Disusun oleh :
1. Arya Fauzi Setiawan (07)
2. Danang Hutama(08)
3. Dimas Anas Aditya (09)
4. Faela Maana Shufa (10)
( POLINES )
Jl . Prof . H . Soedarto , SH .Tembalang Telp . (024) 7473417 Fax . (024)7472396
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Masyarakat pertama kali mengenal tenaga nuklir dalam bentuk bom atom yang
dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki dalam Perang Dunia II tahun 1945. Sedemikian
dahsyatnya akibat yang ditimbulkan oleh bom tersebut sehingga pengaruhnya
masih
dapat
pamungkas
dahsyat,
Di
sejak
samping
lama
orang
sebagai
telah
senjata
memikirkan
bagaimana cara memanfaatkan tenaga nuklir untuk kesejahteraan umat manusia. Sampai saat
ini tenaga nuklir, khususnya zat radioaktif telah dipergunakan secara luas dalam berbagai
bidang antara lain bidang industri, kesehatan, pertanian, peternakan, sterilisasi produk farmasi
dan alat kedokteran, pengawetan bahan makanan, bidang hidrologi, yang merupakan aplikasi
teknik nuklir untuk non energi. Salah satu pemanfaatan teknik nuklir dalam bidang energi
saat ini sudah berkembang dan dimanfaatkan secara besar-besaran dalam
bentuk P e m b a n g k i t L i s t r i k T e n a g a n u k l i r ( P L T N ) , d i m a n a t e n a g a
n u k l i r d i g u n a k a n u n t u k membangkitkan tenaga listrik yang relatif murah, aman dan tidak
mencemari lingkungan.
Pemanfaatan tenaga nuklir dalam bentuk PLTN mulai dikembangkan secara komersial
sejak tahun 1954. Pada waktu itu di Rusia (USSR), dibangun dan dioperasikan satu unit PLTN air ringan
bertekanan tinggi (VVER = PWR) yang setahun kemudian mencapai daya 5 Mwe. Pada
tahun 1956 di Inggris dikembangkan PLTN jenis Gas Cooled Reactor (GCR +
Reaktor berpendingin gas) dengan daya 100 Mwe. Pada tahun 1997 di seluruh dunia baik di
negara maju maupun negara sedang berkembang telah dioperasikan sebanyak 443 unit PLTN yang
tersebar di 31 negara dengan kontribusi sekitar 18 % dari pasokan tenaga listrik
dunia dengan total pembangkitan dayanya mencapai 351.000 Mwe dan 36 unit PLTN
sedang dalam tahap kontruksi di 18 negara.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
2.1
Pengertian PLTN
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik thermal dimana panas
yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik. PLTN termasuk
dalam pembangkit daya base load, yang dapat bekerja dengan baik ketika daya keluarannya konstan
(meskipun boiling water reactor dapat turun hingga setengah dayanya ketika malam hari). Daya
yang dibangkitkan per unit pembangkit berkisar dari 40 MWe hingga1000 MWe. Unit baru yang
sedang dibangun pada tahun 2005 mempunyai daya 600-1200MWe. Hingga tahun 2005
terdapat 443 PLTN berlisensi di dunia, dengan 441 diantaranya beroperasi di 31
negara yang berbeda. Keseluruhan reaktor tersebut menyuplai 17% daya listrik dunia.
2.2
Sejarah
Reaktor nuklir yang pertama kali membangkitkan listrik adalah stasiun pembangkit percobaan EBR-
I pada 20 Desember 1951 di dekat Arco, Idaho, Amerika Serikat. Pada 27 Juni1954, PLTN
pertama dunia yang menghasilkan listrik untuk jaringan listrik (power grid) mulai beroperasi di Obninsk,
Uni Soviet. PLTN skala komersil pertama adalah Calder Hall di Inggrisyang dibuka pada 17
Oktober 1956.
