Pelindung/ Penasehat :
Drs. H. MAKMUR HAKIM
Pengarah :
RAHMAT TAHIR, SE, M.Kes
I.
II.
Penyusun :
RAHMAT TAHIR, SE,M.Kes
HALMAWATI, SKM
III. A.PARAWANSYAH,SKM
IV.SERLY,S.ST.
V. SYAFRI,S.Kep
VI.Hj.SUWARNI DEWI,SKM
VII.DARWING SKM
Kata Sambutan
KEPALA PUSKESMAS UJUNG LOE
Alhamdulillaah segala Puji dan syukur kami panjatkan ke
hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmaNya
sehingga buku Profil kesehatan Puskesmas Ujung Loe
2012 dapat diterbitkan dengan sajian data cakupan
kegiatan sebagai wujud partisipasi Unit pelaksanaan Teknis
Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba.
Penerbitan Profil Kesehatan tahun ini merupakan terbitan
yang ke tiga, dan terdapat beberapa perubahan yang mendasar baik
proses penyusunannya, muatan data dan informasinya, maupun maksud
dan tujuan dari profil yang diterbitkan sebelumnya. Pada profil saat ini
terjadi perubahan dalam penyajian data dan informasi yaitu penyajian
menurut jenis kelamin.
Saya menyambut baik terbitnya Profil Kesehatan Puskesmas
Ujungloe tahun 2012 ini karena hingga saat ini semakin dirasakan bahwa
data dan informasi kesehatan sangat dibutuhkan, baik untuk manajemen
kesehatan, pelaksanaan pelayanan kesehatan, pengambilan keputusan
serta digunakan sebagai salah satu rujukan data dan informasi. Saya juga
mendukung upaya pelaksanaan program kesehatan di Puskesmas
Ujungloe ini untuk menjadikan profil kesehatan puskesmas sebagai salah
satu alat dalam memantau kinerja pelayanan kesehatan melalui standar
pelayanan minimal bidang kesehatan dan pencapaian visi kecamatan
sehat dalam mendukung visi Indonesia sehat 2015 dan keberhasilan
MDGS.
Disadari bahwa buku profil ini masih banyak kekurangannya dan
masih perlu terus ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini saya menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak
yang membantu dalam penyusunan profil puskesmas ini dan
menyampaikan maaf kepada pembaca atas keterlambatan dalam
penyusunan profil ini. Untuk itu, sangat diharapkan saran dan kritik yang
membangun serta partisipasi dari semua pihak, khususnya dalam upaya
mendapatkan dan menyajikan data dan informasi yang akurat, tepat waktu
dan sesuai dengan kebutuhan. Maka kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi sehingga terbitnya buku profil ini di ucapkan terima kasih.
Ujungloe,
Kepala,
2013
Drs.H.Makmur Hakim
Pangkat : Penata .Tk.I./III d
NIP
: 195712311980091006
DAFTAR ISI
Hal.
KATA SAMBUTAN
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I PENDAHULUAN
. 1
.... 3
B. KEADAAN EKONOMI
C. TINGKAT PENDIDIKAN
D. KEADAAN LINGKUNGAN ..
14
15
C. STATUS GIZI
.... 24
28
40
41
46
49
51
52
B. TENAGA KESEHATAN
54
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN ..
55
BAB VI PENUTUP
57
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Pendudukan menurut Desa/ Kelurahan Tahun 2012
Tabel 2. Penyakit Tidak menular rawat jalan terbanyak tahun 2012
Tabel 3. Situasi Pembiayaan Kesehatan Puskesmas Ujungloe 2012
3
24
56
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Persentase penduduk menurut Desa / Kelurahan
. 4
10
10
11
12
13
14
17
19
19
25
26
27
29
35
37
Gambar 30. Cakupan Imunisasi Polio pada bayi menurut jenis kelamin 38
Gambar 31. Cakupan Imunisasi DPT HB 1 ... 38
Gambar 31. Cakupan Imunisasi DPT HB 3 39
Gambar 32. Cakupan Imunisasi Campak .. 39
Gambar 33. Cakupan pelayanan pra Usila dan Usila 40
Gambar 34. Cakupan pelayanan masyarakat miskin .
41
48
48
53
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel 1. Luas wilayah, jumlah desa/ kelurahan, jumlah penduduk, jumlah rumah
tangga
Tabel 2. Jumlah penduduk menurut kelompok umur
Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis kelamin dan kelompok umur
Tabel 4. Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melek huruf
menurut jenis kelamin.
Tabel 5. Persentase penduduk 10 tahun ke atas menurut tingkat pendidikan
Tabel 6. Jumlah kelahiran menurut jenis kelamin, Desa/ Kelurahan dan
puskesmas.
Tabel 7. Jumlah kematian Bayi dan balita menurut jenis kelamin, Desa
kelurahan , dan puskesmas.
Tabel 8. Jumlah kematian ibu menurut kelompok umur, Desa/kelurahan,
dan puskesmas
Tabel 9. Jumlah kasus AFP (non polio) dan AFP rate (non polio)
menurut desa/kelurahan dan Puskesmas
Tabel 10. Jumlah kasus baru Tb paru dan kematian akibat Tb paru menurut jenis
kelamin, desa/ kelurahan dan puskesmas
Tabel 11. Jumlah kasus dan angka penemuan kasus TB paru BTA+ menurut jnis
kelamin, desa/kelurahan dan puskesmas
Tabel 12. Jumlah kasus dan kesembuhan Tb paru BTA+ menurut jenis kelamin.
Desa/kelurahan dan puskesmas
Tabel 13. Penemuan kasus phenomonia Balita menurut jenis kelamin.
