TINJAUAN PUSTAKA
2.1
endapan bahan galian industri atau mineral industri, antara lain: penambangan batu gamping,
marmer, granit, andesit dan sebagainya. Quarry dapat menghasilkan material atau hasil
tambang dalam bentuk loose/broken materials ataupun dalam bentuk dimensional stones
(koernaryo,2000).
Produk yang dihasilkan pada sistem quarry pada umumnya merupakan dimensi batuan
bukan logam. Pada umumnya, dimensi batuan granit, marmer, batu gamping, batu pasir, batu
ubin besar, dan slate yang diperkirakan semakin lama semakin turun atau semakin susah
untuk dipotong. Karena kesulitan atau kendala dan biaya yang berasosiasi dengan proses
pemotongan batuan, quarry pada umumnya lebih mahal dibandingkan dengan metode lain di
tambang terbuka, dengan square set stoping, merupakan biaya terbesar dalam penambangan.
Quarry juga memiliki selektifitas yang tinggi, metode dalam skala kecil, dengan produktifitas
yang rendah. Ada dua istilah yang dipakai pada cara penambangan secara Quarry ini,
berdasarkan bentuk yang dihasilkan, yaitu :
a. Dimension stone, biasa pada penambangan batu mamer, dimana dipergunakan gergaji
atau dengan peledakan khusus, sehingga dihasilkan bongkah-bongkah yang baik dan
teratur. Produksinya sangat selektif dengan jumlah yang terbatas. Pada metode
penambangan ini muka dari jenjang (bench face) adalah hampir vertical.
b. Broken stone adalah cara penambangan guna menghasilkan batu pecah dan pada
umunya dilakukan dengan cara peledakan. Pada metoda penambangan ini, muka dari
jenjang (face bench) tidak pasti harus vertical, tetap diusahakan
Penambangan sendiri adalah proses mendapatkan sumber daya alam, biasanya batu,
yang ditemukan diatas atau di bawah permukaan tanah. Penambangan juga suatu proses yang
terdiri dari sejumlah sub-proses yang berurutan: pengeboran, peledakan, breaking
(pemecahan), pemuatan, pengangkutan, meremukkan, penyaringan, penimbunan dan
pengiriman produk yang dapat dijual. Setiap tambang adalah hal unik dan perlu direncanakan
3
dengan hati-hati baik dari segi praktek kerja dan pemilihan peralatan untuk memaksimalkan
profitabilitas (keuntungan) operasi.
2.2.1
Pemboran
Kegiatan pemboran adalah suatu kegiatan membuat lubang tembak pada batuan yang
akan dibongkar dan dipecahkan dengan menggunakan alat bor. Tujuan dari pemboran ini
adalah membuat lubang tembak untuk tempat isian bahan peledak. Salah satu keberhasilan
peledakan batu gamping sangat ditentukan oleh pembuatan lubang tembak yang dilakukan.
Pemboran yang tidak sempurna akan memberi hasil peledakan yang tidak sesuai apa yang
diharapkan.
2.2.1 Pola Pemboran
Pola pemboran merupakan suatu pola pada kegiatan pemboran dengan menetapkan
lubang lubang ledak secara sistematis. Berdasarkan letak lubang bor, maka pola pemboran
pada umumnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
A. Pola pemboran paralel
Pola pemboran paralel (Gambar 2.1) dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Pola bujur sangkar (Square Pattern)
Jarak antara burden dan spacing yang digunakan adalah sama. Lubang ledak pada
garis berikutnya berada tepat sejajar di belakang lubang ledak pada baris
didepannya.
b. Pola persegi panjang (Rectangular Pattern)
Pola pengeboran lubang ledak dengan jarak spacing lebih besar daripada jarak
burden.
B.
selang seling dan baris ketiga sejajar dengan baris pertama. Pola pemboran selalng-seling
ini akan menghasilkan fragmentasi peledakan yang lebih baik karena penyebaran energi
4
PARALLEL
PATTERN
Area tidak terkena
energi peledakan
Lubang
tembak
Area pengaruh energi
tembak
peledakan
STAGGERED
PATTERN
Area tidak
terkena
energipeledakan
Lubang tembak
Area pengaruh energi
peledakan
2.3
Peledakan
Peledakann dilakukan agar kita dapat memperoleh batuan dari keadaan insitunya
sehingga dapat memungkinkan material tersebut untuk digali, dimuat dan diangkut kemudian
diproses lebih lanjut. Dalam operasi peledakan, selalu terkait dua unsur utama yang
memengang peranan penting yang mempengaruhi keberhasilan peledakan, yaitu karakteristik:
a. Batuan yang diledakkan
b. Bahan peledak yang di gunakan
Untuk memilih metode peledakan yang akan di terapkan diperlukan menguasai
pengetahuan yang baik terhadap dua unsur tersebut di atas.
