Anda di halaman 1dari 60

Menerapkan prinsip & ciri kerja otak

melalui pendekatan belajar aktif


(S.Belen 2008)

ahli Neurologi menyatakan bahwa pada saat


lahir otak bayi mengandung 100 sampai 200
milyar neuron atau sel syaraf yang siap
melakukan sambungan antar sel.
No

Usia

Kapasitas Kecerdasan
( dalam % )

0 - 4 tahun

50

5 - 8 tahun

80

8 - 18 tahun

100

Apakah kondisipendidikan Indonesia,dalam halinisistem im plem entasikurikulum dan


penilaiannya cenderung m engorbankan para sisw a? M arilah kita sim ak ilustrasiini.

Lihatlah, betapa keliru penilaian guru dan orang tua terhadap

potensi anak. Kazuo Murakami membuktikan, setiap orang


memiliki gen-gen positif yang 90-95% di antaranya tertidur.
Gen-gen itu tetap tertidur karena stimulasi yang diberikan tidak
cocok dengan gaya belajarnya.
Para tokoh itu telah mengukir namanya yang abadi dalam

sejarah. (Frank Michalic, 2005 & Barbara Prashnig, 2007).

Gejala seperti cerita ini terjadi antara lain karena potensi kreatif
tokoh-tokoh ini waktu bersekolah tidak didukung sistem
kurikulum dan praksisnya, pola mengajar guru, dan sistem
penilaian. Ekspektasi (harapan) guru dan pola perlakuan guru
kepada siswa cenderung menghambat kemajuan belajar siswa.
Demikian pula, ekspektasi (harapan) kalangan orang tua
tertentu dan pola perlakuan mereka kepada anaknya
cenderung menghambat kemajuan belajar anak.

Cooper dan Sawaf (1997) menyatakan :


Kita semua tahu tentang orang-orang yang berhasil di
sekolah tetapi gagal dalam hidup, begitu pula
sebaliknya. Kita semua tahu ada orang yang kaya
dengan pikiran sehat dan kreativitas tetapi dikenal tidak
berprestasi baik dalam uji-uji akademik. Ini semua
mengingatkan bahwa kecerdasan di sekolah bukan
segala-galanya. Namun, banyak di antara kita tidak
tahu
tentang
penemuan
bahwa
IQ
mungkin
berhubungan dengan hanya 4 persen dari keberhasilan
di dunia nyata. Dengan kata lain, lebih dari 90 persen
keberhasilan mungkin berhubungan dengan bentukbentuk kecerdasan lain. (Lihat Sternberg, R.J. 1996,
Successful Intelligence, New York: Simon dan Schuster).

K ecerdasan apa saja yang m endukung suatu


profesi/pekerjaan?
No

Pekerjaan

Bhs

Log-mat
V

Vis-spasi

KECERDASAN
Kinstetik

Mu-sikal

Antar prbdi
V

Guru BP

Kapster di kapsalon

Penjual karcis pintu tol

Petugas derek jalan tol

Pelatih senam

Tukang ojek

Penyablon

Ushwn isiulang air minral

Pengamen

10

Teknisi komputer

11

Pemandu wisata

12

Ushw service motor/mobil

13

Usahawan catering

14

Peneliti

15

PPL

16

Petugas KB

17

Konsultan tenaga kerja

18

Indoor decorator

V
V

V
V

Intra prbd
V

V
V

V
V
V

KECERDASAN
No

Pekerjaan

Bhs

Log-mat

Vis-spasi

Kinstetik

Mu-sikal

Antar prbdi

Intra prbd

24

Usahawan agen iklan

25

Konsultan bisnis

26

Usahawam wartel

27

Usahawan warnet

28

Guru Bahasa Jepang

29

Guru Bahasa Mandarin

30

Konsultan keuangan

31

Penjual HP dan voucher

32

Penata gizi di rumah sakit

33

Computer programmer

34

Usahawan cuci mobil

35

Penata musik

36

Waitress bilyar

37

Pemain sinetron

38

Usahawan rmh produksi

39

Operator handphone

40

Teknisi handphone

V
28
70%

18
45%

JUMLAH
Persentase

V
V

6
15%

18
45%

2
5%

24
60%

2
5%

Tabel ini menunjukkan hal-hal berikut ini:

Dari 40 contoh sampel jenis pekerjaan yang baru, 24 atau 60% dari

jumlah pekerjaan ini menuntut kecerdasan kinestetik (gerak anggota


tubuh yang tangkas/mahir sesuai dengan jenis pekerjaan).
Namun, ternyata 28 atau 70% jumlah pekerjaan ini paling banyak

menuntut kecerdasan antarpribadi. Alasan yang melandasi tuntutan


ini adalah bahwa tanpa kecerdasan ini, seseorang pekerja atau
penyandang profesi tak akan berhasil dalam pekerjaannya.
Ternyata jumlah pekerjaan yang menuntut kecerdasan intrapribadi

cenderung sama dengan jumlah pekerjaan yang menuntut


kecerdasan logika-matematika. Selain itu, lecerdasan intraparibadi
merupakan tuntutan lanjutan dari kecerdasan antarpribadi. Dengan
kata lain, tanpa penerapan kecerdasan intrapribadi, kecerdasan
antarpribadi tidak akan kuat dan bermakna.
Kecerdassan bahasa hanya dituntut 6 atau 15% jenis pekerjaan,

sedangkan kecerdasan visual-spasial dan kecerdasan musikal masingmasing hanya dituntut 2 atau 5 % jenis pekerjaan. Tampaknya ketiga
kecerdasan ini hanya dituntut oleh jenis pekerjaan yang benar-benar
khusus menuntut kecerdasan ini.

Hikmah yang dapat dipetik dari kecenderungan ini adalah

bahwa meskipun kecerdasan kinestetik itu penting karena


dituntut cukup banyak jenis pekerjaan, itu saja tidak cukup.
Ternyata dalam dunia kerja dewasa ini dan mungkin di
masa depan, kecerdasan antarpribadi dan intrapribadi
semakin dituntut oleh dunia kerja. Kedua kecerdasan ini
akan membuat seseorang berhasil dalam pekerjaannya,
terutama pekerjaan yang berhubungan dengan upaya
menjalin hubungan baik dengan orang lain, kerja sama,
terutama kemampuan bekerja dalam tim, introspeksi diri,
evaluasi diri, dan refleksi atas pengalaman . Karena itu,
aneka-kemampuan yang merupakan unsur kecerdasan
antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi perlu lebih
diperhatikan dan diintegrasikan dalam kegiatan belajarmengajar berbagai mata pelajaran. Ternyata kecerdasan
bahasa dan kecerdasan logika-matematika tidak terlalu
banyak dituntut dalam dunia kerja. Kedua kecerdasan ini

Cara m enentukan kom petensitiap


kecerdasan

Con

Contoh : KECERDASAN VISUAL-SPASIAL

KARYA
Sketsa
Gambar/lukisan
Peta
Maket
Globe
Patung
Denah
Karikatur
Tabel
Grafik
Diagram
Desain (blueprint)
Model
Simbol/lambang

UNJUK KERJA
Menggunakan simbol/lambing
Pandai bermain halma
Pandai bermain karangbol
Pandai bermain catur
Menggunakan simbol/lambang
Mudah menemukan alamat di
daerah baru
Pandai bermain jigsaw puzzle
Melakukan eksperimen mental
Menggunakan peta
Menggunakan globe
Membaca denah

PERILAKU
Menunjukkan sikap kreatif
Suka berimajinasi
Menghargai keindahan

K ECER D A SA N K IN ESTETIK

KARYA
Rancangan
tarian
Gambar/lukisan
Peta
Maket
Patung
Berbagai
kerajinan tangan
Desain
(blueprint)

UNJUK KERJA
Berlari dengan benar
Melempar dengan benar
Melompat dengan benar
Melakukan kegiatan senam
Bermain bola kaki
Bermain basket
Bermain badminton
Menari
Berpantomim
Bermain sunglap tertentu (dengan
menggerakkan anggota tubuh
dengan tangkas)
Ber-acting dalam drama
Melakukan kegiatan relaksasi (yoga,
tai chi)

PERILAKU
Senang
memanipulasi
objek
Bersikap sportif
Menghargai
kehalusan dan
keindahan gerak
Senang
berolahraga
Senang
mengerjakan
pekerjaan tangan

K ECER D A SA N M U SIK A L
KARYA

Koleksi kaset audio


Koleksi VCD
Koleksi lagu
Sketsa
Alat musik
Komposisi musik
Teks lagu
Glosarium
Aransemen
Benda yang
menghasilkan
bunyi

UNJUK KERJA

PERILAKU

Memainkan alat musik


Memperbaiki alat musik
Menyanyikan lagu baru
sendirian
Menulis notasi balok
Menggunakan simbol/lambang
Menyanyikan lagu dalam koor
Mudah menemukan bahwa
musik menyeleweng dari
kuncinya
Menyanyikan berbagai jenis
musik
Memainkan berbagai jenis
musik

