Anda di halaman 1dari 7

IKATAN KIMIA

Sebagian besar sifat kimia merupakan sifat dari molekul, yang terdiri atas
1 atom sebagai molekul-molekul gas mulia dan dapat pula terdiri atas 2
atau lebih atom-atom. Ikatan kimia pada prinsipnya berasal dari interaksi
antar elektron-elektron yang ada pada orbit luar, atau orbit yang terisi
sebagian atau orbit bebas dalam atom lainya.
Konfigurasi Elektron Gas Mulia
Dibandingkan dengan unsur-unsur lain, unsur gas mulia merupakan
unsure yang paling stabil. Kestabilan ini disebabkan karena susunan
elektronnya berjumlah 8 elektron di kulit terluar, kecuali helium
(mempunyai konfigurasi elektron penuh). Hal ini dikenal dengan
konfigurasi oktet, kecuali helium dengan konfigurasi duplet . Gas mulia
mempunyai elektron pada kulit terluar dua untuk He dan delapan untuk
Ne, Ar, Kr, XE. Dan Rn .
2He = 2

ev = 2

10Ne = 2 . 8

ev = 8

18Ar = 2 . 8 . 8

ev = 8

36Kr = 2 . 8 . 18 . 8

ev = 8

54Xe = 2 . 8 . 18 . 18 . 8

ev = 8

86Rn = 2 . 8 . 18 . 32 . 18 . 8

ev = 8

Unsur-unsur lain dapat mencapai konfigurasi oktet dengan


membentuk ikatan agar dapat menyamakan konfigurasi elektronnya
dengan konfigurasi elektron gas mulia terdekat. Kecenderungan ini
disebut aturan oktet. Konfigurasi oktet (konfigurasi stabil gas mulia) dapat
dicapai dengan melepas, menangkap, atau memasangkan elektron.
Dalam mempelajari materi ikatan kimia ini, kita juga perlu memahami
terlebih dahulu tentang lambang Lewis. Lambang Lewis adalah lambang
atom disertai elektron valensinya. Elektron dalam lambang Lewis dapat
dinyatakan dalam titik atau silang kecil (James E. Brady, 1990) .
Pengecualian Aturan Oktet
Pengecualian aturan oktet dapat dibagi dalam tiga kelompok sebagai
berikut :
1. Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet.

Senyawa yang atom pusatnya mempunyai elektron valensi kurang dari 4


termasuk dalam kelompok ini. Hal ini menyebabkan setelah semua
elektron valensinya dipasangkan tetap belum mencapai oktet. Contohnya
adalah BeCl2, BCl3, dan AlBr3.(atom B belum oktet) .
2. Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil.
Contohnya adalah NO2, yang mempunyai elektron valensi (5 + 6 + 6)
=17.
3. Senyawa yang melampaui aturan oktet.
Ini terjadi pada unsur-unsur periode 3 atau lebih yang dapat menampung
lebih dari 8 elektron pada kulit terluarnya (ingat, kulit M dapat
menampung hingga 18 elektron). Beberapa contoh adalah PCl5, SF6, ClF3,
IF7, dan SbCl5. Perhatikan rumus Lewis dari PCl5, SF6, dan ClF3 berikut
ini. PCl5 SF6 ClF3 .
Kegagalan Aturan Oktet
Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur transisi
maupun postransisi. Unsur postransisi adalah unsur logam setelah unsur
transisi, misalnya Ga, Sn, dan Bi. Sn mempunyai 4 elektron valensi, tetapi
senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +2. Begitu juga Bi yang
mempunyai 5 elektron valensi, tetapi senyawanya lebih banyak dengan
tingkat oksidasi +1 dan +3. Pada umumnya, unsur transisi maupun unsur
postransisi tidak memenuhi aturan oktet .
IKATAN ION
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari
satu atom ke atom lain (James E. Brady, 1990). Ikatan ion terbentuk
antara atom yang melepaskan elektron (logam) dengan atom yang
menangkap elektron (bukan logam). Atom logam, setelah melepaskan
elektron berubah menjadi ion positif. Sedangkan atom bukan logam,
setelah menerima elektron berubah menjadi ion negatif. Antara ion-ion
yang berlawanan muatan ini terjadi tarik-menarik (gaya elektrostastis)
yang disebut ikatan ion (ikatan elektrovalen). Ikatan ion merupakan ikatan
yang relatif kuat. Pada suhu kamar, semua senyawa ion berupa zat padat
kristal dengan struktur tertentu . Senyawa ion dapat diketahui dari
beberapa sifatnya, antara lain:
1.
Merupakan zat padat dengan titik leleh dan titik didih yang relatif
tinggi. Sebagai contoh, NaCl meleleh pada 801 C .
2.

Rapuh, sehingga hancur jika dipukul .

3.

Lelehannya menghantarkan listrik .

4.

Larutannya dalam air dapat menghantarkan listrik . ion Cl

Contoh lain pembentukan ikatan ion sebagai berikut :


a.

