PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut,ke arah
darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang
masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan
perembesan air asin; sedangkan ke arah laut meliputi bagian laut yang
masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti
sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan
manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran. Nagari
adalah suatu tempat atau wilayah yang mengandung satu kesatuan
wilayah, satu kesatuan masyarakat, dan satu kesatuan adat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
WILAYAH PESISIR
Nama Pesisir Selatan berasal dari nama daerah ini pada masa penjajahan
Belanda, afdeling zuid beneden landen (dataran rendah bagian selatan). Ketika itu
pada tahun 1903 wilayah Bandar Sepuluh Inderapura dan Kerinci menjadi
afdeeling yang dipimpin asisten residen yang berkedudukan di Inderapura sebagai
pusat pemerintahan. Melalui UU no 12 Tahun 1956 daerah ini menjadi kabupaten
Pesisir Selatan Kerinci. Tahun 1957 dengan lepasnya Kerinci menjadi kabupaten
sendiri di bawah provinsi Jambi, namanya berubah menjadi Pesisir Selatan saja.
Wilayah pantai atau pesisir mempunyai karakter yang spesifik
dibandingkan dengan kawasan yang lain. Wilayah ini merupakan agregasi dari
berbagai komponen ekologi dan fisik yang saling terkait dan saling berinteraksi.
Pembangunan dengan memanfaatkan sumberdaya pantai tanpa memperhatikan
prinsip-prinsip ekologis akan dapat merusak fungsi ekosistem pantai.
Pengembangan wilayah pada kawasan pesisir sebagaimana pengembangan
wilayah pada kawasan lainnya, mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
Kegiatan
ini
dilakukan
melalui
perencanaan
1.
juga memiliki wilayah "pasisia" (pesisir). Banyak juga orang minangkabau yang
tinggal di pasisia. Walaupun pada dasarnya pusat wilayah minangkabau adalah
darek atau luhak.
Wilayah pasisia merupakan bagian dari wilayah rantau. Wilayah pasisia
adalah wilayah di tepi pantai. Pasisia dalam bahasa indonesia berarti pesisir.
Sama seperti wilayah rantau lainnya, orang minangkabau yang merantau ke
daerah pasisia juga mengembangkan kebudayaan dan adat minangkabau di daerah
tersebut. Di daerah pasisia ini mereka melakukan berbagai jenis usaha seperti
nelayan, bercocok tanam, beternak dan lain sebagainya.
Secara umumnya wilayah pasisia bisa diartikan sebagai wilayah rantau
orang minangkabau yang terletak di pinggir laut atau di pantai. Wilayah pasisia ini
merupakan salah satu wilayah minangkabau
minangkabau.
Wilayah pasisia minangkabau berada di sepanjang pantai bagian barat
sampai pulau sumatra mulai dari perbatasan bengkulu sekarang (muko-muko)
sampai ke perbatasan tapanuli selatan. Wilayah tersebut dahulunya merupakan
wilayah minangkabau karena penduduknya adalah orang minangkabau.
Wilayah pasisia merupakan daerah rantau orang luhak tanah datar dan
luhak agam. Mereka menyebar ke arah barat , kemudian sebagian menetap
dipantai. Perpindahan tersebut berlangsung secara bertahap, bukan pindah secara
serempak seperti transmigrasi sekarang.
Penyebaran masyarakat Luhak tanah Datar yaitu :
Perpindahan penduduk luhak tanah datar ke arah selatan, melahirkan tiga
belas nagari yang kemudian dikenal dengan kubuang XIII. Nagari-nagari tersebut
ialah solok salayo, koto hilalang, cupak, talang, gauang, saok laweh, gantuang
ciri, koto gadang, koto anau, muaro paneh, koto baru, koto gaek, dan tanjuang
balingkuang.
garinggiang, gasan dan tiku, cimpago, ulu banda, dan terus menjadi V koto
kampuang dalam, pariaman sabatang panjang dan malai sabatang panjang.
Penyebaran ke arah utara selanjutnya : dari sasak dan kinali terus ke parik
batu, koto baru, padang tujuh, aua kuniang, lubuak pudiang, aia gadang, sontang
muaro kiawai, sungai aua, ujuang gadiang, parik, aia bangih, dan daerah
disekitarnya.
