Anda di halaman 1dari 8

SURVIVAL

Posted by trabas on Jun 5, '08 12:27 AM for everyone


Orang-orang yang senang berpetualang, baik di gunung, di hutan, atau
di tempat-tempat lain, harus selalu sadar akan resiko yang ada pada
kegiatan tersebut. Pengetahuan dan pemahaman akan resiko yang
mungkin didapat merupakan suatu faktor yang esensial dalam persiapan
dan pelaksanaan kegiatan di alam terbuka. Resiko apa saja yang mungkin
muncul, berkaitan dengan bahaya-bahaya yang terkandung dalam
pelaksanaan kegiatan.
Secara umum, sumber bahaya dapat berasal dari diri kita sendiri
(subjective danger) dan yang berasal dari lingkungan (objective danger).
Subjective danger misalnya keteledoran, persiapan yang asal-asalan,
pengetahuan yang minim dan lain-lain. Karena sifatnya yang demikian,
maka subjective danger ini berada di bawah penguasaan atau masih
dapat kita kontrol. Objective danger merupakan bahaya yang mengancam
dari luar diri kita, yang timbul dari lingkungan, misalnya gempa bumi,
banjir, binatang buas, dan lainnya.
Bahaya di atas merupakan pengertian yang relatif sifatnya. Ada yang
merupakan bahaya bagi orang tertentu tetapi sebaliknya menjadi hal
yang menyenangkan bagi orang lain. Konkritnya, bagi pecinta alam yang
yang menguasai dengan baik teknik-teknik dasar hidup di alam bebas
merupakan hal yang menyenangkan. Tidak demikian bagi orang-orang
awam, mungkin kegiatan-kegiatan di alam bebas dianggap dapat
mencelakakan mereka.
Akan tetapi, bagaimanapun siapnya kita dalam menghadapi berbagai
resiko, suatu waktu mungkin kita terpaksa menghadapi situasi kritis yang
tidak diinginkan. Situasi seperti itu merupakan hal yang tidak terduga.
Tersesat beberapa hari sementara bekal makanan sudah semakin menipis
atau tenggelam dan kita terapung-apung di tengah-tengah lautan.
Kondisi-kondisi kritis/marjinal seperti itu dapat kita golongkan sebagai
kondisi survival.
Survival berasal dari kata survive, yang secara sederhana dapat
diartikan sebagai upaya untuk mempertahankan hidup.

Survival skills
Survival skills atau kemampuan bertahan hidup adalah kemampuan yang dapat digunakan
untuk menolong seseorang untuk tetap dapat bertahan pada situasi yang berbahaya (seperti
gempa bumi) atau lokasi yang berbahaya (seperti padang pasir, gunung ataupun hutan).
Kemampuan ini termasuk cara membuat api, menemukan atau membuat perlindungan,
membuat air yang aman untuk diminum, menemukan dan mengidentifikasi makanan,
mengobati luka atau cedera serta menggunakan peralatan.
Setiap tipe lingkungan yang berbeda akan memberikan tantangan dan
bahaya yang berbeda

Pentingnya mempertahankan hidup (survival) berkaitan dengan


munculnya kondisi kritis. Yang dapat dipertanyakan di sini: Apa yang
menyebabkan kondisi kritis itu muncul? atau dengan kata lain "aspek"
apa yang akan kita hadapi dalam situasi survival? Dalam kenyataannya
hal-hal yang akan kita hadapi bergantung pada spesifikasi kondisi
tersebut, misalnya tersesat di gurun pasir atau di kutub akan
memunculkan aspek-aspek yang berbeda. Namun dilain pihak, dapat
ditemukan adanya kesamaan-kesamaan tertentu pada aspek yang akan
muncul dalam setiap kondisi survival.
Secara umum, aspek-aspek itu dapat dipisahkan pada 3 golongan:
1.
Psikologis: panik, takut, cemas. kesepian/sendiri,
bingung,
tertekan. kebosanan. dan lain-lain.
2. Fisiologis: sakit, lapar, haus, luka, lelah, dan lainnya.
3. Lingkungan: panas, dingin. kering, hujan, angin. vegetasi,
fauna, dan lainlain.

