Anda di halaman 1dari 20

Dalam menjalankan setiap kegiatan bisnis, para pelaku yang ada di dalamnya tentunya akan

senantiasa berhadapan dengan pelaku lainnya. Salah satu bentuk dari interaksi tersebut adalah
dalam bentuk wawancara. Sejak saat pertama seseorang akan memasuki dunia kerja, sampai saat
pensiun, ia akan terlibat dalam berbagai wawancara bisnis. Misalnya, pada saat melamar
pekerjaan, wawancara biasanya merupakan salah satu langkah dalam proses seleksi Pada
kegiatan pemasaran, bagian riset akan mencari informasi mengenai pelanggan dan kepuasannya,
pada saat seseorang akan mengundurkan diri dari pekerjaan biasanya juga akan menghadapi
wawancara, dan berbagai wawancara di bidang lainnya untuk membantu memecahkan masalah
dalam bisnis. Dengan demikian wawancara merupakan bagian yang penting dalam komunikasi
bisnis.
Dalam pokok bahasan ini akan dijelaskan mengenai pengertian wawancara, jenis-jenis
wawancara dalam bisnis, struktur wawancara, dan teknik wawancara. Wawancara pekerjaan (job
interview) akan dibahas secara khusus pada akhir pokok bahasan ini.
Pengertian Wawancara
Wawancara menurut Dwyer (2003:474), merupakan alat untuk mengumpulkan informasi atau
pertukaran informasi. Wawancara, merupakan percakapan yang terencana dengan tujuan tertentu,
yang melibatkan dua orang. Bahkan, menurut bovee dan Thill (1983:415), setiap dua orang
bertemu untuk mendiskusikan suatu masalah, berarti mereka terlibat dalam suatu wawancara.
Suatu wawancara melibatkan pewawancara (interviewer) dan orang yang diwawancarai
(interviewee). Agar wawancara dapat berhasil baik, infornasi harus mengalir dengan baik
diantara mereka. Oleh karena itu ketrampilan dan pemahaman mengenai proses wawancara
menjadi penting bagi keduanya.
Wawancara, berbeda dengan percakapan biasa. Karakteristik yang membedakannya adalah
sebagai berikut:
Lebih mempunyai tujuan dari percakapan biasa (more purposeful). Karena tujuan ini telah
ditetapkan lebih dahulu, maka wawancara cenderung lebih formal

Wawancara adalah percakapan yang lebih terstruktur (more structured). Pembicaraan biasa
seringkali tidak mempunyai struktur, tetapi wawancara mempunyai tahap-tahap yang tersusun
Wawancara lebih ditekankan untuk mendapatkan informasi (more information oriented).
Apapun tujuan spesifiknya, dalam wawancara tersebut biasanya terjadi pertukaran informasi.
Pelaksanaan wawancara terutama melibatkan bentuk komunikasi verbal secara lisan, baik
mendengar maupun berbicara, serta komunikasi nonverbal.
Jenis-jenis Wawancara Dalam Bisnis
Wawancara yang ditemukan dalam bisnis dapat dikelompokkan menjadi wawancara yang
didominasi oleh pertukaran informasi, dan wawancara yang didominasi oleh pertukaran
perasaan.
Wawancara yang Didominasi oleh Pertukaran Informasi
Semua jenis wawancara sebenarnya tidak hanya melibatkan pertukanan informasi tetapi juga
melibatkan emosi. Contoh-contoh wawancara yang akan dijelaskan berikut ini adalah wawancara
yang lebih didominasi oleh pertukaran informasi.
1. Wawancara pekerjaan (job interview)
Dalam wawancara pekerjaan, pelamar ingin mempelajari mengenai posisi yang ditawarkan
perusahaan dan mengenai perusahaannya. Di sisi lain pewawancara ingin mempelajari mengenai
kemampuan dan pengalaman pelamar. Kedua belah pihak di sini berkeinginan untuk
memberikan kesan yang baik.
2. Wawancara informasi (information interview)
Dalam wawancara informasi, pewawancara berusaha mencari fakta atau data untuk pengambilan
keputusan atau untuk memahami suatu masalah. Informasinya kebanyakan mengalir satu arah,
dimana pewawancara memberikan serangkaian pertanyaan yang harus dijawab oleh pihak lain.