Menunjukkan sikap
kreatif
Suka berimajinasi
Menghargai
keanekaragaman
Menghargai
keindahan

K ECER D A SA N A N TA R PR IB A D I
KARYA

Suvenir
Foto
Daftar alamat
Daftar nomor
telepon/HP

UNJUK KERJA

Menyelesaikan
konflik
Berkenalan dengan
orang lain
Berdiskusi
Mengorganisasi
pengumpulan
sumbangan/ dana
bagi yang
membutuhkan
Menunjukkan
tatakrama dalam
bertelepon

PERILAKU

Suka bekerja sama


Menghargai perbedaan,
keanekaragaman
Lebih suka memuji daripada
mengkritik
Suka mengucapkan selamat ulang
tahun/ucapan lain
Suka menunjukkan empati kepada
orang lain
Senang bergaul dg orang lain
Mau berkorban utk orang lain
Terbuka terhadap pendapat /kritik
orang lain
Lebih senang melakukan olahraga
berdama daripada olahraga seorang
diri

K ECER D A SA N IN TR A PR IB A D I

KARYA
Hasil
renungan
/ meditasi
Diary
Puisi
Doa
tertulis

UNJUK KERJA
Melakukan
renungan /
meditasi
Melakukan
refleksi
Menilai
perilaku
sendiri

PERILAKU
Suka melakukan
introspeksi diri
Suka meminta maaf
atas kesalahan
Suka berpuasa
Suka membela
keadilan dan
kebenaran

Perbandingan otak kiri& otak kanan

Otak kiri memproses simbol berupa

huruf atau tulisan (teks), angka, dan


simbol lainnya serta mengontrol
bagian tubuh bagian kanan.
Sedangkan, otak kanan memproses
gambar atau rupa, benda 3 dimensi,
konteks, gerak, dan bahasa tubuh
serta mengontrol tubuh bagian kiri.

Am atilah 2 gam bar berikut ini!

Kem udian,am atilah 2 gam barberikutiniyang m em perlihatkan perbedaan fungsi,terutam a


fungsiberpikir,antara yang dikendalikan otak kiridan otak kanan!

Setelah m engam ati2 gam bartersebut,am atilah dengan telitiperbedaan fungsidan urusan antara kinerja otak kiridan
kinerja otak kanan pada tabelberikutini!

Hasil-hasil riset otak yang menjelaskan perbedaan fungsi

dan urusan otak kiri dan kanan ini semakin menyadarkan


praktisi dan pengamat pendidikan bahwa pandangan yang
terlalu mengagungkan IQ dan tradisi pendidikan selama ini
ternyata amat keliru. Setelah Daniel Goleman menerbitkan
bukunya Emotional Intelligence tahun 1995, orang mulai
menekankan pentingnya kecerdasan emosional. Dalam
buku tersebut, Goleman mengungkapkan hasil metaanalisis Howard Gardner tentang multi-kecerdasan manusia
yang pertama kali diterbitkan dalam bukunya Frames of
Mind pada tahun 1978, disusul oleh buku-buku lain
karyanya. Sejak waktu itu, orang mulai yakin bahwa
manusia dibekali beragam kecerdasan. Howard Gardner
sendiri menandaskan bahwa ahli lain dipersilahkan
menambahkan hasil temuannya tentang jenis kecerdasan
manusia yang lain. Berikut ini dikemukakan tabel
perbandingan jenis-jenis kecerdasan yang tergolong ke
dalam ranah otak kiri dan ranah otak kanan.

Tabelinisecara m enyolok m enunjukkan betapa hanya 2 jenis kecerdasan pada ranah otak kiri
sedangkan ketiga ahliinim encatat15 jenis kecerdasan pada ranah otak kanan.

praksis pendidikan memperlihatkan paradoks yang

menggetirkan. Di seluruh dunia arus utama


pengembangan kurikulum dan praksis pendidikan
jauh lebih menekankan pengembangan kinerja
belajar siswa yang diarahkan oleh otak kiri.
Demikian pula, dunia kerja terlalu menekankan
kemampuan otak kiri dalam merekrut tenaga kerja.
Namun, era dominasi otak kiri di dunia kerja telah
lewat. Dewasa ini dan pada masa depan, dunia kerja
akan menekankan kemampuan otak kanan. (Daniel
Pink, 2006). Meskipun kita tidak boleh
menyepelekan pengembangan otak kiri, penekanan
pengembangan otak kanan memiliki dasar yang
cukup kuat, antara lain ditinjau dari lebih banyaknya
jenis kecerdasan manusia yang dikendalikan
belahan otak kanan.

