PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak Allah menciptakan manusia pertama, yaitu Adam, Allah telah
berikan kepadanya ajaran yang menjadi petunjuk kehidupan yang benar,
yang menjamin umat manusia dapat menciptakan kemaslahatan hidup bagi
manusia sendiri dan makhluk-makhluk lainnya. Ajaran yang berisi
petunjuk kehidupan yang benar itu kemudian pada saat penurunannya
yang terakhir kepada rasulullah Muhammad saw, allah beri nama Islam.
Karena itu Allah melarang manusia meragukan kebenaran yang Allah
berikan kepada manusia sebagaimana Allah nyatakan dalam QS. 2 (alBaqarah): 147 yang artinya: Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab
itu
jangan sekali-kali
yang
ragu.
timbulnya
Petunjuk
kerusakan
kebenaran
yang
yang
mengakibatkan
menjamin
timbulnya
terwujudnya
B. Rumusan Masalah
Beberapa yang menjadi topik sentral permasalahan dalam makalah
ini yang akan dibahas adalah:
1. Kendala apa yang menjadi permasalahan dalam mencapai kerukunan
umat beragama di Indonesia?
2. Apakah pengertian masyarakat madani?
3. Bagaimana peran umat islam dalam mewujudkan masyarakat
madani ?
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu:
1. Agar mahasiswa dapat memahami pentingnya kebersamaan umat
beragama dalam kehidupan sosial
2. Untuk memahami pengertian konsep masyarakat madani.
3. Untuk memahami peran umat islam dalam mewujudkan
masyarakat madani.
D. Manfaat
Umat Beragama Diharapkan Perkuat Kerukunan Jika agama dapat
dikembangkan sebagai faktor pemersatu maka ia akan memberikan
stabilitas dan kemajuan Negara.
BAB II
ISI
A.
perjumpaan
tak
langsung,
bukan
perjumpaan
Sejalan
dengan
peningkatan
globalisasi,
revolusi
sering
menjadi
feature
utama.
Kedamaian
dalam
maupun
pada
tingkat
internasional;
ini
jelas
kita
perlu
dan
seharusnya
mengembangkan
tidak
lagi
menebar
teror
untuk
mengadu
domba
antarpenganut agama.
Jika tiga hal ini bisa dikembangkan dan kemudian
diwariskan kepada generasi selanjutnya, maka setidaknya kita
para pemeluk agama masih mempunyai harapan untuk dapat
berkomunikasi dengan baik dan pada gilirannya bisa hidup
berdampingan lebih sebagai kawan dan mitra daripada sebagai
lawan
B. Pengertian Konsep Masyarakat Madani
1. Pengertian Masyarakat Madani
Masyarakat madani memiliki banyak pengertian yang telah
dikemukakan oleh beberapa pakar diberbagai negara yang mengaji dan
mempelajari tentang fenomena masyarakat madani, antaranya:
Masyarakat madani diistilahkan pertama kali oleh mantan Wakil
Perdana Menteri Malaysia,
mereka
dikatakan):
"Makanlah
olehmu
dari
rezeki
yang
adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha
Pengampun".
2. Karakteristik Masyarakat Madani
Masyarakat madani membutuhkan unsur-unsur sosial yang menjadi
prasyarat terwujudnya tatanan masyarakat madani. Faktor-faktor tersebut
merupakan satu kesatuan yang saling mengikat dan menjadi karakter khas
masyarakat madani.
a. Wilayah Publik yang Bebas
Adalah ruang publik yang bebas sebagai sarana untuk
mengemukakan pendapat masyarakat. Di wilayah ruang publik ini
semua warga negara memiliki posisi dan hak yang sama untuk
melakukan transaksi sosial dan politik tanpa rasa takut dan terancam
oleh kekuatan-kekuatan di luar civil society. Mengacu pada Arendt
dan Habermas, ruang public juga dapat diartikan sebagai wilayah
bebas di mana semua warga negara memiliki akses penuh dalam
kegiatan yang bersifat publik. Sebagai prasyarat mutlak lahirnya
civil society yang sesungguhnya, ketiadaan wilayah publik bebas ini
pada suatu negara dapat menjadi suasana tidak bebas di mana negara
mengontrol warga negara dalam menyalurkan pandangan sosial
politiknya.
b. Demokrasi
Demokrasi
adalah
prasyarat
mutlak
lainnya
bagi
10
adalah
11
maka hasil itu harus dipahami sebagai hikmah atau manfaat dari
pelaksanaan ajaran yanng benar. Dalam perspektif ini, toleransi
bukan sekedar tuntutan sosial masyarakat majemuk belaka, tetapi
sudah menjadi bagian penting dari pelaksanaan ajaran moral
agama.
Senada dengan Madjid, Azra menyatakan bahwa dalam
kerangka
menciptakan
berkeadaban
kehidupan
(tamaddun/
yang
civility),
berkualitas
masyarakat
dan
madani
menghajatkan sikap-sikap toleransi, yakni kesediaan individuindividu untuk menerima beragam perbedaan pandangan politik di
kalangan warga bangsa.
d. Pluralisme
Kemajemukan atau pluralisme merupakan prasyarat lain bagi
civil society. Pluralisme tidak hanya dipahami sebatas sikap harus
mengakui dan menerima kenyataan sosial yang beragam, tetapi
harus disertai dengan sikap yang tulus untuk menerima kenyataan
perbedaan sebagai sesuatu yang alamiah dan rahmat Tuhan yang
bernilai positif bagi kehidupan masyarakat.
Kemajemukan dalam pandangan Madjid erat kaitannya
dengan sikap penuh pengertian (toleran) kepada orang lain, yang
nyata-nyata diperlukan dalam masyarakat yang majemuk. Secara
teologis, tegas Madjid, kemajemukan sosial merupakan dekrit
Allah untuk umat manusia.
e. Keadilan
Keadilan
sosial
adalah
adanya
keseimbangan
dan
12
13
bahwa pluralitas
suku yang
diikatkan
dalam
suatu
ilmuwan besar dunia lahir pada masa itu, seperti Ibnu Sina, Ubnu Rusyd,
Imam al-Ghazali, al-Farabi, dan yang lain.
Kualitas SDM Umat Islam Dalam Q.S. Ali Imran ayat 110 :
Artinya Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang maruf, dan mencegah dari yang
munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman,
tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman,
dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa Allah menyatakan bahwa umat
Islam adalah umat yang terbaik dari semua kelompok manusia yang Allah
ciptakan. Di antara aspek kebaikan umat Islam itu adalah keunggulan kualitas
SDMnya dibanding umat non Islam. Keunggulan kualitas umat Islam yang
dimaksud dalam Al-Quran itu sifatnya normatif, potensial, bukan riil.
Masyarakat madani sejatinya bukanlah konsep yang ekslusif dan
dipandang sebagai dokumen usang. Ia merupakan konsep yang senantiasa
hidup dan dapat berkembang dalam setiap ruang dan waktu. Mengingat
landasan dan motivasi utama dalam masyarakat madani adalah Alquran.
Prinsip terciptanya masyarakat madani bermula sejak hijrahnya Nabi
Muhammad Saw. beserta para pengikutnya dari Makah ke Yatsrib. Hal
tersebut terlihat dari tujuan hijrah sebagai sebuah refleksi gerakan
penyelamatan akidah dan sebuah sikap optimisme dalam mewujudkan citacita membentuk yang madaniyyah (beradab).
Oleh karena itu dalam menghadapi perkembangan dan perubahan zaman
maka perlu ditekankan untuk mewujudkan masyarakat madani selain apa yang
sudah dilakukan oleh Rasulullah SAW, antara lain:
1. Membangkitkan semangat islam melalui pemikiran islamisasi ilmu
pengetahuan, islamisasi kelembagaan ekonomi melalui lembaga ekonomi
dan perbankan syariah dan lain-lain.
15
2. Kesadaran untuk maju dan selalu bersikap konsisten terhadap moral atau
akhlak islami.
3. Menegakkan hukum islam dan ditegakkannya keadilan dengan disertai
komitmen yang tinggi.
4. Ketulusan ikatan jiwa, sikap yang yakin kepada adanya tujuan hidup yang
lebih tinggi daripada pengalaman hidup sehari-hari di dunia ini
5. Adanya pengawasan sosial.
6. Menegakkan nilai-nilai hubungan sosial yang luhur dan prinsip demokrasi
(musyawarah).
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulakn sebagai berikut :
a. Menyarakat madani merupakan suatu wujud masyarakat yang
memiliki kemandirian aktivitas dengan ciri: universalitas,
supermasi, keabadian, pemerataan kekuatan, kebaikan dari dan
untuk bersama, meraih kebajikan umum, piranti eksternal, bukan
berinteraksi pada keuntungan, dan kesempatan yang sama dan
merata kepada setiap warganya. ciri masyarakat ini merupakan
masyarakat yang ideal dalam kehidupan. Untuk Pemerintah pada
16
17