Dalam hal ini keterampilan mendengan menjadi sangat dominan. Contoh wawancara ini
misalnya: reporter yang mencari berita, konsultan yang berusaha mengenali sikap karyawan
perusahaan yang menjadi kliennya, dan sebagainya.
3. Wawancara yang bersifat membujuk (persuasive interview)
Pewawancara dalam wawancara yang bersifat membujuk akan menjelaskan kepada pihak
lainnya mengenai ide, produk, atau, jasa, dan menjelaskan mengapa pihak lainnya tersebut perlu
melakukan apa yang direkomendasikannya. Wawancara seperti ini seringkali terjadi dalam
penjualan. Misalnya pewawancara mendiskusikan dengan calon pembeli mengenai keb utuhan
pembeli, dan menjelaskan bagaimana produknya dapat memenuhi kebutuhan pembeli tersebut.
4. Wawancara bagi karyawan yang mengundurkan diri (exit interview)
Pada wawancara yang dilakukan kepada karyawan yang akan mengundurkan diri dari
perusahaan, pewawancara mencoba untuk memahami alasan mengapa karyawan tersebut akan
pindah atau keluar dari pekerjannya. Orang yang akan meninggalkan perusahaan biasanya dapat
memberikan pandangan yang lebih jujur mengenai kelebihan dan kelemahan perusahaan.
Wawancara yang Didominasi oleh Pertukaran Perasaan
Berikut ini adalah contoh dari wawancara yang didominasi oleh pertukaran perasaan (exchange
of feeling).
1. Wawancara evaluasi (evaluation interview)
Sebagai tindak lanjut atau bagian dari proses penilaian kinerja, atasan langsung dari pegawai
akan memberikan umpan balik mengenai kinerjanya. Atasan dapat melakukan tanya jawab
dengan pegawai tersebut mengenai pencapaiannya dan langkah-langkah perbaikan yang
diperlukan untuk kinerja yang lebih baik.
2. Wawancara pemberian nasihat (counseling interview)

Wawancara ini dilakukan oleh seorang atasan kepada bawahannya, mengenai masalah-masalah
pribadi yang mengganggu atau mempengaruhi kelancaran pekerjaannya.
3. Wawancara untuk mengatasi konflik (conflict resolution interview)
Konflik terjadi apabila dua individu atau kelompok berselisih pandangan. Wawancarajenis ini
dapat dilakukan untuk menelusuri permasalahannya, dengan tujuan untuk mendapatkan solusi
atau kesepakatan diantara kedua pihak tersebut.
4. Wawancara teguran (diciplinary interview)
Wawancara teguran dilakukan apabila seorang pegawai melakukan tindakan indisipliner. Atasan
langsung mewawancarai pegawai yang bersangkutan untuk mencoba mengoreksi perilaku
perilakunya yang mengabaikan aturan dan tata tertib perusahaan.
Selain contoh-contoh di atas, masih banyak wawancara di bidang bisnis lainnya yang sering
dilakukan, baik yang didominasi oleh pertukaran informasi, maupun yang didominasi oleh
pertukaran perasaan. Misalnya di bidang pemasaran, utamanya dalam melakukan riset pemasaran
dan dalam melayani pelanggan.
Struktur Wawancara
Meskipun terdapat berbagai macam wawancara dengan tujuan yang berbeda-beda, setiap
wawancara pada dasarnya mempunyai struktur yang sama. Kesadaran pewawancara untuk
mengikuti struktur tersebut akan menciptakan suatu wawancara yang efektif. Proses wawancara
biasanya dibagi ke dalam enam fase sebagaimana dapat dilihat dalam gambar 5.1 dan akan
diuraikan di bawah ini. Penerapan fase yang diambil sebagai contohnya adalah untuk wawancara
pekerjaan.