Desa/kelurahan dan puskesmas
Tabel 14. Jumlah kasus baru HIV, aids dan infeksi menular seksual lainnya
menurut jenis kelamin
Tabel 15. Persentase Donor darah diskrining terhadap HIV-AIDS menurut jenis
kelamin
Tabel 16. Kasus diare yang ditangani menurut jenis kelamin,. Desa/kelurahan
dan puskesmas
Tabel 17. Jumlah kasus baru kusta menurut jenis kelamin. Desa/kelurahan dan
puskesmas
Tabel 18. Kasus baru kusta 0-14 tahun dan cacat tingkat 2 menurut
jenis kelamin. Desa/kelurahan dan puskesmas
Tabel 19. Jumlah kasus dan angka prevalensi penyakit kusta menurut
jenis kelamin. Desa/kelurahan dan puskesmas
Tabel 20. Persentase penderita kusta selesai berobat menurut jenis
kelamin. Desa/kelurahan dan puskesmas
Tabel 21. Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3i)
menurut jenis kelamin
Tabel 22. Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd31)
menurut jenis kelamin
Tabel 23. Jumlah kasus DBD menurut jenis kelamin Desa/kelurahan
dan puskesmas
Tabel 24. Kesakitan dan kematian akibat malaria jenis kelamin. Desa/kelurahan
dan puskesmas
Tabel 25. Penderita filariasis ditangani jenis kelamin. Desa/kelurahan
dan puskesmas
Tabel 26. Bayi berat badan lahir rendah jenis kelamin. Desa/kelurahan
dan puskesmas
Tabel 27. Status gizi baliata jenis kelamin. Desa/kelurahan dan puskesmas
Tabel 28. Cakupan kunjungan ibu hamil, persalinan ditolong tenaga kesehatan,
dan pelayanan kesehatan ibu nipas desa keluruhan dan puskesmas.
Tabel 29. Persentase cakupan Imunisasi TT pada ibu hamil, menurut
desa kelurahan dan puskesmas.
Tabel 30. Jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe1 dan Fe3,
menurut desa/kelurahan dan puskesmas.
Tabel 31. Jumlah dan persentase ibu hamil dan neonatal risiko tinggi komplikasi
ditangani, menurut desa/ kelurahan dan puskesmas.
Tabel 32. Cakupan pemberian vitamin A pad bayi, anak balita, dan ibu nifas
jenis kelamin. Desa/kelurahan dan puskesmas
Tabel 33. Proporsi peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi, desa keluraha dan
puskesmas.
Tabel 34. Proporsi peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi, desa/kelurahan
dan puskesmas.
Tabel 35. Jumlah peserta KB Baru dan KB aktif menurut desa/ kelurahan dan
puskesmas.
Tabel 36. Cakupan kunjungan neonates menurut jenis kelamin. Desa/kelurahan
dan puskesmas
Tabel 37. Cakupan kunjungan bayi menurut jenis kelamin. Desa/kelurahan dan
puskesmas
Tabel 38. Cakupan desa/kelurahan UCI menurut jenis kelamin. Desa/kelurahan
dan puskesmas
Tabel 39. Cakupan imunisasi DPT, HB dan campak pada bayi menurut jenis
kelamin. Desa/kelurahan dan puskesmas
Tabel 40. Cakupan imunisasi BCG dan polio pada bayi menurut jenis kelamin.
Desa/kelurahan dan puskesmas
Tabel 41. Jumlah bayi yang diberi ASI ekslusif jenis kelamin. Desa/kelurahan dan
puskesmas
Tabel 42. Pemberian makanan pendamping ASI anak usia 6-23 bulan keluarga
miskin, jenis kelamin. Desa/kelurahan dan puskesmas
Tabel 43. Cakupan pelayanan anak balita jenis kelamin. Desa/kelurahan dan
puskesmas
Tabel 44. Jumlah balita ditimbang menurut jenis kelamin. Desa/kelurahan dan
puskesmas
Tabel 45. Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan menurut jenis
kelamin. Desa/kelurahan dan puskesmas
Tabel 46. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD & setingkat menurut jenis
kelamin. Desa/kelurahan dan puskesmas
Tabel 47. Cakupan pelayanan kesehatan siswa SD dan setingkat jenis kelamin.
Desa/kelurahan dan puskesmas
Tabel 48. Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut menurut jenis kelamin.
Desa/kelurahan dan puskesmas
Tabel 49. Persentase sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat
darurat (gadar) level 1
Tabel 50. Jumlah penderita dan kematian pada KLB menurut jenis KLB.
Tabel 51. Desa/ kelurahan terkena KLB yang ditangani < 24 jam menurut desa/
kelurahan dan puskesmas
Tabel 52. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut menurut jenis kelamin.
Desa/kelurahan dan puskesmas
Tabel 53. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak SD dan setingkat
menurut jenis kelamin.
Tabel 54. Jumlah kegiatan penyuluhan kesehatan.
Tabel 55. Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar menurut jenis
10
kelamin.
Tabel 56. Cakupan pelayanan rawat jalan masyarakat miskin (dan hampir miskin)
menurut starata sarana.
Tabel 57. Cakupan pelayanan rawat nap masyarakat miskin (dan hampir miskin)
menurut starata sarana.
Tabel 58. Jumlah kunjungan rawat jalan, rawat inap, dan kunjungan gangguan
jiwa di sarana palayanan.
Tabel 59. Indicator kinerja pelayanan di puskesmas Ujungloe
Tabel 60. Persentase Rumah Tangga berprilaku hidup bersih dan sehat jenis
kelamin. Desa/kelurahan dan puskesmas
Tabel 61. Persentase Rumah sehat menurut. Desa/kelurahan dan puskesmas
Tabel 62. Persentase Rumah/Bangunan Bebas jentik nyamuk Aedes menurut
desa/keluruhan dan puskesmas
Tabel 63. Persentase keluarga menurut jenis sarana air bersih yang digunakan
, desa / kelurahan dan puskesmas.
Tabel 64. Persentase keluarga menurut sumber air minum yang digunakan,
desa/kelurahan dan puskesmas.
Tabel 65. Persentase keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar
menurut desa/kelurahan dan puskesmas
Tabel 66. Persentase tempat umum dan pengelolaan makanan (TUPM) sehat
menurut desa/kelurahan dan puskesmas.
Tabel 67. Persentase intitusi dibina kesehatan lingkungannya menurut
desa/kelurahan dan puskesmas.
Tabel 68. Ketersediaan obat menurut jenis obat.
Tabel 69. Jumlah sarana palayanan kesehatan menurut kepemilikan
Tabel 70. Sarana pelayanan kesehatan dengan kemampuan labkes dan memiliki
4 spesialis dasar
Tabel 71. Jumlah posyandu menurut strata, desa/kelurahan dan puskesmas
Tabel 72. Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) menurut
desa /kelurahan
Tabel 73. Jumlah tenaga media di sarana kesehatan
Tabel 74. Jumlah tenaga keperawatan di sarana kesehatan
Tabel 75. Jumlah tenaga kefarmasian dan Gizi di sarana kesehatan
Tabel 76. Jumlah tenaga kesehatan masyarakat dan sanitasi di sarana
kesehatan.
11
Tabel 77. Jumlah tenaga teknisi medis dan fisioterapis di sarana kesehatan
Tabel 78. Anggaran kesehatan puskesmas Ujungloe
12
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan
manusia
(Human
Development
Index).