2.3
Jenis-jenis PLTN
1 . P r e s s u r i z e d Wat e r R e a c t o r ( P W R )
PWR adalah jenis reaktor daya nuklir yang menggunakan air ringan
biasa sebagai pendingin maupun moderator neutron. Reaktor ini pertama sekali
dirancang oleh WestinghouseBettis Atomic Power Laboratory untuk kepentingan
kapal perang, tetapi kemudian rancanganini dijadikan komersial oleh Westinghouse
Nuclear Power Division. Reaktor PWR komersial pertama dibangun di Shippingport,
Amerika Serikat yang beroperasi sampai tahun 1982. SelainWestinghouse, banyak
perusahaan lain seperti Asea Brown Boveri-Combustion Engineering(ABB-CE),
Framatome, Kraftwerk Union, Siemens, and Mitsubishi yang mengembangkan danmembangun
reaktor PWR ini. Reaktor jenis ini merupakan jenis reaktor yang paling umum.
Lebih dari 230 buah reaktor digunakan untuk menghasilkan listrik, dan beberapa
ratus lainnyadigunakan sebagai tenaga penggerak kapal.Pada reaktor jenis PWR, aliran
pendingin utama yang berada di teras reaktor bersuhumencapai 325oC sehingga
perlu diberi tekanan tertentu (sekitar 155 atm) oleh perangkat pressurizer
sehingga air tidak dapat mendidih. Pemindah panas, generator uap, digunakan
untuk memindahkan panas ke aliran pendingin sekunder yang kemudian mendidih
menjadi uap air dan menggerakkan turbin untuk menghasilkan listrik. Uap kemudian
diembunkan di dalamkondenser menjadi aliran pendingin sekunder. Aliran ini
kembali memasuki generator uap danmenjadi uap kembali, memasuki turbin, dan demikian
seterusnya.
banyak persamaan dengan reaktor PWR; perbedaan yang paling kentara ialah pada reaktor BWR,
uap yang digunakan untuk memutar turbin dihasilkan langsung oleh teras reaktor. Pada reaktor
BWR hanya terdapat satu sirkuit aliran pendingin yang bertekanan rendah (sekitar
75 atm) sehingga aliran pendingin tersebut dapat mendidih di dalam teras mencapai
suhu 285oC. Uap yang dihasilkan tersebut mengalir menuju perangkat pemisah dan
pengering uap yang terletak di atas teras kemudian menuju turbin. Karena air yang
berada di sekitar teras selalu mengalami kontaminasi oleh peluruhan radionuklida,
maka turbin harus diberi perisai dan perlindungan radiasi sewaktu masa pemeliharaan.
Kebanyakan zat radioaktif yang terdapat pada air tersebut beumur paro sangat
singkat, misalnya N-16 dengan umur paro 7 detik s e h i n g g a r u a n g t u r b i n
dapat dimasuki sesaat setelah reaktor dipadamkan. Uap tersebut
kemudian memasuki turbin-generator. Setelah turbin digerakkan, uap diembunkan di
kondenser menjadi aliran pendingin, kemudian dipompa ke reaktor dan memulai
siklus kembali seperti diatas.
alat pengatur aliran uap, sistem pendinginan teras darurat, sungkup reaktor dari
beton pra-tekan, turbin, alat pemanas untuk pemisah uap (penurun kelembaban),
sistem kendali digital dan lain-lain.
bahan
pendingin
dan
bahan
m o d e r a t o r d a p a t d i p i l i h s e c a r a t e r p i s a h . P a d a kenyataannya
terdapat variasi gabungan misalnya pendingin air ringan moderator air
berat (Steam-Generating Heavy Water Reactor, SGHWR), pendingin air berat
moderator air berat (Canadian Deuterium Uranium , CANDU), pendingin air ringan
moderator grafit (Channel Type Graphite-moderated Water-cooled Reactor, RBMK).
Teras reaktor terdiri dari banyak kanal bahan bakar dan dideretkan berbentuk kisi
kubus di dalam tangki kalandria, bahan pendingin mengalir masing-masing di dalam pipa
tekan, energi panas yang timbul pada kanal bahan bakar diubah menjadi energi penggerak
turbin dan digunakan pada pembangkit listrik. Disebut juga reaktor nuklir tipe kanal.
6 . Pebble Bed Modular Reactor (PBMR)
dan
logam
lainnya,
yang
digunakan
gas
yang
dikembangkan
Inggris.