Teknik peledakan yang di pakai tergantung atas tujuan peledakan dan pekerjaan atau
proses lanjutan setelah peledakan. Suatu peledakan biasanya dilakukan dengan cara membuat
lubang ledak yang di isi sejumlah bahan peledak. Dengan pengetahuan teknik serta metode
peledakan, dapat direncanakan geometri peledakan dan jumlah bahan peledak yang sesuai
seperti yang di harapkan. Agar aktivitas peledakan berhasil sesuai dengan yang di rencanakan,
maka faktor-faktor berikut perlu diperhatikan:
a. Karakteristik atau sifat batuan yang akan di ledakkan, termasuk data geoteknik.
b. Sifat-sifat bahan peledak.
c. Teknik atau metode peledakan yang di pakai.
2.4 Jenis jenis bahan peledak
2.4.1
ANFO
ANFO adalah singkatan dari ammoniun nitrat (AN) sebagai zat pengoksida dan fuel
oil (FO) sebagai bahan bakar. Setiap bahan bakar berunsur karbon, baik berbentuk serbuk
maupun cair, dapat digunakan sebagai pencampur dengan segala keuntungan dan kerugiannya.
Komposisi bahan bakar yang tepat, yaitu 5,7% atau 6%, dapat memaksimumkan kekuatan
bahan peledak. Artinya pada komposisi ANFO yang tepat dengan AN = 94,3% dan FO = 5,7%
akan diperoleh zero oxygen balance. Kelebihan FO disebut dengan overfuelled akan
menghasilkan reaksi peledakan dengan konsentrasi CO berlebih, sedangkan bila kekurangan
FO atau underfuelled akan menambah jumlah NO2.
Perbandingan AN : FO sebesar 94,3% : 5,7% adalah perbandingan berdasarkan berat. Agar
diperoleh perbandingan berat komposisi yang tepat antara FO dengan AN, dapat digunakan
perhitungan yang menggunakan solar berdensitas 0,80 gr/cc sebagai bahan bakar. Dengan
memvariasikan kebutuhan akan ANFO, akan diperoleh berapa liter solar yang diperlukan
untuk dicampur dengan sejumlah AN.
2.4.2
Dinamit/Dayagel
Dayagel Magnum merupakan bahan peledak yang memiliki kekuatan tinggi dan
beremulsi sensitif yang kuat dan peka terhadap detonator. Namun demikian dayagel magnum
memiliki sensitivitas terhadap impak mekanik yang sangat rendah. Apabila dikenai api,
dayagel magnum tidak mudah terbakar dan padam jika sumber api dijauhkan dari peledak,
kecuali dalam keadaan kebakaran besar. Meskipun dayagel magnum bersifat tidak mudah
terbakar, namun tetap harus dijauhkan dari api atau panas yang berlebihan. Dayagel Magnum
berwarna abu-abu yang menyerupai padatan berdiameter kecil dikemas dalam cartridge nylon.
Dayagel Magnum merupakan bahan peledak yang tahan terhadap air yang didesain untuk
menghasilkan energi yang besar. Dinamit dihubungkan ke nonel dan dimasukkan ke lubang
bor untuk pengisian double deck, yang digunakan apabila banyak crack lubang bor. Dinamit
yang digunakan adalah jenis dayagel.
2.5
Rancangan Peledakan
Pada rancangan ini akan dibahas tentang factor yang mempengaruhi peledakan. Dan
Pola Peledakan
Pola peledakan merupakan urutan waktu peledakan antara lubang-lubang bor dalam
satu baris dengan lubang bor pada baris berikutnya ataupun antara lubang bor yang satu
dengan yang lainnya. Pola peledakan ini ditentukan berdasarkan urutan waktu peledakan serta
arah runtuhan material yang diharapkan.
a.
Box Cut, adalah pola peledakan yang arah runtuhan batuannya kedepan dan
membentuk kotak.
b.
Corner cut, adalah pola peledakan yang arah runtuhan batuannya kesalah satu sudut
dari bidang bebasnya.
c.
V cut, adalah pola peledakan yang arah runtuhan batuannya kedepan dan
membentuk huruf V.