Indekx
penyelidikan
epidemiologi
dan
penaggulanagna
KLB,
dan
13
ujungloe.
Selain uraian tentang letak geografis, administrasi dan informasi umum lainnya,
bab ini juga mengulas factor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan
faktor-faktor lain, misalnya faktor-faktor kependudukan kondisi ekonomi,
perkembangan pendidikan dan lain-lain
Bab III Situasi Drajat Kesehatan
Bab ini berisi uraian tentang indicator Keberhasilan pembangunan kesehatan
sampai dengan tahun 2012 yang mencakup umur harapan hidup, angka
kematian, angka kesakitan dan keadaan status Gizi.
Bab IV : Situasi Upaya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan
oleh bidang kesehatan selama tahun 2012
perbaikan
dan
alat
gizi
masyarakat,
kesehatan
serta
Promosi
kesehatan
beberapa
upaya
pelayana
kesehatan
pengembangan
Bab V : Situasi sumber daya kesehatan
Bab
ini
menguraikan
tentang
sumber
daya
yang
diperlukan
dalam
14
15
BAB II
GAMBARAN UMUM
Puskesmas Ujungloe adalah salah satu Puskesmas yang terletak di ibu
kota Kecamatan Ujungloe dengan jarak kurang lebih 9 Km dari kota Kabupaten
Bulukumba yang dibangun pada tahun 1973/1974 dengan luas area 2063 M2
serta luas bangunan 330 M2. Pada tahun 1996/1997 mendapat Bantuan Inpres
sarana kesehatan yaitu peningkatan
Inap Ujungloe dan terakhir mendapat Bantuan Dak tahun 2008 dan lanjutan
tahun 2009 yaitu Rehabilitasi total puskesmas Ujungloe.
Puskesmas Ujungloe memiliki luas wilayah kerja 73 KM2 yang terdiri dari
delapan desa/ satu kelurahan ( Kelurahan Dannuang, Desa Salemba,,
Manjalling, Garanta, Padang Loang, Seppang, Bijawang, Lonrong, Balong)
dengan 35 Dusun/Lingkungan, 76 Rw, 144 Rt dan batas wilayah melliputi bagian
utara dengan kecamatan Bonto bahari, bagian barat dengan kecamatan Rilau
Ale, bagian selatan dengan kecamatan ujungbulu serta dibagian Timur dengan
laut Flores, adapun keadaan penduduk sebagai berikut :
A. KEADAAN PENDUDUK
Masalah utama kependudukan di Indonesia pada dasarnya meliputi tiga hal
pokok, yaitu : jumlah penduduk yang besar, komposisi penduduk yang kurang
menguntungkan dimana proporsi penduduk berusia muda masih relative
tinggi, dan persebaran pendudukan yang kurang merata.
1. Jumlah dan pertumbuhan penduduk
Penduduk di wilayah kerja puskesmas Ujungloe berdasarkan
angka
tahun
2012
berjumlah
27.749
jiwa
yang
dalam
tersebar
di
Desa/Kel
Dannuang
Laki-laki
2131
Perempuan
2292
Jumlah
4423
16
2
3
4
5
6
7
8
9
Salemba
Manjalling
Garanta
Padang loang
Seppang
Bijawang
Lonrong
Balong
Jumlah
Sumber BPS
1528
1208
1765
1289
2049
1311
527
1366
1699
1451
2040
1319
2173
1474
593
1534
3227
2659
3805
2608
4222
2785
1120
2900
13.174
14.575
27.749
penduduk
menurut
kelompok
umur
dapat
juga
mencerminkan
angka
beban
tanggungan
yaitu
60
-4
4
40
0
-4
20
-2
4
7
5
-6
5
Perempuan
9 11 13
Laki-laki
17
18
600
576
500
382
400
300
510
439
472
388
316
235
193
335
251
443
289
L
200
100
0
126
441
Ba
lo
ng
G
ar
an
ta
M
an
ja
llin
g
326
D
an
nu
an
g
Sa
le
m
ba
P.L
oa
ng
Se
pp
an
g
Bi
ja
wa
ng
Lo
nr
on
g
532 364
untuk
perempuan
sebesar
85,98%.
Angka
tersebut
tahun
2012,
persentase
penduduk
diwilayah
kerja
19
20
huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar namun rumah yang
sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan layak dihuni rumah
sehat adalah kondisi fisik,kimia, biologi didalam rumah dan perumahan
sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat
kesehatan yang optimal.
Di wilayah kerja Puskesmas Ujungloe, berdasarkan laporan pengelola
sanitasi dan kesehatan lingkungan tahun 2012 yang terdiri dari 9
desa/kelurahan dengan persentase tertinggi yaitu pada Desa Manjalling
yang mencapai 80,04 % dan terendah di desa bijawang dengan
persentase rumah sehat mencapai 58,22 % dengan demikian diharapkan
terus terjadi peningkatan persentase rumah sehat yang dapat dilakukan
dengan upaya-upaya promotif yang mengarah kepada peningkatan
pencapaian rumah sehat. Data terinci lihat pada lampiran tabel 62.
75.00
70.64
77.03
66.75
60.89 58.22
67.84
80.04
69.61
D
an
nu
an
g
Sa
le
m
ba
P.L
oa
ng
Se
pp
an
g
Bi
ja
wa
ng
Lo
nr
on
g
Ba
lo
ng
G
ar
an
ta
M
an
ja
llin
g
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
hidup,
adat
istiadat,
kebudayaan,
keadaan
ekonomi,
21
66.67
33.33
0.00
D
an
nu
an
g
Sa
le
m
ba
P.L
oa
ng
Se
pp
an
g
Bi
ja
wa
ng
Lo
nr
on
g
Ba
lo
ng
G
ar
an
ta
M
an
ja
llin
g
100.00
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
dipisahkan dari kebutuhan sehari-hari. Air minum yang bersih dan sehat
mutlak dibutuhkan oleh setiap manusia untuk tetap bertahan hidup mulai
dari masyarakat golongan ekonomi lemah maupun ekonomi tinggi. Setiap
hari dibutuhkan minimal 2 liter air minum bagi orang dewasa.