Prioritas dalam Survival


Dalam kondisi untuk bertahan hidup, ada 5 (lima) prioritas yang harus
ditentukan pertama kali yaitu:
1. Sikap mental yang positif.
2. Menemukan atau membuat perlindungan yang mampu memberikan
kepada seseorang untuk tetap dapat terlindung dan tetap merasa
hangat dan kering.
3. Manusia dapat tetap hidup selama 3 (tiga) hari tanpa air. Hal ini
berhubungan dengan kondisi alam serta fisik.
4. Api, menolong untuk memberi kehangatan, menetralisir dan
membuat air layak di minum, menakut-nakuti binatang liar,
menghindari nyamuk dan serangga lainnya dan memberikan tanda
kepada manusia lainnya.
5. Manusia dapat bertahan hidup tanpa makan selama seminggu. Akan
tetapi kelaparan akan membuat orang menjadi tidak jernih dalam
berpikir, lemah dan mudah diserang penyakit.
Prioritas diatas bukan bersifat mutlak, artinya dapat bergeser atau
berubah tergantung pada lingkungan. Akan tetapi satu hal yang pasti
adalah perlindungan (shelter) yang dibutuhkan pada lingkungan apapun.
Dari beberapa kasus survival. ada beberapa kesamaan yang dapat
mempengaruhi keberhasilan dalam mengatasi kondisi survival. Tentu saja
selain dari pertolongan Tuhan atau nasib baik. ada tiga hal yang dapat
digunakan untuk mengatasi survival. yaitu:
1. Semangat untuk mempertahankan hidup
Seringkali malahan ada orang awam ke alam terbuka menghadapi
bahaya pada kondisinya yang parah, tetapi karena keinginannya yang
kuat

untuk tetap hidup, seolah-olah dia mendapatkan kekuatan yang


berlebih untuk mengatasi keadaan tersebut. Jadi. keyakinan yang kuat
untuk mempertahankan hidup ini merupakan modal dasar yang
penting dan dapa mempengaruhi modal dasar yang lain.
2. Kesiapan diri
Artinya di sini adalah orang yang mempunyai pengetahuan dan
keterampilan yang dapat mengantisipasi bahaya-bahaya survival,
misalnya Navigasi Darat, P3K, Tali-temali, Biologi Praktis, Ilmu
Survival, Ilmu Medan dan Penaksiran, dan lain-lain.
3. Alat pendukung
Jumlah dan jenis peralatan yang dipunyai juga dapat mempengaruhi
keberhasilan dalam survival. Survival tanpa peralatan apa-apa dcngan
survival yang memiliki peralatan tentunya berbeda. Pada kasus surviva
maka nilai kegunaan sebuah pisau atau kapak akan jauh lebih
berharga dibandingkan dengan kartu kredit atau emas berlian. Jadi.
peralatan ya dipunyai pada saat survival akan mempengaruhi
keberhasilan dan cara survival.
Pada dasarnya untuk mengatasi cuaca adalah dengan memberikan
perlindungan pada tubuh, baik dari dalam maupun dari luar. Bentukbentuk perlindungan yang dapat diusahakan adalah:
a. Bivak
Tujuan membuat bivak adalah sebagai tempat perlindungan yang
nyaman untuk melindungi diri kita dari faktor-faktor alam dan lingkungan
yang ekstrim, yaitu: panas, dingin, basah. angin, binatang buas dan
sebagainya.
Adapun syarat yang harus diperhatikan dalam membuat bivak adalah:
kondisi medan (punggungan, lembah, basah. kering, terbuka,
tertutup).
fasilitas alam yang menunjang di sekitar kita (pohon, daun-daunan,
gua, lubang) dan bahan yang kita bawa (ponco, jas hujan. plastik.
dan sebagainya).
Yang harus diingat dalam membuat bivak adalah:
bivak jangan sampai bocor.
pilih lokasi yang baik.

