Gadis Oriental 2007
Gadis Oriental 2007
kakak Mirah.
marah!
Kalau marah kenapa? Sultan meraih jari Vivian dan
menciumnya dengan lembut.
Nanti situasinya jadi nggak enak, jawab Vivian,
manja. Wanita itu menyandarkan dagu runcingnya ke dahi
Sultan, sambil matanya melirik Mirah. Meski ia melarang
Sultan menggoda Mirah, sikapnya itu seakan diperlihatkan
untuk membuat Mirah bertambah kesal. Sejak dulu memang
begitu. Makin Mirah memperlihatkan rasa tidak sukanya,
makin atraktif pula Vivian memperlihatkan kemesraannya
dengan Sultan.
Devina yang baru tiba bersama Nyonya Fatimah, tertegun
melihat kemanjaan Vivian. Hati Devina serasa
dicabik-cabik melihat lengan kokoh Sultan melingkar
nyaman di pinggang Vivian, yang duduk berpangku kaki di
atas paha kiri Sultan.
Halo, Devina, sapa Romeo, genit.
Devina melengos melihat mata Romeo mengerlingnya dengan
tatapan penuh arti. Sudah kesal melihat kemanjaan
Vivian terhadap Sultan, kini ia bertambah kesal melihat
ulah Romeo yang menggodanya.
Apa kabar, Dev? Sultan menyapa Devina ramah. Hari ini
kamu kelihatan cantik sekali.
Devina tersenyum kikuk menanggapi sapaan Sultan. Dadanya
sempat berdebar saat Sultan melontarkan pujian. Tapi,
debar itu lenyap, ketika menyadari bahwa pujian Sultan
hanyalah basa-basi.
Sultan tersenyum pada Davina, yang di matanya memang
terlihat cantik. Blus sutra berwarna hijau lembut
membuat Devina tampak anggun. Tanpa sadar, Sultan
memandangi Davina.
Sultan! jerit Mirah, kesal. Aku mau bicara!
Pertolongan apa?
suaranya.