Pada dasarnya kebutuhan air minum yang bersih dan sehat ini
dapat dipenuhi sendiri oleh setiap rumah tangga dengan cara memasak
air bersih ataupun air sumur sampai mendidih. Namun tingginya aktivitas
di luar rumah serta meningkatnya kesejahteraan menyebabkan adanya
tuntutan masyarakat untuk mendapatkan air minum siap pakai yang
bersih dan sehat dengan harga murah. Aktivitas memasak air minum
sendiri dinilai tidak praktis dan ketinggalan zaman. Perubahan paradigma
masyarakat ini ditangkap oleh industry dengan mendirikan industry air
minum dalam kemasan. Besarnya animo masyarakat terhadap produk air
minum dalam kemasan ini terliihat dengan makin suburnya industry air
minum dalam kemasan yang tumbuh di Sulawesi Selatan.
Tabel berikut ini menjelaskan bahwa pemanfaatan sumber air
minum masih didominasi pada penggunaan sumber air dari sumur gali
22
100.00100.00100.00100.00100.00100.00100.00100.00100.00
Ba
lo
ng
G
ar
an
ta
M
an
ja
llin
g
D
an
nu
an
g
Sa
le
m
ba
P.L
oa
ng
Se
pp
an
g
Bi
ja
wa
ng
Lo
nr
on
g
100.00
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
122.97
108.54
120.00
91.70
100.00
80.00
60.00
65.99
75.42
80.18
77.31
64.12
50.33
40.00
20.00
D
an
nu
an
g
Sa
le
m
ba
P.L
oa
ng
Se
pp
an
g
Bi
ja
wa
ng
Lo
nr
on
g
Ba
lo
ng
G
ar
an
ta
M
an
ja
llin
g
0.00
23
berikut
menjelaskan
bahwa
kepemilikan
sarana
80.0
70.0
60.0
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
70.6
77.0
66.8
60.9
67.8
69.6
58.2
Ba
lo
ng
G
ar
an
ta
M
an
ja
llin
g
D
an
nu
an
g
Sa
le
m
ba
P.L
oa
ng
Se
pp
an
g
Bi
ja
wa
ng
Lo
nr
on
g
48.0
sehat,
kesesuaian
luas
lantai
dengan
jumlah
penghuni
24
tangga agar tahu, mau dan mampu mempratekkan perilaku hidup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Pada grafik berikut ini memberi informasi tentang persentase
keluarga yang berprilaku hidup bersih dan sehat. Data menunjukkan
rumah tangga yang ber PHBS denga persentase tertinggi di Desa
Garanta (82,1%) dan terendah
62.9
67.4
56.2
60.3
49.8
46.5
D
an
nu
an
g
Sa
le
m
ba
P.L
oa
ng
Se
pp
an
g
Bi
ja
wa
ng
Lo
nr
on
g
Ba
lo
ng
G
ar
an
ta
M
an
ja
llin
g
90.0
80.0
70.0
60.0
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
-
bentuk
peran
serta
masyarakat
antara
lain
muncul
dan
mencapai 12,12%.
25
0
Manjalling
0
Garanta
0
0
Balong
100
33
25
Lonrong
0
0
Bijawang
0
0
Seppang
P.Loang
0
Salemba
0
Dannuang
0
67
75
33
67
PRATAMA
100 MADYA
20
25
25
25
PURNAMA
80
MANDIRI
50
75
100
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
26
BAB III
SITUAS DERAJAT KESEHATAN
Gambaran derajat kesehatan masyarakat Ujungloe, berikut ini disajikan
dalam situasi mortalitas, morbiditas dan status gizi masyarakat.
A. MORTALITAS (Angka Kematian)
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Penyebab langsung kematian bayi dan balita sebenarnya relative
dapat ditangani secara mudah, dibandingkan upaya untuk meningkatkan
perilaku
masyarakat
dan
keluarga
yang
dapat
menjamin
27
11
1
0.8
0.6
0.4
L
0.2
0
00
00
00
00
00
D
an
nu
an
g
Sa
le
m
ba
P.L
oa
ng
Se
pp
an
g
Bi
ja
wa
ng
Lo
nr
on
g
Ba
lo
ng
G
ar
an
ta
M
an
ja
llin
g
00
kematian
terkait
dengan
gangguan
kehamilan
atau
28
1. Penyakit Menular
Dewasa ini tingkat angka kematian baik di Indonesia maupun
didunia secara global relative meningkat pertahunnya, hal ini baik
disebabkan
kecelakaan,
proses
penuaan
yang
menyebabkan
1) Penyakit Diare
Diare adalah suatu keadaan meningkatnya berat dari fases
(> 200 mg/hari) yang dapat dihubungkan dengan meningkatnya
cairan, frekuensi BAB, tidak enak pada perinal, dan rasa terdesak
untuk BAB dengan atau tanpa inkontinensia fekal (Sutadi, 2003).
Diare yang terjadi selama lebih dari 2 minggu disebut
sebagai diare kronik. Bayi yang menderita diare kronik seperti ini
akan kehilangan berat badannya dan mengalami suatu keadaan
yang disebut gagal tumbuh (failure to thrive). Akan tetapi masalah
yang paling penting pada anak, terutama anak kecil atau bayi,
yang mengalami diare adalah dehidrasi, yang terjadi karena
kehilangan cairan yang berlebihan. Sampai saat ini penyakit diare
masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di Negara
29
L
P
30
melihat
kecenderungan
perilaku
seksual,potensi
3) Penyakit TB Paru
Tuberculosis adalah penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis),
sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lainnya. Kuman ini berbentuk batang,
mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asa pada
pewarnaan, oleh karena itu disebut pula sebagai basil tahan asam
(BTA) kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung,
tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap
dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant,
tertidur lama selama beberapa tahun.
TBC merupakan penyakit yang sangat infeksius. Seorang
penderita TBC dapat menularkan penyakit kepada 10 orang
disekitarnya. Menurut perkiraan WHO, 1/3 penduduk dunia saat ini
telah terinfeksi M. Tuberculosis. Kabar baiknya adalah orang yang
terinfeksi M. tuberculosis tidak selalu menderita penyakit TBC.
Dalam hal ini, imunitas tubuh sangat berperan untuk membatasi
infeksi sehingga tidak bermanifestasi menjadi penyakit TBC.
Apabila
seseorang
sudah
terpapar
dengan
bakteri
menyebabkan
kematian.
Pada
penyakit
tuberculosis
31
(38
per100.000)
dan
desa
Bijawang
(36
4
4
3.5
3
2.5
2
1.5
11
11
11
L
P
0.5
0
00 Bijawang
0
0Balong Manjalling
Dannuang P.Loang
32
4
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
M
an
ja
llin
g
Ba
lo
ng
Bi
ja
wa
ng
P.L
oa
ng
D
an
nu
an
g
33
Penularan
umumnya
terjadi
melalui
udara
(batuk/bersin).
