Jejak-Jejak Iblis Di Devon
Jejak-Jejak Iblis Di Devon
Begitupun, ada beberapa ahli yang mencoba memberi penjelasan terhadap fenomena
misterius di Devon ini. Meramu sejumlah keterangan saksi mata, mereka menghasilkan
kesimpulan-kesimpulan yang mencoba menjawab pertanyaan mengenai hal tersebut.
Teori Richard Owen
Sir Richard Owen (1804-1892), seorang ahli biologi, anatomi, paleontolog Inggris, tertarik
untuk melakukan penelitian terhadap fenomena jejak telapak kaki iblis di Devon. Setelah fase
penelitiannya selesai, ia menyimpulkan bahwa jejak itu tak lain adalah jejak kaki badger
(semacam musang). Walau hewan ini cenderung berhibernasi saat musim dingin, namun
dengan alasan tertentu, sesekali bisa juga menjelajah di udara dingin untuk mencari makan.
Badger selalu berjalan dengan cara yang unik. Walau ia berkaki empat, tetapi kaki
belakangnya selalu menapak persis di bekas jejak kaki depannya. Ini yang menjelaskan
mengapa jejak itu terlihat seperti bekas jejak makhluk berkaki dua.
Kelemahan fatal yang dilakukan Owen, bahwa ia tidak pernah melihat langsung jejak kaki di
Devon kecuali dari ilustrasi yang dibuat rekannya dari bekas jejak yang telah mencair. Sebab
bentuk telapak badger sama sekali tidak mirip dengan jejak segar yang terlihat di Devon.
Begitupun banyak naturalis dan ahli biologi yang senada dengannya bahwa itu adalah jejak
makhluk sejenis musang atau jejak hewan pengerat langka, bangsa tikus atau tupai dan
sejenisnya.
Teori Lain
Teori lain muncul dari seorang pendeta Henry Fudsen. Berdasarkan telaah
terhadap bekas jejaknya, ia yakin itu adalah semacam jejak hewan buas dari kelompok satwa
berkuku belah yang tergolong langka dan belum dikenali. Tidak ada landasan ilmiah lain yang
menguatkan teorinya, kecuali upaya menentang soal fenomena iblis yang menampakkan diri
di bumi.
Ahli dan peneliti lain juga hanya mengajukan kesimpulan dangkal seperti dugaan jenis kanguru
yang lepas dari kebun binatang keliling yang saat itu berada di dekat Devon. Ada juga yang
menganggap itu adalah jejak rubah, keledai yang ladamnya rusak, tikus, kelinci, burung dan
banyak satwa lainnya. Namun tak ada yang benar-benar punya landasan metodologi penelitian
ilmiah yang terpercaya atau melihat langsung jejak-jejak kaki di Devon saat masih segar,
kecuali hanya menebak saja. Bahkan konyolnya, ada yang menganggap itu akibat tetesan
hujan dan proses pembekuan yang cepat, sehingga menimbulkan efek seperti jejak. Tapi
bagaimana mungkin bisa dalam lajur pola jejak seperti makhluk yang berjalan dengan kedua
kaki sejauh ratusan mil?
Maka penduduk yang melihat langsung jejak-jejak kaki di Devon tetap berkeyakinan bahwa itu
adalah jejak telapak kaki iblis. Menyiratkan pertanda buruk bahwa iblis berada di sekitar
mereka dan menanti saat untuk menyeret manusia dalam "neraka" yang panas. Kisah ini
kemudian diturunkan dari mulut ke mulut di saat musim dingin tiba dan menjadi legenda kekal
di Devon, menunggu para ahli mengungkap kebenarannya sampai jejak baru muncul.
Jejak Lain di Luar Devon
Merebaknya isu jejak-jejak iblis di Devon sangat menggemparkan daratan Inggris. Kisah ini pun
menyebar ke seluruh Benua Eropa. Diceritakan dari mulut ke mulut hingga menjadi sebuah
legenda hingga saat ini.
Ternyata kisah mengenai jejak-jejak iblis bukan hanya muncul dari Devon. Lima belas tahun
sebelumnya, di awal tahun 1840, fenomena sejenis pernah muncul di wilayah Scotlandia,
tepatnya di gugus pegunungan pertemuan wilayah Glenorchy, Glenlyon dan Glenochay.
Jejak itu muncul di saat iklim dan cuaca sama dengan yang terjadi di Devon, yaitu ketika salju
sedang tebal dan dingin begitu menusuk. Seketika penduduk wilayah perbukitan itu
digemparkan dengan adanya jejak-jejak kaki dengan kuku berbelah dua mirip bentuk ladam
kuda. Temuan ini bukan dilaporkan satu orang, namun oleh ratusan orang di wilayah yang
terhampar sejauh 12 mil. Jejak-jejak ini pun sangat mirip dengan yang terlihat di Devon lima
belas tahun kemudian.
Penampakan jejak sejenis juga dilaporkan dari wilayah Piaskowa-gra (Bukit Pasir) di lereng
perbatasan Galicia, RusiaPolandia, sebuah bukit di deretan gugus Pegunungan Carpathian,
Eropa tengah. Setiap kali salju menebal dan musim dingin berada pada tahap puncaknya,
jejak-jejak kaki makhluk misterius itu senantiasa terlihat.
Bahkan saat salju berlalu, jejak itu sesekali muncul di atas pasir wilayah perbukitan yang sepi
itu. Laporan detail mengenai jejak ini muncul pada Maret 1855. Penduduk sekitar juga
meyakini bahwa ini adalah jejak-jejak kaki iblis. Mungkin sesekali iblis keluar dari teritorinya
yang panas dan muncul ke daerah salju untuk mencari udara dingin. Begitulah spekulasi
warga. Anggapan bahwa itu adalah jejak-jejak iblis memang belum terbantahkan, bahkan oleh
sejumlah ilmuwan. Mungkin karena tidak adanya bukti foto atau sampel dari wilayah kejadian,
kecuali laporan para saksi mata yang jumlahnya ratusan, bahkan ribuan. Karena itu, hingga
kini ia menjadi satu fenomena misterius yang belum terjawab.