1. Perencanaan

Fase perencanaan sebenarnya tidak termasuk bagian dari wawancara, karena dilakukan sebelum
wawancara dilaksanakan. Walaupun demikian penting untuk dimasukkan, karena perencanaan
dapat menjamin keberhasilan wawancara. Di bawah ini adalah hal-hal yang harus dilakukan saat
merencanakan wawancara:
2. Menetapkan tujuan
Mempelajari hal-hal mengenai pelamar dan subyek atau pekerjaan yang ditawarkan
Menetapkan spesifikasi pepekerjaan yang akan ditawarkan dan berdasarkan hal tersebut
Mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang penting
Mengidentifikasikan jawaban-jawaban yang diinginkan
Memilih tempat yang tepat dan memberitahukannya kepada pelamar
3. Menciptakan Hubungan
Bagi sebagian orang, wawancara merupakan suatu peristiwa yang bisa menciptakan ketegangan.
Untuk mengurangi ketegangan dan memudahkan jalannya pertukaran informasi, di awal
wawancara, pewawancara harus menciptakan hubungan dengan pelamar. Jabatan tangan, senyum
yang hangat, dan suara yang ramah, merupakan salah satu cara dalam menyambut pelamar. Sikap
seperti ini sama dengan yang dilakukan saat menerima tamu yang sedang mengunjungi kantor
atau rumah. Karena ada kemungkinan pewawancara merasa gugup, atau mungkin asing dengan
keadaan sekitarnya, maka sebaiknya percakapan dimulai dengan yang ringan-ringan dahulu.
Misalnya, mengajak bicara mengenai cuaca, kejadian sehari-hari, atau mungkin topik yang
berhubungan dengan minat pelamar (olah raga, politik, dan lain-lain). hal tersebut dilakukan
untuk mengembangkan komunikasi dan memenunjukkankan bahwa pewawancara menghargai
minat pelamar. Dengan sambutan hangat pelamar akan merasa percaya diri sehingga informasi
yang diharapkan dapat mengalir lancar.
4. Menetapkan Tujuan

Seorang pewawancara harus menjelaskan tujuan utama wawancara tersebut. Berikan pengertian
pada pelamar tentang keinginan anda, karena seringkali masalah timbul disebabkan
pewawancara mengasumsikan bahwa tujuan-tujuan yang diharapkannya sudah jelas bagi
pelamar. Untuk menghindari hal ini maka jelaskan tujuan-tujuan tersebut pada saat wawancara.
5. Tahap Tanya Jawab
Setelah tahap di atas, maka dimulai pembicaraan mengenai subyek yang ingin diketahui dari
pelamar. Skema yang baik harus mengikuti sebuah kronologi yang tepat yaitu dimulai dengan
latar belakang pendidikan dan aktivitas pelamar, dilanjutkan dengan pengalaman pekerjaan (jika
ada) dan diakhiri dengan aktivitas pekerjaan. Dalam merangkum hal-hal tersebut, pewawancara
harus memeriksa kualifikasi teknis (kemampuan untuk melakukan pekerjaan) dorongan dan
aspirasi (kemauan untuk melakukan pekerjaan), hubungan sosial dan keseimbangan emosi
(hubungan dengan sesama teman dan diri sendiri), karakter (sifat yang dapat dipercaya), dan
faktor lain yang dibutuhkan untuk mengukur keberhasilan suatu pekerjaan. Faktor tersebut
mungkin berhubungan dengan kekuatan fisik, sikap dari suami/istri terhadap pekerjaan, stabilitas
keuangan, kemauan untuk melakukan perjalanan, kemauan pindah secara permanen. Hal yang
juga penting mengenai pelamar adalah mengenai aspek-aspek keperibadian pelamar yang
berhubungan dengan minat, sikap, karakter, dan temperamen. Pada saat mempelajari kualifikasi
penting dan perilaku pelamar, perhatian dapat dialihkan dengan menjelaskan tentang perusahaan.
Misalnya gaji, bonus, dan hal lain yang menarik perhatian, juga memberikan kesempatan kepada
pelamar untuk bertanya, sehubungan dengan pekerjaan dan perusahaan.
6. Tahap Meringkas
Pada saat wawancara, terjadi pertukaran informasi antara pewawancara dengan pelamar,
kemungkinan saja informasi yang didapat relevan dengan tujuan, tetapi mungkin pula sama
sekali tidak relevan. Informasi yang tidak relevan akan mengakibatkan kesimpulan yang kabu
atau tidak jelas. Untuk menghindari hal tersebut, pewawancara harus meringkas hasil wawancara
pada saat akhir. Bila hal itu tidak dilakukan, akibatnya kedua pihak tidak menyadari adanya
perbedaan-perbedaan yang terjadi. Seorang pelamar tidak akan sadar bahwa wawancara telah

berakhir, sampai ia melihat tanda-tanda yang ditunjukkan oleh pewawancara. Karena itu harus
terdapat suatu kesepakatan tentang kesimpulan wawancara tersebut sebelum wawancara
berakhir. Ringkasan ini juga harus dicatat dan disimpan sebagai suatu arsip, sehingga akan
memudahkan bila sewaktu-waktu dibutuhkan.
7. Tahap Evaluasi
Tahap ini dilakukan setelah wawancara berakhir. Semua informasi yang telah didapatkan dari
orang yang diwawancarai, harus dirangkum secara keseluruhan tanpa ditambah ataupun
dikurangi. Dalam wawancara kerja, informasi tersebut dapat dilengkapi dengan fakta dari
sumber lain yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai jalan pikiran pelamar.
Indikator tersebut dapat berguna untuk bahan evaluasi. Setalah wawancara perlu dibuat laporan
tertulis mengenai hal-hal yang berhubungan dengan wawancara. Pada akhir laporan tersebut
diberikan kesimpulan, yang memberikan gambaran mengenai penilaian secara keselurukan.