AGR
merupakan
misalnya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Uap bertekanan tinggi pada PLTU
digunakan
untuk memutar
turbin.
Perputaran
turbin
digunakan
untuk
energi yang semula mengikat fragmen-fragmen tersebut masing masing dalam bentuk
energy kinetik, sehingga mereka dapat bergerak dengan kecepatan tinggi. Oleh karena
fragmen-fragmen itu berada di dalam struktur Kristal uranium, mereka tidak dapat bergerak
jauh dan gerakannya segera diperlambat.
Dalam proses perlambatan ini energy kinetic diubah menjadi panas (energy termal).
Sebagai gambaran dapat dikemukakan bahwa energy termal yang dihasilkan dari reaksi
pembelahan 1 kg uranium-235 murni besarnya adalah 17 milyar kilo kalori, atau setara
dengan energy termal yang dihasilkan dari pembakaran 2,4 juta kg (2400 ton) batubara.
Selain fragmen-fragmen tersebut reaksi pembelahan menghasilkan pula 2 atau 3 neutron
yang dilepaskan dengan kecepatan lebih besar dari 10.000 km per detik.
Neutron neutron ini disebut neutron cepat yang mampu bergerak bebas tanpa dirintangi
oleh atom-atom uranium atau atom-atom kelongsongnya. Agar mudah ditangkap oleh inti
atom uranium guna menghasilkan reaksi pembelahan, kecepatan neutron ini harus
diperlambat. Zat yang dapat memperlambat kecepatan neutron disebut moderator.
2.4.1
2.4.2
Neutron lainnya dapat lolos keluar reaktor, atau terserap oleh bahan lainnya tanpa
menimbulkan reaksi pembelahan atau diserap oleh batang kendali. Batang kendali
dibuat dari bahan-bahan yang dapat menyerap neutron, sehingga jumlah neutron yang
menyebabkan reaksi pembelahan dapat dikendalikan dengan mengatur keluar atau
masuknya batang kendali kedalam teras reactor . Sehubungan dengan uraian di atas
perlu digaris bawahi bahwa :
a. Reaksi pembelahan berantai hanya dimungkinkan apabila ada moderator.
b. Kandungan uranium-235 di dalam bahan bakar nuklir maksimum adalah 3,2 %.
Kandungan ini kecil sekali dan terdistribusi secara merata dalam isotop uranium238,sehingga tidak mungkin terjadi reaksi pembelahan berantai secara tidak terkendali
di dalamnya.
2.4.3
sangat besar serta membebaskan 2 sampai 3 buah neutron. Sebagai pemindah panas biasa
digunakan air yang d i s a l u r k a n
secara
terus
menerus
selama
PLTN
terlepasnya zat radioaktif kelingkungan dengan aktivitas yang melampaui nilai batas ambang
yang diizinkan menurut peraturan yang berlaku. Limbah radioaktif yang dihasilkan dari
pengoperasian PLTN, adalah berupa elemen bakar bekas dalam bentuk padat. Elemen
bakar bekas ini untuk sementara bisa disimpan di lokasi PLTN, sebelum dilakukan penyimpanan
secara lestari.
2.5
Tangki Reactor
Tangki ini bisa berupa tabung (silinder) atau bola yang dibuat dari logam campuran
dengan ketebalan sekitar 25 cm. fungsi dari tangki adalah sebagai wadah untuk
menempatkan
komponen-komponen
reaktor
lainnya
dan
sebagai
tempat
berlangsungnya reaksi nuklir. Tangki yang berdinding tebal ini juga berfungsi
sebagai penahan radiasi agar tidak keluar dari sistem reaktor.
2. Teras reaktor
Komponen reaktor yang berfungsi sebagai tempat untuk bahan bakar. Teras reaktor
dibuat berlubang (kolom) untuk menempatkan bahan bakar reaktor yang berbentuk
batang. Teras reaktor dibuat dari logam yang tahan panas dan tahan korosi.
Moderator
Fungsi dari moderator adalah untuk memperlambat laju neutron cepat (moderasi)
yang dihasilkan dari reaksi inti hingga mencapai kecepatan neutron thermal untuk
memperbesar kemungkinan terjadinya reaksi nuklir selanjutnya (reaksi berantai).