Berdasarkan laporan surveillance di Puskesmas Ujungloe
selama tahun 2012 tidak terjadi kasus pertusis. Kemajuan
program imunisasi telah berhasil menurunkan kejadian kasus
pertusis sampai titik nol.
34
5) Hepatitis
Negara dengan tingkat HbsAg> dihimbau oleh WHO untuk
menyertakan Hepatitis B ke dalam program imunisasi nasional.
Target di tahun 2007 adalah Indonesia bebas dari hepatitis B. data
epidemiologi menyatakan sebagian kasus yang terjadi pada ibu
hamil penderita hepatitis B (10 %) akan menjurus kepada kronis
dan dari kasus yang kronis ini 20%-nya menjadi hepatoma. Dan
kemungkinan akan kronisitas akan lebih banyak terjadi pada anakanak balita oleh karena respon imun pada mereka belum
sepenuhnya berkembang sempurna.
Imunisasi hepatitis B ini diberikan sebanyak 3 dosis
masing-masing dosisnya 0,5 ml/1 buah HB PID, pemberian
suntikkan secara intras muskuler, sebaiknya pada anterolateral
paha. Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari setelah bayi
lahir dan dosis berikutnya dengan interval minimum 4 minggu (1
bulan). Bayi dengan infeksi berat yang disertai kejang tidak
dibenarkan untuk mendapatkan imunisasi ini.
Berdasarkan laporan surveillance di Puskesmas Ujungloe
selama tahun 2012 tidak terjadi kasus Hepatitis B.
3. Penyakit Bersumber binatang
1) Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
sporozoa dari genus plasmodium dengan gambaran penyakit
berupa demam yang sering, periodic, anemia, perbesaran limpa,
dan berbagai kumpulan gejala oleh karena pengaruhnya pada
beberapa organ, misalnya otak, hati dan ginjal. Malaria adalah
penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus
plasmodium yang dapat dengan mudah dikenali dari gejala
meriang
(panas,
dingin
dan
menggigil)
serta
demam
endemis
terhadap
malaria.
Kejadian
kasus
malaria
35
jumlah
penderita
dan
semakin
luas
daerah
kaki
gajah
(filariasis)
merupakan
masalah
36
Jumlah
2833
0
0
719
0
0
137
0
0
712
0
64,37
16,34
3,11
16,18
37
Status Gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat interaksi antara asupan
energy dan protein serta zat-zat gizi esensial lainnya dengan keadaan
kesehatan tubuh. Status gizi merupakan ekspresi dari keseimbangan zat gizi
dengan kebutuhan tubuh, yang diwujudkan dalam bentuk variable tertentu.
Ketidakseimbangan (kelebihan atau kekurangan) antara zat gizi dengan
kebutuhan tubuh akan menyebabkan kelainan gizi digolongkan menjadi 2
yaitu overnutrition (kelebihan gizi) dan under nutrition (kekurangan gizi).
Overnutrition adalah suatu keadaan tubuh akibat mengkomsumsi zat-zat gizi
tertentu melebihi kebutuhan tubuh dalam waktu yang relative lama.
Undernutrition adalah keadaan tubuh yang disebabkan oleh asupan zat gizi
sehari-hari yang kurang sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh
(Gibson, 2005).
1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Berat badan lahir rendah (kurang dari .500 gram) merupakan
salah satu factor utama yang berpengaruh terhadap kematian
prenatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR
karena premature (usia kandungan kurang dari 37 minggu) atau
BBLR karena intra uterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang
lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di Negara
berkembang, banyak BBLR dengan IUGR karena ibu berstatus gizi
buruk, anemia, malaria dan menderita penyakit menular seksual
(PMS) sebelum konsepsi atau pada saat hamil.
Grafik berikut ini menunjukkan keadaan gizi dengan berat badan
lahir rendah dengan persentase tertinggi didesa Garanta dan 6 desa
lainnya tidak terdapat BBLR. Data terperinci lihat pada lampiran tabel
26.
38
2
2
1.8
1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0
00P.Loang
00 0Bijawang
0 0
00Balong
00 Manjalling
0 00
Dannuang
39
1
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
L
0.3
0.2
0.1
0
00
00
0
Dannuang
P.Loang
0
0
00
00Balong
00 Manjalling
0
00
Bijawang
40
Manjalling
208
Garanta
268
Balong
Lonrong
Bijawang
246
106
212
Seppang
P.Loang
Salemba
300
215
Gizi Baik
Gizi Kurang
225
Dannuang
322
50 100 150 200 250 300 350
Gizi Lebih
Gizi Buruk
41
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
Dalam
rangka
mencapai
tujuan
pembangunan
kesehatan
untuk
pertama
ke
fasilitas
pelayanan
kesehatan
untuk
42
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
167
182
180
141
89
81
56
104 108
84
75
53
39
28
110
Ba
lo
ng
G
ar
an
ta
M
an
ja
llin
g
D
an
nu
an
g
Sa
le
m
ba
P.L
oa
ng
Se
pp
an
g
Bi
ja
wa
ng
Lo
nr
on
g
47
27
23
Persalinan
oleh
Tenaga
Kesehatan
dengan
Kompetensi Kebidanan
Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir
sebagian besar terjadi pada masa sekitar persalinan. Hal ini antara
lain disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi kebidanan (profesional).
Sementara itu, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan pada tahun 2012 di wilayah kerja Puskesmas Ujungloe
tercatat sebesar 99,0%, bila dibandingkan dengan target SPM
Bidang Kesehatan tahun 2012 (86%) maka Puskesmas Ujungloe
berada diatas target. Sedangkan cakupan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan pada tahun 2012 menurut desa/kelurahan
dengan
persentase
tertinggi
Dannuang,Padangloang,Seppang,
Balong
di
dan
Kelurahan
desa
Manjalling
43
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
99.00
98.00
97.50
98.00
97.10
97.00
95.65
96.00
95.00
94.00
93.00
Dannuang P.Loang
Bijawang
Balong
Manjalling
Resiko,
Rujukan
Kasus
Risti
dan
Penanganan
Komplikasi
Kesehatan neonatal dan maternal. Tingginya kematian anak
pada usia hingga satu tahun, menunjukkan masih rendahnya status
kesehatan ibu dan bayi baru lahir, rendahnya akses dan kualitas
pelayanan kesehatan ibu dan anak; serta perilaku ibu hamil dan
keluarga serta masyarakat yang belum mendukung perilaku hidup
bersih dan sehat.