Teknik Wawancara

Wawancara bisa dilakukan dalam berbagai, wawancara dengan cara langsung (direct interview),
wawancara tidak langsung (indirect interview), atau wawancara berpola (patterned interview).
1)Wawancara Langsung
Pada wawancara langsung pewawancara mengontrol secara terus menerus jalannya wawancara.
Pewawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya. Semua yang
diwawancarai mendapatkan pertanyaan yang sama, walaupun di antara mereka terdapat
perbedaan-perbedaan, misalnya kemampuan, pengalaman, umur, dan lain-lain.
2)Wawancara Tidak Langsung
Dalam wawancara tidak langsung, pewawancara memberikan rangsangan atau umpan kepada
pelamar untuk berbicara. Dengan demikian pewawancara memberikan pertanyaan yang berbeda
untuk orang yang berbeda. dan lain-lain.

3)Wawancara Berpola
Wawancara berpola adalah kombinasi dari wawancara langsung dan tidak langsung. Pada teknik
wawancara seperti ini digunakan pula daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya,
tetapi pewawancara juga memberikan umpan kepada yang diwawancarai untuk mengembangkan
jawaban-jawabannya. Jadi pewawancara tidak selalu menanyakan pertanyaan yang sama untuk
seluruh pelamar, pewawancara akan menyesuaikan pertanyaan dengan pelamar. Ada kalanya
wawancara berkembang bila orang yang diwawancarai aktif menjawab pertanyaan, tetapi jika ia
pasif sangat sulit untuk mengembangkan wawancara.
Bentuk-bentuk Pertanyaan dalam Wawancara
Tanpa pertanyaan-pertanyaan yang tepat, seorang pewawaancara tidak akan memperoleh
informasi yang cukup. Di bawah ini adalah beberapa tipe pertanyaaan yang dapat
dipertimbangkan untuk dipilih sebelum melakukan wawancara, disertai contohnya untuk
wawancara kerja.
1)Pertanyaan Terbuka
Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang mengharapkan pendapat atau opini dari orang yang
diwawancarai. Pada pertanyaan terbuka, orang yang diwawancarai mempunyai kebebasan untuk
menguraikan pendapatnya sampai seberapa jauh ia ingin menjelaskan uraiannya. Di bawah ini
adalah contoh pertanyaan terbuka.
Bisakah anda menceriterakan mengenai diri anda?
Mengapa anda melamar pekerjaan ini?
Apa pandangan anda mengenai bidang kerja yang anda tekuni?
2)Pertanyaan Tertutup

Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang mengharapkan jawaban yang singkat, atau sangat
singkat. Pada pertanyaan tertutup, pewawancara membatasi jawaban yang akan diberikan.
Contoh dari pertanyaan tertutup adalah sebagai berikut:
Apakah anda senang membaca buku?
Berapa umur anda,antara 17-25, 26-35, 36-45?
Anda sudah berkeluarga?
Apa jabatan anda sekarang?
3)Pertanyaan Terarah
Pertanyaan terarah adalah pertanyaan yang mengarahkan jawabannya pada suatu arah tertentu.
Jawabannya sudah sama-sama diketahui oleh pewawancara dan orang yang diwawancarai,
dilakukan hanya untuk ferivikasi informasi faktual saja. Contohnya:
Anda sudah lulus D3, bukan?
Anda bersedia ditempatkan di mana saja?
4)Pertanyaan Netral
Dalam pertanyaan netral, pewawancara tidak berusaha untuk mengarahkan respon orang yang
diwawancarai. Pertanyaan diungkapkan sedemikian rupa sehingga tidak memperlihatkan indikasi
jawaban yang diinginkan pelamar. Misalnya:
Bagaimana pendapat anda mengenai pekerjaan yang membutuhkan banyak perjalanan?
Mengapa anda meninggalkan perusahaan?
5)Pertanyaan Reflektif
Pertanyaan reflektif adalah pertanyaan yang diajukan berdasarkan refleksi jawaban orang yang
diwawancarai, dengan maksud untuk mengembangkan jawaban. Contohnya:

Interviewee:

Sebenarnya saya menyukai pekerjaan saya yang lalu, menarik, dan

kompensasinya juga bagus. Tetapi saya mendapatkan masalah dengan supervisor.


