Anda di halaman 1dari 197

ETIKA PUBLIK

DIKLAT PRAJABATAN GOLONGAN III ANGKATAN II


PEMERINTAH PROVINSI NTB
TAHUN 2015

FARIS IHSAN

ETIKA

Nilai-nilai normatif pola perilaku


seseorang/ badan/lembaga
/organisasi sebagai suatu
kelaziman yang dapat
diterima umum dalam
interaksi dengan
lingkungannya.

Value
s

prinsip-prinsip tuntunan dan perilaku


yang melekat di dalam cara bersikap
dan berperilaku seperti yang
diharapkan.

Moral

Adat istiadat, kebiasaan, tingkah laku yang


dilandasi oleh nilai2 tertentu yang diyakini
sebagai sesuatu yang baik atau buruk

Ethic

Nilai2 atau norma moral yang menjadi pegangan


bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya

Value, Moral dan Ethic

Value, Moral dan Ethic

Values
Moralit
y
Ethic

Keinginan semua
orang : Kebebasan,
Kebahagiaan
Kedamaian

Prinsip Umumnya :
Semua orang berharap
untuk hidup dalam
keselarasan (harmoni)

Menghindarkan seseorang
dari tindakan yang bisa
menyakiti/mengganggu
harmoni
Diekspresikan dalam bentuk
Hukum, peraturan, atau role
base duty, trust duty

Sejak terjadinya krisis multi dimensional ,


terjadi gejolak, antara lain :

Konflik sosial yang berkepanjangan ;


Berkurangnya sopan santun dan budi luhur dlm pergaul
an sosial ;
Melemahnya kejujuran dan sikap amanah dlm
kehidupan
berbangsa ;
Pengabaian thd ketentuan hukum dan peraturan, dsb .

yg disebabkan o/ faktor intern/dalam negeri


maupun faktor ekstern/ luar negeri
sehingga muncul ancaman yg serius thd persatuan dan
kesatuan bangsa,kemunduran dalam pelaks etika
kehidupan berbangsa.

Beberapa Pengertian Terkait


ETIKA: disiplin ilmu/sains khusus membicarakan tentang
apakah yang baik dan apakah yang buruk,apakah yang
benar dan apakah yang salah
NILAI: asas/prinsip yang digunakan untuk mengukur sesuatu
MORAL: kewajiban/pertanggungjawaban seseorang sebagai
individu dan anggota masyarakat -- Etika adalah bagian dari
Moral
AKHLAK: sifat yang ada dalam diri seseorang yang
membolehkannya untuk melakukan sesuatu atau tidak
ADAB: merujuk pada kesantunan dan kehalusan supaya bertindak
berasaskan sistem nilai yang ada dalam masyarakat

ETIKA VS MORALITAS
ETIKA

ETIKA =
MORALITAS
Etika berasal
dari bahasa

Yunani, ethos (tunggal) atau


ta etha (jamak); Moralitas
Mos (tunggal), Mores (jamak)
-- yang berarti watak,
kebiasaan
adat
istiadat.
Sistem
Nilaidan
yang
berkaitan
dengan kebiasaan hidup yang
baik, baik pada diri seseorang
maupun suatu masyarakat
yang diwariskan dari satu
generasi ke generasi lain

ETIKA MORALITAS
Etika dipahami sebagai Filsafat
moral atau ilmu yang
menekankan pada pendekatan
kritis dalam melihat dan
memahami nilai dan norma
moral dalam kehidupan
Dalam hal ini, etika tidak
masyarakat.
berisikan nilai dan norma-norma
kongkret sebagai pedoman hidup
manusia, melainkan sebagai alat/
instrumen untuk melihat/
memahami etika.

Apa itu Etika???


Menurut Bertens (2000):
1

Ilmu tentang
apa yang baik
dan apa yang
buruk dan
tentang hak
dan kewajiban
moral (akhlak)

Kumpulan
asas atau nilai
yang
berkenaan
dengan akhlak

Nilai mengenai
benar dan
salah yang
dianut suatu
golongan atau
masyarakat

ETIKA

ETIKA

ETIKA

KESIMPULAN

Etika bermuara pada nilai


nilai seseorang atau
Sekelompok orang

ALIRAN PEMIKIRAN ETIKA


TEORI
EMPIRIS

Etika diambil
dari
pengalaman
dan
dirumuskan
sebagai
kesepakatan

TEORI
RASIONAL

TEORI
INTUITIF

Manusia
menentukan
apa yang
baik dan
buruk
berdasar
penalaran
atau logika

Manusia
secara
naluriah atau
otomatis
mampu
membedakan
hal yang baik
dan buruk

TEORI
WAHYU

Ketentuan
baik dan
buruk
datang dari
Yang Maha
Kuasa

ARTI PENTING ETIKA


DALAM O R GAN I SAS I
PENGERTIAN E T I K A

Ketentuan dan norma kehidupan yang berlaku dalam suatu


kelompok masyarakat atau satu organisasi.
ALASAN DIPERLUKANNYA E T I K A
Etika berkaitan dengan perilaku manusia
Etika memberikan prinsip yang kokoh dalam berperilaku
Adanya dinamika manusia dengan segala konsekuensinya
Etika berkaitan erat dengan sistem nilai manusia
MANFAAT E T I K A DALAM ORGANISASI
Kebersamaan

Orientasi Organisasi

Inovatif

Empati

Respect

Keunggulan

Kepedulian

Kebajikan

Keluwesan

Kedewasaan

Integritas

Kearifan

PENGERTIAN DAN FUNGSI ETIKA


PENGERTIAN

MORAL (asal kata MORES), berarti Tata Cara, Kebiasaan,


Adat.
ETIKA, adalah seperangkat nilai yang dijadikan acuan.
ETIKA KERJA, adalah nilai-nilai yang menjadi acuan dalam
aktivitas kerja atau suatu profesi.
PERILAKU BERMORAL, adalah perilaku yang sesuai
dengan harapan kelompok sosial.
PERILAKU ETIS, adalah perilaku yang sesuai dengan
sistem nilai yang ditetapkan.
FUNGSI ETIKA

1. SEBAGAI UKURAN BAIK-BURUK, WAJAR-TIDAK WAJAR, & BENAR-SALAH


2. LANDASAN BERTINDAK DALAM SEBUAH KEHIDUPAN KOLEKTIF YANG
PROFESIONAL
3. UNTUK MENJALANKAN VISI DAN MISI LEMBAGA / INSTITUSI
4. UNTUK MENJAGA CITRA LEMBAGA / INSTITUSI

FUNGSI ETIKA
(Nana Rukmana DW Standar etika Publik)

Sebagai Ukuran Baik-buruk, Wajar Tidak


Wajar, Dan Benar Tidak Benar
Landasan Bertindak dalam sebuah Kehidupan
Kolektif yang Profesional
Untuk menjalankan Visi dan Misi
Lembaga/Institusi
Untuk Menjaga Citra Lembaga/Institusi

SUMBER ETIKA
1. AGAMA
2. LINGKUNGAN MASYARAKAT UMUM
3. PERATURAN-PERATURAN FORMAL
4. LINGKUNGAN KETETANGGAAN

PERILAKU/
PERBUATAN

5. LINGKUNGAN KELUARGA
6. HATI NURANI INDIVIDUAL
DIADAPTASI DARI: DJADJA SAEFULAH (2009)

KONTEKSTUALITAS ETIKA
SUMBER ETIKA

Agama
Tradisi

Filsafat

ETIKA
Politik

Hukum

Sosial

Ekonomi

PENERAPAN ETIK
Seni

Profesi

Administrasi

15

Dalam Undang-Undang ASN No.5 Thn 2014


Pasal 1 Ayat 5 yang dimaksud dengan :
ASN dalam arti Manajemen adalah:
Pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang profesional, memiliki
nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme.

NILAI-NILAI ETIKA PUBLIK


Nilai-nilai etika yang disepakati bersama sebagai pola perilaku
dikenal sebagai kode etik. Kode etik dirumuskan dalam rangka
pencegahan terhadap kemungkinan perilaku yang tidak santun,
dan demi kepentingan organisasi .
KODE ETIK ADMINISTRASI PUBLIK (ASPA, 1981):
1. Pelayanan kepada masyarakat adalah pelayanan di atas pelayanan kepada
diri sendiri.
2. Rakyat adalah berdaulat dan mereka yang bekerja dalam instansi pemerintah
pada akhrnya bertanggung jawab kepada rakyat.
3. Hukum mengatur semua tindakan dari instansi pemerintah.
4. Manajemen yang efektif dan efisien adalah dasar bagi administrasi negara.
5. Sistem penilaian kecakapan yang sama, kesemptan yang sama, dan asasasas itikad baik akan didukung, dijalankan, dan dikembangkan.
6. Perlindungan terhadap kepercayaan rakyat adalah sangat penting
7. Pelayanan kepada masyarakat menuntut kepekaan khusus dengan ciri
keadilan, keberanian, kejujuran, persamaan, kompetensi, dan kasih sayang.

PRINSIP ASN
ASN sebagai profesi berlandaskan prinsip :
1. Nilai dasar
2. Kode etik
3. Komitmen, integritas moral dan tanggung jawab pada
pelayanan publik
4. Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
5. Kualifikasi akademik
6. Jaminan perlindungan hukum dalam pelaksanaan tugas
7. Profesionalitas jabatan
(Pasal 3 UU ASN)

NILAI DASAR ASN

1. Memegang Teguh Ideologi Pancasila;


2. Setia dan Mempertahankan Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 serta Pemerintahan yang Sah;
3. Mengabdi Kepada Negara dan Rakyat
Indonesia;
4. Menjalankan Tugas Secara Profesional dan
Tidak Berpihak;
5. Membuat Keputusan Berdasarkan Prinsip
Keahlian;
6. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Nondiskriminatif;
7. Memelihara dan Menjunjung Tinggi Standar
Etika yang Luhur;
8. Mempertanggungjawabkan Tindakan dan

9.

NILAI
DASAR
ASN
Memiliki Kemampuan Dalam Melaksanakan

Kebijakan dan Program Pemerintah;


10.Memberikan Layanan Kepada Publik Secara
Jujur, Tanggap, Cepat, Tepat, Akurat, Berdaya
Guna, Berhasil Guna, dan Santun;
11.Mengutamakan Kepemimpinan Berkualitas
Tinggi;
12.Menghargai Komunikasi, Konsultasi, dan
Kerja Sama;
13.Mengutamakan Pencapaian Hasil dan
Mendorong Kinerja Pegawai;
14.Mendorong Kesetaraan dalam Pekerjaan; dan
15.Meningkatkan Efektivitas Sistem
Pemerintahan yang Demokratis Sebagai
Perangkat Sistem Karier.