Berdasarkan data yang ada, pemeriksaan kehamilan diwilayah
kerja Puskesmas Ujungloe secara garis besar sudah bagus, hal ini
ditunjukkan dengan presentase pemeriksaan kehamilan oleh tenaga
kesehatan mencapai 100% dan sudah diatas angka rata-rata
nasional (Nasional 93,2%), sedangkan kasus neonatal resti yang
ditangani oleh tenaga kesehatan menurut desa/kelurahan dengan
presentase tertinggi didesa Garanta sebesar 67,6 %,dan terendah
didesa padangloang dan salemba . Data terperinci lihat pada
lampiran tabel 31.
44
140.00
133.93
125.00
117.65
119.05
120.00
100.00
93.33
85.37
80.00
65.22
60.00
40.00
36.36
26.32
20.00
0.00
Dannuang P.Loang
Bijawang
Balong Manjalling
70
60
50
51.28
46.30
33.33
40
26.32
30
20
28.99
20.51
13.33
10
D
an
nu
an
g
Sa
le
m
ba
P.L
oa
ng
Se
pp
an
g
Bi
ja
wa
ng
Lo
nr
on
g
0.00
Ba
lo
ng
G
ar
an
ta
M
an
ja
llin
g
dengan
melakukan
pertolongan
persalinan
oleh
tenaga
Neonatus
(KN)
di
wilayah
kerja
45
120.00
100.00 87.50
94.00
80.00
60.00
KN 1
40.00
KN 3
20.00
0.00
86.11
92.00
97.78
77.7893.42
92.50
100.00
80.0088.41
94.23
Dannuang
P.Loang
Bijawang
Balong
Manjalling
132.26
135.00
125.81
112.50
110.71
105.56
100.00
95.24
93.3390.00
120.00
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
M
an
ja
llin
g
Ba
lo
ng
Bi
ja
wa
ng
71.4361.3663.3375.0077.1485.3790.32
P.L
oa
ng
D
an
nu
an
g
91.49
46
60.00
40.00
107
95
100.00
140
139
119
120.00
80.00
150
140
65.91
57.14
48.39
42.55
33.33
L
P
20.00
0.00
Dannuang P.Loang
68.5768.29
64.52
Bijawang66.67
Balong
Manjalling
Gambar 24. Jumlah Bayi yang diberi Asi Eksklusif menurut jenis
Kelamin.
Grafik berikut ini mmberikan informasi tentang persentase bayi
yang mendapatkan makanan pendamping ASI dari keluarga miskin.
Data yang ada dan laporan dari program KIA diwilayah kerja
Puskesmas Ujungloe dari keluarga miskin dengan persentase
tertinggi di 5 desa pada laki-laki dan pada perempuan sedangkan
persentase terendah di desa Bijawang 33,33%. data terperinci lihat
pada lampiran tabel 42.
Manjalling
50.00
50.00
Garanta
50.00
0.00
Balong
50.00
0.00
Lonrong
50.00
Bijawang
50.00
50.00
50.00
Seppang
50.00
50.00
P.Loang
Salemba
Dannuang
33.33
66.67
50.00
66.67
50.00
66.67
47
siswa
sekolah
dasar/sederajat,
dan
pelayanan
L
P
D
an
nu
an
g
Sa
le
m
ba
P.L
oa
ng
Se
pp
an
g
Bi
ja
wa
ng
Lo
nr
on
g
Ba
lo
ng
G
ar
an
t
M
an a
ja
llin
g
48
56.5057.66
56.37
56.00
51.52
50.79
50.74
50.18
56.73
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
42.11
34.7736.00
37.93
35.3536.3434.01
33.59
28.65
IUD
MOW
IMPLAN
12.8913.26
10.0411.33
8.16
8.00 7.11
14.48
SUNTIKAN
PIL
6.01
0.86 1.43
0.00
0.00 0.00
0.00 0.00Balong
0.00 0.00
0.00
Dannuang P.Loang
Bijawang
Manjalling
49
diberikan
yang
untuk
diberikan
pada
mencegah
umur
penyakit
0-11 bulan
cara
menyuntikkan
pada
paha
tengah
luar
(intramuscular)
e) Imunisasi campak untuk mencegah penyakit campak yang
diberikan hanya satu kali pada umur 9 11 bulan dengan
cara menyuntikkan pada lengan kiri atas (subkutan)
Grafik berikut ini menunjukkan cakupan imunisasi TT pada ibu hamil
terdapat Dua desa yang mencapai 100% yaitu desa Lonrong dan
50
Padangloang
data
terperinci
lihat
lampiran
tabel
29.
120.00
100.00
100.00
100.00
100.00
97.8397.01
96.72
92.39
100.00
100.00 88.64
100.00 90.1694.9494.64
92.05
89.55
81.03
80.00
68.97
TT-1
60.00
TT-2
40.00
20.00
0.00
Dannuang P.Loang Bijawang Balong Manjalling
dan
Manjalling
51
112.0
111.1
110.0
108.3 108.7
108.0
106.5
104.8
106.0
104.0
103.6
102.0100.0
100.0
100.0
105.7
105.0
103.3
100.0
BCG
L
100.0
104.9
100.0
BCG 100.0
P
Linear (BCG P)100.0
100.0
98.0
96.0
G
ar
an
ta
M
an
ja
llin
g
Ba
lo
ng
Se
pp
an
g
Bi
ja
wa
ng
Lo
nr
on
g
P.L
oa
ng
D
an
nu
an
g
Sa
le
m
ba
94.0
sedangkan
menurut
jenis
kelamin persentase
laki-laki
100.00
94.00
93.33
100.00
96.77
92.86
92.00
Polio3 L
Polio3 P
90.00
88.00
Dannuang P.Loang Bijawang Balong Manjalling
52
persentase
laki-laki
diwilayah
250
200
150
116.67
106.67113 104102.44
106 97.73
105100.00
103106.45
100.00
97.14 100
97 105
100
DPT L
DPT P
50
0
Dannuang P.Loang Bijawang
0.00
Balong Manjalling
sedangkan
menurut
jenis
kelamin
108.33
105.00
100.00
97.87
96.77
95.0095.24
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00 97.56
97.14
95.45
93.33
92.86
92.86
100.00
DPT 3 L
93.55
90.00
85.00
Dannuang P.Loang Bijawang Balong Manjalling
DPT 3 P
53
100.00
100.00
100.00
Campak L
Campak P
M
an
ja
llin
g
Ba
lo
ng
Bi
ja
wa
ng
P.L
oa
ng
D
an
nu
an
g
100.00
97.56
97.14
96.77
96.67
96.43
98.00
95.24
96.00
93.55
94.00
91.67
90.91
92.00
90.00
88.00
86.00
84.00
95.74 100.00
90.00
95.65
96.43
54
64.52
61.45
59.65
70.00
52.5654.76
60.00
50.00
40.00
41.75
36.79
46.34
36.36
56.41
52.83
48.48
35.29
30.00
L
20.00
10.00
42.6244.25
M
an
ja
llin
g
Ba
lo
ng
Bi
ja
wa
ng
50.0051.4753.95
P.L
oa
ng
D
an
nu
an
g
0.00
gizi,
revitalisasi
pos
pelayanan
terpadu
(posyandu),
55
150.00
140.00
120.00 103.47
93.43
100.00
69.95
80.00
60.00
40.00
34.03
31.90
28.2525.00
62.13
37.92
23.11
L
P
20.00
0.00
19.10
52.33
D
an
nu
an
g
Sa
le
m
ba
P.L
oa
ng
Se
pp
an
g
Bi
ja
wa
ng
Lo
nr
on
g
Ba
lo
ng
G
ar
an
t
M
an a
ja
llin
g
24.45 0.00
0.00 27.45
56
ketika
seseorang
memakan
makanan
atau
minuman
yang
terkontaminasi fases. Polio menyerang tanp mengenal usia, lima puluh persen
kasus terjadi pada anak berusia antara 3 hingga 5 tahun.