2.7
Geometri peledakan
Untuk memperoleh hasil pembongkaran batuan sesuai dengan yang diinginkan, maka
Gambar 2.4 Geometri Peledakan Langefors & Kihlstrom (I.C. Engin, 2008)
Metode geometri peledakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
geometri langefors dan juga membandingkan biaya yang sebenarnya dari konsumsi bahan
peledak terkini di tambang-tambang tertentu dengan biaya ideal bahan peledak yang
diharapkan akan digunakan pada pertambangan, perhitungannya menggunakan data yang
dikumpulkan selama penelitian dengan penerapkan persamaan 2.4 2.14, hasilnya kemudian
digunakan untuk menghitung selisih biaya konsumsi bahan peledak di Pertambangan
Berikut adalah bagian geometri peledakan:
a. Burden (B)
Burden adalah jarak dari lubang ledak dengan bidang bebas yang terdekat, dan arah di
mana perpindahan akan terjadi. Pada daerah ini energi ledakan adalah yang terkuat dan yang
9
pertama kali bereaksi pada bidang bebas. Jarak burden yang baik adalah jarak yang
memungkinkan energi secara maksimal dapat bergerak keluar dari kolom isian menuju bidang
bebas. Selanjutnya, energi dipantulkan kembali dengan kekuatan yang cukup untuk
melampaui kuat tarik batuan sehingga akan terjadi penghancuran. Untuk menentukan burden
maka terlebih dahulu mencari nilai Bmax dengan digunakan rumus:
.... (2.1)
......(2.2)
Di mana:
Bmax = maksimum burden, meter
B
= burden, meter
= rock constant
b.
Spasi (S)
Spasi adalah jarak antara dua lubang ledak yang berdekatan dalam satu baris.Pada
persamaan Langefors & hubungan spasi dan burden adalah jarak spasi 1,25 kali burden.
Sehingga didapatkan rumus seperti berikut.
S = 1.25B(2.3)
Dimana:
S = Spasi, meter
B = burden, meter
c.
Stemming (T)
10
Stemming adalah tempat material penutup dalam lubang bor di atas kolom isian bahan
peledak. Fungsi stemming adalah agar terjadi stress balance dan untuk mengurung gas-gas
hasil ledakan agar dapat menekan batuan dengan kekuatan yang besar. Sedangkan di dalam
penggunaan stemming yang perlu diperhatikan adalah panjang stemming dan ukuran material
stemming. Sehingga didapatkan rumus sebagai berikut:
Ho = B....................................................................................................................... (2.4)
Dimana:
Ho = stemming, meter
B = Burden, meter
d.
dibuat agar jenjang yang dihasilkan sebatas dengan lantainya dan lantai yang dihasilkan rata.
Bila jarak subdrilling terlalu besar maka akan menghasilkan efek getaran tanah, sebaliknya
bila subdrilling terlalu kecil maka akan mengakibatkan masalah tonjolan pada lantai jenjang
(toe) karena batuan tidak akan terpotong sebatas lantai jenjangnya.
U = 0.3 Bmax...(2.5)
Dimana:
U
= subdrilling,meter
Bmax
= Burden Maximum,meter
e.
diinginkan dan kapasitas dari alat muat. Sedangkan untuk menentukan kedalaman lubang
dapat digunakan rumus sebagai berikut:
H = 1.05 ( K+ U)........(2.6)
Dimana:
H = Kedalaman lubang, meter
U = Subdrilling, meter
11
f.
Muatan total
Pada persamaan Langefors total bahan peledak yaitu penjumlahan bahan peledak isian
utama (column charge) dan isian dasar bottom charge). Column charge adalah bahan peledak
pada bagian tengah lubang ledak atau disebut dengan isian utama, bottom charge adalah isian
bahan peledak pada bagian bawah lubang ledak atau disebut isian dasar Untuk menghitung
total jumlah bahan peledak digunakan persamaan di bawah ini
....................................................................................................
..................(2.7)
Dimana:
Dalam menghitung total jumlah bahan peledak, maka column charge dan bottom
charge harus diketahui terlebih dahulu, untuk mencarinya dapat digunakan persamaan di
bawah ini
Menghitung isian dasar (bottom charge)
...(2.8)
.....(2.9)
.....(2.10)
Dimana:
= Burden, m
= Kuantitas isian bottom, kg
12
g.
didapatkan dengan cara mengurangi Burden maximum dengan burden. Untuk mencarinya dapat
digunakan persamaan dibawah ini:
.(2.14)
Dimana:
F
Bmax
= Burden maximum
= Burden
13
h.