Bahan yang digunakan untuk moderator adalah air atau grafit.
2.6
di atas, dikenal dengan istilah siklus bahan bakar nuklir. Ada tiga bagian pada siklus ini,
yaitu bagian depan (front end), bagian pembangkitan daya, dan bagian belakang (back end).
Secara sederhana siklus bahan bakar nuklir dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 6 di
bawah ini.
Gambar 7 Uraninite
Gambar 8 Autunite
3.
Pengkayaan
Sampai pada tahapan ini, uranium yang berbentuk UF6 merupakan uranium
alami. Artinya kandungan uranium terdiri dari 99,3% uranium-238 (U-238) dan
0,7% uranium-235 (U-235). Agar bisa dimanfaatkan di sebagian besar reaktor
nuklir, kandungan U-235 harus dinaikkan menjadi 3,5% 5%. Proses untuk
menaikkan kandungan U-235 ini dikenal dengan nama pengkayaan atau
enrichment. Oleh karenanya pabrik yang melakukan kegiatan pengkayaan ini
disebut dengan pabrik pengkayaan atau enrichment plant. Produk akhir pabrik
pengkayaan yaitu uranium yang diperkaya (enriched uranium), sementara
produk sisanya adalah uranium yang dipermiskin (depleted uranium) yaitu
uranium yang mempunyai kandungan U-235 kurang dari 0,7% (biasanya sekitar
0,2 0,3%).Saat ini ada dua cara untuk melakukan pengkayaan uranium dalam
skala besar, yaitu (1) metode difusi gas dan (2) metode sentrifugasi. Untuk
memisahkan isotop U-235 dan U-238, kedua metode ini sama-sama
memanfaatkan sifat fisis dari kedua isotop tersebut, yang mana beda massa
antara U-235 dan U-238 sekitar 1%.
1.
Keselamatan terpasang dirancang berdasarkan sifat-sifat alamiah air dan uranium. Bila
suhudalam teras reaktor naik, jumlah neutron yang tidak tertangkap maupun yang
tidak mengalami proses perlambatan akan bertambah, sehingga reaksi pembelahan
berkurang. Akibatnya panasyang dihasilkan juga berkurang. Sifat ini akan
menjamin bahwa teras reaktor tidak akan rusak walaupun sistem kendali gagal
beroperasi.
2. Penghalang Ganda
P LTN m e m p u n ya i s i s t e m p e n g a m a n a n ya n g k e t a t d a n b e r l a p i s l a p i s , s e h i n g g a kemungkinan terjadi kecelakaan maupun akibat yang ditimbulkan sangat
kecil. Sebagai contoh,zat radioaktif yang dihasilkan selama reaksi pembelahan inti
uranium sebagian besar >90% akan tetap tersimpan di dalam matriks bahan
bakar, yang berfungsi sebagai penghalang pertama. Selama operasi maupun
jika terjadi kecelakaan, selongsong bahan bakar, akan berperan sebagai penghalang
kedua
untuk
mencegah
terlepasnya
zat
radioaktif
tersebut
keluar k e l o n g s o n g . K a l a u z a t r a d i o a k t i f m a s i h d a p a t k e l u a r d a r i
d a l a m k e l o n g s o n g , m a s i h a d a penghalang ketiga yaitu sistem pendingin.
Lepas dari sistem pendingin, masih ada penghalangkeempat berupa bejana tekan
terbuat dari baja dengan tebal + 20cm. Penghalang kelima adalah perisai beton
dengan tebal 1,5 2m. Bila saja zat radioaktif itu masih ada yg lolos dari
perisai beton, masih ada penghalang keenam, yaitu sistim pengukung yang terdiri
dari pelat bajasetebal + 7cm dan beton setebal 1.5 2m yang kedap udara.
Desain keselamatan suatu PLTN menganut falsafah pertahanan berlapis (defence in depth).
