Profil Tata Ruang Provinsi Jambi
Profil Tata Ruang Provinsi Jambi
Tata
Ruang
Provinsi
Jambi
Kata
Pengantar
enataan ruang telah menjadi salah satu acuan pembangunan saat ini. Upaya
penataan ruang telah didukung oleh ketersediaan regulasi mulai dari undangundang hingga peraturan daerah. Saat ini, pelaksanaan penataan ruang telah
menunjukkan hasil, salah satunya dengan tersedianya Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) di sebagian besar provinsi, kabupaten dan kota. Namun demikian, dmasih
banyak isu terkait upaya penataan ruang yang perlu ditangani.
Isu di dalam penataan ruang diantaranya adalah panjangnya langkah penyelesaian
RTRW dan rencana rincinya, konflik pemanfaatan ruang, belum harmonisnya berbagai
peraturan perundangan sektor pengguna ruang, serta belum efektifnya kelembagaan
penataan ruang.
Sebagai langkah awal dari upaya untuk memahami dengan baik isu penataan ruang di
pusat dan di derah tersebut, dibutuhkan data dan informasi yang handal, valid dan dapat
dipertanggungjawabkan. Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
melakukan upaya untuk mendokumentasikan seluruh data dan informasi penataan
ruang yang akan disajikan dalam bentuk Buku Profil Tata Ruang. Diharapkan
pemahaman tehadap isu secara baik akan mampu meningkatkan kinerja para pemangku
kepentingan di Bidang Tata Ruang dan Pertanahan.
DaftarTabel
Tabel 1
Tabel II
Tabel III
7
9
12
DaftarGambar
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
iv
3
5
8
11
13
13
Daftar Isi
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
i
iii
iv
iv
IV
Kondisi Eksisting
Lingkungan Strategis
Pelaksanaan Penataan Ruang
- Penetapan Perda RTRW
- Penetapan Rencana Rinci Tata Ruang
- Konflik Penataan Ruang
- Sinkronisasi Rencana Tata Ruang dengan
Program Rencana Pembangunan
Pembinaan Penataan Ruang
- Kelembagaan Penataan Ruang
- Jumlah PPNS
- Jumlah SDM
- Partisipasi Masyarakat dan Dunia Usaha
- Sistem Informasi Penataan Ruang
2
7
8
8
10
10
10
11
11
12
13
14
14
I Kondisi Eksisting
Provinsi Jambi terletak di bagian tengah Pulau Sumatera dan tepat berhadapan
langsung dengan kawasan pertumbuhan ekonomi yaitu IMS-GT (Indonesia-MalaysiaSingapura Growth Triangle). Secara administratif Provinsi Jambi terdiri dari sebelas
kabupaten/kota yaitu sembilan kabupaten dan dua kota. Rencana Tata Ruang Wilayah
provinsi sudah ditetapkan dan terdiri atas Rencana Pola Pemanfaatan Ruang, Rencana
Struktur Ruang dan Rencana Kawasan Strategis Provinsi.Jambimemiliki wilayah seluas
53.435,92 km2dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Penataan ruang wilayah Provinsi Jambi bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah yang
harmonis dan merata berbasis pengelolaan sumber daya alam dan infrastruktur secara
optimal dan berkelanjutan. Provinsi Jambi juga memiliki Kawasan Strategis Nasional
yang penataan ruangnya diprioritaskan pada fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008, yakni:
Kawasan Lingkungan Hidup Taman Nasional Kerinci Seblat yang juga melibatkan
Sebagian besar wilayah Provinsi Jambi berada di dataran rendah (69,1%), yakni Jambi
bagian timur hingga tengah.Sedangkan sedikit daerah dataran sedang berada di bagian
tengah dan dataran tinggi di bagian timur provinsi (Gambar 7). Jenis Tanah di provinsi ini
didominasi oleh tanah podzolik merah kuning (39,93%) yang tingkat kesuburannya
rendah. Oleh karena itu, Jambi rawan mengalami banjir pada musim hujan dan kekeringan
pada musim kemarau. Perbedaan debit air di sungai bahkan mencapai tujuh meter. Selain
itu, Jambi juga memiliki Gunung berapi Kerinci yang merupakan tuntutan untuk
peencanaan mitigasi bencana yang lebih matang untuk provinsi ini.
Berdasarkan penunjukan kawasan hutan dari Menteri Kehutanan yang dituangkan
dalam SK Menteri Kehutanan Nomor 421/Kpts-II/1999, kawasan hutan Provinsi Jambi
meliputi 2.179.440 hektar atau 42,73 persen dari luas keseluruhan Provinsi Jambi.
Luasan tersebut merupakan hasil dari pemaduserasian Tata Guna Hutan Kesepakatan
(TGHK) dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
No
Penggunaan Lahan
KAWASAN LINDUNG
Hutan Lindung
2) Cagar Alam
3) Taman Nasional
4) Taman Hutan Raya
5) Taman Wisata Alam
B
KAWASAN BUDIDAYA
Kawasan Pertanian
1) Pertanian Lahan Basah
2) Pertanian Lahan Kering/ Tegalan/ Kebun Campur
Kawasan Permukiman
TOTAL
Eksisting (Ha)
Presentase
191.130
3,56
30.400
0,57
608.630
11,35
36.660
0,68
430
0,01
684.060
12,76
3.767.801
70,26
43.631
0,81
5.362.742
100,00
Sumber: Hasil Analisis Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2010-2015 Provinsi Jambi
II Lingkungan Strategis
Provinsi Jambi memiliki Isu Strategis yaitu :
Wacana pembukaan Terusan Thai (sebelumnya disebut Terusan Kra atau Terusan Tanah
Genting Kra) yaitu terusan yang akan melewati Thailand Selatan untuk mempersingkat
transportasi di wilayah tersebut. Pembukaan Terusan Kra ini akan merubah geo-ekonomi
global (khususnya Asia Timur) dalam rute pelayaran yang dulunya melalui Selat Malaka
berubah melalui Terusan Kra. Hal ini akan membuka peluang ekonomi bagi Provinsi Jambi
yang menghadap langsung ke Laut Cina Selatan.
