bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifatsifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin; sedangkan ke
arah laut meliputi bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami
yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang
disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan
pencemaran (Soegiarto, 1976; Dahuri et al, 2001).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor:
KEP.10/MEN/2002 tentang Pedoman Umum Perencanaan Pengelolaan Pesisir
Terpadu, Wilayah Pesisir didefinisikan sebagai wilayah peralihan antara
ekosistem darat dan laut yang saling berinteraksi, di mana ke arah laut 12 mil dari
garis pantai untuk provinsi dan sepertiga dari wilayah laut itu (kewenangan
provinsi) untuk kabupaten/kota dan ke arah darat batas administrasi
kabupaten/kota.
Minangkabau, selain memiliki wilayah darek (luhak) dan wilayah rantau, juga
memiliki wilayah "pasisia" (pesisir). Banyak juga orang minangkabau yang
tinggal di pasisia. Walaupun pada dasarnya pusat wilayah minangkabau adalah
darek atau luhak.
Wilayah pasisia merupakan bagian dari wilayah rantau. Wilayah pasisia adalah
wilayah di tepi pantai. Pasisia dalam bahas indonesia berarti pesisir. Sama seperti
wilayah rantau lainnya, orang minangkabau yang merantau ke daerah pasisia juga
mengembangkan kebudayaan dan adat minangkabau di daerah tersebut. Di
daerah pasisia ini mereka melakukan berbagai jenis usaha seperti nelayan,
bercocok tanam, beternak dan lain sebagainya.
Secara umumnya wilayah pasisia bisa diartikan sebagai wilayah rantau orang
minangkabau yang terletak di pinggir laut atau di pantai. Wilayah pasisia ini
merupakan salah satu wilayah minangkabau karena mereka menganut adat
minangkabau.
Wilayah pasisia minangkabau berada di sepanjang pantai bagian barat sampai
pulau sumatra mulai dari perbatasan bengkulu sekarang (muko-muko) sampai ke
perbatasan tapanuli selatan. Wilayah tersebut dahulunya merupakan wilayah
minangkabau karena penduduknya adalah orang minangkabau.
Wilayah pasisia merupakan daerah rantau orang luhak tanah datar dan luhak
agam. Mereka menyebear ke arah barat , kemudian sebagian menetap dipantai.
Perpindahan tersebut berlangsung secara bertahap, bukan pindah secara serempak
seperti transmigrasi sekarang.
Penyebaran masyarakat Luhak tanah Datar yaitu :
Perpindahan penduduk luhak tanah datar ke arah selatan, melahirkan tiga belas
nagari yang kemudian dikenal dengan kubuang XIII. Nagari-nagari tersebut ialah
solok salayo, koto hilalang, cupak, talang, gauang, saok laweh, gantuang ciri, koto
gadang, koto anau, muaro paneh, koto baru, koto gaek, dan tanjuang balingkuang.
Dari kubuang XIII, mereka terus menyebar ke nagari-nagari arah selatan seperti :
alahan panjang, pantai cermin, dan alam surambi sungai pagu. Dari sini mereka
terus menyebar lagi ke arah pesisir selatan dan akhirnya sampai ke daerah mukomuko di perbatasan bengkulu.
Nagari-nagari yang terletak di daerah pesisir selatan tersebut ialah : ranah pasisia,
silawaik, lunang, indopuro, aia aji, pungasan, sungai tunu, labuan balai salasa,
surantiah, sungai sirah, lakitan, koto baru, kambang, ampiang perak, taratak,
batang kapeh, salido, painan, lumpo, asam kumbang, bayang, koto marapak,
tarusan koto sabaleh, dan lubuak kilangan.
Lain halnya, dari daerah batipuah X koto tanah datar, penyebaran penduduk
terjadi ke arah barat. Dari jaho dan tambangan mereka sampai di anduriang kayu
tanam, guguak kapalo hilalang, sicincin, toboh pakandangan. Daerah ini dikenal
dengan ujuang darek kapalo rantau yaitu perbatasan luhak dengan rantau.
Dari wilayah itulah mereka menyebar kearah pasisia yaitu : VII koto sungai sariak
yang terdiri dari beberapa nagari : tandikek, batu kalang, sungai sariak, sungai
durian, dan ampalu. Sebagian dari mereka terus menyebar ke wilayah padang VIII
suku seperti : pasia ulak karang, ranah binuang, palinggam, subarang gantiang,
parak gadang, aia cama, alang laweh, balai tampuruang, dan kampuang olo parak
karambia.
Berdasarkan penyebaran tersebut, kelihatan dari luhak tanah datar mereka
menempati wilayah yang cukup luas, yaitu kabupaten pesisir selatan, kota madya
padang, dan sebagian wilayah padang pariaman sekarang.
Penyebaran penduduk luhak agam hingga mencapai pasisia adalah sebagai
berikut.
Dari siano koto gadang, sampai ke lawang tigo balai dan palembayan. Sebagian di
antara mereka menuju arah pasaman sekarang yaitu kumpulan, ganggo, kinali,
sundatar, tiagan, dan sasak. Sebagian rombongan itu sampai ke lubuak basuang,
tiku. Rombongan yang dari matur juga sebagian melanjutkan penyeberangannya
hingga kemaninjau X koto, terus ke XII koto, sungai garinggiang, gasan dan tiku,
cimpago, ulu banda, dan terus menjadi V koto kampuang dalam, pariaman
sabatang panjang dan malai sabatang panjang.
Penyebaran ke arah utara selanjutnya : dari sasak dan kinali terus ke parik batu,
koto baru, padang tujuh, aua kuniang, lubuak pudiang, aia gadang, sontang muaro
kiawai, sungai aua, ujuang gadiang, parik, aia bangih, dan daerah disekitarnya.
Berdasarkan uraian di atas, penyebaran penduduk luhak agam ke wilayah pasisia
meliputi daerah pasaman dan sebagian kabupaten padang pariaman sekarang. Dan
masih banyak lagi penyeberan yang terjadi selanjutnya.
Kedudukan wilayah pasisia
Wilayah pasisia menjadi daerah penyeberan dai luhak tanah datar dan luhak
agam. Tujuannya mereka merantau adalah mencari penghidupan baru yang lebih
layak. Diluhak mereka menggunakan adat minangkabau sebagai aturan-aturan
yang berlaku dan pegangan dalam mengatur kehidupan. Aturan adat minangkabau
tersebut mereka bawa ke wilayah rantau pasisia. Oleh karena itu, wilayah rantau
pasisia tersebut akhirnya menjadi bagian dari wilayah minangkabau.
Kedudukan wilayah pasisia tetap menjadi wilayah rantau. Adat dan budayanya
sama dengan luhak. Jika terdapat perbedaan, hanya sebagian dari pelaksanaannya
saja. Perbedaan lainya terletak pada pimpinan dan pemimpin. Seperti ungkapan
Timur
11.
Air Pura, juga di wilayah Inderapura yang merupakan
pemekaran dari Kecamatan Pancung Soal
12.
Basa IV Balai Tapan, merupakan wilayah tengah dari
Indojati. Di Tapan terdapat persimpangan jalan menuju
Kerinci, Padang dan Bengkulu.
13.
Ranah Ampek Hulu Tapan, juga di wilayah Tapan,
merupakan pemekaran dari Kecamatan Basa Ampek Balai
Tapan
14.
Lunang, tempat berkedudukannya Mande Rubiah.
Sebagian wilayah Lunang adalah daerah transmigrasi.
15.
Silaut, sebagian besar wilayahnya merupakan lahan
transmigrasi. Silaut adalah daerah paling selatan
Kabupaten Pesisir Selatan dan Paling Selatan di Sumatera
Barat yang berbatasan langsung dengan Kabupaten
Mukomuko Provinsi Bengkulu
Perekonomian
Sebagian besar penduduk Pesisir Selatan bergantung pada sektor pertanian
tanaman pangan, perikanan dan perdangan. Sementara sumber daya potensial
lainnya adalah pertambangan, perkebunan dan pariwisata.
Sektor perkebunan terutama perkebunan sawit mulai berkembang pesat sejak
sepuluh tahun terakhir, yang berlokasi di Kecamatan Pancung Soal, Basa Ampek
Balai dan Lunang Silaut. Melibatkan beberapa investor nasional dengan pola
perkebunan inti dan plasma. Sebuah industri pengota minyak sawit CPO kini
sudah berdiri di Kec. Pancung Soal, dengan kapasitas produksi sebesar 4.000 ton
per hari.
Masakan khas
Di Pesisir selatan dikenal rendang lokan (sebangsa kerang hijau) bercangkang
hitam. Lokan banyak terdapat dimuara sungai Indrapura dengan kedalaman 16
m'dan sungai batang Tarusan. Saat pengambilan Lokan penyelam tidak memakai
alat bantu sama sekali.[butuh rujukan]
Objek wisata
Pesisir Selatan memiliki panorama alam yang cukup cantik dan mempesona.
Kawasan Mandeh misalnya, sekarang kawasaan wisata ini oleh pemerintah pusat
masuk dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional (RIPPNAS)
mewakili kawasan barat Indonesia.