Berdasarkan data yang ada, tidak terdapat kasus polio selama tahun
2012 diwilayah kerja Puskesmas Ujungloe.
4. Pemberantasan TB Paru
Pengendalian atau penanggulangan TB yang terbaik adalah mencegah
agar tidak terjadi penularan maupun infeksi. Pencegahan TB Pada dasarnya
adalah :
1) Mencegah penularan kuman dari penderita infeksi
2) Menghilangkan atau mengurangi faktor resiko yang menyebabkan
terjadinya penularan. Tindakan mencegah terjadinya penularan dilakukan
dengan berbagai cara, yang utama adalah memberikan obat anti TB yang
benar dan cukup, serta dipakai dengan patuh sesuai ketentuan penggunaan
obat.
Pencegahan dilakukan dengan cara mengurangi atau menghilangkan
faktor resiko, yakni pada dasarnya adalah mengupayakan kesehatan perilaku
atau lingkungan, antara lain dengan pengaturan rumah agar memperoleh
cahaya matahari, mengurangi keadaan anggota keluarga, mengatur kepadatan
penduduk,
mengjindari
meludah
sembarangan,
batuk
sembarangan,
57
58
terdapat
penderita
masing-masing
Dannuang
penduduk
dan
kemiskinan
didaerah
perkotaan
serta
saat
ini
makin
kompleks
dan
berada
pada
situasi
yang
59
oleh nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus yang hidup digenangan air
bersih sekitar rumah. Di Indonesia saat ini dikenal 4 serotipe virus dengue
yaitu Den-1, Den -2, Den -3, Den-4. Dari 4 serotipe tersebut yang paling
banyak bersikulasi adalah serotype Den-3. Kasus umunya mulai meningat
pada saat musim hujan yaitu antara bulan oktober-Mei.
Diwilayah kerja Puskesmas Ujungloe terdapat 13 penderita DBD
penyakit
kustas
dapat
dilakukan
dengan
cara
60
61
75
67
60
50
50
40
40
30
75
67
50
50
50
40
33
20
20
20
25
S .YANKES
S . PENDIDIKAN
S .IBADAH
20
KANTOR
10
0
Dannuang0 P.Loang
Bijawang
Balong Manjalling
Gambar .36 Cakupan institusi yang dibina diwlayah kerja puskesmas U.Loe
2. Surveilens Vektor
Keberadaan jentik aedes aegypti di suatu daerah merupakan indikator
terdapatnya populasi vector seperti nyamuk aedes aegypti di daerah
tersebut. Penanggulangan penyakit DBD dan malaria mengalami masalah
yang cukup kompleks, karena penyakit ini belum ditemukan obatnya. Tetapi
cara paling baik untuk mencegah penyakit ini adalah dengan pemberantasan
jentik nyamuk penularnya atau dikenal dengan istilah pemberantasan sarang
nyamuk demam berdarah dengue (PSN-DBD) (Depks RI, 1996).
Pada tahun 2012 survey yang dilakukan menempatkan Desa Balong
(98,11%) dengan persentase terendah di Desa Dannaung (65,39%). Seperti
terlihat pada grafik berikut ini. Data terperinci lihat pada lampiran tabel 63.
62
97.20
98.11
85.04
90.28
78.11
65.39
D
an
nu
an
g
Sa
le
m
ba
P.L
oa
ng
Se
pp
an
g
Bi
ja
wa
ng
Lo
nr
on
g
Ba
lo
ng
G
ar
an
ta
M
an
ja
llin
g
100.00
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Dannuang
33.33
66.67
Salemba
P.Loang
Seppang
Bijawang
100.00
Lonrong
Balong
Garanta
Manjalling
63
93.33
73.10
76.52
81.55
71.17
75.45
74.22
69.54 72.32
L
P
Ba
lo
ng
G
ar
an
ta
M
an
ja
llin
g
D
an
nu
an
g
Sa
le
m
ba
P.L
oa
ng
Se
pp
an
g
Bi
ja
wa
ng
Lo
nr
on
g
64
Pemberian kapsul vitamin A pada balita dan bayi seperti terlihat pada
grafik berikut ini menunjukkan bahwa pada balita cakupan tertinggi di
Dannuang (98,4%) dan terendah di Lonrong (92,31%). Sedangkan pada bayi
cakupan tertinggi di Balong (60,34%) dan terendah di Lonrong (50,0%). Data
terperinci lihat
pada lampiran tabel 32.