Pembentukan MgCl2

Mg (Z = 12) dan Cl (Z = 17) mempunyai konfigurasi elektron sebagai


berikut :
- Mg : 2, 8, 2
- Cl : 2, 8, 7
Mg dapat mencapai konfigurasi gas mulia dengan melepas 2 elektron,
sedangkan Cl dengan menangkap 1 elektron. Atom Mg berubah menjadi
ion . Mg2+, sedangkan atom Cl menjadi ion Cl.
-Mg (2, 8, 2) Mg2+ (2, 8) + 2 e
(konfigurasi elektron ion Mg2+ sama dengan neon)
- Cl (2, 8, 7) + e Cl (2, 8, 8)
(konfigurasi elektron ion Cl sama dengan argon)
Ion Mg2+ dan ion Cl kemudian bergabung membentuk senyawa dengan
rumus
MgCl2. Dengan menggunakan lambang Lewis, pembentukan MgCl2 dapat
digambarkan
sebagai berikut :
b.

Ikatan antara atom 12Mg dan 8O dalam MgO

Konfigurasi elektron Mg dan O adalah :


Mg : 2, 8, 2 (melepas 2 elektron)
O : 2, 6 (menangkap 2 elektron)
Atom O akan memasangkan 2 elektron, sedangkan atom Mg juga akan
memasangkan 2 elektron .
IKATAN KOVALEN
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan
electron secara bersama-sama oleh dua atom (James E. Brady, 1990).
Ikatan kovalen terbentuk di antara dua atom yang sama-sama ingin

menangkap elektron (sesama atom bukan logam). Cara atom-atom saling


mengikat dalam suatu molekul dinyatakan oleh rumus bangun atau rumus
struktur. Rumus struktur diperoleh dari rumus Lewis dengan mengganti
setiap pasangan elektron ikatan dengan sepotong garis. Misalnya, rumus
bangun H2 adalah H H .
Contoh: Ikatan antara atom H dan atom Cl dalam HCl. Konfigurasi elektron
H dan Cl adalah :
a. H : 1 (memerlukan 1 elektron)
Cl : 2, 8, 7 (memerlukan 1 elektron)
Masing-masing atom H dan Cl memerlukan 1 elektron, jadi 1 atom H akan
berpasangan dengan 1 atom Cl . Lambang Lewis ikatan H dengan Cl
dalam HCl. Rumus Lewis Rumus bangun Rumus molekul
b . Ikatan antara atom H dan atom O dalam H2O
Konfigurasi elektron H dan O adalah: H : 1 (memerlukan 1 elektron). O : 2,
6 (memerlukan 2 elektron) . Atom O harus memasangkan 2 elektron,
sedangkan atom H hanya memasangkan 1 elektron. Oleh karena itu, 1
atom O berikatan dengan 2 atom H .
Macam-macam ikatan kovalen :
1. Berdasarkan jumlah PEI-nya ikatan kovalen dibagi 3 :
a. Ikatan kovalen tunggal
Ikatan kovalen tunggal terjadi pada senyawa seperti berikut :
a)
Pembentukan molekul H2 dari atom-atom H mempunyai 1 elektron.
Unsur 1H terletak pada periode 1, maka atom H stabil, jika electron
valiensinya 2 (seperti He). Jadi atom H yang satu dengan yang lain saling
meminjamkan elektronnya membentuk molekul H2.
b) Pembentukan molekul Cl2. Atom 17Cl memiliki jumlah electron pada
setiap kulit atomnya adalah 2 . 8 . 7. Agar mempunyai susunan electron
seperti sususnan electron gas mulia, maka Cl yang mempunyai 7 elektron
valiensi perlu 1 elektron lagi
c) Pembentukan molekul HCL. Atom 17Cl mempunyai konfigurasi
electron 2 . 8 . 7. Berarti, baik atom H maupun atom Cl memerlukan 1
elektron lagi untuk mencapai susunan electron stabil .
b. Ikatan kovalen rangkap dua