Interviewer:

Masalah dengan supervisor?

Interviewee:

Selama ini saya telah berusaha bekerja dengan baik, tetapi beberapa teman

seringkali menimbulkan cekcok.


Interviewer:

Cekcok?

6)Pertanyaan Hipotetis
Pertanyaan hipotetis adalah pertanyaan untuk mengetahui kecepatan reaksi dan daya pikir orang
yang diwawancarai dalam kaitannya dengan suatu masalah. Contohnya:
Jika bawahan anda nanti ternyata lebih terampil daripada anda dalam beberapa hal, apa yang
akan anda lakukan?
Dalam pelaksanaan wawancara, pewawancara harus terampil

mengombinasikan bentuk

pertanyaan yang akan diajukan.


Wawancara Pekerjaan.
Wawancara pekerjaan adalah salah satu wawancara bisnis yang biasa dihadapi oleh semua orang
pada saat akan mulai bekerja pada suatu organisasi atau perusahaan.
1)Pentingnya Wawancara Pekerjaan
Wawancara merupakan salah satu cara yang sangat penting bagi suatu perusahaan untuk
menjaring pelamar yang ada. Jumlah pelamar pada umunnya jauh lebih banyak daripada posisi
atau lowongan yang tersedia. Oleh karena itu, dibutuhkan alat penyaring atau alat seleksi yang
dapat menemukan orang-orang yang paling cocok untuk menempati posisi tersebut. Bagi
pelamar, keberhasilan dalam menghadapi wawancara sangat menentukan masa depan karirnya.
Selain berlatih menulis resume dan surat lamaran kerja, menyiapkan diri untuk diri untuk

wawancara juga termasuk bagian dari usaha untuk mendapatkan pekerjaan. Pelamar harus benarbenar mempersiapkan diri agar bias memberikan kesan yang baik, dan meyakinkan pewawancara
(interviewer) akan kemampuan pelamar.
Berbagai aspek, khususnya aspek kepribadian, baik secara verbal maupun nonverbal, sejak
memasuki ruang wawancara akan diperhatikan oleh pewawancara. Aspek-aspek kepribadian
(personality aspects) yang akan dinilai mencakup:
(1)Penampilan secara fisik
(2)Gerak-gerik dan sopan santun
(3)Rasa percaya diri
(4)Inisiatif
(5)Kebijaksanaan
(6)Tanggap dan keja sama
(7)Ekspresi wajah
(8)Kemampuan berkomunikasi
(9)Sikap terhadap pekerjaan
(10)Selera humor
Penilaian terhadap aspek-aspek di atas akan membantu pewawancara untuk memprediksi
keberhasilan pelamar menduduki posisi tertentu di dalam perusahaan. Jika peiamar lemah dalam
suatu aspek penting yang sangat dituntut pada jabatan yang diinginkan, atau yang merupakan
faktor penentu keberhasilan dalam mendudukr jabatan tersebut, tentunya pelamar tidak akan
diterima.
Jenis-jenis Wawancara Pekerjaan
Mengingat banyaknya pelamar atau ketatnya proses seleksi, seorang pelamar mungkin saja
diwawancarai lebih dari satu kali. Berdasarkan frekuensi atau tahapan proses seleksi, wawancara
dapat terdiri dari wawancara tahap awal, dan wawancara seleksi. baik.

1)Wawancara Pendahuluan (preliminary interview)


Pada tahap ini wawancara dilakukan berdasarkan surat lamaran atau ikhtisar resume yang telah
dibuat oleh pelamar. Hal ituuntuk memastikan bahwa pelamar telah menyelesaikan proses
administrasi atau telah memberikan semua informasi penting berkaitan dengan jabatan yang
diinginkan. Pada tahap ini juga dinilai kesesuaian antara kualifikasi dengan jenis jabatan yang
akan diisi.
Dalam proses wawancara, berikanlah informasi yang padat dan akurat dengan jelas dan tidak
berbelit-belit. Jawablah semua pertanyaan yang diminta dengan baik, dan janganlah memberikan
informasi yang tidak ditanyakan atau yang tidak relevan dengan pertanyaan pewawancara. baik.
2)Wawancara Seleksi (Selection Interview)
Sebagai kelanjutan dari wawancara pendahuluan, biasanya dilakukan wawancara seleksi
(selection interview) yang pada umumnya memerlukan waktu yang lebih lama daripada
wawancara pendahuluan. Dalam wawancara seleksi, pelamar mungkin akan diwawancarai oleh
lebih dari satu orang pewawancara. Pada tahap ini, pelamar akan ditanyai mengenai latar
belakangnya, mencakup kualifikasi, pengalaman kerja, pelatihan, dan semangat kerja secara
umum, untuk mengetahui apakah pelamar memiliki kualifikasi yang sesuai dengan tuntutan
jabatan yang dikehendakinya. Setelah itu, bentuk pertanyaan akan lebih terbuka, di mana
pelamar diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengungkapkan latar belakang dirinya.
Selain berdasarkan frekuensi atau tahapannya, Dwyer (2003:476) membagi jenis wawancara
berdasarkan jumlah pewawancaranya menjadi wawancara tunggal, wawancara berangkai, dan
wawancara panel.
1)Wawancara Tunggal (the single interview)