Berdasarkan uraian di atas, penyebaran penduduk luhak agam ke wilayah
pasisia meliputi daerah pasaman dan sebagian kabupaten padang pariaman
sekarang. Dan masih banyak lagi penyeberan yang terjadi selanjutnya.
2.
luhak agam. Tujuannya mereka merantau adalah mencari penghidupan baru yang
lebih layak. Diluhak mereka menggunakan adat minangkabau sebagai aturanaturan yang berlaku dan pegangan dalam mengatur kehidupan. Aturan adat
minangkabau tersebut mereka bawa ke wilayah rantau pasisia. Oleh karena itu,
wilayah rantau pasisia tersebut akhirnya menjadi bagian dari wilayah
minangkabau.
Kedudukan wilayah pasisia tetap menjadi wilayah rantau. Adat dan
budayanya sama dengan luhak. Jika terdapat perbedaan, hanya sebagian dari
pelaksanaannya saja. Perbedaan lainya terletak pada pimpinan dan pemimpin.
Seperti ungkapan luhak bapangulu, rantau barajo,. Pemimpinnya adalah raja,
disamping pengulu juga ada.
Berdasarkan Lembaran Negara No.418 tahun 1905 tanggal 1 Januari 1905,
yang diresmikan pada tanggal 1 Desember 1908 dengan Asisten Residen WD van
Drunen Littel , Kabupaten Painan terdiri dari 3 Kecamatan ,yaitu :
1. Kecamatan Painan
1. Painan,
2. Batangkapeh,
3. Bayang,
4. Laras Pulut-pulut dan Tarusan.
2. Kecamatan Aihaji
1. Airhaji,
2. Nagari Amping parak,
3. Nagari Kambang,
4. Nagari Lakitan,
5. Nagari Palangai,
6. Nagari Sungai tunu,
7. Nagari Pangasan,
8. Nagari Airhaji)
3. Kecamatan Indera Pura
1. Keregenan Inderapura,
2. Nagari Inderapura,
3. Daerah Tapan,
4. Daerah Lunang,
5. Daerah Silaut.
Penjelasan Kecamatan di Pesisir Selatan
1. Koto XI Tarusan awalnya terdiri dari 11 koto. Sekarang sudah dimekarkan
menjadi beberapa Nagari Yaitu: Siguntua, Taratak Sungai Lundang,
menjadi
beberapa
nagari.
Disini
terletaknya
pusat
9. Linggo Sari Baganti terdiri dari Punggasan dan Air Haji, merupakan ekor
dari Bandar Sepuluh, berbatasan dengan wilayah Indojati.
10. Pancung Soal, berpusat di Inderapura
11. Air Pura, juga di wilayah Inderapura yang merupakan pemekaran dari
Kecamatan Pancung Soal
12. Basa IV Balai Tapan, merupakan wilayah tengah dari Indojati. Di Tapan
terdapat persimpangan jalan menuju Kerinci, Padang dan Bengkulu.
13. Ranah Ampek Hulu Tapan, juga di wilayah Tapan, merupakan pemekaran
dari Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan
14. Lunang, tempat berkedudukannya Mande Rubiah. Sebagian wilayah
Lunang adalah daerah transmigrasi.
15. Silaut, sebagian besar wilayahnya merupakan lahan transmigrasi. Silaut
adalah daerah paling selatan Kabupaten Pesisir Selatan dan Paling Selatan
di Sumatera Barat yang berbatasan langsung dengan Kabupaten
Mukomuko Provinsi Bengkulu
Sepuluh) yaitu Salido dan Painan. Namun Painan merupakan daerah yang
dihuni oleh berbagai pendatang dari berbagai arah, dari utara maupun
selatan. Salido merupakan daerah yang sangat makmur pada abad 17
hingga 18 karena aktifnya penambangan emas yang terdapat disini.
Sekarang penambangan batubara juga mulai aktif di Salido.
b. Bandar Sepuluh
Nenek moyang Bandar Sepuluh umumnya dipercaya merupakan
perantau dari Sungai Pagu ([[Solok Selatan]]) pada abad 15. Tapi tidak
tertutup kemungkinan sebelum kedatangan mereka, Bandar Sepuluh sudah
didatangi dan dihuni oleh masyarakat dari Inderapura dan sekitarnya.