Berikutinidikem ukakan beberapa kom ponen pokokpendekatan belajaraktif.


Pola m engajarduduk,dengar,catatdan hafaltak dapatdipertahankan
M arilah kita am atigam barberikutini!

Bandingkan dengan gam bar berikutini(BillLucas 2006)!

Anda ingat:
90% dari apa yang Anda baca,
dengar, lihat, katakan, dan
lakukan,
60%

dari

apa

yang

Anda

apa

yang

Anda

lakukan,
50%

dari

katakan,
40% dari apa yang Anda lihat,
30% dari apa yang Anda dengar,
20% dari apa yang Anda baca.

Data

berdasarkan hasil penelitian pada


kedua gambar ini memperlihatkan bahwa
metode ceramah yang amat dominan dalam
pola mengajar tradisional amat tidak efektif.
Apa yang siswa masuk melalui telinga kiri
akan segera keluar melalui telinga kanan.
Yang lebih penting adalah guru berupaya
menugaskan siswa mengerjakan hal-hal
nyata melalui berbuat, melakukan, sambil
dikombinasi dengan apa yang siswa dengar,
baca, amati, diskusi, dan lakukan presentasi.

G aya belajar sisw a am at


m em pengaruhi kem ajuan
belajarnya

Pemrosesan
otak

Otak kiri:
Analitis Otak kanan:
Holistik

Apakah Anda dominan menggunakan otak kiri? Jika ya, Anda


tergolong tipe/gaya belajar analitis. Jika Anda dominan
menggunakan otak kanan, Anda tergolong tipe holistik.

CIRI-CIRI ANAK YANG HEBAT


OTAK KIRI

Senang belajar
sendiri

Mudah mengerti lewat


mendengarkan
(auditif)

&

OTAK KANAN

Senang belajar
bersama orang lain

Mudah mengerti lewat


menggunakan tangan
(taktil)

CIRI-CIRI ANAK YANG HEBAT


OTAK KIRI

Mudah mengerti lewat


melihat (visual)

Senang teka-teki
silang

&

OTAK KANAN

Mudah mengerti lewat


mengerjakan /melibatkan
gerakan tubuh

Kreatif dalam

CIRI-CIRI ANAK YANG HEBAT


OTAK KIRI

Senang bermain catur

&

OTAK KANAN

Kreatif dalam bermain


musik

Science : eksp roket

Suka menggunakan
pendekatan yang serius &
tegas dalam memecahkan

Suka menggunakan pendekatan


seperti bermain-main (santai)
ketika memecahkan masalah

CIRI-CIRI ANAK YANG HEBAT


OTAK KIRI

Suka suasana sepi &


pencahayaan yang
terang

&

OTAK KANAN

Suka pencahayaan redup &


suasana ribut / bising suara /
musik

Olah bunyi

Suka lingkungan
tempat belajar yang

Suka lingkungan tempat


belajar yang tak formal

CIRI-CIRI ANAK YANG HEBAT


OTAK KIRI

&

OTAK KANAN

Olah rupa

Suka membaca & berpikir


sambil duduk tegak

Suka membaca & berpikir


sambil duduk atau berbaring di
lantai /kasur

kata-kata

Pemikiran berisi kata-kata.


Fasih menggunakan katakata

Suka menggunakan simbol,


imajinasi, atau bayangan
dalam memecahkan
masalah

CIRI-CIRI ANAK YANG HEBAT


OTAK KIRI

Senang menyimpan
pengalaman secara
terencana & terstruktur

Senang berpikir logis.


Mengambil keputusan
lebih berdasarkan fakta
objektif daripada perasaan

&

OTAK KANAN

Suka berperilaku seperti


seorang paranormal atau
peramal

Lamunannya kelihatan
hidup.
Mimpi-mimpi tampak jelas

CIRI-CIRI ANAK YANG HEBAT


OTAK KIRI

Bisa membaca dengan


cepat

&

OTAK KANAN

Ibarat

Pikiran berisi
perumpamaan, analogi /
tamsil mental

sinonimnya

Bisa memikirkan
persamaan kata /
sinonim dengan
mudah

Senang menjelaskan sesuatu


dengan presentasi visual

CIRI-CIRI ANAK YANG HEBAT


OTAK KIRI

Lebih suka mengerjakan


satu tugas tanpa
diinterupsi; amat tekun

Kurang suka makan,


minum, mengunyah,
atau menggigit sesuatu
saat belajar

&

25x25=?