Kawasan wisata potensial lainnya adalah Jembatan Akar, Water Pall Bayang Sani,
Cerocok Beach Painan, Bukit Langkisau, Nyiur Melambai serta sejumlah objek
wisata sejarah, seperti Pulau Cingkuak (Cengco), Peninggalan Kerajaan
Inderapura dan Rumah Gadang Mandeh Rubiah Lunang.
Bila semua potensi pariwisata Pesisir Selatan tersebut dapat diekelola secara
profesional tentu akan jadi sumber PAD andalan daerah pada masa mendatang.
Untuk itu pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan membuka diri selebar lebarnya
kepada investor yang berminat menanamkan modatnya di daerah ini.
Di Pesisir Selatan banyak terdapat objek wisata baik objek wisata alam maupun
wisata sejarah dan budaya. Ada beberapa objek wisata yang terkenal, antara lain:
1. Bendungan Amping Parak Timur (Teratak Panas)
2. Pantai Mandeh, Pantai Batu Kalang dan Taluak Sikulo
(Tarusan)
3. Pulau Keong (Batang Kapas)
4. Pulau Cubadak
5. Jembatan Akar (Bayang Utara)
6. Air Terjun Bayang Sani (Bayang)
7. Puncak Langkisau (Painan)
8. Pantai Carocok (Painan)
9. Benteng Portugis di Pulau Cingkuk (Painan)
10.
11.
12.
Puing-puing Istana Kerajaan Inderapura di Muaro
Sakai (Inderapura)
13.
14.
Sako di Tapan
15.
16.
17.
Agama
Semenjak zaman Syekh Burhanuddin di Ulakan, Pariaman, dakwah Islam sudah
menyebar di seantero Pesisir Selatan. Tak lama sesudah berdirinya sebuah surau di
Painan oleh seorang Ulama bernama Burhanuddin, berdiri pula sebuah surau di
Puluikpuluik, Bayang yang diprakarsai oleh Syekh Buyung Muda asal
Puluikpuluik, rekan sesama murid Syekh Abdurrauf asal Aceh.
Begitu pula dengan berubahnya Kerajaan Inderapura menjadi Kesultanan
Inderapura berkat usaha para ulama di Inderapura, telah menjadikan kesultanan ini
sebagai pusat pengembangan dakwah Islam di bumi Inderapura dan sekitarnya.
Di Balai Selasa dan Salido sudah berdiri Sekolah Tinggi Agama Islam swasta
dalam rangka memenuhi tuntutan pendidikan agama Islam di kabupaten ini.
Ulama yang termasyhur diantaranya adalah Syekh Muhammad Dalil bin
Muhammad Fatawi atau dikenal dengan gelar Syekh Bayang, kelahiran 1864 dan
wafat 1923 dan Haji Ilyas Ya'kub, seorang ulama dan pahlawan nasional dari
Pesisir Selatan.
Khusus untuk Agama Katolik, walaupun penduduk Katolik di Sumatera Barat
adalah minoritas, tapi Kabupaten Pesisir Selatan ini masuk dalam Keuskupan
Padang
Pembangunan
Yang menjadi isu pembangunan di Kecamatan Bayang sampai saat ini adalah
pembangunan jalan tembus Bayang (Pasar Baru) - Alahan Panjang (Solok/Solok
Selatan) dan Kambang (Lengayang) - Muara Labuh (Solok Selatan) yang
terkendala oleh keberadaan hutan lindung Taman Nasional Kerinci Seblat
(TNKS). Jalan tembus ini sudah lama dinantikan masyarakat kedua kabupaten
demi kemajuan ekonomi mereka.
Pemekaran kabupaten
Sejak tahun 2003, masyarakat di tiga kecamatan paling selatan di kabupaten ini
telah memperjuangkan sebuah kabupaten baru yang meliputi daerah Renah
Indojati yaitu Inderapura, Tapan, Lunang dan Silaut. Usaha pemekaran ini pada
awalnya tidak direspon Pemerintah daerah Pesisir Selatan, namun saat ini
perjuangan ini telah membuahkan hasil. Pada tahun 2012 ini telah dilaksanakan
pemekaran tiga kecamatan di Renah Indojati menyusul pemekaran nagari yang
telah dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan administratif sebuah kabupaten
baru. Ditargetkan pada tahun 2013 kabupaten Renah Indojati yang diidamkan
telah terbentuk. Kabupaten Renah Indojati terdiri atas 6 kecamatan yaitu:
1. Basa Ampek Balai Tapan
2. Lunang, perubahan nama dari Kecamatan Lunang Silaut
3. Pancung Soal