Anda di halaman 1dari 12

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA An. B


DENGAN MASALAH GANGGUAN INTEGRITAS KULIT

KASUS SEMU :
Tn. L dan Ny. S masing masing berusia 39 tahun dan 30 tahun,memiliki
dua orang anak, anak pertama bernama An. A berjenis kelamin perempuan berusia
6 tahun, An. B berjenis kelamin laki-laki berusia 2 tahun. Tipe keluarga Tn. L
adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan 2 orang anak. Tn. L berkerja
sebagai sopir angkot dengan gaji pas-pasan dan Ny.S bekerja sebagai penjual
gorengan, An.A bersekolah di SD Mawar Merah, dan An.B belum ikut playgroup.
Pada saat pengkajian secara umum kondisi anggota keluarga dalam keadaan sehat.
Saat dikaji tentang riwayat kesehatan keluarga, An.A pernah memiliki
riwayat penyakit diare tetapi tidak sampai opname. Untuk saat ini

An.B

mengalami masalah kesehatan, yaitu adanya infeksi kulit dibagian wajah pelipis
kanan (bisul), bengkak dan kemerahan. Ny.S mengatakan bahwa rumahnya dulu
kotor dan banyak ternak. Keadaan lingkungan rumah kurang memadai, ditandai
dengan: kamar tidur gelap, lantai rumah batu bata, ventilasi di kamar tidur kurang,
Keluarga tidak pernah memiliki penyakit kronis, tetapi sering menderita penyakit
batuk dan pilek (ISPA). Riwayat imunisasi An.A dan An.B lengkap.
A. PENGKAJIAN
Hari `
: Senin
Tanggal
: 22 Februari 2016
Jam
: 10.00 WIB
I. DATA UMUM
1. Nama KK
: Tn.L
2. Umur
: 39 tahun
3. Pekerjaan
: Wiraswasta
4. Pendidikan
: SMA
5. Suku
: Jawa
6. Alamat
: RT 05 RW 03, Desa Makmur, Kecamatan Maju Terus
7. Komposisi Keluarga
a. Istri
Nama
: Ny. S
1

Jenis Kelamin
Pekerjaan
Hubungan dengan KK
Umur
Pendidikan
Suku
b. Anak
1) Nama
Jenis Kelamin
Hubungan dengan KK
Umur
Pendidikan
Suku
Riwayat imunisasi
2) Nama
Jenis kelamin
Hubungan dengan KK
Umur
Suku
Riwayat imunisasi

: Perempuan
: Wiraswasta
: Istri
: 30 tahun
: Tamat SMP
: Sunda
: An. A
: Perempuan
: Anak kandung
: 6 tahun
: SD
: Jawa
: Lengkap
: An. B
: :Laki-laki
: Anak kandung
: 2 tahun
: Jawa
: Lengkap

8. Genogram
Tn. G
Ny. P
Wafat
60 th
Hipertensi

Tn. H
Ny. W
Wafat
63 th
Hipertensi

Ny. R Ny.T Tn.L


45 th
41 th 39 th
Guru Pedagang Sopir
Hipertensi

Ny. M Tn. X Ny.V


Ny.D
40 th
35 th 30 th
25th
IRT Pedagang Pedagang IRT
Hipertensi
An.A
6 th

An.B
2th
2

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
--------

: Tinggal satu rumah


: Klien
: Kepala keluarga

9. Tipe keluarga:
Tipe keluarga Tn. L nuclear family, yaitu terdiri dari ayah, ibu dan anak.
10. Suku:
Keluarga berasal dari suku yang berbeda, Tn. L suku jawa, dan Ny.S suku
sunda, dalam kehidupan sehari-hari keluarga lebih cenderung mengikuti
kebiasaan adat jawa, kebiasaan yang merugikan kesehatan dan potensi
konflik karena perbedaan suku tidak ada.
11. Agama:
Islam, keluarga menjalankan ibadah sesuai ajaran agama dan termasuk
penganut agama yang taat, tidak ada masalah dalam menjalankan ibadah
dan tidak ada kebiasaan dalam agamanya yang bertentangan dengan
kesehatan.
12. Status sosial ekonomi:
Berikut akan diuraikan berdasarkan pemasukan dan pengeluaran keluaran
yang dikonversi dalam pemasukan dan pengeluaran per bulan.