Disebut Bandar Sepuluh karena pada masa jaya-jayanya di wilayah ini
terdapat sepuluh bandar atau dermaga ("Labuhan" dalam istilah setempat).
Masing-masing nagari mempunyai dua dermaga yang terdapat di muara
sungai-sungai besar di wilayah Bandar Sepuluh.
c. Renah Indojat
Inderapura merupakan kedudukan sebuah kerajaan maritim
terbesar di pantai barat Sumatera dari abad ke 8 sampai abad ke 18 yaitu
Kerajaan Inderapura yang sultannya masih ada sampai sekarang.
Inderapura terkenal dengan dua puluh penghulunya yang merupakan
perwakilan dari 3 nenek moyang mereka (6 di hilir, 6 di mudik dan 8 dari
daerah lain). Inderapura merupakan daerah yang sudah tua, sudah dihuni
semenjak abad ke-8 Masehi. Sementara Tapan terkenal dengan 4 penghulu
sukunya sehingga disebut Basa Ampek Balai. Masyarakat Lunang
dipercaya eksis semenjak era kesultanan Inderapura dan diduga nenek
moyang mereka ekpansi dari masyarakat Inderapura sendiri, atau Sungai
Pagu dan daerah sekitarnya. Lunang juga mulai eksis setelah era
kesultanan Inderapura. Lunang mempunyai 8 orang penghulu suku yang
berperan dan berkonsultasi kepada Mande Rubiah (keturunan Bundo
Kanduang) sebagai yang dituakan dan dihormati di Lunang dan sekitarnya.
4. Perekonomian wilayah pesisir
Sebagian besar penduduk Pesisir Selatan bergantung pada sektor
pertanian tanaman pangan, perikanan dan perdangan. Sementara sumber
daya potensial lainnya adalah pertambangan, perkebunan dan pariwisata.
9. Pembangunan
Nagari adalah suatu tempat atau wilayah yang mengandung satu kesatuan
wilayah, satu kesatuan masyarakat, dan satu kesatuan adat.
Syarat-syarat nagari:
babalai bamusajik
basuku banagari
bakorong bakampuang
balabuah batapian
basawah baladang
bapandam bapakuburan
pernah berubah oleh keadaan tempat dan waktu. Kenyataan itu mengandung nilainilai, norma, dan hukum. Di dalam ungkapan Minangkabau dinyatakan sebagai
adat nan indak lakang dek paneh, indak lapuak dek hujan, diasak indak layua,
dibubuik indak mati; atau adat babuhua mati.
Adat nan sabana adat bersumber dari alam. Pada hakikatnya, adat ini ialah
kelaziman yang terjadi dengan kehendak Allah. Oleh karena itu, adat
Minangkabau tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Hal itu melahirkan konsep
kedua
konsep
adat
itu
berlawanan.
Namun
dalam
Naiak dari janjang nan di bawah, turun dari tanggo nan di ateh.
Titiak dari langik, tabasuik dari bumi.
Penggabungan kedua sistem ini ibarat hubungan legislatif dan eksekutif di
sistem pemerintahan saat ini.
c.
melaksanakan adat nan sabana adat dan adat nan diadatkan sesuai dengan keadaan
dan kebutuhan nagarinya. Adat ini disusun oleh para tokoh dan pemuka
masyarakat nagari melalui musyawarah dan mufakat. Dari pengertian itu lahirlah
istilah adat salingkuang nagari.
Adat nan taradat disebut juga adat babuhua sentak, artinya dapat
diperbaiki, diubah, dan diganti. Fungsi utamanya sebagai peraturan pelaksanaan
dari adat Minangkabau. Contoh penerapannya antara lain dalam upacara batagak
pangulu, turun mandi, sunat rasul, dan perkawinan.
d.
Adat Istiadat
Adat istiadat merupakan aturan adat yang dibuat dengan mufakat niniak
mamak dalam suatu nagari. Peraturan ini menampung segala kemauan anak nagari
yang sesuai menurut alua jo patuik, patuik jo mungkin. Aspirasi yang disalurkan
ke dalam adat istiadat ialah aspirasi yang sesuai dengan adat jo limbago,
manuruik barih jo balabeh, manuruik ukuran cupak jo gantang, manuruik alua jo
patuik.
