PENDAHULUAN
Pada dekade terakhir perhatian dan penelitian dalam bidang sel punca (stem cells)
mengalami kemajuan yang amat pesat. Para peneliti menggunakan sel punca untuk
mengetahui dan mempelajari proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan tubuh manusia
serta patogenesis penyakit-penyakit yang diderita. Disamping itu, potensi sel punca juga
menimbulkan harapan baru dalam pengobatan, khususnya penyakit degeneratif maupun
kelainan seperti trauma, keganasan dan sebagainya.
Stem cell atau sel punca merupakan sel yang belum/ tidak terspesialisasi dan
mempunyai potensi tinggi untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel-sel berbeda yang
spesifik di dalam tubuh. Sel punca yang digunakan sebagai pengobatan bersumber dari sel
punca embrio (embryonic stem cells) dan sel punca dewasa (Adult stem cells).
Penggunaan dan pengembangan sel punca embrio maupun sel punca dewasa di
bidang kesehatan dalam rangka mengobati penyakit tidak terlepas dari masalah etik.
Penelitian dengan menggunakan embrio dan pengklonan embrio telah menyulut kontroversi
dan
menjadi bahan perdebatan dibanyak negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, dan
sebagainya. Tetapi di berbagai negara lain, seperti, UK, Singapura, Korea, India, China dsb.
penggunaan sel stem embrionik manusia diperbolehkan, sehingga penelitian di negara-negara
tersebut telah mengalami banyak kemajuan.
Seiring dengan kemajuan teknologi dan pengetahuan dalam bidang kesehatan di
Indonesia, para peneliti mulai melakukan pengembangan sel punca (stem cell). Hal ini
dipertegas dengan terbitnya keputusan Menkes tentang pembentukan tim Stem Cell Nasional
dan juga menunjuk beberapa rumah sakit pendidikan sebagai tempat pengembangan ilmu
kedokteran (nasional.kompas.com).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik mengambil judul makalah tentang
dasar -dasar sel punca (stem cell) dan penggunaannya dalam pengobatan penyakit.
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Sel Punca (Stem Cell)
Stem cell atau sel punca merupakan sel yang belum/ tidak terspesialisasi dan
mempunyai potensi tinggi untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel-sel berbeda yang
spesifik di dalam tubuh. Sel punca juga berfungsi sebagai sistem perbaikan untuk
menggantikan sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan hidup organisme. Saat sel
punca terbelah, sel yang baru mempunyai potensi untuk tetap menjadi stem cell atau menjadi
sel lain dengan fungsi yang lebih khusus, misalnya sel otot, sel darah merah atau sel otak.
2. Pluripoten yaitu sel punca yang dapat berdifferensiasi menjadi 3 lapisan germinal
(ektoderm, mesoderm, dan endoderm) tetapi tidak dapat menjadi jaringan ekstra
embrionik seperti plasenta dan tali pusat. Yang termasuk sel ini adalah sel punca
embrionik (embryonic stem cells).
macam sel punca dewasa adalah sel punca hematopoietik (hematopoietic stem cells),
yaitu sel punca pembentuk darah yang mampu membentuk sel darah merah, sel darah
putih, dan keping darah yang sehat. Sumber sel punca hematopoietik adalah sumsum
tulang, darah tepi, dan darah tali pusar.
2.5 Macam Transplantasi Sel Punca (Stem Cell)
Transplantasi sel punca dapat berupa:
1.
Transplantasi autologus (menggunakan sel punca pasien sendiri, yang dikumpulkan sebelum
2.
Sel punca hematopoetik memiliki molekul yang khas pada permukaan selnya, yaitu
molekul glikoprotein CD34. Molekul penanda ini dapat digunakan sebagai sarana untuk
menghitung jumlah sel punca hematopoetik yang berhasil diisolasi dari berbagai sumber di
atas. Bahkan dalam penggunaannya dalam terapi keganasan, telah ditentukan jumlah CD34
yang direkomendasikan oleh ASBMT (American Society for Blood and Marrow
Transplantation) dan ISCT (International Society for Cellular Therapy) engraftment dari sel
yang ditransplantasikan diperlukan setidaknya 5 x 106 CD34+ cells/kg berat badan. Oleh
karena itu, fasilitas laboratorium terpercaya yang dapat menghitung jumlah sel CD34+
(CD34 enumeration) menjadi mutlak diperlukan untuk transplantasi jenis ini.
2. Sel punca mesenchymal
Sel punca mesenchymal merupakan tipe sel punca yang dalam perkembangannya
dapat menghasilkan tendon, stroma sumsum tulang, tulang rawan, tulang keras, dan sel
adiposa. Sel tipe ini memiliki sifat khas yaitu tidak memiliki molekul HLA kelas II,
sedangkan HLA kelas I hanya diekspresikan dalam tingkat sangat rendah. Hal ini
memungkinkan penggunaan sel punca mesenchymal secara alogenik tanpa perlu pencocokan
HLA terlebih dahulu. Lebih lanjut, sel punca mesenchymal ini justru memiliki kemampuan
untuk meningkatkan populasi sel T regulatory, yang bersifat mensupresi imunitas yang
berlebih.
BAB III
PENGGUNAAN SEL PUNCA (STEM CELL) DALAM PENGOBATAN PENYAKIT
3.1 Peran Kultur Sel Punca (Stem Cells) Dalam Riset
Sel punca dapat digunakan untuk keperluan baik dalam bidang riset maupun
pengobatan. Adapun penggunaan kultur stem cells adalah sebagai berikut
1.
Terapi gen
Stem cells khususnya hematopoetic stem cells digunakan sebagai pembawa transgen
kedalam tubuh pasien dan selanjutnya dilacak apakah jejaknya apakah stem cells ini
berhasil mengekspresikan gen tertentu dalam tubuh pasien. Adanya sifat self renewing
pada stem cell menyebabkan pemberian stem cells yang mengandung transgen tidak
perlu dilakukan berulang-ulang. Selain itu hematopoetic stem cells juga dapat
berdifferensiasi menjadi bermacam-macam sel sehingga transgen tersebut dapat menetap
diberbagai macam sel.
2.
3.
4.
dimanipulasi dapat ditransplantasi ke dalam tubuh pasien agar stem cell tersebut dapat
berdiferensiasi menjadi sel-sel organ tertentu yang menggantikan sel-sel yang telah
rusak atau mati akibat penyakit degenerative.
c. Penyakit keganasan. Prinsip terapi stem cell pada keganasan sama dengan penyakit
autoimun. Hematopoietic stem cell yang diperoleh baik dari sumsum tulang atau darah
tali pusat telah lama dipakai dalam terapi leukemiadan penyakit darah lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Boenjamin Setiawan, Aplikasi Terapeutik Sel Stem Embrionik Pada Berbagai
Penyakit Degeneratif, Cermin Dunia Kedokteran, 2006.
Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/Menkes/SK/II/2009,
Penunjukan Rumah Sakit Umum Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
Sebagai Pusat Penelitian, Pengembangan dan Pelayanan Medis Sel Punca.
Lawrence S.B. Goldstein and Meg Schneider, Stem Cells For Dummies, 2010, Wiley
Publishing, Indianapolis, Indiana.
Merancang Ulang Sel Punca, http://nasional.kompas.com, Juni 2009 .
http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_punca
http://stemcells.nih.gov/info/basics/