jangan terlalu merusak alam di sekitarnya.

b. Pakaian
Untuk menahan agar panas badan kita jangan terlalu banyak keluar,
sebaiknya kita melindungi tubuh dengan pakaian tahan air dan tahan
dingin.
c. Makanan
Salah satu penunjang bagi perlindungan tubuh yang berasal dari dalam
adalah makanan. yang dibutuhkan untuk menambah kalori, memberikan
tenaga pada otot. dan mengganti sel-sel atau jaringan-jaringan yang
rusak. Sumber makanan dapat kita peroleh dari tumbuhan dan binatang
di daerah sekitar kita.
d. Api
Selain dapat menghangatkan tubuh. yang lebih penting adalah dapat
meningkatkan semangat psikologis. Seseorang yang dalam kondisi

survival pertama kali akan memilih membuat api sebelum mengerjakan


hal-hal yang lain. Fungsi api lainnya adalah:
penerangan
memasak makanan/minuman
membuat tanda-tanda atau kode
Tiga Unsur Pembuat Api

susah menyala

Ketidakserasian di antara ketiganya akan menimbulkan asap. Jika tidak


mempunyai bahan yang mudah terbakar, harus kita siapkan bahan bakar
di sekitar kita, yaitu:
potongan-potongan kecil kayu kering
serbuk penyala
Panas yang menyebabkan timbulnya api dapat diperoleh dari korek api.
lensa pembesar. batu penyala, dan lainnya.

e. Air
Sangat diperlukan untuk setiap aspek kehidupan dan merupakan
prioritas dalam survival. Jika kita kekurangan air dapat mengakibatkan

dehidrasi (tubuh kekurangan cairan). Dehidrasi ini terjadi karena adanya


proses penguapan dari tubuh. Keadaan dehidrasi yang berlebihan dapat
juga menimbulkan kematian. Dari data statistik diperoleh; bila seseorang
tidak mendapatkan air sama sekal dalam waktu 3 hari maka dia akan
terancam kematian. Cara mengatasinya ialah kita harus minum cukup
(sekitar 2 liter/hari). Bila kemudian persediaan air habis, maka kita harus
mampu mencarinya.
Klasifikasi air dalam survival dapat kita bagi atas:
1. Air yang dapat diminum langsung. syaratnya tidak berwarna dan
tidak berbau. Contohnya adalah air dari mata air. sungai. danau.
hujan. Jika tidak diperoleh sumber air. dapat dicari dari tumbuhan
yang mengandung air dan tidak beracun. Jenis tumbuhan yang
mengandung air adalah :
a. tumbuhan yang beruas-ruas. misalnya rotan.
b. tumbuhan yang merambat. misalnya lumut.
c. tumbuhan khusus. misalnya kantung sernar,
2. Jejak binatang menyusui juga menunjukkan lokasi mata air karena
pada pagi dan sore hari binatang-binatang pasti akan
membutuhkan minum.
3. Air yang tercemar dan membutuhkan proses yang rumit sehingga
bisa diminum Contohnya adalah air belerang air rawa dengan
tingkat keasaman tinggi air dari limbah pabrik dan sebagainya.
4. Air yang tercemar tetapi dengan proses sederhana dapat diminum
seperti: air yang tergenang. air berlumpur. air sungai besar. dan
lainnya.
Hal yang perlu diperhatikan adalah jika air menjadi suatu masalah yang
kritis. jangan memakan sesuatupun. Sebab air tidak hanya dipakai untuk
melancarkan makanan melalui usus, tetapi juga melunakkan dan
mencairkan makanan. Proses kimiawi antara makanan dan usus sendiri
membutuhkan air.
Teknik mendapatkan air

Berdasarkan penguapan

Dari Tumbuhan

Penyaringan Air

Anda mungkin juga menyukai