Pertahanan berlapis ini meliputi :
a. Lapisan keselamatan pertama, PLTN dirancang, dibangun
d a n d i o p e r a s i k a n s e s u a i dengan ketentuan yang sangat ketat, mutu yg tinggi
dan teknologi mutakhir.
b. Lapisan keselamatan kedua, PLTN dilengkapi dengan sistem pengamanan/
keselamatanyang digunakan untuk mencegah dan mengatasi akibatakibat dari kecelakaan yang mungkin dapat terjadi selama umur PLTN.
c. Keselamatan ketiga, PLTN dilengkapi dengan sistim pengamanan tambahan,
yang dapatdiandalkan untuk dapat mengatasi kecelakaan hipotesis, atau
kecelakaan terparah yang diperkirakan dapat terjadi pada suatu PLTN . Namun
2.8
kecelakaan tersebut kemungkinannya tidak akan pernah terjadi selama umur PLTN.
Limbah Radioaktif Operasi PLTN
Pencemaran yang disebabkan oleh zat radioaktif terhadap lingkungan dapat
dikatakan tidak ada. Air laut atau sungai yang dipergunakan untuk membawa panas dari kondensor sama
sekali tidak mengandung zat radioaktif, karena tidak bercampur dengan air pendingin yang
bersirkulasi di dalam reaktor. Sedangkan gas radioaktif yang dapat keluar dari sistem reaktor
tetap terkungkung di dalam sistem pengungkung PLTN dan sudah melalui sistem ventilasi
dengan filter yang berlapis-lapis. Gas yang dilepas melalui cerobong aktivitasnya sangat
kecil (sekitar 2 milicurie/tahun) sehingga tidak menimbulkan dampak terhadap
lingkungan.Pada PLTN sebagian besar limbah yang dihasilkan adalah limbah aktivitas rendah (70 80%).
Sedangkan limbah aktivitas tinggi dihasilkan pada proses daur ulang elemen bakar nuklirbekas, sehingga
apabila elemen bakar bekasnya tidak didaur ulang, limbah aktivitas tinggi ini jumlahnya sangat sedikit.
Penangan limbah radioaktif aktivitas rendah, sedang maupun aktivitas tinggi pada umumnya mengikuti tiga
prinsip, yaitu :
Memperkecil volumenya dengan cara evaporasi, insenerasi, kompaksi/ditekan.
Mengolah menjadi bentuk stabil (baik fisik maupun kimia) untuk memudahkan dalam transportasi dan
penyimpanan.
Menyimpan limbah yang telah diolah, di tempat yang terisolasi.
Pengolahan limbah cair dengan cara evaporasi/pemanasan untuk memperkecil volume, kemudian dipadatkan
dengan semen (sementasi) atau dengan gelas masif (vitrifikasi) didalam wadah yang kedap air, tahan banting,
misalnya terbuat dari beton bertulang atau daribaja tahan karat. Pengolahan limbah padat adalah dengan cara
diperkecil volumenya melalui prosesinsenerasi/pembakaran, selanjutnya abunya disementasi. Sedangkan
limbah yang tidakdapat dibakar diperkecil volumenya dengan kompaksi/penekanan dan dipadatkan di
dalamdrum/beton dengan semen. Sedangkan limbah padat yang tidak dapat dibakar atau tidak dapat
dikompaksi, harus dipotong-potong dan dimasukkan dalam beton kemudian dipadatkan dengan semen atau
gelas masif. Selanjutnya limbah radioaktif yang telah diolah disimpan secara sementara (10-50 tahun)
digudang penyimpanan limbah yang kedap air sebelum disimpan secara lestari. Tempat penyimpanan lembah
lestari dipilih di tempat/lokasi khusus, dengan kondisi geologi yang stabil dan secara ekonomi tidak
bermanfaat.
2.9
melalui pembakaran bahan fosil (minyak, batubara dan gas). Uap yang dihasilkan dialirkan
ke turbin uap yang akan bergerak apabila ada tekanan uap. Perputaran turbin selanjutnya digunakan
untuk menggerakkan generator, sehingga akan dihasilkan tenaga listrik. Pembangkit listrik dengan
bahan bakar batubara, minyak dan gas mempunyai potensi yang dapat menimbulkan
dampak lingkungan dan masalah transportasi bahan bakar dari tambang menuju
lokasi pembangkitan. Dampak lingkungan akibat pembakaran bahan fosil tersebut dapat berupa
CO2 (karbon dioksida), SO2 (sulfur dioksida) dan NOx (nitrogen oksida), serta debu yang mengandung
logam berat.
Kekhawatiran terbesar dalam pembangkit listrik dengan bahan bakar fosil adalah
dapat menimbulkan hujan asam dan peningkatan pemanasan global. PLTN beroperasi dengan
prinsip yang sama seperti PLK, hanya panas yang digunakan untuk menghasilkan uap tidak
dihasilkan dari pembakaran bahan fosil, tetapi dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan
fisil (uranium) dalam suatu reaktor nuklir. Tenaga panas tersebut digunakan untuk
membangkitkan uap di dalam sistem pembangkit uap ( Steam Generator) dan selanjutnya sama
seperti pada PLK, uap digunakan untuk menggerakkan turbin generator s e b a g a i
pembangkit tenaga listrik. Sebagai pemindah panas biasa digunakan air
y a n g disirkulasikan secara terus menerus selama PLTN beroperasi. Proses pembangkitan listrik ini
tidak membebaskan asap atau debu yang mengandung logam berat yang dibuang ke lingkungan
atau melepaskan partikel yang berbahaya seperti CO2, SO2, NOx ke lingkungan, sehingga
PLTN ini merupakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Limbah radioaktif yang
dihasilkan dari pengoperasian PLTN adalah berupa elemen bakar bekas dalam bentuk padat. Elemen
bakar bekas ini untuk sementara bisa disimpan dilokasi PLTN sebelum dilakukan penyimpanan
secara lestari.
2.10 Energi Nuklir
2. T i d a k
gas-gas
mencemari
berbahaya
udara
dan
seperti
tidak
karbon
menghasilkan
monoksida, sulfur
Namun untuk menghasilkan tenaga listrik yang hemat dan efisien , sesuai dengan hukum alam
maka harus ada akibat dari proses pembagkitan yang berupa kelemahan. Berikut ini beberapa
hal yang menjadi kekurangan PLTN:
1. Risiko kecelakaan nuklir terbesar adalah kecelakaan Chernobyl
(yang tidak mempunyai containment building).
2. Limbah nuklir radioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan dapat bertahan hingga
ribuan tahun
3. Menimbulkan efek genetik pada dosis 25 150 rem.
Catatan : 1 rad = 100 erg/gram = 0,01 joule/kg terhadap jaringan sel
BAB III
KESIMPULAN
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik thermal dimana panas
yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik. Terdapat
beberapa jenis PLTN, yaitu Pressurized Water Reactor (PWR), Boiling Water Reactor (BWR), Reaktor Air
Didih Lanjut (Advanced Boiling Water Reactor, ABWR), Reaktor Candu, Reaktor Tabung Tekan,
Pebble Bed Modular Reactor (PBMR), Reaktor Magnox, Advanced G a s - c o o l e d
Reactor
(AGR),
dan
Russian
Reaktor
Bolshoi
M o s h c h n o s t y . Prinsip kerja PLTN sama dengan PLTU yaitu uap bertekanan tinggi digunakan
untuk memutar turbin. Tenaga gerak putar turbin ini kemudian diubah menjadi tenaga listrik
dalam sebuah generator. Sistem keselamatan dalam PLTN ada 3 yaitu, keselamatan
terpasangan, pertahanan berganda dan pertahanan berlapis. Kelebihan PLTN dengan pembangkit
listrik lainnya yaitu, tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca, tidak mencemari udara dan
tidak menghasilkan gas-gas berbahaya, sedikit m e n g h a s i l k a n l i m b a h p a d a t
d a n b i a y a b a h a n b a k a r r e n d a h . K e l e m a h a n P LTN d e n g a n pembangkit listrik
lainnya adalah limbah nuklir radioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan dapat bertahan hingga
ribuan tahun.
DAFTARPUSTAKA
www.batan.go.id
www.hello-wiki.com
www.infonuklir.com
www.supertechno.com
www.wikipedia.com