Dalam hal fasilitas fisik, kos yang terjadi pada saat pemerolehan pada umumnya
diakui sebagai aset dan baru kemudian kos tersebut diakui sebagai biaya sesuai
dengan pola penyerapan manfaat yang direpresentasi dengan kos.
Karakteristik dan Tujuan Pelaporan
Semua aset punya karatkeristik umu, yang merupakan potensi jasa yang dapat
dimanfaatkan oleh perusahaan dalam kegiatan operasinya, yaitu :
a. Berwujud fisis dan dikuasai oleh perusahaan untuk mengolah dan
memperlancar kegiatan operasi perusahaan.
b. Pada umumnya berumur panjang walaupun terbatas sehingga perlu
penggantian.
c. Bernilai bagi perusahaan lantaran kekuasaan atau hak perusahaan untuk
menggunakannya bukan lantaran hak miliknya.
d. Pada umumnya merupakan aset nonmoneter dan manfaat yang dapat
diberikan berupa potensi jasa (service potentials) bukan daya beli atau
ketertukarannya (exchangeability).
Karakteristik tersebut menyebabkan tujuan pelaporan dan pengukuran fasilitas
fisis ini untuk menentukan penggunaan jasa dalam suatu perioda yang
diperkirakan telah menghasilkan pendapatan. Tujuan lain adalah memberi
informasi pada pemakai laporan tentang kuantitas fisis dan kapasitas atau daya
(potensi jasa) yang masih melekat pada aset fisis tersebut.
Atas dasar karakteristik dan tujuan pelaporan d atas, Paton dan Littleton
mengemukakan beberapa gagasan pokok mengenai akuntansi fasilitas fisik yaitu :
a. Bahwa kos fasilitas fisis sengaja diperoleh untuk memungkinkan
terjadinya produksi barang dan jasa sebagaimana faktor produksi lainnya
misalnya sediaan.
b. Bahwa kos fasilitas fisis harus dibebankan ke operasi dengan cara yang
sistematik dengan memperhatikan segala faktor yang berpengaruh.
c. Bahwa kos fasilitas fisis yang berkaitan dengan kegiatan operasi di masa
mendatang pada hakekatnya merupakan suatu bentuk beban tangguhan
dan harus dilaporkan di neraca dalam kelompok dan dengahn nama yang
tepat.
Istilah
Istilah yang digunakan untuk menunjuk aset yang memiliki karakteristik tersebut
tentunya harus cukup deskriptif untuk mepermudah klasifikasi. Banyak istilah
yang digunakan untuk mendeskripsi aset tersebut, diantaranya : aset tetap (fixed
assets), aset tetap berwujud (fixed tangible assets), aset berwujud (tangible
assets), aset operasi (operating assets), aset jangka panjang (long-lived/ long-term
assets), tanah, pabrik/ bangunan, dan perlengkapan (property, plant, and
equpiments), dan fasilitas fisis (plant assets).
Basis Pembebanan
Fasilitas fisis memberi kontribusi jasa ke operasi berupa kapasitas atau daya
(misalnya dalam bentuk daya giling untuk mesin giling). Sebab itum kos daya
atau kapasitas fasilitas fisis tersebut jelas harus diserap menjadi bagian kos
produksi dan akhirnya menjadi beban pendapatan.
Makna Depresiasi
Tujuan memperoleh fasilitas fisis adaah untuk menghasilkan produk dan produk
bersangkutan adalah seluruh unit produk yang dihasilkan selama umur efektif
fasilitas bersangkutan bukannya selama tahun tertentu. Pembebanan kos secara
sistematik selama taksiran umur pemakaian akan lebih sesuai dengan keadaan
objektif dan masuk akal daripada pembebanan langsung seluruh kos pada saat
pembelian atau pemberhentian.
Dari segi akuntansi, depresiasi merupaka proses alokasi kos secara sistematik dan
rasional dan jumlah rupiahnya dikur atas dasar bagian kos potensi jasa yang
dianggap telah dimanfaatkan dalam menciptakan pendapatan. Depresiasi sebagai
biaya tidak berbeda dengan jenis biaya operasi lainnya.
Depresiasi Sebagai Proses Akuntansi Dana
kas masa datang diskunan (discounted future cash receipts) untuk penilaian
investasi jangka panjang misalnya obligasi.
Kelemahan pemaknaan depresiasi seperti di atas adalah depresiasi bersifat
deterministik atau statik. Artinya, sekali ditetapkan, semua perhitungan tidak akan
berubah selama masa depresiasi. Kelemahan lain melekat pada kelemahan aliran
kas masa datang diskunan (discounted future cash receipts) sebagai dasar
penilaian aset.
Depresiasi Sebagai Sarana Penandingan Kos dengan Kontribusi Pendapatan
Neto
Pemaknaan depresiasi ini sebenarnya sama dengan pemaknaan depresiasi secara
konvensional yaitu alokasi kos atas dasar pola penyerapan. Perbedaannya
adalah,pola penyerapan tidak langsung didasarkan atas penyerapan jasa tetapi atas
dasar pendapatan neto yang dihasilkan oleh fasilitas fisik bersangkutan.
Metoda Alokasi
Metoda yang paling rasional adlaah metoda yang mendasarkan diri pada aliran
penyerapan kapasitas jasa tersebut. Dengan kata lain, metoda yang paling tepat
adalah metoda unit produksi (production or output method). Kesulitan utama
yang dihadapi metoda ini adalah penentuan kapasitas total yang dpat dihasilkan
selama umur ekonomik aset bersangkutan. Disamping itu, keausan fisis tidak
selalu proporsional dengan intensitas penggunaan dan juga pengaruh faktor
keuangan (obselescence) sama sekali tidak ada hubungannya dengan fluktuasi
produk yang dihasilkan>