Anjar Yudistira Tugas 2
Anjar Yudistira Tugas 2
Nim : 4002110074
Prodi : Ikp A1Semester VII
Kasus:
Seorang anak 3 tahun dibawa ke igd oleh orang tuanya dengan keluhan
demam yang disertai dengan kejang. Setelah silakukan pemeriksaan fisik diketahui
pernapasan cepat dan dangkal, suhu 39,9 celcius, nadi 140x/menit.
Pertanyaan:
1. Bagaimana patofisiologi anak tersebut bias mengalami suhu tubuh panas
disertai kejang dan mengalami pernafasan cepat dangkal seperti pada kasus ?
2. Bagaimana langkah pemberian obat yang tepat untuk memperbaiki kondisi
anak tersebut ?
3. Buatlah diagnose serta perencanaan yang tepat dengan melihat kasus
tersebut ?
Jawaban:
1. Bagaimana patofisiologi anak tersebut bias mengalami suhu tubuh panas
disertai kejang dan mengalami pernafasan cepat dangkal seperti pada kasus ?
Patofisiologi Pada keadaan demam kenaikan suhu 10o C akan mengakibatkan
kenaikan metabolisme basal 10-15% dan kebutuhan o2 akan meningkat 20%.
Kenakan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan
dalam waktu yang singkat terjadi difusi ion k+ maupun Na+, melalui membran
tersebut sehingga terjadi lepas muatan listrik, hal ini bisa meluas ke seluruh sel
maupun ke bembran sel sekitarnya dengan bantuan neuron transmiter dan
terjadilah kejang.
10 kg = 10 mg
Bila kejang tidak berhenti
tunggu 15 menit
atau diazepam rektal
dosis 10 kg = 5mg/kg
3. Meurunkan panas bila demam atau hipereaksi, dengan kompres seluruh tubuh
dan bila telah memungkinkan dapat diberikan parasetamol 10 mg/kgBB/kali
kombinasi diazepam oral 0,3 mg/kgBB
4.
memberikan cairan yang cukup bila kejang berlangsung cukup lama (> 10
(2) Kompres dingin dan ajarkan keluarga cara mengompres. R / Pada kompres
dingin terjadi perpindahan panas secara konduksi.
(3) Berikan pakaian tipis yang menyerap keringat. R / Pakaian yang tipis
membantu mempercepat pengeluaran panas.
(4) Anjurkan klien untuk banyak minum. R / Minum yang banyak mencegah
terjadinya dehidrasi sehingga peningkatan suhu tubuh dapat dicegah.
(5) Kolaborasi pemberian antibiotik dan antipiretik. R / Antipiretik berfungsi untuk
penurunan panas sedangkan antibiotik untuk mencegah infeksi.
Diagnosa II
Tujuan : mempertahankan aktivitas pola nafas dengan jalan nafas yang bersih.
Kriteria hasil : respirasi normal 15 20 kali/menit, tidak ada retraksi otot.
Rencana tindakan :
(1) Letakkan klien dalam posisi yang nyaman (miring, permukaan datar,
miringkan kepala selama serangan kejang). R / Meningkatkan aliran skret,
mencegah lidah jatuh dan tersumbatnya kjalan nafas.
(2) Longgarkan pakaian terutama pada leher, dada dan perut. R / Sebagai fasilitas
sebagai usaha unuk bernafas.
(3) Suction bila perlu. R / Menurunkan resiko aspirasi dan asfiksia.
(4) Berikan oksigen sesuai kebutuhan. R / Menurunkan hipoksia cerebral akibat
dari sirkulasi yang menurunkan/oksigen skunder terhadap spasme selama serangan
kejang.
Diagnosa III