Volume Peledakan
Volume peledakan adalah hasil perhitungan seluruh batuan yang didapatkan dari kegiatan
peledakan,volume batuan yang akan diledakkan tergantung pada burden, spasi, tinggi jenjang, dan
jumlah lubang. Untuk mencarinya dapat digunakan persamaan dibawah ini:
(2.15)
Dimana:
V
= Burden, meter
= Spasi, meter
= Jumlah lubang
i.
keperluan biaya akuntansi. Powder Factor adalah suatu fungsi dari jenis bahan peledak,
kepadatan batu, dan geologi. Powder Factor untuk suatu volume/isi batu yang diledakkan
dapat dihitung dengan rumus:
Powder Faktor (Kg/m3) = Berat Total dari Bahan peledak dalam Ledakan
Volume Ledakan
Table 2.1:Powder Faktor khusus yang digunakan dalam massa ledakan batuan.
Tipe batu
PF(kg/m)
Keras
Medium
Lembut
Sangat Lembut
0.7 0.8
0.4 -0.5
0.25 0.35
0.15 0.25
Rumus peledakan lain yang juga digunakan dalam penelitian ini (Dyno Nobel, 2010)
14
.(2.17)
Dimana:
Cb
Cdynamite
= Harga dynamite
Qb
(2.18)
Dimana:
Cc
..(2.19)
Dimana:
Ct
Cb
Cc
Biaya konsumsi bahan peledak berlebih = Biaya actual bahan peledak Biaya ideal
bahan peledak
2.8
Ada banyak metode yang dipakai untuk melakukan perhitungan terkait biaya
peledakan untuk mendapatkan hasil peledakan yang baik dengan meminimalisir biaya
bahan peledak salah satunya dengan menggunakan formula Langerfors, formula Matti dan
formula Dyno Nobel. Berikut adalah table perhitungan yang digunakan untuk menentukan
perhitungan terkait biaya peledakan khususnya untuk mencari biaya ideal dari pemakaian
bahan peledak:
16
Negara bagian Ondo dan Ekiti di Nigeria telah melakukan penelitian tersebut untuk
menghitung biaya ideal dari pemakaian bahan peledak. Studi kasus ini dilakukan dengan
mengambil data peledakan yang digunakan di 4 daerah tambang yang berbeda di Nigeria
mencakup daerah Mac, Kopek, Samchase, Stonework. Berikut adalah data dari parameter
peledakan dan biaya aktual dari pemakaian bahan peledak yang didapat dari 4 tambang di
Negara bagian Ondo dan Ekiti di Nigeria:
Parameters
Burden (m), B
Spacing (m), S
Bench Height (m), K
Hole Diameter (m), d
Total number of holes, N
Actual total weight of explosive in bottom
charge per blast (kg)
Actual total weight of explosive in column
charge per blast (kg)
Actual total weight of explosive consumed per
blast (kg)
Ma
c
1.5
1.5
9
88.
9
126
198
0
315
0
513
0
Kope
k
2
2
10
Samch
ase
2
2
10
Stonew
ork
1.8
1.8
12
95
80
100
150
120
140
3075
2460
2870
3750
3000
3500
6825
5460
6370
Tabel 2.5 Parameter peledakan yang didapat dari empat tambang berbeda
Tabel 2.6 Biaya aktual yang didapat dari empat tambang yang berbeda
17
1.9
0.8
100
0
230
Cost Dynamite
Cost ANFO
Parameter
Biaya aktual peledakan
(dynamite) pada bottom
charge
Biaya aktual peledakan
(ANFO) pada column charge
total biaya aktual dari
kebutuhan peledakan per
tiap ledakan
2.4
0.8
2.4
0.8
2.2
0.8
1000
1000
1000
230
230
230
Kopek
Samchas
e
1980000
307500
0
2460000
2870000
724500
862500
690000
805000
2704500
393750
0
3150000
3675000
Mac
Stonework
Mac
2848.749
75
0.57
10.0485
1.851455
1.586323
114
2.406891
5
Kopek
Samchas
e
Stonework
6753.6
0.72
11.256
2.38768
2.638259
884
5402.88
0.72
11.256
2.38768
2.638259
884
6029.7048
0.66
13.293
2.24879
2.3402547
38
3.103984
3.103984
2.923427
18.0873
3.818107
619
14.26919
238
36.0192
8.189116
466
27.83008
353
36.0192
8.189116
466
27.83008
353
34.455456
6.8415638
89
27.613892
11
481.0815
6
1228.367
47
982.6939
76
957.81894
45
1797.918
24
2278.999
8
0.351455
4174.512
53
3339.610
024
5402.88
0.38768
4322.304
0.38768
3865.9448
96
4823.7638
4
0.44879
18
Mac
Kopek
Samchas
e
Stonework
481081.5
6
1228367.
47
982693.9
76
957818.9445
413521.1
952
960137.8
819
768110.3
055
889167.326
894602.7
552
2188505.
352
1750804.
281
1846986.27
19