ELETROKARDIOGRAF
ELETROKARDIOGRAF
Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten
: Amalia Sofa
: B1J013014
: VIII
:1
: Arviani Ramadhaningrum
I.
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam dunia kesehatan penggunaan peralatan medis berteknologi
canggih sudah bisa kita rasakan sekarang ini. Salah satu dari peralatan medis yang
hingga saat ini peranannya belum tergantikan dalam membantu dokter untuk
mendeteksi
kesehatan
jantung
pasiennya
adalah
elektrokardiograf.
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk menghitung jumlah detak
jantung per menit pada individu dengan kondisi fisiologis berbeda.
II.
II.1
Materi
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah Elektrokardiograf.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah wanita dan pria diam,
wanita dan pria jalan, wanita dan pria lari, wanita dan pria kurus, wanita dan
pria gemuk.
II.2
Cara Kerja
: 500
: 1 Hz
: 100 Hz
Sweep Speed
: 4x100 MS/DiV
: PreAmp
: Off
5. Strap harus cukup kuat menahan elektroda pada kulit, tetapi tidak begitu
dan keras menghambat sirkulasi.
6. Osciloskop diatur pada kondisi standar yang akan terlihat pada monitor
dan kertas grafik atau elektrokardiogram yang memperlihatkan garis
horizontal yang konstan.
7. Selektor diputar pada kondisi LEAD 1 dan LEAD 2 dan biarkan beberapa
menit terlihat pada layar monitor, selanjutnya aturlah kecepatan recorder
pada 25 mm/detik, biarkan kertas pencatat hingga mencapai minimal 10
gelombang detak jantung.
8. Ukur panjang kertas yang diperlukan untuk setiap 10 gelombang detak
jantung
9. Jumlah detak jantung dihitung dengan menggunakan angka yang
diperoleh dari panjang kertas untuk setiap 10 gelombang detak jantung.
Jumlah detak jantung dihitung permenit.
10.Pengukuran detak jantung dilakukan pada kondisi fisiologis berbeda.
Metode yang digunakan dalam praktikum pengukuran elektrisitas jantung
adalah sebagai berikut :
1. Praktikan pertama lari-lari (pria - wanita) kemudian disiapkan stopwatch
dan handcounter.
2. Setelah praktikan berlari dicari urat nadi untuk dihitung detak jantungnya
selama 1 menit.
3. Praktikan kedua diam (pria wanita) di tempat , dihitung detak jantungnya
selama 1 menit.
4. Praktikan ketiga yaitu praktikan yang obesitas (pria - wanita), dihitung detak
jantungnya selama 1 menit.
5. Praktikan kelima yaitu praktikan yang kurus (pria - wanita), dihitung detak
jantungnya selama 1 menit.
6. Praktikan keenam berjalan santai (pria - wanita), dihitung detak jantungnya
selama 1 menit.
III.
III.1
Hasil
Tabel 3.1 Jumlah denyut jantung per menit dengan kondisi fisiologi berbeda
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Perlakuan
Wanita Diam
Pria Diam
Wanita Jalan
Pria Jalan
Wanita Lari
Pria Lari
Wanita Kurus
Pria Kurus
Wanita Gemuk
Pria Gemuk
Jumlah Denyut/menit
72 /menit
76 /menit
86 /menit
80 /menit
84 /menit
80 /menit
78 /menit
81/menit
80 /menit
80 /menit
III.2
Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan, didapatkan denyut jantung yang berbeda
untuk beragam aktivitas. Pada praktikan keadaan diam ( wanita 72/menit, pria
76/menit), keadaan berjalan (wanita 86/menit, pria 80/menit), lari (wanita
84/menit, pria 80/menit), kurus (wanita 78/menit, pria 81/menit) dan gemuk
(wanita 80/menit, pria 80/menit) .Menurut Schmidt dan Nielson (1996), jumlah
denyut jantung normal adalah 60-100 per menit. Denyut jantung terjadi karena
kontraksi dan menghasilkan pemompaan darah keluar jantung. Orang dewasa
normal dalam keadaan istirahat frekuensi denyut jantungnya adalah kurang lebih
70 per menit. Denyut jantung manusia normal tiap denyutan berasal dari sampul
SA (irama sinus normal, NSR=Normal Sinus Rhytm). Bagi mereka yang tidak
pernah olahraga, denyut jantung umumnya 80 kali per menit karena kerja jantung
yang cukup berat. Tetapi orang yang melakukan olahraga dengan teratur jantung
biasanya dapat berdenyut kurang dari 80 kali per menit.