98.44
97.3496.6897.2096.89
100.00
92.3194.63
96.4696.25
90.00
80.00
70.00
60.00
60.34
58.70
56.5256.86
55.1355.77
54.0556.00
50.00
50.00
40.00
30.00
Bayi
20.00
Balita
10.00
M
an
ja
llin
g
Ba
lo
ng
Bi
ja
wa
ng
P.L
oa
ng
D
an
nu
an
g
0.00
84.21
91.07
61.82
FE 1
FE 3
Ba
lo
ng
G
ar
an
ta
M
an
ja
llin
g
89.41
D
an
nu
an
g
Sa
le
m
ba
P.L
oa
ng
Se
pp
an
g
Bi
ja
wa
ng
Lo
nr
on
g
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
65
pemerataan obat generic dan obat esensial yang bermutu bagi masyarakat, (2)
mempromosikan penggunaan obat yang rasional dan obat yang generic, (3)
meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di farmasi komunitas dan farmasi
klinik serta pelayanan kesehatan dasar, serta (4) melindungi masyarakat dari
penggunaan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan, mutu dan
keamanan. Pada tahun 2012 ketersediaan obat dipuskesmas ujungloe dengan
ditunjukkan persentase tingkat kecukupan obat telah mencapai hampir 6 %. Data
terperinci lihat pada lampiran tabel 69.
66
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
A. SARANA KESEHATAN
1. Puskesmas dan Pustu
Puskesmas adalah unit
pembangunan
kesehatan
untuk
meningkatkan
kesadaran,
kemauan
dan
penggerak
pemberdayaan
pembangunan
keluarga
dan
berwawasan
masyarakat
serta
kesehatan,
pusat
pusat
pelayanan
67
dan
75.00
75.0066.7
66.6766.7
60.00
50.0
33.3
25.0
25.0
25.0020.0 33.3325.0
33.33
40.0
0.0
Madya
Purnama
Ba
lo
ng
D
an
nu
an
g
0.0
Pratama
75.00
Se
pp
an
g
20.0
Mandiri
68
4. Desa Siaga
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan
sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan
mengatasi
masalah-masalah
kegawatdaruratan
kesehatan,
berencana
dan
menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurangkurangnya sebuah pos kesehatan desa (poskesdes).
Jumlah desa siaga secara nasional pada tahun 2006 sebanyak
12,300, sedangkan target departemen kesehatan tahun 2006 desa siaga
12.000 desa, hal ini berarti target depkes untuk desa siaga sudah
tercapai. Sedangkan dari hasil pengumpulan data profil kesehatan di
wilayah kerja puskesmas ujungloe tahun 2012 tercatat jumlah desa siaga
yaitu 9 desa dan 5 diantaranya merupakan desa siaga aktif. Data
terperinci lihat lampiran tabel 73.
B. TENAGA KESEHATAN
a. Tenaga Medis
Yang tergolong ke dalam tenaga medis adalah dokter spesialis,
dokter umum, dokter gigi dan dokter keluarga. Hingga tahun 2012 di
Puskesmas Ujungloe jumlah tenaga medis sebanyak 5 orang.
Gambar berikut ini menunjukkan proporsi tenaga kesehatan
menurut jenis tenaga yaitu proporsi tertinggi pada tenaga perawat(35,6%)
dan bidan (15,56%) kemudian disusul oleh tenaga kesmas (11,11%), gizi
(8,89%), sanitasi dan tenaga medis masing-masing 4,45% .
15.6
35.6
4.4
Tenaga Medis
11.1
11.1
8.9
4.4
4.4
Kesmas
Gizi
Sanitasi
Farmasi
Perawat
Bidan
Lab
69
tahun 2012 sebesar 5 orang atau dengan rasio sebesar 31,62 per
100.000 penduduk.
Sementara itu, pada tahun yang sama jumlah tenaga sanitasi
telah mencapai jumlah 2 orang dengan rasio sebesar 12,64 per 100.000
penduduk.
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut, pemerintah
telah melakukan berbagai upaya melalui upaya pelayanan kesehatan dasar
yang menitikberatkan pada upaya pencegahan dan penyuluhan kesehatan.
Dalam melaksanakan upaya pelayanan kesehatan tersebut diperlukan
70
APBD
Klem
APBN
APBN
/ Klem
APBN
ASKES
205,620,670
71,448,920
39,886,726
184,169,500
69,971,595
Realisasi
55.83
89.57
97.9
Pelayanan Gratis
% Realisasi
Pagu
Anggaran
232,512,000
386,604,200
490,480,000
/Jamkesda
Realisasi
229,449,000
386,604,200
490,480,000
98.68
100
100
Jamkesmas
% Realisasi
Pagu
Anggaran
98,795,944.00
115,496,500
222,976,400
Realisasi
93,576,200.00
115,496,500
222,976,400
94.72
100
100
0.00
9,570,000
142,305,000
Realisasi
0.00
9,570,000
142,305,000
% Realisasi
Pagu
Anggaran
0.00
100
100
20,705,820.00
87,000,000
119,000,000
Realisasi
20,705,820.00
87,000,000
119,000,000
100.00
100
100
18,973,500
20,442,700
18,973,500
20,442,700
100
100
% Realisasi
Pagu
Anggaran
Jampersal
BOK
ASKES//KAPITASI
% Realisasi
Pagu
Anggaran
Realisasi
% Realisasi
T.A 2012
Operasional
/
/ Klem
T.A 2011
SUMBER
LAIN :
JUMLAH PAGU
REALISASI
Rp.
Rp.
423,462,684
(%
######
(90,59%)
39,844,938
823,264,870
###
#
(97,39)
21,451,170
##########
##
#
(99,86)
1,477,325
71
BAB VI
PENUTUP
Agar upaya-upaya kesehatan terselenggara secara optimal maka
puskesmas harus melaksanakan manajemen dengan baik dengan penerapan
fungsi-fungsi manajemen yang dilaksanakan secara terkait dan bersinambungan.
Imlementasi program juga tidak terlepas dari permasalahan dan tantangan yang
dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan khususnya di puskesmas
merupakan tantangan kita bersama semua pihak, di semua sector telah bertekad
untuk
memenuhi
komitmen
pencapaian
kecamatan
sehat
sebagaimana
puskesmas dengan wilayah kerja kecamatan menuju visi Indonesia sehat 2015.
Profil ini telah menjadi salah satu bahan masukan penting dalam penyusunan
dokumen perencanaan pembangunan bidang kesehatan. Upaya dialog dengan
dengan berbagai pihak akan terus diupayakan kesehatan. Upaya dialog dengan
berbagai pihak akan terus diupayakan untuk mencari kesepahaman dan langkah
kongkrit di masa yang akan datang. Hal ini penting dilakukan, mengingat
pencapaian kecamatan sehat melalui fungsi puskesmas sebagai pelayanan
kesehatan berbasis masyarakat/community, akan lebih mudah dicapai melalui
dukungan dan partisipasi aktif dari swasta dan masyarakat.
Secara
umum,
pencapaian
pembangunan
manusia
berwawasan
72