Program pengurangan emisi karbon akibat deforestasi dan degradasi hutan dan lahan
dunia. Provinsi Jambi berpotensi menjadi daerah yang potensial untuk menjaga
keseimbangan lingkungan, dengan pertimbangan bahwa sekitar 70 persen hutan Jambi
masih memiliki tutupan hutan dengan kategori baik. Sebagai jantung Pulau Sumatera,
posisi hutan Jambi sangat strategis sebagai rumah terakhir dari keanekaragaman hayati
Sumatera.
10
11
Gambar 3. Status Penetapan Perda RTRW di Provinsi Jambi
Sudah ditetapkan
Belum ditetapkan
Sumber: Kuesioner Profil Penataan Ruang Jawa Timur 2015
Jambi
Provinsi Jambi telah menyusun dan menetapkan RTRW Provinsi dengan Peraturan
Daerah Nomor 10 Tahun 2013.RTRW Provinsi ini telah mengakomodir Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (LP2B) dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), namun
belum mengintegrasikan Rencana Zonasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K).
Ada pula beberapa Isu yang terdapat dalam Naskah Sementara RTRW Jambi, antara lain:
Kebutuhan akan SDM bidang penataan ruang yang kompeten dan handal
Penetapan Kawasan Budidaya yang dikendalikan,
Penetapan kawasan budidaya yang didorong perkembangannya
Pengembangan kawasan secara terpadu
Penetapan peraturan zonasi
Perizinan
Pemberian Insentif dan Disinsentif, dan
Pengenaan Sanksi.
BKPRD
SK. Nomor
BKPRD
Kabupaten
SK. Nomor
Kabupaten
Batanghari
16 Tahun 2013
Bungo
9 Tahun 2013
Sarolangun
Merangin
4 Tahun 2014
Muaro Jambi
4 Tahun 2013
Kerinci
24 Tahun 2012
Tebo
6 Tahun 2013
11 Tahun 2012
Sungai Penuh
5 Tahun 2012
12 Tahun 2013
Jambi
9 Tahun 2013
Kota
10
Jambi
8
11
Provinsi Jambimerupakan Provinsi yang telah menyusun dan menetapkan BKPRD Provinsi
dengan Surat Keputusan No.296/Kep.Gub/Bappeda/2014. Meskipun demikian, Badan
Koordinasi Pembangunan Regional Daerah (BKPRD) di Jambi belum mencakup koordinasi adhoc antar SKPD untuk penyelesaian masalah tata ruang. Koordinasi penataan ruang lintas
sektor diambil alih oleh Bappeda Provinsi Jambi.BeberapaKota dan Kabupaten di Provinsi
Jambi telah membentuk BKPRD. Status penetapannya dapat dilihat pada Tabel 3.
BKPRD
SK. Nomor
BKPRD
Kabupaten
SK. Nomor
Kabupaten
Batanghari
14 Tahun 2014
Bungo
398/Bappeda/2014
Sarolangun
13/Bappeda/2014
Merangin
102/Bappeda/2014
Muaro Jambi
454/Kep.Bup/Bappeda/2014
Kerinci
Tebo
Sungai Penuh
Jambi
Kota
Permasalahan kelembagaan dalam penyelenggaraan tata ruang yang dihadapi oleh BKPRD
Provinsi Jambi adalah mekanisme koordinasi antar anggota BKPRD belum ditetapkan dan
penetapan anggaran penyelenggaraan penataan ruang. BKPRD Jambi belum memiliki
mekanisme koordinasi antara BKPRD Provinsi dengan Kabupaten/Kota dikarenakan telah
dilakukan koordinasi oleh Bappeda. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah Jambi menyarankan
agar BKPRD ditingkatkan menjadi struktural sendiri dan terikat sehingga dapat berjalan lebih
efektif.
12
Jambi
1
9
Gambar 5. Kebutuhan dan Kesediaan PPNS di
Provinsi Jambi
3
10
Gambar 5. Kebutuhan dan Kesediaan PPNS di
Provinsi Jambi
Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsi penataan ruang, Bappeda Provinsi Jambi
memerlukan sejumlah sumber daya manusa yang ahli didalam bidang penataan ruang.
Jumlah ideal ahli bidang penataan ruang yang dibutuhkan oleh Bappeda Provinsi Jambi
adalah sepuluh orang, sedangkan saat ini hanya berjumlah empat orang. Jumlah ideal ini
merupakan usulan dari pemerintah daerah karena dirasa pembebanan pekerjaan bidang
penataan ruang terlalu berat jika hanya dilakukan oleh tiga orang ahli.
pemanfaatan ruang
Tidak adanya pedoman mengenai peran masyarakat dan peran dunia usaha dalam
14
Jambi