OTAK KANAN

Speak
English?

Suka mengerjakan
beberapa tugas sekaligus,
membutuhkan istirahat
yang sering, senang
menunda, kurang tekun

Bekerja lebih baik bila sambil


mengemil, mengunyah, minum
sebagai bagian proses belajar

Penyerapan
Waktu
Mobilitas

Siswa yang dominan menggunakan otak kiri cenderung kurang suka


bergerak (kurang mobile), kurang suka menggunakan indra pengecapan
& penciuman, dan suka pengaturan waktu yang ketat. Sedangkan, yang
otak kanan suka bergerak (mobile), suka menggunakan indra pengecapan
& penciuman, dan tak suka jadwal yang ketat.

Penyerapan
Waktu
Mobilitas

Siswa yang dominan menggunakan otak kiri cenderung kurang suka


bergerak (kurang mobile), kurang suka menggunakan indra pengecapan
& penciuman, dan suka pengaturan waktu yang ketat. Sedangkan, yang
otak kanan suka bergerak (mobile), suka menggunakan indra pengecapan
& penciuman, dan tak suka jadwal yang ketat.

Suhu

Suara

Cahaya

Lingkungan
kerja

Ketika sedang belajar, umumnya siswa yang dominan menggunakan otak kiri
cenderung suka suasana sepi, dengan pencahayaan yang terang, dan lingkungan
tempat belajar yang teratur-rapi. Sedangkan, yang otak kanan umumnya suka
suasana ribut, bunyi musik, pencahayaan yang redup, dan lingkungan tempat
belajar yang tidak formal, bisa sambil duduk atau berbaring di lantai. Ada siswa
yang senang suhu udara agak panas, tapi ada yang sejuk atau dingin.

Berpasangan

Sendirian

Tim

Teman sebaya

Otoritas

Ketika sedang belajar, umumnya siswa yang dominan menggunakan otak


kiri cenderung suka sendirian, senang berpartisipasi dalam diskusi, dan
menghargai otoritas (guru yang berkuasa). Sedangkan, yang otak kanan
umumnya suka belajar berpasangan dan dengan teman sebaya, dalam tim,
senang mengobrol dan bersosialisasi, tidak bisa duduk diam, tak suka
berkompromi, dan tampak menjauhi guru.

Ketekunan
Mudah
adaptasi
Tanggung
jawab
Motivasi

Struktur

Variasi

Siswa yang dominan menggunakan otak kiri tampak mampu memotivasi


diri, tekun, amat bertanggung jawab, mudah beradaptasi (menyesuaikan
diri), suka struktur yang teratur, dan kurang senang variasi. Sedangkan,
yang otak kanan cenderung mengikuti dorongan hati (impulsif),
bermotivasi rendah, kurang tekun, asal jalan, kurang suka berkompromi,
tak suka struktur yang teratur, dan senang variasi.

Apa yang perlu diperhatikan sekolah


untuk melayani anak berbakat?
Treffinger menekankan, sekolah harus

memperhatikan:
Instruksi dasar yang individual
Pengayaan yang tepat
Akselerasi yang efektif
Kemandirian & pengarahan diri
Pertumbuhan pribadi & perkembangan
sosial
Perspektif karier berorientasi masa
depan

Apa ciri-ciri anak berbakat?


1. Integrasi otak kanan dan kiri: Anak

berbakat bisa sangat analitis (tipe


otak kiri ekstrim) atau holistis (tipe
otak kanan ekstrim), atau memadukan
otak kiri dan otak kanan dengan sangat
baik.
2. Kemampuan multi-indrawi: belajar
dengan mudah melalui beberapa indra
tapi mempunyai preferensi taktil /
kinestetik.
3. Preferensi awal pagi atau malam: bekerja

lebih baik di pagi atau malam hari.

Apa ciri-ciri anak berbakat?


4. Suara: Yang bertipe otak kiri ekstrim

lebih senang lingkungan yang sepi.


Yang bertipe otak kanan ekstrim
senang musik sebagai latar.
5. Pencahayaan redup / terang
bergantung tipe seseorang.
6. Wilayah kerja: Tergantung dominasi
otak mereka, tetapi menunjukkan
kecenderungan lingkungan kerja yang
formal.
7. Sosial: Lebih suka bekerja sendiri,
hanya menerima bekerja dengan teman
sebaya.

Apa ciri-ciri anak berbakat?


8. Otoritas: Tidak menerimanya, membuat

aturannya sendiri, tidak ingin diawasi.


9. Motivasi tinggi: termotivasi dari dalam,
haus ilmu.
10. Ketekunan sangat tinggi: Tak pernah
menyerah, bisa keras kepala mengejar
tujuan belajarnya.
11. Tidak suka kompromi: Tak suka
peraturan, tidak keberatan diberitahu
apa yang harus dikerjakan, tapi bukan
caranya, selalu ingin mengerjakan
dengan caranya sendiri, bisa frustrasi
dan pergi begitu saja.

Apa ciri-ciri anak berbakat?


12. Tanggung jawab: Biasanya hanya

tertarik kepada proyek


kegiatannya sendiri, tanggung
jawab sosial bisa rendah.
13. Tidak memerlukan struktur:
Selalu tahu cara menyelesaikan
tugas belajarnya, tidak suka
campur tangan guru atau orang
tua.

Banyak anak berbakat putus sekolah. Banyak jadi gelandangan.

Mereka sering dikucilkan atau


disalahpahami karena berlawanan
dengan rata-rata siswa dan amat
intuitif.
Mereka sering menuruti perasaan
dalam mengambil keputusan
menurut kriteria pribadi &
pertimbangkan nilai dan
hubungan pertemanan.

Pendekatan berpusat kepada guru ke berpusat kepada sisw a

Salah satu komponen belajar aktif

adalah mengalihkan pola mengajar


guru yang berpusat kepada guru
(teacher-centred approach) ke pola
mengajar yang berpusat kepada
siswa (student-centred approach).

Penggunaan beragam sum ber belajar

Komponen lain pendekatan ini

adalah peralihan dari penggunaan


guru sebagai sumber belajar utama
dan buku teks sebagai sumber
belajar dominan ke arah penggunaan
aneka-ragam sumber belajar.

Pengorganisasian kelas

Komponen lain pendekatan ini adalah peralihan dari

pengorganisasian kelas berbentuk berbaris ke desain yang


lebih fleksibel guna:
memberi peluang lebih besar kepada para siswa dan guru
untuk lebih banyak berinteraksi dan berkomunikasi;
memudahkan mobilitas guru untuk membantu siswa/kelompok
yang mengalami kesulitan dan memberikan umpan balik
kepada para siswa;
memudahkan mobilitas siswa untuk saling berinteraksi dan
memungkinkan siswa belajar juga sambil berdiri, bergerak, dan
berjalan;
membuka peluang kepada siswa mengkases sumber belajar
berupa pajangan karya siswa, buku, referensi, dan sumber
belajar lainnya; dan
memudahkan pergantian anggota kelompok.

Am atilah gam bardesain kelas tradisional,kelas belajaraktif,dan kelas berbasis Teknologi


Inform asi& Kom unikasi(TIK)berikutini!

Apa yang bisa dilakukan dalam PBM ?


ATURLAH MEJA DAN KURSI DALAM BARAGAM VARIASI, TERUTAMA DUDUK

SECARA BERKELOMPOK, tapi yang dilakukan adalah variasi kegiatan belajar


individual, pasangan, kelompok, dan seluruh kelas! Menurut survei (Lihat Bill
Lucas, 2007), jawaban terhadap pertanyaan cara mana yang paling Anda
suka untuk belajar? dapat dilihat berikut ini.
Dengan melakukan hal-hal praktis
45%
Sendiri/belajar mandiri
45%
Bersama-sama dalam sebuah kelompok dan dengan menerima instruksi 33%
Bertukar informasi dengan sesama
32%

Mempraktikkan sendiri
27%
Melihat demonstrasi
24%
Berpikir sendiri
22%
Les privat
21%
Aktivitas kelompok yang difasilitasi
20%
Sumber: Campaign for Learning, Attitudes to Leaning, jajak pendapat MORI,
1998

D ata m enunjukkan bahw a terbanyak orang cenderung lebih senang


belajar dengan m elakukan hal-halpraktis dan um um nya terbanyak
orang cenderung lebih senang belajar sendiridaripada bersam asam a dalam kelom pok.Nam un,cukup banyak orang juga yang
senang belajar bersam a orang lain dalam kelom pok.D engan
dem ikian,dalam aktivitas belajar disekolah guru hendaknya tidak
hanya m enugaskan sisw a bekerja secara individualtetapijuga perlu
divariasikan dengan kegiatan belajar kelom pok.

Model ruang kelas belajar aktif

SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai