila pada akhir
pemboran diperoleh ukuran lubang yang sangat kecil sementara itu sumur
tidak terlalu dalam maka diperlukan ukuran casing dengan toleransi yang
sangat kecil. Untuk persoalan semacam ini dapat dipergunakan liner.
Alasan yang lain adalah kekuatan menara. Casing yang terlalu panjang
mungkin menara tidak dapat mengangkatnya. Hal ini karena kmampuan
menara lebih kecil dari berat rangkaian casing kalau dipasang dari dasar
lubang
sampai
kepermukaan.
Berikut
akan
tampak
liner
pada
gambar
berikut.

IV.

Standarisasi Casing

American
Petroleum
Institute
(API) telah membuat dan
mengembangkan standard dan spesifikasi untuk casing dan tubing yang
digunakan dalam lapangan perminyakan. Salah satu standard yang lebih
umum digunakan baik untuk casing maupun untuk tubing ialah berat per
satuan panjang (weight per unit length) yang biasanya ditulis dengan
pound per foot (ppf).

Terdapat 3 (Tiga) Standard API Untuk Berat Casing:


1. Nominal Weight: Berat yang dihitung secara teoritikal terhadap
casing yang mencakup derat pin dan coupling nya untuk setiap
panjang 20 feet.
2. Plain End Weight: Berat batangan casing dimana casing tersebut
diukur beratnya tanpa memiliki derat dan coupling.
3. Threaded and Coupled Weight: Berat batangan casing yang memiliki
derat pada kedua ujungnya dan coupling pada salah satu ujungnya.
Terdapat 3 (Tiga) Standard API Untuk Range (Panjang) Casing:
1. R-1: Kisaran panjang setiap batangan casing antara 16 ft sampai
dengan 25 ft, 95% memiliki panjang diatas 18 ft.
2. R-2: Kisaran panjang setiap batangan casing antara 25 ft sampai
dengan 34 ft, 95% memiliki panjang diatas 28 ft.
3. R-3: Kisaran panjang setiap batangan casing lebih dari 34 ft, 95%
memiliki panjang diatas 36 ft. Selain standard panjang (range) dan
berat (weight) terdapat pula standard grade (jenis besi) yang
menggambarkan property/sifat besi atau metal dari casing. Didalam
penulisan property besi dari casing, huruf akan menerangkan
grade casing sedangkan angka akan menerangkan minimum yield
point dari casing. Misalkan: Casing J-55 berarti casing tersebut
memiliki grade J dan minimum yield point casing ini besarnya
55.000 psi.
Terdapat 3 (Tiga) Jenis Property Dari Casing:
1. Yield Strength: Tensile strength yang diperlukan untuk menghasilkan
jumlah perpanjangan casing untuk setiap 0.5% dari satuan panjang
casing tersebut.
2. Collapse Strength: Kekuatan maksimum casing untuk dapat
menahan tekanan atau gaya yang datang dari luar casing.
3. Burst Strength: Kekuatan maksimum casing untuk dapat menahan
tekanan atau gaya yang timbul dari dalam casing tersebut. Ukuran
casing (casing dimensions) biasanya dispesifikasikan dengan
outside diameter (OD) dan ketebalan nominal dari dinding casing
(nominal
wall
thickness).
Tapi
dilapangan
perminyakan
ukuran/spesifikasi yang umum digunakan ialah OD dan nominal
weight atau pound per foot (ppf).

Anda mungkin juga menyukai