Ikatan kovalen rangkap 2 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 2


pasang PEI (pasangan electron ikatan) . Contoh: O2, CO2 (konfigurasi
elektron O = 2, 6; C = 2, 4) .
c. Ikatan kovalen rangkap tiga
Ikatan kovalen rangkap 3 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 3
pasang PEI. Contoh: N2 (Konfigurasi elektron N = 2, 5) .
d. Ikatan Kovalen Koordinasi.
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen di mana pasangan
electron yang dipakai bersama hanya disumbangkan oleh satu atom,
sedangkan atom yang satu lagi tidak menyumbangkan elektron. Ikatan
kovalen koordinasi hanya dapat terjadi jika salah satu atom mempunyai
pasangan elektron bebas (PEB) .
Contoh:
Atom N pada molekul amonia, NH3, mempunyai satu PEB. Oleh
karena itu molekul NH3 dapat mengikat ion H+ melalui ikatan kovalen
koordinasi, sehingga menghasilkan ion amonium, NH4+ . Dalam ion NH4+
terkandung empat ikatan, yaitu tiga ikatan kovalen dan satu ikatan
kovalen koordinasi .
Ikatan kovalen polar
Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang PEInya cenderung
tertarik ke salah satu atom yang berikatan. Kepolaran suatu ikatan
kovalen ditentukan oleh keelektronegatifan suatu unsur. Senyawa kovalen
polar biasanya terjadi antara atom-atom unsur yang beda
keelektronegatifannya besar, mempunyai bentuk molekul asimetris,
mempunyai momen dipol (=hasil kali jumlah muatan dengan jaraknya) .
Contoh: 1) HF
HF
Keelektronegatifan 2,1; 4,0
Beda keelektronegatifan = 4,0 2,1 = 1,9
Ikatan kovalen nonpolar
Ikatan kovalen nonpolar yaitu ikatan kovalen yang PEInya tertarik
sama kuat ke arah atom-atom yang berikatan. Senyawa kovalen nonpolar
terbentuk antara atom-atom unsur yang mempunyai beda

keelektronegatifan nol atau mempunyai momen dipol = 0 (nol) atau


mempunyai bentuk molekul simetri .
Contoh: 1) H2
HH
Keelektronegatifan H = 2,1 maka,
Beda keelektronegatifan H2 = 0 = 0
Bentuk molekul simetri
Ikatan Logam
Ikatan elektron-elektron valensi dalam atom logam bukanlah ikatan
ion, juga bukan ikatan kovalen sederhana. Suatu logam terdiri dari suatu
kisi ketat dari ionion positif dan di sekitarnya terdapat lautan (atmosfer)
elektron-elektron valensi. Elektron valensi ini terbatas pada permukaanpermukaan energi tertentu, namun mempunyai cukup kebebasan,
sehingga elektron-elektron ini tidak terus-menerus digunakan bersama
oleh dua ion yang sama. Bila diberikan energi, elektron-elektron ini mudah
dioperkan dari atom ke atom. Sistem ikatan ini unik bagi logam dan
dikenal sebagai ikatan logam .
Struktur logam di atas dapat menjelaskan sifat-sifat khas logam,
seperti daya hantar listrik, sifat dapt ditempa, dan ditarik. Logam
merupakan konduktor yang baik karena elektron valensinya mudah
mengalir. Logam dapat ditempa atau dapat ditarik karena ketika logam
dipukul atau ditarik, atom-atom logam hanya bergeser sedangkan ikatan
diantaranya tidak terputus.
1.

Gaya Van der Waals


a. Gaya Tarik-Menarik Dipol-Dipol

Gaya tarik-menarik dipol-dipol terjadi antara molekul-molekul kutub


postif dan negatif. Dua buah kutub yang bermuatan berlawanan ini
membentuk sebuah dipol permanen. Dipol-dipol tersebut berperan dalam
pembentukan gaya tarik-menarik dipol-dipol antara molekul-molekul polar
dalam suatu zat. Molekul-molekul polar yang mempunyai gaya tarikmenarik dipol-dipol antara lain adalah air, metanol, dan amonia.
b. Gaya Induksi
Gaya induksi terjadi diantara molekul polar dan molekul nonpolar.
Hal ini karena molekul polar tersebut menginduksikan dipolnya pada
molekul nonpolar, sehingga muatan-muatan negatif pada molekul

nonpolar akan terkumpul pada suatu sisi molekul nonpolar di dekat sisi
positif molekul polar. Kondisi ini dapat menghasilkan dipol sesaat, yang
menghasilkan gaya tarik-menarik diantara kedua molekul tersebut yang
disebut gaya induksi.
c. Gaya London
Pada dasarnya, gaya London merupakan suatu bentuk gaya tarikmenarik dipol-dipol yang lemah. Gaya london terjadi akibat gaya tarik
menarik antar molekul-molekul non-polar yang terkena aliran elektron
(dipol sesaat) dengan molekul nonpolar disebelahnya yang terpengaruh
(dipol terimbas) yang berdekatan. Contoh. N2, H2, CH4, dan gas-gas
mulia.
Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan ikatan kimia yang terbentuk diantara
molekul-molekul yang mengandung atom hidrogen yang terikat pada
suatu molekul yang mengandung atom hidrogen yang terikat pada suatu
atom dengan elektronegativitas yang kuat, seperti Flour (F), oksigen (O),
dan nitrogen (N). Ikatan hidrogen ini lebih kuat dibandingkan dengan
ikatan yang dibentuk oleh gaya Van der Waals.

DAFTAR PUSTAKA : a. Effendy. 2004. Ikatan Ionik dan Cacat - Cacat Pada
Kristal Ionik.
Malang: Bayumedia Publisher.
b. Imam Rahajoe,Susanto. 1985. Bangun Atom dan
Ikatan Kimia.
Bandung: ITB.

Anda mungkin juga menyukai