Menurut Raju (2007), EKG adalah grafik penelusuran tegangan yang
dihasilkan oleh otot jantung yang memberikan evaluasi akurat dari kinerja
jantung. Elektrokardiogram dapat digunakan untuk mendiagnosis berbagai
penyakit yang berhubungan dengan jantung (cardiovaskuler). Salat satu
contohnya adalah sindrom brugada. Kelainan electrocardiographic ( ECG)
mendasari adanya tanda-tanda Brugada syndrome. 3 ST-segmen tertentu yang
tingginya berbeda akan mempola prekordial antara yang benar ( RPLs) dan yang
telah terrecognisasi (Richter, 2010).
Elektrokardiograf merupakan suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktivitas
listrik otot jantung, hasil rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan
memasang elektroda ke tubuh. Sinyal EKG terdiri dari gelombang P, kompleks
QRS dan gelombang T, yang digunakan untuk mendeteksi kelainan jantung atau
aritmia (arrythmia) ( Jones, 2005). Sinyal EKG adalah sinyal listrik yang
dihasilkan oleh aktifitas kelistrikan jantung. Kelainan dari fungsi jantung
seseorang dapat dilihat dari rekaman sinyal EKG ini. Seorang ahli jantung menilai
rekaman sinyal EKG dari bentuk gelombang, durasi, orientasi sinyal dan irama
sinyal. Penilaian ini relatif subyektif, tergantung dari keahlian dokter dan kondisi
pasien. Seiring dengan kemajuan teknologi elektronika dan berkembangnya
lebih tingginya metabolisme tersebut tampaknya tidak diikuti oleh suhu tubuhnya
sebab suhu tubuhnya dugong bayi tampak lebih rendah jika dibandingkan dengan
Dugong dewasa.
IV.
KESIMPULAN
DAFTAR REFERENSI
Hill, R and Wyse, G. 1989. Animal Physiology. Harper Collins Publisher Inc, New
York.
J. S. Walker, Wavelet and Their Scientific Applications, CRC Press, 1999
Jones, Shirley A, ECG Notes, Interpretation and Management Guide, F.A Dawis
Company, tahun 2005
Josep, B and Pedro, B. 2010. Number of Electrocardiogram leads displaying the
diagnostic coved-type pattern in Brugada syndrome : a diagnostic consensus
criterion to be revised. European Heart Journal 31 : 1357-1364.
Kuntaraf KL, Kuntaraf J. Olahraga sumber kesehatan. Bandung : Indonesia
Publishing House; 1992 : p. 39-63.
Raju, Magruel. 2007. Heart rate and EKG Monitor Using MSP430FG439. Submit
Documentation Feedback : 1-11.
Pranob K Charles, Rajendra Prasad K. 2011. A Contemporary Approach For Ecg
Signal Compression Using Wavelet Transforms. An International Journal
(SIPIJ) Vol.2, No.1
Rizal A, V. Suryani, Pengenalan Suara EKG Menggunakan Dekomposisi Paket
Wavelet dan k-Means-Clustering. 2008. Universitas Brawijaya Malang
Saparudin, R. E. 2010. Identifikasi Kelainan Jantung Menggunakan Pola Citra
Digital Electrocardiogram. Fakultas Ilmu Komputer, Jurnal Genetic 5 (1).
Schmidt and Nielson. 1996. Animal Physiology Adaption of Environment 4th
Edition. Cambridge University Press, Cambridge.
Suprayogi, A., Sumitro, Megawati I., Rika S dan Huda S. D. 2007. Perbandingan
Nilai Kardiorespirasi dan Suhu Tubuh Dugong Dewasa dan Bayi. Jurnal
Veteriner. 173-179.
Sylverthon, D. U. 2001. Human Physiology and Integrated Approach. Prentice
Hall, New Jersey.