No

Pemasukan
Sopir angkot

Jumlah (Rp)
1.700.000

Jual gorengan
300.000
Subsidi:
dari 100.000
3

Pengeluaran
Bahan
makan/beras/
lauk pauk
30.000/hari
BBM/Gas
Biaya jajan,

Jumlah (Rp)
900.000

60.000
240.000

orang tua
-

8.000/hari
Rokok Tn.L
5000/hari
Dana sosial,
sumbangan
Kesehatan/ tak
terduga
Total
Sisa

Total

2.100.000

150.000
50.000
100.000
1.500.000
600.000

Dari tabel diatas terlihat, pemasukan keluarga lebih banyak dibanding


pengeluaran, keluarga mengatakan sisa ditabung di rumah saja, tetapi sisa
tersebut sering dipakai jika bulan berikutnya penjualan atau pemasukan
berkurang. Kami tidak ada dana, khusus, kalau sakit menggunakan
tabungan yang ada. Sedangkan dilihat dari perabot yang ada dalam
keluarga, terdapat meja kursi sederhana, dua tempat tidur sederhana, dan
tidak memiliki kendaraan bermotor.
13. Aktivitas rekekreasi keluarga
Sehari-hari keluarga biasa dengan rileks menonton tv di rumah, sedangkan
rekreasi bersama di luar rumah, jarang dilakukan, karena tidak ada biaya
untuk itu. Kadang keluarga berkebun bersama anggota keluarga di
pekarangan sekitar rumahnya.
II.

RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


A. Tahap perkembangan keluiarga saat ini:
Keluarga Tn.L berada pada tahap III, dimana anak pertama berusia 6
tahun dan sudah memasuki usia prasekolah.
B. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:
Keluarga Tn.L sudah melaksanakan tugas perkembangan keluarga
pada anak usia prasekolah, dimana Tn.L sudah mengajarkan anakanaknya

bersosialisasi

menanamkan

dengan

nilai-norma

lingkungan

kehidupan

yang

sekitar
dianut

rumah,
keluarga,

mengenalkan kultur keluarga, dan menanamkan keyakinan beragama


sesuai yang dianut keluarga yaitu agama islam, yang perlu
diperhatikan lagi adalah fasilitas untuk stimulasi dirumah, seperti alat
bermain agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
C. Riwayat keluarga inti
4

1. Tn. L
Tn.L mengatakan belum pernah sakit serius, paling sering batuk
pilek karena kecapekan setelah seharian berkerja sebagai sopir
angkot. Kalau sakit paling beli obat sendiri. Biasa merokok, sehari
satu bungkus, setiap pagi suka minum kopi.
2. Ny. S
Ny.S mengatakan, tidak memiliki penyakit kronis, dan belum
pernah MRS karena penyakit tertentu, paling hanya sikat ringan.
Saat ini masih KB dengan jenis suntik, belum mau memakai yang
lain, karena takut perdarahan.
3. An. A
Sebelumnya tidak pernah menderita penyakit yang serius. Paling
hanya batuk pilek, kadang gatal-gatal pada tangan dan kaki, pernah
diare tetapi tidak pernah di opname, imunisasi lengkap.
4. An. B
Saat ini sedang pemulihan bisul di bagian wajah, sedangkan
penyakit lainnya yang pernah dialami adalah batuk pilek atau ISPA.
Biasanya dibawa ke puskesmas atau beli obat sendiri dan sembuh.
Tidak ada riwayat alergi makanan dan obat, Imunisasi lengkap.
D. RIWAYAT KELUARGA SEBELUMNYA
Ayah Tn.L dan Ayah Ny.S mempunyai riwayat hipertensi atau darah
tinggi, riwayat penyakit keturunan lainnya, seperti: asma, DM,
jantung koroner tidak ada.
III.

LINGKUNGAN
A. Karakteristik Rumah
1. Kepemilikin rumah : Rumah milik sendiri.
2. Luas bangunan : 60 m2, ada perkarangan 5 m2 .
3. Jenis bangunan : Non permanen, lantai batu bata.
4. Sarana/ kesehatan lingkungan :
Sumur dan kondisi air: sumur gali, tidak bau, tidak berwarna dan
tidak berasa.
WC/ jamban: septic tank, bersih, angsa latrin.
Tempat sampah: tidak ada, kalau ada sampah dibakar dibelakang
rumah.

SPAL: Ada, terbuka dan dialirkan ke got di samping dan di depan


rumah.
Jendela: Di kamar ada jendela kecil, sedangkan di ruang tamu
sekaligus keluarga ada jendela yang cukup besar
Ventilasi dan pencahayaan: ventilasi ada di ruang tengah, dan
disetiap kamar, tidak dipakai kawat kasa.
Pencahayaan di siang hari di ruang utama/ tengah cukup, tetapi di
kamar tidur kurang/gelap. Penerangan malam hari memakai lampu
tempel bahan bakar minyak tanah.
5. Denah Rumah
B
5

2
T

Keterangan:
1 = Ruang tamu keluarga
2 = Kamar tidur
3 = Kamar tidur
4 = Kamar mandi

: 20 x 40 m2
: 10 x 40 m2
: 10 x 30 m2
: 5 x 5 m2

5 = Pekarangan
6 = Dapur

: 5 m2
: 10 x 30 m2

B. Karakteristik Tetangga dan Komunitas


Keluarga tinggal di lingkungan yang tidak padat, cukup rapi dan asri.
Masih banyak pepohonan di depan rumah, umumnya tetangga adalah
suku Jawa, tidak ada kesulitan dalam kehidupan sehari-hari, hubungan
dengan tetangga baik, keluarga juga ikut aktif dalam kegiatan
pengajian, kegiatan RT dan ikut posyandu setiap bulan sedangkan
anak-anak juga bersosialisasi dengan teman-teman dalam sekitar
rumah. Sebagian besar tetangga masih ada hubungan saudara dengan
Tn. L.
C. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga sudah tinggal di lingkungan komunitas sejak habis nikah,
Tn. L, paling sering keluar rumah saat bekerja, pagi pada pukul 06.00
6

keluar dan sekitar pukul 17.00 pulang ke rumah, sedangkan anak-anak


keluar rumah jika bermain dengan teman sebayanya. Selama ini
keluarga Tn.L belum pernah pindah tempat.
D. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga aktif berinteraksi dengan masyarakat disekitar, aktif di PKK
dan pengajian. Tn. L termasuk masyarakat yang disegani disekitar
komunitas. Keluarga juga aktif berkumpul dengan keluarga besar
sekali setahun.
E. Sistem Pendukung Keluarga
Keharmonisan keluarga menjadi pendukung utama keluarga, keluarga
Tn.L selalu mendapat dukungan dari keluarga besar jika ada masalah,
terutama sumber keuangan, dimana keluarga Tn.L sering diberi
subsidi oleh orang tuanya. Saat ada masalah dalam keluarga, biasanya
didiskusikan bersama keluarga untuk mendapat nasehat yang lebih
baik.
IV.

STRUKTUR KELUARGA
A. Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga sering menggunakan komunikasi terbuka, jelas, langsung
dan jujur. Terlihat Tn. L berbicara dengan lembut kepada istri dan
anaknya, begitu juga sebaliknya. Pengambil keputusan di keluarga
dilakukan oleh kepala keluarga yaitu Tn.L. Keluarga sering
berkomunikasi tukar pendapat saat kumpul bersama, misalnya saat
makan malam setelah shalat magrib.
B. Struktur Kekuatan Keluarga
Perubahan perilaku anggota keluarga Tn.L paling sering dengan
efektif power, dimana lebih menekankan kepada kasih sayang dan
saling mendukung. Dalam keluarga yang lebih dominan dalam
mengambil keputusan yaitu Tn.L selaku KK dalam keluarga. Jika
Tn.L sakit semua merasakan sedih, dan jika Tn.L sakit akan
mempengaruhi keadaan semua anggota keluarganya, sehingga untuk
tetap menjalankan tugas keluarga pengambil keputusan sementara
dilakukan oleh Tn.S.
C. Struktur Peran (Formal dan Informal)

Masing-masing anggota keluarga melaksanakan peran masingmasing. Tn. L mencari nafkah dan juga membantu mendidik anak.
Ny. S, mendidik anak, memelihara rumah dan membantu suami dalam
hal mencari nafkah. An.A dan An.B masih dalam usia prasekolah,
mereka berperan sebagai pengharmonis dalam keluarga.
D. Nilai atau Norma Keluarga
Nilai yang dianut dalam keluarga adalah keterbukaan dan harus
melaksanakan ibadah sesuai dengan waktunya. Tidak boleh ada
pembedaan dalam kualitas makanan, tidak boleh bicara keras, kalau
ada masalah harus didiskusikan bersama. Usahakan makan secara
bersama. Kebiasaan yang merugikan kesehatan adalah Tn. L yang
perokok.
V.

FUNGSI KELUARGA
A. Fungsi Afektif
Keluarga Tn.L telah menjalankan fungsi kasih sayang dengan baik,
kebutuhan anak-anak lebih diutamakan dan sopan santun dengan siapa
saja lebih diutamakan. Keluarga tidak membedakan kasih sayang
diantara kedua anak.
B. Fungsi Sosialisasi
Hubungan keluarga selalu harmonis. Keluarga aktif bersosialisasi
dengan tetangga, begitu juga anak-anak dibolehkan bermain dengan
teman sebayanya dengan waktu yang ditentukan oleh Tn.L. Anak
Tn.L selalu diajarkan tentang kedisiplinan saat beribadah, dan juga
noma untuk menghormati kedua orangtua.
C. Fungsi Perawatan Keluarga
Anak B saat ini sedang sakit, yaitu ada infeksi di bagian wajah,
keluarga mampu menyediakan makanan yang bergizi pada anggota
keluarganya, tetapi masih ada beberapa perilaku yang merugikan
kesehatan seperti kebiasaan Tn. L merokok. Serta kamar tidur yang
pengap karena jendela kecil dan tidak rutin dibuka. Berikut
pengkajian lanjut terhadap masalah kesehatan yang dialami keluarga
Tn. L
PELAKSANAAN TUGAS
8

KESEHATAN KELUARGA
Mengenal Masalah Kesehatan :
a. Anak saya kena bisul, menurut saya jika bisul tidak segera disembuhkan
akan jadi lebih bahaya, karena sudah bengkak dan warnanya merah.
b. Penyebabnya adalah kuman, yang sebelumnya petugas posyandu sudah
menjelaskan pada saya. Lingkungan rumah yang kotor juga bisa menjadi
penyebabnya.
c. Kami tahu kamar kami gelap, tetapi tidak ada uang untuk membongkar
kamar. Kamar dan ruangan yang gelap mudah menimbulkan penyakit.
Kadang anak main dilantai, katanya bisa cacingan.
d. Kami lebih memperhatikan gizi anak-anak, makanan bergizi katanya penting
untuk anak-anak. Makanan yang mengandung banyak protein katanya baik
untuk penyembuhan bisul anak saya.
Mengambil Keputusan :
a. Kalau bisulnya tidak segera diobati akan tumbuh terus, nanti bisa mengenai
seluruh tubuhnya, tubuhnya dan wajahnya akan jadi jelek.
b. Saya tidak tega jika harus melihat An.B sering menangis

setiap hari

menahan sakit yang dirasakan.


c. Kami akan selalu berusaha memberikan makanan bergizi pada anak kami
agar cepat sembuh dan selalu sehat.
d. Kami tidak pernah merasakan kesedihan berlarut-larut jika salah satu
anggota keluarga kami sakit, kami selalu berdoa agar kami semua senantiasa
diberi kesehatan.
e. Kami belum sempat membawa anak An.B periksa ke puskesmas, karena saat
posyandu kami sudah diberi informasi tentang cara merawat An.B
Merawat anggota keluarga :
a. Setiap hari anak saya mandi hanya 1 kali sehari karena anak saya takut jika
mandi bisulnya akan terkena air sehingga lama sembuhnya. Walaupun setiap
mandi sebaiknya memakai larutan PK seperti yang diajarkan ketika di
posyandu. Namun saya tidak melakukan seperti itu karena saya juga takut
9

apabila bisulnya menyebar kemana-mana. Saya hanya mengolesi bisulnya


memakai salep tiap habis mandi.
b. Semenjak saya rawat seperti itu, bisul anak saya sepertinya belum ada
perubahan.
c. Jika anak saya lama tidak sembuh, mungkin akan segera saya bawa ke
puskesmas, saya khawatir jika nanti bisul nya semakin parah.
d. Kami selalu mengutamakan kesehatan anak-anak, karena anak-anak lebih
mudah rentan sakit daripada kami.
e. Makanan untuk anak-anak tetap selalu saya jaga dan saya berikan makanan
yang bergizi. Tetapi kalau makan telur atau ikan anak-anak saya tidak terlalu
suka, jadi biasanya saya ganti dengan tempe atau tahu saja.
f. Kami sangat sangat peduli dengan pertumbuhan anak-anak. Makanan yang
saya sediakan selalu saya usahakan sesuai dengan standart kebutuhan anak.
g. Kami sekeluarga juga mengharuskan tetap pakai alas kaki walaupun dalam
rumah, selain itu saya rajin potong kuku anak-anak dan kalau makan harus
cuci tangan dulu.
Modifikasi Lingkungan:
a. Dulu rumah saya kotor, banyak ternak. Sekarang setiap hari saya bersihkan.
b. Kami tahu kebersihan lingkungan memang sangat penting untuk menjaga
kesehatan. Tiap pagi kami buka jendela, tetapi membuat jendela dikamar
belum ada biaya. Setiap hari saya juga membersihkan lingkungan dalam dan
luar rumah.
c. Makanan bergizi seperti sayur dan buah-buahan yang ada di kebun dan
disekitar rumah selalu kami rawat bersama-sama tiap sore hari.
Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan:
a. Saya belum membawa An.B periksa ke puskesmas, tapi kalau tidak segera
sembuh saya akan bawa ke puskesmas. Karena di puskesmas akan diberi
obat untuk kesembuhan anak saya.
b. Setiap bulan saya rutin ikut posyandu, kedua anak saya selalu ditimbang, BB
badannya selalu naik. Kecuali saat sakit kadang mengalami penurunan BB.
10

c. Jika ada program pemberian obat cacing di posyandu saya selalu berikan
pada anak saya.
d. Kami sangat berterimakasih kepada petugas posyandu yang sudah
mengajarkan saya cara merawat anak dirumah.
D. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn.L memiliki dua orang anak, anak pertama berjenis
kelamin perempuan berumur 6 tahun dan anak kedua berjenis kelamin
laki-laki berumur 2 tahun. Keluarga Tn.L belum mengiginkan
mempunyai anak lagi, karena kedua anaknya sekarang masih kecil,
Ny.S menggunakan KB suntik untuk mengatur waktu kehamilannya,
Ny.S belum berani mengganti dengan KB yang lain karena takut jika
terjadi perdarahan.
E. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn.L memenuhi kebutuhan sehari-harinya seperi sandang,
pangan dam papan dari hasil upah Tn.L bekerja sebagai sopir angkot
dan Ny.S menjual gorengan. Dari hasil yang didapat keluarga
menyisihkan sebagian uangnya untuk digunakan jika ada kebutuhan
khusus atau mendadak. Kami selalu memanfaatkan pelayanan gratis
di masyarakat seperti; posyandu, untuk mengetahui keadaan kesehatan
anak-anak saya.

VI.

STRESS DAN KOPING KELUARGA


A. Stres Jangka Pendek:
Keluarga Tn.L merasa saat ini tidak ada masalah, hanya memikirkan
bagaimana anaknya tetap sehat dan tidak sakit bisulan, ISPA atau sakit
yang lain.
B. Stres Jangka Panjang:

11

Keluarga Tn.L merasa takut, jika anak sudah besar mau disekolahkan
pakai apa, penghasilan hanya pas-pasan.
C. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi/Stresor :
Keluarga mencoba tenang jika ada masalah

selalu di bicarakan

bersama untuk mencari pemecahan dan menyerahkannya pada tuhan.


D. Strategi Koping Yang di Gunakan :
Koping yang digunakan keluarga Tn.L adalah berdoa dan berdiskusi
dengan anggota keluarga.
E. Strategi Adaptasi Disfungsional :
Tidak ada strategi adaptasi disfungsional seperti amuk atau amarah,
karena setiap ada masalah selalu dicari pemecahan dengan
didiskusikan bersama keluarga besar.

12

Anda mungkin juga menyukai