Wawancara tunggal dilakukan oleh satu orang pewawancara untuk mewawancara semua
pelamar. Tipe wawancara seperti ini dapat dipengaruhioleh bias pewawancara, karena ia satusatunya orang yang terlibat dalam menilai kemampuan calon pegawai.
2)Wawancara Berangkai (the series interview)
Wawancara berangkai dilakukan beberapa pewawancara secara bergiliran. Masing-masing
pewawancara mewawancarai masing-masing pelamar untuk bidang keahlian tertentu. Setelah
rangkaian wawancara selesai, para pewawancara mendiskusikan hasilnya untuk membuat pilihan
secara berkelompok. Proses wawancara berangkai ini tidak jauh berbeda dengan wawancara
panel.
3)Wawancara Panel (the panel interview)
Wawancara panel dilaksanakan oleh sekelompok pewawancara dalam waktu bersamaan.
Masing-masing pewawancara mengajukan pertanyaan tertentu sesuai dengan pengalaman dan
bidang keahlian yang dimilikinya. Beragamnya pengalaman dan keahlian yang dimiliki oleh para
pewawancara membuat pertanyaan lebih beragam dan dapat membentu meminimalkan bias
pribadi. Pewawancara panel selanjutnya menilai pelamar secara bersama-sama. Anggota dari
wawancara panel harus memahami bagaimana melakukan atau berpartisipasi dalam wawancara.
Mereka harus berusaha mencegah adanya bias yang dapat mempengaruhi keputusan mereka.
Pelamar perlu mengetahui adanya jenis-jenis wawancara di atas, sebagai pengetahuan dalam
mempersiapkan diri menghadapi wawancara.
Persiapan Wawancara
Mengingat pentingnya wawancara dalam memasuki dunia kerja, sudah selayaknya pelamar
mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Berikut ini merupakan berbagai hal yang perlu
diperhatikan saat akan menghadapi wawancara kerja:
(1)Datang tepat pada waktunya

(2)Bersikap yakin
(3)Siapkan sertifikat diploma, surat-surat penghargaan, atau berkas penting lainnya
(4)Berpakaian yang rapi dan sopan
(5)Bersikap tenang
(6)Ketuk pintu sebelum memasuki ruang wawancara, kecuali jika ada yang mengantar
(7)Tersenyumlah, tetapi jangan tersenyum terus
(8)Tunggu sampai dipersilakan duduk, atau jika tidak dipersilahkan, mintalah izin untuk duduk
(9)Ingat nama pewawancara dengan benar
(10)Tataplah pewawancara saat berbicara
(11)Tunjukkan kemampuan diri tetapi jangan berlebihan
(12)Perhatikan pertanyaan pewawancara dengan baik
(13)Bicaralah dengan jelas
(14)Atur nada suara
(15)Tunjukkan minat dan kesungguhan
(16)Bersikaplah jujur
Berikut ini adalah hal-hal yang juga perlu diperhatikan saat melakukan wawancara kerja:
(1)Jangan datang terlambat
(2)Jangan kelihatan kesal karena sudah menunggu lama
(3)Jangan datang untuk wawancara tanpa persiapan
(4)Jangan berpenampilan berlebihan
(5)Jangan membawa tas belanja atau yang sejenisnya
(6)Jangan membawa teman atau keluarga saat wawancara
(7)Jangan duduk sebelum dipersilakan
(8)Jangan meletakkan tas di atas meja wawancara
(9)Jangan membungkuk atau menundukkan kepala
(10)Jangan bertopang dagu
(11)Jangan melipat tangan di muka dada
(12)Jangan merokok atau mengulum perrnen
(13)Jangan membuka percakapan