Ada dua proses terbentuknya adat istiadat. Pertama, berdasarkan usul dari
anak nagari, anak kemenakan, dan masyarakat setempat. Kedua, berdasarkan
fenomena atau gejala yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat. Ini
diungkapkan dalam kato pusako:
Tumbuah bak padi digaro, tumbuah bak bijo disiang.
diminangkabau saja, istilah tersebut tentu mengacu kepada wilayah yang ada
diminangkabau.
Minangkabau terdiri dari jutaan penduduk dan ratusan wilayah dan nagari.
Setiap nagari memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, termasuk juga dengan
aturan-aturannya. Peraturan tersebut dalam minangkabau disebut adat. oleh karena
itu nagari selain memiliki wilayah dan masyarakat, juga memiliki adat.
Dalam minangkabau, masyarakat di atur melalui kato-kato atau disebut
juga dengan kato pusako. Kato pusako berfungsi dalam menetapkan ketentuanketentuan yang kemudian dikenal dengan adat. kato pusako tentang nagari sudah
sering kita dengar diminangkabau yaitu:
Nagari bapaga undang
Kampuang bapaga jo pusako
Lain padang lain bilalangnyo
Lain lubuak lain ikannyo
Lain nagari lain adatnyo
Bakorong bakampuan
Balabuah batapian
Basawah baladang
Bagalanggang pamedanan
Bapandam bapakuburan
Babalai artinya memiliki balai. Balai artinya tempat musyawarah bagi
niniak mamak, pangulu ndan gadang basa batuah. Dibalai tersebut mereka
mengadakan rapat pembicaraan tentang sesuatu yang berhubungan dengan
permasalahan masyarakat. Balai terdiri dari dua macam/jenis. Ada balai nan
balinduang, seperti rumah gadang yang mimiliki atap dan memiliki lantai. Ada
balai nan bapaneh, seperti lapangan terbuka tanpa atap dan lantai. Balai nan
bapaneh disebut juga dengan medan nan bapaneh. Oleh karena itu balai
merupakan syarat berdirinya suatu nagari.
Bamusajik, artinya mempunyai mesjid. Mesjid adalah lambang kuatnya
agama islam didalam nagari. Mesjid digunakan untuk tempat beribadah, serta
sebagai tempat menerima pelajaran tentang agama. Oleh karena itu mesjid adalah
syarat terbentuknya suatu nagari.
Basuku artinya memiliki suku. Dalam sebuah nagari sekurang-kurangnya
memiliki empat suku yang berbeda atau empat sako berbeda. Setiap suku
dipimpin oleh pengulu.
Banagari artinya memiliki wilayah. Wilayah tempat suku bermukim.
Bakorong-bakampuang artinya memiliki korong dan kampuang. Dengan
kata lain suatu nagari harus memiliki batas-batas wilayah tertentu. Wilayah yang
terletak dilingkungan pusat suatu nagari disebut korong, sedangkan diluarnya
disebut taratak, dusun, koto, yang disebut dengan kampuang.
Balabuah artinya jalan raya. Sebuah nagari harus memiliki jalan.
Batapian artinya memiliki tempat mandi. Selain itu juga berartikan harus memiliki
sumber air.
BAB II
PENUTUP
KESIMPULAN
Wilayah pantai/pesisir mempunyai karakter yang spesifik dibandingkan
dengan kawasan yang lain. Wilayah ini merupakan agregasi dari berbagai
komponen ekologi dan fisik yang saling terkait dan saling berinteraksi.
Pembangunan dengan memanfaatkan sumberdaya pantai tanpa memperhatikan
prinsip-prinsip ekologis akan dapat merusak fungsi ekosistem pantai.
Pengembangan wilayah pada kawasan pesisir sebagaimana pengembangan
wilayah pada kawasan lainnya, mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
Kegiatan
ini
dilakukan
melalui
perencanaan
DAFTAR PUSTAKA
1.
https://www.google.com/search?q=latar+belakang+wilayah+pasisia+&ie=utf8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a\
2.
https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Kabupaten_Pesisir_Selatan&action=edit§ion=2
3.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pesisir