KODE ETIK DAN KODE


PERILAKU
1. Melaksanakan
tugasnya PEGAWAI
dengan JUJUR,ASN
2.
3.
4.
5.

BERTANGGUNG JAWAB, dan BERINTEGRITAS


tinggi;
Melaksanakan tugasnya dengan CERMAT dan
DISIPLIN;
Melayani dengan SIKAP HORMAT, SOPAN, dan
TANPA TEKANAN;
Melaksanakan tugasnya SESUAI DENGAN
KETENTUAN PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN;
Melaksanakan tugasnya SESUAI DENGAN
PERINTAH ATASAN atau PEJABAT YANG
BERWENANG sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan etika pemerintahan;

Lanjutan
Kode Etik.
KODE ETIK DAN
KODE
PERILAKU PEGAWAI ASN

7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara


secara BERTANGGUNG JAWAB, EFEKTIF, dan
EFISIEN;
8. Menjaga agar TIDAK TERJADI KONFLIK
KEPENTINGAN dalam melaksanakan tugasnya;
9. MEMBERIKAN INFORMASI SECARA BENAR
DAN TIDAK MENYESATKAN kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan;

KODE ETIK DAN KODE


PERILAKU PEGAWAI ASN
10.TIDAK MENYALAHGUNAKAN INFORMASI
INTERN NEGARA, TUGAS, STATUS,
KEKUASAAN, DAN JABATANNYA untuk
mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat
bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11.MEMEGANG TEGUH NILAI DASAR ASN dan
selalu MENJAGA REPUTASI DAN INTEGRITAS
ASN; dan
12.MELAKSANAKAN ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai DISIPLIN
PEGAWAI ASN.

6 PRINSIP ETIKA PEMBUATAN KEBIJAKAN


1. PRINSIP KETUHANAN

BERORIENTASI PADA KETUHANAN YANG MAHA KUASA,


KEWENANGAN PEMBUATAN KEBIJAKAN ADALAH AMANAH

2. PRINSIP KEMANUSIAAN

UNTUK KEMAKMURAN DAN KESEJAHTERAAN UMAT MANUSIA, KINI


DAN DIMASA DATANG

3. PRINSIP KESEIMBANGAN

KESEIMBANGAN ANTARA NILAI KETUHANAN DAN MANUSIAWI

4. PRINSIP KEADILAN

BERORIENTASI PADA KEADILAN DAN TEPAT SASARAN

5. PRINSIP PELAYANAN

BEORIENTASI PADA PELAYANAN MASYARAKAT

6. PRINSIP KETELADANAN

DIMULAI DENGAN CONTOH DAN TELADAN YANG BAIK DARI PEMBUAT


KEBIJAKAN

5/29/16

24

Konsep Etika
sering digunakan
sinonim dengan
moral
Jean Paul Gustave Ricoeur
1990 mendefinisikan etika sebagai
tujuan hidup yang baik bersama
dan untuk orang lain di dalam
institusi yang adil

Etika lebih merupakan pola


perilaku/kebiasaan yang baik &
dapat diterima oleh lingkungan
pergulan seseorang/dalam
organisasi tertentu.

Etika lebih difahami sebagai refleksi atas baik buruk,


benar salah yang harus dilakukan atau bagaimana
melakukan yang baik atau benar,
sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk
melakukan yang baik atau apa yang seharusnya
dilakukan

Dalam pelayanan publik, ETIKA


adalah refleksi tentang standar /norma
yang menentukan baik/buruk, benar/salah
perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik.

Sebagai aparatur Pemerintah seorang


pemimpin dituntut untuk memiliki
komitmen moral dengan
mempertimbangkan keseimbangan
antara penilaian kelembagaan, dimensidimensi pribadi dan kebijaksanaan di
dalam pelayanan publik

Dalam kontek Indonesia menurut Azyumardi


Azra (2012), bahwa nilai-nilai etika sebenarnya
tidak hanya terkandung dalam ajaran agama
dan ketentuan hukum, tetapi juga dalam social
decorum (kepantasan sosial) berupa adat
istiadat dan nilai luhur sosial budaya termasuk
nilai-nilai luhur yang terkandung dalam ajaran
Pancasila

Bagaimana dengan MORAL

Sumaryono mengklasifikasikan moralitas atas:


1.

moralitas sebagai Nilai objektif


Moralitas perbuatan yang melihat perbuatan manusia sebagaimana apa
adanya. Jadi perbuatan itu mungkin baik atau buruk, mungkin benar atau
salah terlepas dari berbagai modifikasi kehendak bebas yang dimiliki oleh
setiap pelakunya. Contoh: membunuh merupakan perbuatan tidak baik.

2.moralitas sebagai Nilai subjektif


Moralitas perbuatan yang melihat perbuatan manusia tidak sebagaimana
adanya karena dipengaruhi oleh sejumlah faktor pelakunya, seperti
emosional,latar belakang, pengetahuan, dsbnya.

3.

moralitas sebagai Nilai intrinsik


Moralitas perbuatan yang menentukan suatu perbuatan atas benar atau
salah, baik atau buruk berdasarkan hakikatnya terlepas tidak bergantung dari
pengaruh hukum positif, contohnya berilah kepada orang lain apa yang
menjadi haknya. Hal tersebut pada dasarnya sudah merupakan kewajiban.
Meskipun kemudian diatur dalam hukum positif, tidaklah memberikan akibat
yang signifikan.

4. moralitas sebagai Nilai ekstrinsik

Moralitas perbuatan yang menentukan suatu perbuatan benar atau salah,


baik atau buruk berdasarkan hakikatnya bergantung dari pengaruh hukum
positif. Hukum positif dijadikan patokan dalam menentukan kebolehan dan
larangan atas suatu perbuatan.

APA YANG MEMPENGARUHI MORALITAS

Latar
Belakang
Budaya

Karakter
Individu

Pendi
dikan
Penga
laman

MORALITAS/MORAL
Moral : Bhs.Latin
MOS (mores) :
Cara hidup/
kebiasaan.

Moral / Morale
(Inggris) : semangat,
dorongan batin dalam
diri seseorang untuk
melakukan sesuatu.

Moralitas, cenderung lebih merujuk pada nilai2


yg diyakini sebagai sesuatu yg baik/ buruk,
yang patut/ tidak patut dilakukan dan menjadi
semangat dalam dlm diri seseorang / organisasi
utk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Moral, mengacu pada baik dan buruknya
perbuatan manusia, dapat melatar belakangi
etika seseorang / sesuatu organisasi tertentu.

ETOS
a. Kata yang mirip dengan etika dan sering diguna

kan dalam komunikasi sehari-hari adalah etos.


b. Pemakaian kata etos, misalnya tampak pada
kombinasi etos kerja, etos profesi, dan sebagainya.
c. Etos adalah suatu kata yang tampaknya telah diterima
dalam bahasa Indonesia.
d. Etos,(bhs. Inggris ethos) berarti ciri-ciri atau sikap
dari individu, masyarakat, atau budaya terhadap
kegiatan tertentu.

Apabila ada istilah etos kerja, maka


ini
dimaksudkan sebagai ciriciri atau sikap
seseorang / sekelompok orang thd
kerja.
e. Dalam etos kerja terkandung nilai-nilai positif dari
pribadi / kelompok yang melaksanakan kerja,
seperti disiplin, tanggung jawab, dedikasi, integritas,
transparansi, dan sebagainya.
f. Etos dipandang sebagai semangat & sikap batin
tetap seseorang / sekelompok orang terhadap
kegiatan tertentu yang di dalamnya termuat nilai-

ETIKET
a. Kata lain yang juga mirip dengan Etika : Etiket .

Etiket (bhs.Inggris) etiquette yang berarti aturan


untuk hubungan formal atau sopan santun.
b. Pemakaian kata etiket, misalnya tampak pada
kombinasi etiket pergaulan, etiket makan, dsb.
c. Etiket tidak sama dengan etika, meskipun ada
kaitannya.
Kaitan antara etiket dan etika : sama-sama
mengacu pada norma atau aturan.

d. Etika mengacu pada norma moral sedangkan etiket


mengacu pada norma kelaziman. Kita tidak bisa
memastikan bahwa orang memiliki etiket akan
secara otomatis menunjukkan perilaku etis.
Misalnya, kita tidak jarang melihat orang yang
tampaknya sopan ternyata ia seorang penipu.

e. Etiket menunjukkan cara (yg dianggap tepat atau


diterima) suatu tindakan harus dilakukan dlm suatu
kalangan tertentu. Misalnya, dalam budaya Jawa
menyampaikan suatu benda dg tangan kiri
dianggap melanggar etiket.

f. Sebaliknya, etika berkaitan dg apakah suatu tindakan

boleh dilakukan atau tidak.


Di sini etika memberi norma moral pada tindakan itu.
Jangan mencontek, jangan berdusta, jangan mencuri,
jangan korup merupakan norma-norma moral.

g. Etiket hanya berlaku ketika ada orang / pihak lain yg


menyaksikan suatu tindakan. Mis ; dalam etiket pergaulan
antara lain dikehendaki agar orang mengenakan jenis
busana yg sesuai dengan situasi. Seseorang dianggap
tidak sesuai dengan etiket apabila ia mengenakan
busana santai(casual) pada acara formal.

h. Etiket lebih bersifat relatif. Etiket sangat tergantung


pada persepsi kalangan / budaya yg
memberlakukan etiket.
Di desa /kota kecil, misalnya,adalah tidak sopan
bagi wanita pulang larut malam. Berbeda dengan di
kota besar, pulang larut malam masih di anggap
wajar karena ada beberapa pekerjaan di kota
besar yang memungkinkan wanita pulang larut
malam.

i. Sebaliknya, etika lebih bersifat universal.


Larangan-larangan korup, mencuri,
mencontek, dan sebagainya berlaku pada
semua kalangan dan budaya.