(14)Jangan memotong pewawancara di tengah kalimat


(15)Jangan melebih-lebihkan diri
(16)Jangan mengatakan kepada perusahaan hal-hal yang seharusnya dilakukan mereka kepada
anda
(17)Jangan membual
(18)Jangan mengkritik diri sendiri
(19)Jangan mengkritik atau menjelek-jelekkan calon atasan atau mantan atasan anda
(20)Jangan memberikan informasi yang tidak relevan
(21)Jangan memberikan kesan sangat membutuhkan pekerjaan
(22)Jangan berlama-lama dengan apa yang ditawarkan perusahaan
(23)Jangan mengajukan pertanyaan yang tidak berbobot
(24)Jangan emosional
(25)Jangan membuka rahasia perusahaan tempat kerja sebelumnya, atau tempat kerja sekarang
(26)Jangan memberikan kesan tidak sabar.
4)Mengenal Pekerjaan dan Perusahaan
Sebelum melakukan wawancara, perlu dicari berbagai informasi yang berkaitan dengan
pekerjaan yang dilamar dan perkembangan perusahaan yang bersangkutan. lnformasi dapat
diperoleh dari berbagai publikasi resmi yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut, baik yang
berbentuk jumal, majalah, bulletin, atau internet. Pada era informasi ini, pencarian informasi
mengenai perusahaan bukanlah hal yang sulit. Wawancara sebagai bentuk komunikasi dua arah
(two-way communication) merupakan kesempatan yang baik bagi pelamar untuk menanyakan
secara langsung berbagai hal mengenai pekerjaan dan perusahaan kepada pewawancara.
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan antara lain:
(1)Apa tugas dan tanggung jawab dari pekerjaan yang dilamar
(2)Bagaimana kebijakan perusahaan mengenai promosi
(3)Bagaimana kesempa|an berkembang dalam perusahaan
(4)Apakah tersedia program pelatihan bagi pegawai baru
(5)Apa yang menjadi produk unggulan perusahaan

(6)Siapa pesaing utama perusahaan


Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pelamar dalam wawancara sangat penting artinya bagi
pewawancara, khususnya untuk mengetahui tingkat keseriusan pelamar dalam melamar posisi
kerja tersebut. Jika sudah diberi kesempatan untuk menanyakan berbagai hal yang berkaitan
dengan pekerjaan dan perusahaan, tetapi tidak dimanfaatkan, pewawancara akan menilai bahwa
pelamar tidak serius. Oleh karena itu, jangan sia-siakan kesempatan untuk berlanya yang
diberikan oleh pewawancara dan hindari pertanyaan-pertanyaan yang bersifat interogasi.
5)Mengantisipasi Pertanyaan Penting dalam Wawancara
Dalam wawancara, bertagai pertanyaan akan diajukan kepada pelamar sehingga pelamar harus
benar-benar mempersiapkan diri agar bisa menjawab semua pertanyaan yang diajukan dengan
baik dan benar. Pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara bisa berkaitan dengan pekerjaan yang
dilamar, program pelatihan dan pendidikan yang pernah diikuti, pengalaman kerja, pergaulan
antarsesama, penilaian kepribadian, hobi, kepnbadian, latar belakang keluarga, dan tujuan karier.
Berikut berbagai contoh pertanyaan yang sering dilakukan dalam wawancara kerja:
1)Pekerjaan yang dilamar
a)Mengapa Anda ingin bekerja di perusahaan ini?
b)Apakah pengalaman kerja relevan dengan posisi kerja yang andalamar?
c)Mengapa Anda tertarik dengan posisi keqa yang anda lamar?
d)Jika masih bekerja, mengapa anda ingin beralih pekerjaan?
e)Apa yang Anda ketahui tentang perusahaan ini?
2)Pendidikan dan Pelatihan
a)Mata kuliah apa yang paling anda sukai dan yang paling anda benci? Mengapa?
b)Mata kuliah apa yang paling menarik?
c)Apakah kuliah atau pelatihan membantu anda dalam pengembangan karier

d)Bagaimana pandangan anda mengenai pendidikan yang diperoleh di Perguruan Tinggi?


e)Apakah anda berencana untuk melanjutkan studi?
3)Latar Belakang keluarga
a)Apa pekekerjaan orang tua anda?
b)Apakah pendidikan terakhir orang tua Anda?
c)Bagaimana pendapat orangtua anda terhadap karier yang anda pilih selama ini?
4)Kepribadian
a)Bagaimana anda menilai diri anda sendiri?
b)Apa kekuatan dan kelemahan diri anda sendiri?
5)Penilaian Pribadi
a)Faktor-faktor apa yang paling mendukung pengembangan pribadi anda?
b)Apakah hambatan-hambatan dalam pengembangan karier anda?
c)Apa yang paling mengecewakan, mengesalkan, atau menjengkelkan anda?
d)Bagaimana cara nda menghadapi rasa kesal diri?
e)Apakah karakteristik dan kemampuan terpenting yang harus dimiliki seseorang untuk menladi
pemimpin suatu perusahaan?
f)Apakah pengalaman kerja anda yang paling memuaskan atau menyenangkan?
g)Pengalaman kerja apa yang paling tidak menyenangkan?
6)Tujuan Karier
a)Apa tujuan jangka panjang kaner anda?
b)Bagaimana anda mencapai tujuan karier tersebut?
c)Apa posisi atau kedudukan yang anda harapkan di masa yang akan datang?
d)Mengapa anda merasa cocok dengan posisi tersebut?

7)Hobi dan Lain-lain


a)Apa yang anda lakukan saat liburan?
b)Apa yang anda lakukan pada waktu senggang?
c)Apakah anda ikut dalam suatu kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan?
d)Mengapa anda tertarik pada kegiatan kemasyarakatan?
e)Hobi apa yang anda sukai?
f)Jenis olah raga apa yang paling anda sukai dan tidak anda sukai?
g)Buku atau majalah terbaru apa yang pernah anda baca?
h)Apakah Anda tefiarik dengan perkembangan berita-berita industri dewasa ini?
i)Apakah anda tertarik untuk mengaitkan perkembangan industri dengan perkembangan
perusahaan?
j)Apakah anda pemah mengadakan studi banding perusahaan anda dengan perusahaan sejenis
lainnya?
k)Apakah strategi anda untuk mengembangkan produk atau jasa di perusahaan?
l)Apakah suatu perusahaan perlu melakukan penelitian pasar?
m)Apakah suatu perusahaan perlu menyediakan bidang pelayanan konsumen?
n)Apa yang dilakukan bila konsumen mengajukan keluhan?
Apabila sebelumnya sudah pernah bekerja, pertanyaan-pertanyaa mengenai sikap pimpinan,
pekerjaan sebelumnya, pendelegasian, dan pengambilan keputusan biasanya juga diajukan.
Berikut ini adalah contoh pertanyaan-pertanyaan tersebut:
1)Pendapat tentang pimpinan
a)Bagaimana pendapat Anda tentang atasan/pimpinan?
b)Sebutkan beberapa hal yang menyebabkan pimpinan menyampaikan pujian atau kritik kepada
anda?
c)Bagaimana perlakuan atasan anda?

2)Pekerjaan sebelumnya
a)Mengapa anda ingin meninggalkan pekerjaan yang lama?
b)Ceritakan tugas atau tanggung jawab di perusahaan sebelumnya!
c)Pekerjaan apakah yang paling menarik yang pemah dilakukan?
d)Pekerjaan apakah yang tidak menarik yang pemah dilakukan?
3)Pergaulan antar sejawat
a)Bagaimana pergaulan anda dengan teman-teman sejawat?
b)Bagaimana reaksi anda bila teman-teman yang lain memeroleh promosi jabatan?
c)Jika sedang tidak bertugas, apakah anda sering ngobrol dengan teman-teman anda?
d)Apakah anda lebih senang bekerja sendin atau berkelompok?
e)Tipe orang yang bagaimana yang paling anda senangi, dan tipe yang bagaimana yang anda
benci?
4)Pendelegasian
a)Bagaimana mendelegasikan tanggung jawab kepada orang lain?
Coba berikan contohnya!
b)Bagaimana memotivasi orang lain untuk menyelesaikan tugas yang mendesak yang tidak
terduga sebelumnya?
c)Bagaimana tanggung jawab anda ketika mendelegasikan sebagian tugas dan tanggung jawab
Anda kepada orang lain?
d)Jika orang lain menolak menerima pendelegasian tugas dan tanggung jawab anda, apa yang
anda lakukan?
5)Pengambilan keputusan
a)Keputusan apa yang paling mudah dan yang paling sulit yang pernh anda ambil?
b)Bagaimana melakukan pengambilan keputusan yang penting?

c)Bagaimana reaksi orang lain terhadap keputusan yang anda ambil?


Sebagai langkah antisipasi, sebaiknya pertanyaan tersebut dicoba dijawab sebelum menghadapi
wawancara.

Anda mungkin juga menyukai