2. Pentingnya Etika Dalam


Organisasi
Etika adalah suatu sikap dan perilaku
yang menunjukkan kesediaan dan
kesanggupan seseorang secara
sadar untuk mentatati ketentuan dan
norma kehidupan yang berlaku
dalam suatu kelompok masyarakat
atau suatu organisasi

Pemerintah &
aparaturnya

MEMILIKI ETIKA

Dapat Menjaga Kredibilita


yg tinggi dlm
menjalankan tugas

Akan mendapat penghor


matan dari ma syarakat yang dilayani

Mendorong pemenuhan
hd tuntutan aspirasi glo
bal & Kepentingan masy
yg dilayani

KEPERCAYAAN
Pemerintah & aparaturnya dpt
Menumbuhkan Iklim keterbukaan, shg
Partisipasi aktif masy akan
mewujudkan pemberdayaan

Kepemerintahan yg baik/
Good Governance

Oleh sebab itu setiap


individu PNS perlu memiliki,
memahami dan
mempraktekkan secara
konsisten terhadap etika &
moralitas dalam
pemerintahan

Beberapa alasan mengapa norma moral dan etika


itu diperlukan dalam organisasi

Beberapa alasan mengapa norma moral dan etika


itu diperlukan dalam organisasi

Etika pada dasarnya merupakan upaya


menjadikan moralitas sebagai landasan
bertindak dan berperilaku dalam kehidupan
bersama termasuk di lingkungan profesi
administrasi.
Riyas Rasyid (1996)

PRINSIP PRINSIP ETIKA


1. KEINDAHAN ( beauty )
2. PERSAMAAN ( equality )
3. KEBAIKAN ( goodness )
4. KEADILAN ( justice )
5. KEBEBASAN ( liberty )
6. KEBENARAN ( truth )

Penyelenggaraan Pemerintahan yang baik tercermin


dalam
ketetapan
UU
No.
28/2009, ttg
Penyelenggaraan Negara Yang bebas KKN Pasal
ayat 6 (paradigma Kepemerintahan Yang Baik)
Asas-asas Umum Pemerintahan meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Asas Kepastian Hukum;


Asas Tertib Penyelenggaraan Negara;
Asas Kepentingan Umum;
Asas Keterbukaan;
Asas Proporsionalitas;
Asas Profesionalitas, dan
Asas Akuntabilitas.

ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN


Asas Kepastian Hukum" adalah asas dalam
negara hukum yang mengutamakan landasan
peraturan perundangundangan, kepatutan, dan
keadilan dalam setiap kebijakan Penyelenggara
Negara
Asas Tertib Penyelenggara Negara" adalah
asas yang menjadi landasan keteraturan,
keserasian, dan keseimbangan dalam
pengendalian penyelenggaraan negara
Asas Kepentingan Umum" adalah asas yang
mendahulukan kesejahteraan umum dengan
cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif 50

ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN


Asas Keterbukaan" adalah asas yang
membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan
tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan
negara dengan tetap memperhatikan
perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan,
dan rahasia negara
Asas Proporsionalitas" adalah asas yang
mengutamakan keseimbangan antara hak dan
kewajiban Penyelenggara Negara
51

ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN


Asas Profesionalitas" adalah asas yang
mengutamakan keahlian yang berlandaskan
kode etik dan ketentuan peraturan
perundangundangan yang berlaku
Asas Akuntabilitas" adalah asas yang
menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir dari kegiatan Penyelenggara Negara harus
dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan yang
52
berlaku.

POKOK-POKOK KODE ETIK PNS


Kode Etik PNS adalah pedoman sikap, tingkah laku,
dan perbuatan PNS dalam melaksanakan tugasnya dan
pergaulan hidup seharihari
Dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan
sehari- hari PNS wajib bersikap dan berpedoman pada :
a. Etika dalam bernegara
b. Etika dalam penyelenggaraan Pemerintahan
c. Etika dalam berorganisasi
d. Etika dalam bermasyarakat
e. Etika terhadap diri sendiri
f. Etika sesama Pegawai Negeri Sipil.
53

ETIKA DALAM BERNEGARA


a.
b.
c.
d.

melaksanakan sepenuhnya Pancasila & UUD1945;


mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara;
menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam NKRI;
menaati semua peraturan perundang-undangan yang
berlaku dalam melaksanakan tugas;
e. akuntabel dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih dan berwibawa;
f. tanggap, terbuka, jujur, dan akura t, serta tepat waktu
dalam melaksanakan setiap kebijakan dan program
Pemerintah;
g. menggunakan atau memanfaatkan semua sumber daya
Negara secara efisien dan efektif;
h. tidak memberikan kesaksian palsu atau keterangan
yang tidak benar
54

ETIKA
ETIKA
pr os es
keb i ja k a n
pubik

DALAM PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN

ETIKA
EPOL EK S
OS
BUD

ETIKA K
E I L M UAN

ETIKA
pelayana
n publik

ETIKA
PENEGAKAN
HUKUM

ETIKA
LINGKUNGAN

ETIKA DALAM BERORGANISASI


a. melaksanakan tugas dan wewenang sesai ketentuan
yang berlaku;
b. menjaga informasi yang bersitat rahasia;
c. melaksanakan setiap kebijakan yang ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang;
d. membangun etos kerja untnk meningkatkan kinerja
organisasi;
e. menjalin kerja sama secara kooperatif dengan unit kerja
lain yang terkait dalam rangka pencapaian tujuan;
f. memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas;
g. patuh & taat terhadap standar operasional & tata kerja;
h. mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inovatif
dalam rangka peningkatan kinerja organisasi;
i. berorientasi pada upaya peningkatan kualitas kerja
56

ETIKA DALAM BERMASYARAKAT


a. mewujudkan pola hidup sederhana;
b. memberikan pelayanan dengan empati hormat
dan santun tanpa pamrih dan tanpa unsur
pemaksaan;
c. memberikan pelayanan secara cepat, tepal,
terbuka, dan adil serta tidak diskriminatif;
d. tanggap terhadap keadaan lingkungan
masyarakat;
e. berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan
masyarakat dalam melaksanakan tugas
57

ETIKA TERHADAP DIRI SENDIRI


a. jujur dan terbuka serta tidak memberikan
informasi yang tidak benar.
b. bertindak dengan penuh kesungguhan dan
ketulusan;
c. menghindari konflik kepentingan pribadi,
kelompok, maupun golongan;
d. berinisiatif meningkatkan kualitas pengetahuan,
kemampuan, keterampilan, dan sikap;
e. memiliki daya juang yang tinggi;
f. memelihara kesehatan jasmani dan rohani;
g. menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga;
h. berpenampilan sederhana, rapih, dan sopan
58

ETIKA TERHADAP SESAMA PNS


a. saling menghormati sesama warga negara yang
memeluk agama/kepercayaan yang berlainan;
b. memelihara rasa persatuan dan kesatuan;
c. saling menghormati antara teman sejawat, baik secara
vertikal maupun horizontal dalam suatu unit kerja,
instansi, maupun antar instansi;
d. menghargai perbedaan pendapat;
e. menjunjung tinggi harkat dan martabat PNS;
f. menjaga dan menjalin kerja sama yang kooperatif
sesama Pegawai Negeri Sipil;
g. berhimpun dalam satu wadah Korps Pegawai Republik
Indonesia yang menjamin terwujudnya soliditas semua
PNS dalam memperjuangkan hak- haknya
59

KODE ETIK INSTANSI DAN KODE ETIK PROFESI


a. Pejabat Pembina Kepegawaian masing-masing
instansi menetapkan kode etik instansi;
b. Organisasi Profesi di lingkungan Pegawai
Negeri Sipil menetapkan kode etiknya masingmasing.

60

PENEGAKAN KODE ETIK


Pelanggaran adalah segala bentuk ucapan

tulisan atau perbuatan PNS yang bertentangan


dengan butir-butir jiwa korps dan kode etik
PNS yang melakukan pelanggaran Kode Etik
dikenakan sanksi moral
Sanksi moral dibuat secara tertulis dan
dinyatakan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
Sanksi berupa : a). pernyataan secara tertutup;
atau b). pernyataan secara terbuka
61

PENEGAKAN KODE ETIK


Dalam Pemberian sanksi moral harus

disebutkan jenis pelanggaran kode etik yang


dilakukan oleh PNS
PNS yang melakukan pelanggaran kode etik
selain dikenakan sanksi moral dapat dikenakan
tindakan administratif sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, atas rekomendasi Majelis
Kode Etik.
Pembentukan Majelis Kode Etik ditetapkan oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian.
62

PENEGAKAN KODE ETIK


Majelis Kode Etik terdiri dari ketua dan sekretaris

serta 3 anggota atau lebih dalam jumlah ganjil.


Majelis Kode Etik mengambil keputusan setelah
memeriksa PNS yang disangka melanggar.
Majelis Kode Etik mengambil keputusan setelah
PNS yang bersangkutan diberi kesempatan
membela diri.
Keputusan Majelis Kode Etik diambil secara
musyawarah mufakat.
Dalam hal musyawarah mufakat tidak tercapai,
keputusan diambil dengan suara terbanyak.
Keputusan Majelis Kode Etik bersifat final.
63

DALAM SITUASI DEMIKIAN MAKA


PNS HARUS MUNCUL SEBAGAI
ALAT PEMERSATU BANGSA

ETIKA DALAM PEMERINTAHAN


1.Pola Sikap &
Perilaku ;
2.Hub,antar manusia
dlm organisasi
3.Hub. dg Pihak Luar
organisasi

Diatur dg
peraturan
Perundang2 an

Budaya & etika kerja


Perlu terus dikembangkan
Pemerintah Pusat/Daerah
dst

Tujuan : mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat


Dlm sistem pemerintahan Demokratis berlaku norma :
dari, oleh dan untuk rakyat
Etika Kerja aparatur , selalu mengikutsertakan rakyat & berorientasi pada
aspirasi & kepentingan rakyat, dengan menjunjung tinggi nilai2
Transparansi, Keterbukaan & akuntabilitas, diwujudkan
dalam etika pergaulan antara Pemerintah dan rakyat

HIPERLINK\Etika Sang
Birokrat_Tri Risma
Harini.VOB

ETIKA PNS
Kewajiban PNS (UU No. 43 Tahun 1999) :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Setia dan taat pd Pancasila, UUD 1945, Negara dan


Pemerintah.
Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,dalam NKRI.
Melaksanakan tugas penuh pengabdian, kesadaran, dan
tanggung jawab.
Menyimpan rahasia jabatan.
PP No. 21 Th 1975 ttg Sumpah dan Janji.
PP No. 30 Th 1980, 26 butir kewajiban dan 18 butir larangan
bagi PNS.
PNS yg secara non kedinasan tergabung dlm KORPRI,
memiliki kode etik yaitu:
PANCA PRASETYA KORPRI.

MENINGKATKAN STANDAR
ETIKA ORGANISASI PEMERINTAH
Arti dan pentingnya standar Etika Organisasi Pemerintah :
Organisasi Pemerintah umumnya dirancang sbg sistem birokrasi yg
besar & beorientasi pd aturan2 hukum & per - undang2an serta
prosedur yg baku shg dlm interaksinya dg masy cenderung kaku
rumit,lamban, bahkan korup.

perlu perubahan :
Mengapa perlu perubahan ?

1. Sistem dalam pemerintah tidak efektif membentuk kompetensi dan


kualitas SDM ;
2. Sistem pemerintah cenderung membentuk para birokrat kurang
responsif, lamban, status quo, korup, dll.
Apanya yg perlu diubah ? Sistemnya, apa manusianya.

ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN


YANG BAIK (AAUPB)
AAUPB (Algemene beginselenn van behoorlijik
bestuur) adalah asas yang menjunjung tinggi
norma kesusilaan, kepatutan, dan norma
hukum, untuk mewujudkan Penyelenggara
Negara yang bersih dan bebas dari KKN.
AAUPB merupakan hukum tidak tertulis yang
lahir dalam praktek pemerintahan yang lebih
dikenal dengan principles of good governance
Diatur juga dalam Pasal 53 ayat (2) huruf b UU No. 9 Th. 2004 tentang
Perubahan UU No. 5 Th. 1986 tentang Peratun
69

Siapa PENYELENGGARA NEGARA.?


Penyelengga Negara adalah Pejabat
Negara yang menjalankan fungsi
eksekutif, legislatif, atau yudikatif dan
pejabat lain yang fungsi dan tugas
pokoknya berkaitan dengan
penyelenggaraan negara sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundangundangan yang berlaku

70

Apa itu Nilai-Nilai Etika Publik

Adalah acuan dan atau


pedoman bertindak yang
pelanggaran atasnya akan
membawa akibat-akibat
moral

AGAMA MERUPAKAN SUMBER NILAI-NILAI


ETIKA

Tujuan hidup yang paling mulia bagi umat manusia adalah selalu berbuat
kebajikan (Sayyid Sabiq).

Q.S. al-Baqarah (2):148 menyatakan: dan setiap umat mempunyai kiblat


yang dia menghadap kepadanya, maka berlomba-lombalah dalam
kebaikan).

Manusia memerlukan nilai-nilai mutlak (ultimate) untuk menjawab persoalan


kehidupannya baik di dunia ini maupun setelah kematiannya (Milton Yinger).

Nilai-nilai mutlak tersebut meliputi hal-hal yang bersifat relasional (baik-buruk


dan benar-salah) antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan
manusia dengan alam. Dalam hal relasi manusia dengan manusia disebut
dengan etika sosial (Toshihiko Izutsu).

DIMENSI ETIKA PUBLIK


PELAYANAN
PUBLIK YANG
BERKUALITAS DAN
RELEVAN

TUJUAN

ETIKA
PUBLIK

MODALITAS
AKUNTABILITA
S

TINDAKAN

INTEGRITAS

Patologi
akibat
persepsi,
perilaku
dan gaya
manajerial

Patologi
akibat
situasi
internal

PATOLOGI
ETIKA BIROKRASI
PEMERINTAHAN

Patologi
akibat
keprilakuka
n

Patologi
akibat
pengetahua
n dan
keterampila
n

Patologi
karena
tindakan
melanggar
hukum

PERUBAHAN MINDSET
PENGUASA
MENJADI
PELAYAN

WEWENANG
MENJADI
PERANAN

JABATAN
ADALAH
AMANAH YG
HRS
DIPERTANGGUN
G
JAWABKAN

Pemahaman mendasar

Nilai dasar

ASN

Kode etik profesi

Pengatur
Laku

Bekerja profesional
Tanggung jawab
(responsibility & accountability)
--teratas ke publik

Mumpuni
(Competent& its proof)

Tunduk pada Pengatur laku


(Conduct regulator int & ext)

10 RESEP SUKSES
BANGSA JEPANG

1. KERJA KERAS
Rata2 jam kerja pegawaijepang 2450 jam/tahun,
bandingkan dengan amerika 1957 jam, Amerika
(1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun),
Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680
jam/tahun).
Fenomena Karoshi (mati karena kerja keras)
mungkin hanya ada di Jepang.

Seorang pegawai di Jepang bisa


menghasilkan sebuah mobil dalam 9
hari, sedangkan pegawai di negara lain
memerlukan 47 hari untuk membuat
mobil yang bernilai sama.
Seorang pekerja Jepang boleh
dikatakan bisa melakukan pekerjaan
yang biasanya dikerjakan oleh 5-6
orang.

Pulang cepat adalah sesuatu yang


boleh dikatakan agak memalukan di
Jepang, dan menandakan bahwa
pegawai tersebut termasuk yang tidak
dibutuhkan oleh perusahaan.
Di kampus, professor juga biasa pulang
malam (tepatnya pagi ;) ), membuat
mahasiswa nggak enak pulang duluan

2. MALU
Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau
ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu
ketika mereka kalah dan pertempuran.
Wacananya sedikit berubah ke fenomena
mengundurkan diri bagi para pejabat (mentri,
politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi
atau merasa gagal menjalankan tugasnya.

Efek negatifnya mungkin adalah anakanak SD, SMP yang kadang bunuh diri,
karena nilainya jelek atau tidak naik
kelas.
Karena malu jugalah, orang Jepang
lebih senang memilih jalan memutar
daripada mengganggu pengemudi di
belakangnya dengan memotong jalur di
tengah jalan.

Bagaimana mereka secara otomatis


langsung membentuk antrian dalam setiap
keadaan yang membutuhkan, pembelian
ticket kereta, masuk ke stadion untuk nonton
sepak bola, di halte bus, bahkan untuk
memakai toilet umum di stasiun-stasiun,
mereka berjajar rapi menunggu giliran.
Mereka malu terhadap lingkungannya
apabila mereka melanggar peraturan
ataupun norma yang sudah menjadi
kesepakatan umum.

3. HIDUP HEMAT
Sikap anti konsumerisme berlebihan ini
nampak dalam berbagai bidang kehidupan.
para ibu rumah tangga yang rela naik
sepeda menuju toko sayur agak jauh dari
rumah, hanya karena lebih murah 20 atau 30
yen.
Professor Jepang juga terbiasa naik sepeda
tua ke kampus, bareng dengan mahasiswamahasiswanya.

Banyak keluarga Jepang yang tidak memiliki


mobil, bukan karena tidak mampu, tapi
karena lebih hemat menggunakan bus dan
kereta untuk bepergian.
Banyaknya orang Jepang ramai belanja di
supermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik
punya selidik, ternyata sudah menjadi hal
yang biasa bahwa supermarket di Jepang
akan memotong harga sampai separuhnya
pada waktu sekitar setengah jam sebelum
tutup.

Pemanas ruangan menggunakan minyak


tanah yang merepotkan masih
digandrungi, padahal sudah cukup
dengan AC yang ada mode dingin dan
panas.

4. LOYALITAS
Sangat jarang orang Jepang yang berpindahpindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di
satu atau dua perusahaan sampai pensiun.
Industri di Jepang kebanyakan hanya mau
menerima fresh graduate, yang kemudian
mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan
bidang garapan (core business) perusahaan.

Hofu dulunya adalah kota industri yang


sangat tertinggal dengan penduduk yang
terlalu padat. Loyalitas penduduk untuk tetap
bertahan (tidak pergi ke luar kota) dan punya
komitmen bersama untuk bekerja keras
siang dan malam akhirnya mengubah Hofu
menjadi kota makmur dan modern. Bahkan
saat ini kota industri terbaik dengan produksi
kendaraan mencapai 160.000 per tahun.

5. INOVASI
Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang
Jepang mempunyai kelebihan dalam
meracik temuan orang dan kemudian
memasarkannya dalam bentuk yang
diminati oleh masyarakat.
ATM (amati, tiru, modifikasi)

Menarik membaca kisah Akio Morita


yang mengembangkan Sony Walkman
yang melegenda itu. Cassete Tape
tidak ditemukan oleh Sony, patennya
dimiliki oleh perusahaan Phillip
Electronics. Tapi yang berhasil
mengembangkan dan membundling
model portable sebagai sebuah produk
yang booming selama puluhan tahun
adalah Akio Morita, founder dan CEO
Sony pada masa itu.

Teknik perakitan kendaraan roda empat


juga bukan diciptakan orang Jepang,
patennya dimiliki orang Amerika. Tapi
ternyata Jepang dengan inovasinya
bisa mengembangkan industri
perakitan kendaraan yang lebih cepat
dan murah. Mobil yang dihasilkan juga
relatif lebih murah, ringan, mudah
dikendarai, mudah dirawat dan lebih
hemat bahan bakar.

6. PANTANG MENYERAH
Puluhan tahun dibawah kekaisaran
Tokugawa yang menutup semua akses ke
luar negeri, Jepang sangat tertinggal
dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji
(meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat
beradaptasi dan menjadi fast-learner.

Kemiskinan sumber daya alam juga


tidak membuat Jepang menyerah.
Tidak hanya menjadi pengimpor
minyak bumi, batubara, biji besi dan
kayu, bahkan 85% sumber energi
Jepang berasal dari negara lain
termasuk Indonesia. Kabarnya kalau
Indonesia menghentikan pasokan
minyak bumi, maka 30% wilayah
Jepang akan gelap gulita :)

Rentetan bencana terjadi di tahun


1945, dimulai dari bom atom di
Hiroshima dan Nagasaki, disusul
dengan kalah perangnya Jepang, dan
ditambahi dengan adanya gempa bumi
besar di Tokyo. Ternyata Jepang tidak
habis. Dalam beberapa tahun
berikutnya Jepang sudah berhasil
membangun industri otomotif dan
bahkan juga kereta cepat (shinkansen).

Matsushita Konosuke yang usahanya hancur


dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan
elektronik di tahun 1945 masih mampu
merangkak, mulai dari nol untuk membangun
industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di
era kekinian.
Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan
orang ketika menawarkan produk Cassete
Tapenya yang mungil ke berbagai negara
lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony
Walkman-nya.

Yang juga cukup unik bahwa ilmu


dan teori dimana orang harus belajar
dari kegagalan ini mulai
diformulasikan di Jepang dengan
nama shippaigaku (ilmu kegagalan)

7. BUDAYA BACA
kalau anda datang ke Jepang dan masuk
ke densha (kereta listrik), sebagian besar
penumpangnya baik anak-anak maupun
dewasa sedang membaca buku atau
koran. Tidak peduli duduk atau berdiri,
banyak yang memanfaatkan waktu di
densha untuk membaca.

Banyak penerbit yang mulai membuat


man-ga (komik bergambar) untuk
materi-materi kurikulum sekolah baik
SD, SMP maupun SMA. Pelajaran
Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan
dengan menarik yang membuat minat
baca masyarakat semakin tinggi.

Biasanya terjemahan buku bahasa


Jepang sudah tersedia dalam
beberapa minggu sejak buku
asingnya diterbitkan.

8. KERJASAMA KELOMPOK
Kerja dalam kelompok mungkin salah satu
kekuatan terbesar orang Jepang. Ada
anekdot bahwa 1 orang professor Jepang
akan kalah dengan satu orang professor
Amerika, hanya 10 orang professor
Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10
orang professor Jepang yang
berkelompok.

klaim hasil pekerjaan, biasanya


ditujukan untuk tim atau kelompok
tersebut. Fenomena ini tidak hanya di
dunia kerja, kondisi kampus dengan lab
penelitiannya juga seperti itu,
mengerjakan tugas mata kuliah
biasanya juga dalam bentuk kelompok.
Musyawarah mufakat atau sering
disebut dengan rin-gi adalah ritual
dalam kelompok. Keputusan strategis
harus dibicarakan dalam rin-gi.

9. MANDIRI
Anak TK (Yochien) di Jepang,harus membawa 3
tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan
makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk
dan sebotol besar minuman yang menggantung
di lehernya. Di Yochien setiap anak dilatih untuk
membawa perlengkapan sendiri, dan
bertanggung jawab terhadap barang miliknya
sendiri.

Lepas SMA dan masuk bangku kuliah


hampir sebagian besar tidak meminta
biaya kepada orang tua.
Mereka mengandalkan kerja part time
untuk biaya sekolah dan kehidupan
sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang,
mereka meminjam uang ke orang tua
yang itu nanti mereka kembalikan di
bulan berikutnya.

10. JAGA TRADISI


Perkembangan teknologi dan ekonomi,
tidak membuat bangsa Jepang kehilangan
tradisi dan budayanya. (bandingkan
dengan negara kita yang meniru segala
kebudayaan asing, walau tak sesuai
dengan jati diri bangsa)

Budaya perempuan yang sudah


menikah untuk tidak bekerja masih ada
dan hidup sampai saat ini.
Budaya minta maaf masih menjadi
reflek orang Jepang. Kalau suatu hari
anda naik sepeda di Jepang dan
menabrak pejalan kaki , maka jangan
kaget kalau yang kita tabrak malah
yang minta maaf duluan.

Sampai saat ini orang Jepang relatif


menghindari berkata tidak untuk
apabila mendapat tawaran dari orang
lain. Jadi kita harus hati-hati dalam
pergaulan dengan orang Jepang
karena hai belum tentu ya bagi
orang Jepang ;)
Pertanian merupakan tradisi leluhur
dan aset penting di Jepang.

Walaupun demikian, jepang tetapla


memiliki sisi negatif, yang tidak harus
kita tiru,,,,

KHUDZ MA SHOFA, WA DA MA
KADAR

Budaya
Jepang yang terbagi-bagi ke dalam 10
kawasan, memiliki perbedaan budaya,
adat istiadat, dan dialek tersendiri
Kebudayaan tradisional: kabuki, kyogen,
bunraku, karate, kendo, ikebana,
origami, dan lain-lain
Kebudayaan kontemporer akulturasi
kebudayaan Barat: anime, manga, film,
musik (j-pop, j-shoegaze, dll), mode
(harajuku, ganguro, dll), dan video game

Ekonomi
Sistem perekonomian: sistem kapitalisme
industri
Fokus terhadap pengembangan teknologi dan
perekonomian sektor manufaktur dengan
mekanisme perusahaan-perusahaan Jepang
mengimpor bahan-bahan mentah, lalu mengolah
dan membuatnya sebagai barang jadi, yang
kemudian dijual di dalam negeri atau diekspor
GDP (purchasing power parity) $4.137 triliyun
dan GDP (official exchange rate) $5.108
triliyun peringkat keempat dalam
perekonomian dunia internasional

Kode Etik dan Konflik Kepenting


an
Sumber Konflik
PERLUNYA
Kepentingan di
Indonesia

Kepemilika
n
Aset
Gratifika
si

KODE ETIK
dan KODE
PERILAKU

Kepentingan
Pribadi

Konflik
Kepentingan

Tindak
Pidana

Rangkap
Jabatan
Hubungan
Afiliasi

Deklarasi
Kepentingan

Penyalahgunaan
wewenang

Tuntutan Etika Publik dan


Kompetensi

PELAYANAN PUBLIK
Pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik.
Penyelenggara pelayanan publik adalah setiap
institusi penyelenggara negara, korporasi,
lembaga independen.
114

ASAS-ASAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN


PUBLIK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

kepentingan umum;
kepastian hukum;
kesamaan hak;
keseimbangan hak dan kewajiban;
keprofesionalan;
partisipatif;
persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
keterbukaan;
akuntabilitas;
fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
ketepatan waktu; dan
kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan
115

HAK MASYARAKAT DALAM PELAYANAN PUBLIK


a. mengetahui kebenaran isi standar pelayanan;
b. mengawasi pelaksanaan standar pelayanan;
c. mendapat tanggapan terhadap pengaduan

yang diajukan;
d. mendapat advokasi, perlindungan, dan/atau
pemenuhan pelayanan;
e. memberitahukan kepada pimpinan
penyelenggara untuk memperbaiki pelayanan;

116

HAK MASYARAKAT DALAM PELAYANAN PUBLIK


f. memberitahukan kepada Pelaksana untuk

memperbaiki pelayanan;
g. mengadukan Pelaksana yang melakukan
penyimpangan standar pelayanan dan/ataU
tidak memperbaiki pelayanan kepada
Penyelenggara dan ombudsman;
h. mengadukan Penyelenggara yang melakukan
penyimpangan standar pelayanan dan/ata tidak
memperbaiki pelayanan kepada pembina
Penyelenggara dan ombudsman; dan
i. mendapat pelayanan yang berkualitas sesuai
117
dengan asas dan tujuan pelayanan

KOMPONEN STANDAR PELAYANAN PUBLIK


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

dasar hukum;
persyaratan;
sistem, mekanisme, dan prosedur;
jangka waktu penyelesaian;
biaya/tarif;
produk pelayanan;
sarana, prasarana, dan/atau fasilitas;
kompetensi Pelaksana;
118

KOMPONEN STANDAR PELAYANAN PUBLIK


pengawasan internal;
Penanganan pengaduan, saran, dan masukan;
jumlah Pelaksana;
jaminan pelayanan yang memberikan
kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan;
m. jaminan keamanan dan keselamatan
pelayanan dalam bentuk komitmen untuk
memberikan rasa aman, bebas dari bahaya,
dan risiko keragu-raguan; dan
119
n. evaluasi kinerja Pelaksana.
i.
j.
k.
l.

PERILAKU PELAKSANA DALAM PELAYANAN


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

adil dan tidak diskriminatif;


cermat;
santun dan ramah;
tegas, andal, dan tidak memberikan putusan
yang berlarut-larut;
profesional;
tidak mempersulit;
patuh pada perintah atasan yang sah & wajar;
menjunjung tinggi nilai-nilai akuntabilitas dan
integritas institusi penyelenggara
120

PERILAKU PELAKSANA DALAM PELAYANAN


tidak membocorkan informasi atau dokumen
yang wajib dirahasiakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
j. terbuka dan mengambil langkah yang tepat
untuk menghindari benturan kepentingan;
k. tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana
serta fasilitas pelayanan publik;
i.

121

PERILAKU PELAKSANA DALAM PELAYANAN


tidak memberikan informasi yang salah atau
menyesatkan dalam menanggapi permintaan
informasi serta proaktif dalam memenuhi
kepentingan masyarakat;
m. tidak menyalahgunakan informasi, jabatan,
dan/atau kewenangan yang dimiliki;
n. sesuai dengan kepantasan; dan
o. tidak menyimpang dari prosedur
l.

122

PELANGGARAN HUKUM
a. Masyarakat dapat menggugat Penyelenggara

atau Pelaksana melalui PTUN apabila


pelayanan yang diberikan menimbulkan
kerugian di bidang tata usaha negara
b. Dalam hal Penyelenggara melakukan
perbuatan melawan hukum, masyarakat dapat
mengajukan gugatan terhadap Penyelenggara
ke pengadilan.
c. Dalam hal diduga melakukan tindak pidana,
masyarakat dapat melaporkan Penyelenggara
kepada pihak berwenang

123

PERATURAN PEGAWAI NEGERI


Pegawai Negeri adalah setiap warga negara
yang telah memenuhi syarat yang ditentukan,
diangkat oleh pejabat yang berwenang dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan negara atau
diserahi tugas negara lainnya, dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

PEGAWAI NEGERI
Pegawai Negeri terdiri dari :
a. Pegawai Negeri Sipil
b. Anggota TNI; dan
c. Anggota POLRI.
Pegawai Negeri Sipil terdiri dari :
a. PNS Pusat, dan
b. PNS Daerah.

125

NILAI-NILAI DASAR PNS


1. ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945;
3. semangat nasionalisme;
4. mengutamakan kepentingan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan;
5. ketaatan terhadap hukum dan peraturan
perundang-undangan;
6. penghormatan terhadap hak asasi manusia;
7. tidak diskriminatif;
8. profesionalisme, netralitas, dan bermoral tinggi;
9. semangat jiwa korps
PP No. 42 Th. 2004 tentang Jiwa Korps dan Kode Etik PNS

Jiwa Korps Pegawai Negeri Sipil adalah rasa


Kesatuan dan persatuan, kebersamaan, kerja
sama, tanggung jawab, dedikasi, disip lin,
kreativitas, kebanggaan dan rasa memiliki
organisasi Pegawai Negeri Sipil dalam NKRI.
.

127

DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL


Peraturan Disiplin PNS adalah peraturan yang
mengatur kewajiban, larangan, dan sanksi
apabila kewajiban tidak ditaati atau larangan
dilanggar oleh PNS.
Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan,
tulisan, atau perbuatan PNS yang melanggar
ketentuan Peraturan Disiplin PNS, baik yang
dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja

128

KEWAJIBAN PNS
a. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UndangUndang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah;
b. mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan
golongan atau diri sendiri, serta menghindarkan segala
sesuatu yang dapat mendesak kepentingan Negara oleh
kepentingan golongan, diri sendiri, atau pihak lain;
c. menjunjung tinggi kehormatan dan martabat Negara,
Pemerintah, dan Pegawai Negeri Sipil;
d. mengangkat dan mentaati sumpah/janji Pegawai Negeri
Sipil dan sumpah/janji jabatan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku

129

e. menyimpan rahasia Negara dan atau rahasia jabatan


dengan sebaik-baiknya;
f. memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan
Pemerintah baik langsung menyangkut tugas
kedinasannya maupun yang berlaku secara umum;
g. melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya
dan dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan
tanggung jawab;
h. bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat
untuk kepentingan Negara;
i. memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan,
persatuan, dan kesatuan Korps Pegawai Negeri Sipil
130

j.

k.
l.
m.
n.
o.
p.

segera melaporkan kepada atasannya, apabila


mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau
merugikan Negara/Pemerintah, terutama di bidang
keamanan, keuangan, dan material;
mentaati ketentuan jam kerja;
menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik;
menggunakan dan memelihara barang-barang milik
Negara dengan sebaik-baiknya;
memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada
masyarakat menurut bidang tugasnya masing-masing;
bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksana
terhadap bawahannya;
membimbing bawahannya dalam melaksanakan
tugasnya

131

q. menjadi dan memberikan contoh serta teladan yang


baik terhadap bawahannya
r. mendorong bawahannya untuk meningkatkan prestasi
kerjanya;
s. memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengembangkan kariernya;
t. mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan
tentang perpajakan;
u. berpakaian rapi dan sopan serta bersikap dan
bertingkah laku sopan santun terhadap masyarakat,
sesama Pegawai Negeri Sipil, dan terhadap atasan;
v. hormat menghormati antara sesama warganegara yang
memeluk agama/ kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, yang berlainan
132

w. menjadi teladan sebagai warga negara yang baik dalam


masyarakat;
x. mentaati segala peraturan perundang-undangan dan
peraturan kedinasan yang berlaku;
y. mentaati perintah kedinasan dari atasan yang
berwenang;
z. memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaikbaiknya setiap laporan yang diterima mengenai
pelanggaran disiplin

133

LARANGAN PNS
a. melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan
atau martabat Negara, Pemerintah, atau Pegawai
Negeri Sipil;
b. menyalahgunakan wewenangnya;
c. tanpa izin Pemerintah menjadi Pegawai atau bekerja
untuk negara asing;
d. menyalahgunakan barang-barang, uang, atau suratsurat berharga milik Negara,
e. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan,
menyewakan, atau meminjamkan barang-barang,
dokumen, atau surat-surat berharga milik Negara secara
tidak sah;
134

f.

melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman


sejawat, bawahan, atau orang lain di dalam maupun di
luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk
keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang
secara langsung atau tidak langsung merugikan Negara;
g. melakukan tindakan yang bersifat negatif dengan
maksud membalas dendam terhadap bawahannya atau
orang lain di dalam maupun diluar lingkungan kerjanya;
h. menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa
saja dari siapapun juga yang diketahui atau patut dapat
di duga bahwa pemberian itu bersangkutan atau
mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
135

i.

memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan


kehormatan atau martabat Pegawai Neger Sipil, kecuali
untuk kepentingan jabatan;
j. bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
k. melakukan suatu tindakan atau sengaja tidak
melakukan suatu tindakan yang dapat berakibat
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang
dilayaninya sehingga mengakibatkan kerugian bagi
pihak yang dilayani;
l. menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
m. membocorkan dan atau memanfaatkan rahasia Negara
yang diketahui karena kedudukan jabatan untuk
kepentingan pribadi, golongan, atau pihak lain;
n. bertindak selaku perantara bagi sesuatu pengusaha
atau golongan untuk mendapatkan pekerjaan atau
pesanan dari kantor/instansi Pemerintah
136

o. memiliki saham/modal dalam perusahaan yang kegiatan


usahanya berada dalam ruang lingkup kekuasaannya;
p. memiliki saham suatu perusahaan yang kegiatannya
tidak berada dalam ruang lingkup kekuasaannya yang
jumlah dan sifat pemilikan itu sedemikian rupa sehingga
melalui pemilikan saham tersebut dapat langsung atau
tidak langsung menentukan penyelenggaraan atau
jalannya perusahaan;
q. melakukan kegiatan usaha dagang baik secara resmi,
maupun sambilan, menjadi direksi, pimpinan atau
komisaris perusahaan swasta bagi yang berpangkat
Pembina golongan ruang IV/a ke atas atau yang
memangku jabatan eselon I.
r. melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun
juga dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan
pribadi, golongan, atau pihak lain
137

INFORMASI PUBLIK YANG DAPAT DIRAHASIAKAN


a. informasi yang dapat membahayakan negara;
b. informasi yang berkaitan dengan kepentingan
perlindungan usaha dari persaingan usaha tidak sehat;
c. informasi yang berkaitan dengan hak-hak pribadi;
d. nformasi yang berkaitan dengan rahasia jabatan;
e. Informasi Publik yang diminta belum dikuasai atau
didokumentasikan.

TINGKAT HUKUMAN DISIPLIN

a. Hukuman disiplin ringan


b. Hukuman disiplin sedang
c. Hukuman disiplin berat

139

Hukuman disipiln Ringan


a. Teguran Lisan
b. Teguran tertulis
c. Pertanyataan tidak puas secara tertulis

140

Hukuman disipiln Sedang


a. Penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling
lama 1 (satu) tahun;
b. Penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan
gaji berkala untuk paling lama 1 (satu) tahun;
dan
c. penundaan kenaikan pangkat untuk paling
lama 1 (satu) tahun

141

Hukuman disipiln Berat


a. Penurunan pangkat pada pangkat yang
setingkat lebih rendah untuk paling lama 1
(satu) tahun;
b. Pembebasan dari jabatan;
c. Pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri sebagai pegawai Negeri
Sipil; dan
d. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai
Pegawai Negeri Sipil
142

Mengenai Pejabat yang berwenang menghukum


dan tatacara penjatuhan hukumana disiplin
serta mekanisme keberatan dapat dilihat pada
Pasal 7 s/d Pasal 22 PP, No. 30 Tahun 1980
tentang Peraturan Disiplin PNS

143

SUMPAH PNS
Demi Allah, saya bersumpah/berjanji :
"Bahwa saya, untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil, akan setia
dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945,
negara, dan pemerintah;
Bahwa saya, akan menaati segala peraturan perundang undangan
yang berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan
kepada saya dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung
jawab ;
Bahwa saya, akan senantiasa menjungjung tinggi kehormatan Negara,
pemerintah, dan martabat Pegawai Negeri Sipil, serta akan senantiasa
mengutamakan kepentingan Negara dari pada kepentingan saya
sendiri, seseorang atau golongan ;
Bahwa saya, akan memegang rahasia sesuatu yang menurut sifatnya
atau menurut perintah harus saya rahasikan;
Bahwa saya, akan bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan
bersemangat untuk kepentingan Negara

144

PEMBERHENTIAN PNS
DIBERHENTIKAN DENGAN HORMAT :
1. Meninggal dunia
2. Atas permintaan sendiri
3. Perampingan organisasi pemerintah
4. tidak cakap jasmani atau rohani sehingga tidak
dapat menjalankan kewajiban sebagai Pegawai
Negeri Sipil.

145

DAPAT DIBERHENTIKAN DENGAN TIDAK


HORMAT ATAU TIDAK DIBERHENTIKAN :
a. melanggar sumpah/janji PNS dan sumpah/janji
jabatan selain pelanggaran sumpah janji PNS
dan sumpah/janji jabatan karena tidak setia
kepada Pancasila, UUD1945, Negara dan
Pemerintah ; atau
b. dihukum penjara atau kurungan berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap karena melakukan
tindak pidana kejahatan yang ancaman
hukumannya kurang dari 4 (empat) tahun
146

DAPAT DIBERHENTIKAN DENGAN HORMAT


TIDAK ATAS PERMINTAAN SENDIRI ATAU TIDAK
DENGAN HORMAT :
a. dihukum penjara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum yang tetap karena melakukan tindak
pidana kejahatan yang, ancaman hukumannya
4 (empat) tahun atau lebih ; atau
b. melakukan pelanggaran disiplin Pegawai
Negeri Sipil tingkat berat.

147

DIBERHENTIKAN TIDAK DENGAN HORMAT :


a. melanggar sumpah janji PNS dan sumpah janji
jabatan karena tidak setia kepada Pancasila, UUD
1945, Negara, dan Pemerintah
b. melakukan penyelewengan terhadap ideologi
Negara, Pancasila, UUD 1945 atau terlibat dalam
kegiatan yang menentang negara dan pemerintah;
c. dihukum penjara atau kurungan berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap karena melakukan
tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana
kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan.
148

RENUNGKAN
KUALITAS
AKUNTABILITAS
PELAYANAN PUBLIK DI
INSTANSI SAUDARA ? (45)

BAHAN DESIGN
KEBUTUHAN PERUBAHAN

14
9

2) TEORI & KONSEP ETIKA DAN


INTEGRITAS APARATUR

PIM IV

15
0

ETHICS : TRANSLATING VALUES


INTO RULES
(TINGKATAN BUDAYA) :
Keseluruhan jumlah hasil fisik dari
aktivitas, perbuatan, dan karya semua
manusia dalam masyarakat, maka
wujudnya konkrit, dapat dilihat dan diraba.
Misal : candi, cangkul, pakaian daerah,
komputer, satelit dsb.

Aturan
Aturan
Khusus
Khusus
(Wet/
(Wet/
Rules)
Rules)

Membentuk
pola
tertentu

Aktivitas
Manusia
1

LAN-RI

Saling
berinteraksi
dari waktu
ke waktu.

SISTEM
SOSIAL

(Dalam : Tri Widodo W. Utomo, Etika & Pembangunan 151


Integritas Aparatur, )

Pengertian
ETHICS

15
2

ETIKA & KODE ETIK


ETIKA adalah sebuah studi tentang formasi nilainilai moral & prinsip-prinsip benar & salah (Altschull,
1990).
KODE ETIK adalah peraturan moral atau pedoman
dari tingkah laku yang membantu aksi personal
dalam situasi khusus.
(
http://bincangmedia.wordpress.com/2010/06/01/tentang-etika-kode-et
ik-kebijakan-dan-hukum-media
153
)

Etika ..
ETIKA disebut juga filsafat moral, adalah
cabang filsafat yang berbicara tentang
tindakan manusia.
Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia,
melainkan mempersoalkan bagaimana
manusia harus bertindak.
Tindakan manusia ini ditentukan oleh
bermacam-macam Norma.
(http://felix3utama.wordpress.com/2008/12/01/pengertian-dalam-etika-profesi
).
154

Kode Etik ..
KODE ETIK adalah sistem norma, nilai dan
atauran profesional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa
yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional.
KODE ETIK menyatakan perbuatan apa yang
benar atau salah, perbuatan apa yang harus
dilakukan dan apa yang harus dihindari.
(http://felix3utama.wordpress.com/2008/12/01/pengertian-dalam-etika-profesi ).

155

MENGAPA PERLUNYA ETIKA


APARATUR DLM PEMERINTAHAN

KRISIS KEPEMIMPINAN
KRISIS KEPERCAYAAN
KRISIS KETELADANAN
KRISIS MORAL
KRISIS MENTAL

156

ETIKA DIBAGI DLM TIGA


SUB-DISIPLIN

META ETIKA
KONSEP MORAL BERDSRKAN ALAM
DAN SUPRA NATU
ETIKA NORMATIF
BERDASARKAN STANDAR / NORMA YG
UMUM
ETIKA TERAPAN
APLIKASI TEORI NORMATIF KE
MORAL PRAKTIS
157

SIAPA SAYA
1.

Kenalilah diri sendiri

2.

Yang dapat mengenal diri sendiri dapat mengendalikan dirinya

3.

Yang dapat mengendalikan dirinya dapat mengkritik dirinya


sendiri

4.

Yang dapat mengkritik dirinya dapat mengoreksi dirinya sendiri

5.

Yang dapat mengoreksi dirinya dapat memperbaiki dirinya sendiri

6.

Yang dapat memperbaiki dirinya dapat mengangkat derajatnya

7.

Bila derajat sudah terangkat jangan takabur

8.

Bila takabur membunuh diri sendiri

158

159

(Dalam : Tri Widodo W. Utomo, Etika & Pembangunan Integritas Aparatur, ppt)

LAN-RI

160

KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL:


ADALAH PEDOMAN SIKAP, TINGKAH
LAKU DAN PERBUATAN YANG HARUS
DILAKSANAKAN OLEH SETIAP PNS
ETIKA BERNEGARA, BERORGANISASI,
BER MASYARAKAT, DIRI SENDIRI,
SESAMA
SANKSI MORAL DAN TINDAKAN
ADMINISTRATIF & PERNYATAAN
SECARA TERTUTUP ATAU TERBUKA

(Aba Subagja, S.Sos., MAP, Kementerian PAN & RB , Kebijakan Pembinaan Integritas SDM
Aparatur,
2012)
6
161

DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL:


Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati
kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan
kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar hukuman
disiplin
Pelanggaran Disiplin adalah setiap ucapan, tulisan atau
perbuatan PNS yang tidak menaati kewajinan dan/atau
melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang
dilakukan
Hukuman disiplin yang dijatuhkan kepada PNS karena
melanggar peraturan disiplin PNS
(Aba Subagja, S.Sos., MAP, Kementerian PAN & RB , Kebijakan Pembinaan
Integritas SDM Aparatur, 2012, ppt.)
162

LAN-RI

(Dalam : Tri Widodo W. Utomo, Etika & Pembangunan Integritas


Aparatur, ppt)
163

LAN-RI

164 Aparatur, ppt)


(Dalam : Tri Widodo W. Utomo, Etika & Pembangunan Integritas

LAN-RI

MANFAAT NILAI ETIKA BAGI ORGANISASI :

1. Kebersamaan;
2. Empati;
3. Kepedulian;
4. Kedewasaan;
5. Orientasi
Organisasi;
6. Respek;

7. Kebajikan;
8. Integritas;
9. Inovatif;
10. Keunggulan;
11. Keluwesan;
12. Kearifan;
165

LAN-RI

PENYELENGGARAAN NEGARA YANG BERSIH


DAN BEBAS K.K.N (UU No.28 Tahun 1999)

AZAS-AZAS UMUM
PENYELENGGARAAN NEGARA:
1. Kepastian Hukum
2. Tertib Penyelenggaraan Negara
3. Kepentingan Umum
4. Keterbukaan
5. Proporsionalitas
6. Profesionalitas
7. Akuntabilitas.
166

1- KEPASTIAN HUKUM
Azas dalam negara hukum yang
mengutamakan landasan peraturan
perundang-undangan, keputusan dan
keadilan dalam setiap kebijakan
penyelenggaraan negara

167

2 - TERTIB PENYELENGGARAAN NEGARA

168

3- KEPENTINGAN UMUM

Azas yang mendahulukan


kesejahteraan umum dengan cara
yang aspiratif, akomodatif, dan
kolektif.

169

4- KETERBUKAAN
Azas yang membuka diri terhadap hak
masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar, jujur, dan tidak
diskriminatif dengan tetap
memperhatikan perlindungan atas hak
asasi pribadi, golongan, dan rahasia
negara.
170

5- PROPORSIONALITAS

Azas yang mengutamakan


KESEIMBANGAN antara hak
dan kewajiban
penyelenggaraan negara

171

6- PROFESIONALITAS
Azas yang MENGUTAMAKAN
KEAHLIAN yang berlandaskan kode
etik dan ketentuan perundang
undangan yang berlaku.

172

7- AKUNTABILITAS

Azas yang menentukan bahwa setiap


kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan
penyelenggaraan negara HARUS
DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN kepada masyarakat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi atas
negara.
173

POLA PERILAKU KEPEMIMPINAN APARATUR


American Society for Public Administration (ASPA), 1981 :
1. Pelayanan Masyarakat sebagai prioritas
2. Kedaulatan Rakyat, Aparatur bertanggungjawab kepada Rakyat
3. Hukum sebagai Panglima, mengacu kepada sebesar-besarnya
kepentingan Rakyat
4. Manajemen Negara yang Efektif & Efisien
5. Equal Treatment
6. Konflik Kepentingan tidak dapat diterima
7. Mengembangkan Pelayanan Masyarakat dg mengedepankan
keadilan, keberanian, kejujuran, persamaan, kompetensi, dan kasih
sayang
8. Hati Nurani sbg Nahkoda. Good ends never justify immoral
means
9. Selain mencegah yg salah, juga mengupayakan yang benar
174ppt
Dalam : Anton Suharyanto, SE, MM, Etika Kepemimpinan Aparatur, 2012,

SOAL ETIKA
1. Orang yang telah melanggar norma, ia tahu bahwa
dirinya telah berbuat keliru, tetapi ia tak dapat
menghapus kekeliruan/kesalahan yang telah ia
lakukan, sehingga ia menyesal dan merasa bersalah.
(Jelaskan pendapat saudara mengapa dan apa yg
seharusnya dilakukan)

175

2.Sebagai pegawai/pejabat yang diberi kesempatan untuk


memangku jabatan di lingkungan pemerintahan, haruslah
memiliki dedikasi yang tinggi untuk memegang teguh
rahasia negara, dan jabatan. Jelaskan mengapa,
seharusnya bagaimana
3.Sebagai seorang bendaharawan barang di unit kerja, saya
tahu betul bahwa ada sisa barang yang belum digunakan,
pada hal tahun anggaran sudah habis, Jelaskan tindakan
yang harus saya lakukan, mengapa.

TUHAN SUMBER NORMATIVITAS


Dalam pandangan Islam Allah swt, selain merupakan

inti pengalaman keagamaan, Dia juga merupakan


sumber normativitas (sunnatullah), yakni sumber tatanilai dan tata-aturan bagi ciptaan-Nya, sehingga tercipta
keteraturan, kenyamanan, kedamaian, ketenteraman,
dan keselamatan, itulah arti Islam dalam pengertian
generik (Ismail Raji al-Faruqi dan Nurcholish Madjid).

TUHAN INTI PENGALAMAN KEAGAMAAN

Fungsi terpenting agama adalah

memberikan dasar yang mutlak bagi


tatanan moral masyarakat: memperkuat,
mempertahankan, menjustifikasi, dan
melegitimasi ketaatan terhadap tatanan
moral tersebut (Peter Berger).

AGAMA DAN MORALITAS

Pentingnya moralitas ini ditunjukan oleh misi Nabi

Muhammad s.a.w., yang tidak lain adalah


mengawal moralitas manusia, yaitu membimbing
manusia untuk terus melakukan pendakian
sehinga mencapai derajat akhlak al-karimah
(Muhammad al-Mishri, 2011: 3).

AGAMA DAN MORALITAS


Kesadaran akan nilai, dalam kontek relasionalitas (Izutsu),

sesunguhnya merupakan sesuatu yang bersifat imperative


(Kant) dan kemudian mendapatkan kepastian dengan
adanya wahyu Allah swt (al-Faruqi).
Hadis Nabi saw yang menyatakan: tidak disebut beriman

seseorang, sehingga ia mencintai saudaranya seperti


mencintai dirinya sendiri merupakan contoh dari
legitimasi agama atas moralitas.

AGAMA DAN MORALITAS

Agama, yang secara harfiah berarti tidak kacau, mengandung


pengertian bahwa dalam agama terdapat seperangkat aturan (nilai
dan norma) yang akan menjadikan para penganutnya hidup dalam
suasana keteraturan, ketenteraman, kedamaian, dan keselamatan.

Pada hampir semua masyarakat, nilai-nilai keagamaan ini,


menempati posisi sentral karena memberikan aturan yang paling
luhur berkenaan dengan kehidupan penganutnya (Nottingham,
1985: 45).

Bagi seorang Muslim, agama beserta nilai yang terdapat di


dalamnya, bahkan menjadi pedoman bagi semua aspek
kehidupannya.

TAQWA DALAM AL-QURAN


Dalam Islam, ketaqwaan merupakan nilai

tunggal terpenting yang disebut dalam kitab


suci al-Quran (Fazlur Rahman).
Taqwa pada tingkatan tertinggi menunjukkan

kepribadian yang benar-benar utuh dan


integral (Fazlur Rahman); inna akramakum
indallaahi atqaakum (QS al-Hujurat (49):13).

TAQWA DALAM ISLAM


Taqwa secara terminologis: menjalankan semua perintah

Allah swt dan meninggalkan semua larangannya; dalam arti


generik yang berakar dari kata wqy (waqaya), punya arti
menjaga atau melindungi diri dari segala sesuatu yang
bisa berakibat buruk bagi diri sendiri.
Dalam konteks ini, seseorang tidak akan berbuat sesuatu

yang bisa menyakiti orang lain karena akan berakibat buruk


bagi dirinya.
Contoh hadis Nabi saw : seseorang disebut Muslim,

apabila Muslim lainnya selamat dari lisan dan lidahnya.

TAQWA DALAM ISLAM

Puncaknya, taqwa harus menjadi pakaian para individu (secara


mandiri) dalam memainkan perannya sebagai khalifatullah filardhi
dengan penuh kecendikiaan.

Q.S. al-Baqarah (2): 197: Berbekallah, dan sesungguh-nya sebaikbaik bekal adalah taqwa, dan bertaqwalah kepada-Ku hai orangorang yang berakal (ulul albab);

Q.S. al-Maidah (5): 100: Katakanlah: tidak sama yang buruk


dengan yang baik, meskipun banyak yang buruk itu menarik
hatimu, maka bertaqwalah kepada Allah hai orang-orang yang
berakal (ulul albab), agar kamu mendapat keberuntungan.

NILAI-NILAI RELIGIUS &


KARAKTER
Di antara sekian banyak Hadis Nabi saw, mengenai akhlak al-Karimah,
baik yang sifatnya umum maupun yang khusus, sekedar contoh, antara
lain:

Rasulullah saw ditanya: Perbuatan apakah yang paling banyak


memasukkan manusia ke surga?; beliau menjawab: Bertakwa
kepada Allah dan budi pekerti yang baik (Tirmidzi).

Rasulullah saw bersabda: Orang Mumin yang paling sempurna


imannya adalah orang yang paling baik budi pekertinya
(Tirmidzi).

NILAI-NILAI RELIGIUS &


KARAKTER
Nabi saw bersabda: Sebaik-baik orang Mumin adalah

orang yang paling baik akhlaknya (HR. Abu Dawud).


Nabi saw bersabda: Tidak disebut beriman seseorang

yang tidak mencintai saudaranya seperti mencintai


dirinya sendiri(HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Nasai).
Nabi saw bersabda: Seorang Muslim adalah apabila

Muslim lainnya selamat dari perbuatan lidah dan


tangannya( HR. Bukhari dan Muslim).

NILAI-NILAI RELIGIUS &


KARAKTER
Nabi saw bersabda: Seorang Muslim adalah orang yang apabila

tetangganya selamat dari perbuatan tangannya dan lidahnya( HR. Bukhari


dan Muslim).
Rasulullah saw bersabda: Orang Mumin dengan Mumin yang lain bagaikan

satu bangunan, satu bagian dengan yang lain saling mengokohkan; sambil
memperagakan dengan menyusupkan jari-jemarinya (Bukhari-Muslim).
Rasulullah saw bersabda: Perumpamaan orang yang beriman yang saling

mencintai dan saling menyayangi serta saling mengasihi bagaikan satu


tubuh, apabila satu anggota menderita sakit, maka yang lain ikut
merasakan hingga tidak bisa tidur dan merasa demam (Bukhari-Muslim).

NILAI-NILAI RELIGIUS &


KARAKTER

Nabi saw bersabda: Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari
akhir, jangan suka menyakiti tetangganya(HR. Bukhari, Muslim,
Ahmad, Abu Dawud, dan Ibn Majah). ).

Nabi saw bersabda: Kebaikan adalah akhlak mulia(HR. Muslim dan


Ahmad). Wabisah mendatangi Rasulullah saw dan beliau bertanya:
Kamu ingin menanyakan kebaikan, lalu Rasulullah bersabda
tanyakanlah pada hatimu sendiri (HR Ahmad dan al-Darimi).

Rasulullah saw bersabda: Hendaklah kalian berlaku jujur, sebab


kejujuran itu memimpin kepada kebaikan, dan kebaikan itu
memimpin ke surga; (Bukhari-Muslim).

NILAI-NILAI RELIGIUS &


KARAKTER

Nabi saw bersabda: Pegang teguhlah enam perkara, niscaya akan


memberimu jaminan masuk surga, yaitu: (1) berbicara dengan jujur
bila kamu berbicara, (2) tepatilah janji bila kamu berjanji, (3)
sampaikan amanat bila kamu diamanati, (4) jagalah kemaluanmu
dari perbuatan zina, (5) pejamkan matamu dari perbuatan maksiat,
dan (6) jagalah tanganmu dari meminta-minta (Ahmad dan Ibn
Hibban).

Nabi saw menyatakan: Tidaklah beriman seseorang apabila ia


tidak dapat memegang amanah, dan tidaklah beragama
seseorang apabila tidak memegang janji (Ahmad).

NILAI-NILAI RELIGIUS &


KARAKTER

Nabi saw bersabda: Bertutur kata yang baik adalah

sadaqah (Bukhari-Muslim).
Rasulullah saw bersabda: Tiada dua orang Muslim yang

bertemu lalu berjabat tangan, melainkan diampunkan


dosa keduanya sebelum berpisah (Abu Daud).
Nabi saw bersabda: Seseorang bisa terpe-ngaruh oleh

agama dan sahabat karibnya. Oleh sebab itu,


perhatikanlah salah seorang di antara kamu dengan
siapa dia bergaul (Abu Daud dan Tirmidzi).

MANUSIA
Mmanusia adalah homo duplex, yaitu makhluk dengan

dua motif yang berbeda dan berlawanan: hasrat nafsu


hewaninya dan keharusan moralnya(Durkheim).
Q.S. al-Syams (91):7-10: Demi jiwa serta penyem-

purnaan (ciptaan)nya; maka, Dia mengilhamkan


kepadanya (jalan) kejahatan dan ketaqwaannya;
sungguh beruntung orang yang mensucikan (jiwa itu),
dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.

FUNGSI AGAMA

Masih ada gap di kalangan pemeluk agama, karena keberagamaannya


tidak berbanding lurus dengan perilaku moralnya?.

Agama, baru ditempatkan pada fungsi identitas dan sosialitas, dan


belum sampai pada fungsi maknawi (Weber).

Masih ada gap, karena agama baru sampai pada tingkat kesalehan
ritual-individual dan belum berimplikasi pada kesalehan sosial.

Peribadatan mestinya kontinum dengan perilaku sosialnya, misal shalat


itu akan mencegah seseorang dari perbuatan keji dan munkar (QS al
Ankabut (29): 45).

STRATEGI IMPLEMENTASI
Strategi implementasi pendidikan karakter meliputi empat hal,

yang disebut dengan strategi TaRHiM (Cinta-Kasih), yaitu


Teaching, Reinforcing, Habituating, dan Modeling.
Strategi implementasi al-Ghazali: Pertama, metode pembiasaan

(itiyad), yang meliputi mujahadah (menahan diri) dan riyadhah


(melatih diri). Kedua, metode pertemanan atau pergaulan.
Karena kecenderungan nafsu amarah yang kuat maka diperlukan

kombinasi tiga unsur, yaitu ilmu, amal, dan sabar (Abul Quasem).

STRATEGI IMPLEMENTASI
Strategi implementasi Ibn Miskawaih: kehidupan utama

pada anak-anak memerlukan dua syarat: syarat kejiwaan


dan syarat sosial.
Syarat kejiwaan, dengan menumbuhkan watak cinta

kepada kebaikan, yang dapat dilakukan dengan melatih


dan membiasakan diri pada kebaikan.
Syarat sosial, dengan cara memilihkan teman-teman

yang baik, menjauhkan dari teman-temannya yang


berperangai buruk.

PATOLOGI ETIKA BIROKRASI PEMERINTAHAN


Patologi berupa hambatan atau penyakit dalam birokrasi pemerintahan sifatnya
politis, ekonomis, sosio-kultural, dan teknologikal.
1)

Patologi akibat persepsi, perilaku dan gaya manajerial berupa : penyalahgunaan wewenang, statusquo, menerima sogok, takut perubahan dan
inovasi,
sombong menghindari kritik, nepoteisme, arogan, tidak adil, paranoia,
otoriter,
patronase, dsb;

2) Patologi akibat pengetahuan dan keterampilan berupa : puas diri, tidak


teliti,
bertindak tanpa berpikir, counter produktif, tidak mau
berkembang/belajar, pasif,
kurang prakarsa/inisiatif, tidak produktif,
stagnasi dsb.
3) Patologi karena tindakan melanggar hukum berupa : markup,
menerima
suap, tidak jujur, korupsi, penipuan, kriminal, sabotase, dsb.
4) Patologi akibat keprilakukan berupa : kesewenangan, pemaksaan,
konspirasi,
diskriminasi, tidak sopan, kerja legalistik, dramatisiasi, indisipliner, tidak
berkeprimanusiaan, negatifisme, kepentingan sendiri, non profesional,

DISKUSI KELOMPOK
KELOMPOK 1
KELOMPOK 2
KELOMPOK 3
KELOMPOK 4
KELOMPOK 5
KELOMPOK 6

BAB II
BAB III A - C
BAB III D - Ed
BAB III Ee - BAB IV D
BAB IV E - BAB IV J
BAB IV K - BAB IV N

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai