Anda di halaman 1dari 7

Hewan yang Langka dan Dilindungi Di Indonesia

1. Orang Utan (Pongo Pygmaeus)

Klasifikasi
Orangutan termasuk hewan vertebrata (bertulang belakang), dan juga termasuk hewan mamalia
dan primata.
Klasifikasi ilmiah
Kingdom
: animalia
Phylum
: chordata
Class
: mamalia
Ordo
: primata
Family
: hominidae
Upafamily : ponginae
Genus
: pongo
Species
: pongo pygmaeus dan Pongo abelii
Ciri-Ciri Mereka memiliki tubuh yang gemuk dan besar, berleher besar, lengan yang panjang
dan kuat, kaki yang pendek dan tertunduk, dan tidak mempunyai ekor. Orangutan memiliki
tinggi sekitar 1.25-1.5 meter. Tubuh orangutan diselimuti rambut merah kecoklatan. Mereka
mempunyai kepala yang besar dengan posisi mulut yang tinggi. Berat orangutan jantan sekitar
50-90 kg, sedangkan orangutan betina beratnya sekitar 30-50 kg. Telapak tangan mereka
mempunyai 4 jari-jari panjang ditambah 1 ibu jari. Telapak kaki mereka juga memiliki susunan
jari-jemari yang sangat mirip dengan manusia.
Penyebab Kelangkaan : Habitat yang semakin sempit karena kawasan hutan hujan yang
menjadi tempat tinggalnya dijadikan sebagai lahan kelapa sawit, pertambangan dan pepohonan
ditebang untuk diambil kayunya.
2. Badak Bercula Satu (Rhinoceras Sundaicus)

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Perissodactyla
Famili: Rhinocerotidae
Genus: Rhinoceros
Spesies: R. sondaicus
Ciri-ciri Badak Jawa Badak jawa memiliki ciri lebih kecil dari pada sepupunya, badak india,
dan mempunyai besar tubuh yang hampir sama dengan badak hitam. Panjang tubuh badak Jawa
( terhitung dari kepalanya ) bisa kian lebih 3,1 sampai 3,2 m dan tingginya bisa mencapai
antara 1,4 sampai 1,7 m. Badak dewasa dilaporkan mempunyai berat antara 900 sampai 2.300
kilogram.
Penyebab Kelangkaan : Berkurangnya populasi badak jawa disebabkan oleh perburuan untuk
di ambil culanya dan kehilangan habitat.
3. Tarsius (Tarsius Bancanus)

Klasifikasi :
Kingdom:Animalia
Filum:Chordata
SubFilum:Vertebrata
Kelas:Mammalia
Ordo:Primata
Famili:Tarsiidae
Genus:Tarsius
Spesies : Tarsius tarsier
Ciri - ciri : ciri fisik tubuh mereka yang istimewa, yaitu tulang tarsal yang memanjang, yang
membentuk pergelangan kaki mereka sehingga mereka dapat melompat sejauh 3 meter (hampir
10 kaki) dari satu pohon ke pohon lainnya. Tarsius juga memiliki ekor panjang yang tidak
berbulu, kecuali pada bagian ujungnya. Setiap tangan dan kaki hewan ini memiliki lima jari
yang panjang. Jari-jari ini memiliki kuku, kecuali jari kedua dan ketiga yang memiliki cakar.
Penyebab Kelangkaan : Dikarenakan rusaknya hutan sebagai habitat utama satwa langka ini.
Selain itu tidak sedikit yang ditangkap masyarakat untuk dikonsumsi

4. Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae)

Klasifikasi :
Kingdom:Animalia
Phylum:Chordata
Classis:Mammalia
Ordo:Carnivora
Familia:Felidae
Genus:Panthera
Species : Phantera tigris sumatrae
Ciri-ciri Harimau sumatera adalah subspesies harimau terkecil. Harimau sumatera mempunyai
warna paling gelap di antara semua subspesies harimau lainnya, pola hitamnya berukuran lebar
dan jaraknya rapat kadang kala dempet. Harimau sumatera jantan memiliki panjang rata-rata 92
inci dari kepala ke buntut atau sekitar 250 cm panjang dari kepala hingga kaki dengan berat 300
pound atau sekitar 140 kg, sedangkan tinggi dari jantan dewasa dapat mencapai 60 cm.
Betinanya rata-rata memiliki panjang 78 inci atau sekitar 198 cm dan berat 200 pound atau
sekitar 91 kg. Belang harimau sumatera lebih tipis daripada subspesies harimau lain. Warna
kulit harimau sumatera merupakan yang paling gelap dari seluruh harimau, mulai dari kuning
kemerah-merahan hingga oranye tua.
Penyebab Kelangkaan : Penebangan hutan yang serampangan dan perburuan liar
menyebabkan habitatnya terancam.
5. Merak Jawa (Pavo muticus)

Klasifikasi ilmiah Merak Hijau


Kerajaan: Animalia.
Filum: Chordata.
Kelas: Aves.
Ordo: Galliformes.
Famili: Phasianidae.
Genus: Pavo Spesies: Pavo muticus.
Nama binomial: Pavo muticus
Ciri ciri: Burung Merak Hijau atau yang sering di sebut Burung Merak Jawa. Merak hijau
memiliki bulu yang sangat indah. Bulu-bulunya berwarna hijau keemasan. Burung jantan
dewasa berukuran amat besar, panjangnya bisa meraih 300cm, dengan penutup ekor yang amat
panjang. Diatas kepalanya ada jambul tegak. Burung betina memiliki ukuran yang lebih kecil
dari burung jantan. Burung jantan memiliki bulu yang kurang mengilap, berwarna hijau keabuabuan serta tanpa dihiasi bulu penutup ekor.
Penyebab Kelangkaan : Perusakan, penyempitan serta konversi hutan mengganggu habitat
merak baik secara kualitas maupun kuantitas terutama komponen pakan, shelter dan cover.

Dengan maraknya penyerobotan lahan dan pencurian kayu di Jawa (1998-2003) akan menekan
bahkan menghilangkan fungsi habitat merak hijau jawa.
Tumbuhan yang Langka dan Dilindungi Di Indonesia
1. Kantong Semar

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Caryophyllales
Famili: Nepenthaceae Dumort. (1829)
Genus: Nepenthes L. (1753)
Ciri-ciri dan Jenis Kantong Semar Tumbuhan ini bisa tumbuh mencapati tinggi 15-20 m dengan
langkah memanjat tanaman yang lain, meskipun ada sebagian spesies yang tak merambat
keatas. Pada ujung daun ada sulur yang bisa termodifikasi membentuk kantong, yakni alat
perangkap yang dipakai utk mengonsumsi mangsanya ( contohnya serangga, pacet, anak
kodok ) yang masuk ke dlm. Biasanya, Nepenthes mempunyai tiga jenis wujud kantong, yakni
kantong atas, kantong bawah, dan kantong roset. Kantong atas yaitu kantong dari tanaman
dewasa, umumnya berupa corong atau silinder, tak mempunyai sayap, tak memiliki warna yang
menarik, sisi sulur menghadap ke belakang dan bisa melilit ranting tanaman lain, kantong atas
seringkali menangkap hewan yang terbang layaknya nyamuk atau lalat
Penyebab Kelangkaan : Penyebab utama langkanya tanaman ini adalah habitat dan inang
tempat hidupnya makin sulit didapat.
2. Rafflesia Arnoldi

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Malpighiales
Famili: Rafflesiaceae
Genus: Rafflesia
Ciri-ciri : Bentuknya yang melebar (bukan tinggi) dan berwarna merah. Ketika mekar, bunga ini
bisa mencapai diameter sekitar 1 meter dan tinggi 50 cm. Bunga rafflesia tidak memiliki akar,
tangkai, maupun daun. Bunganya memiliki 5 mahkota. Di dasar bunga yang berbentuk gentong
terdapat bunga sari atau putik, tergantung jenis kelamin bunga. keberadaan putik dan benang
sari yang tidak dalam satu rumah membuat presentase pembuahan yang dibantu oleh serangga
lalat sangat kecil, karena belum tentu dua bunga berbeda kelamin tumbuh dalam waktu
bersamaan di tempat yang berdekatan. Masa pertumbuhan bunga ini memakan waktu sampai 9
bulan, tetapi masa mekarnya hanya 5-7 hari. Setelah itu rafflesia akan layu dan mati.
Penyebab Kelangkaan : Perambahan liar di kawasan hutan yang menjadi habitat bunga
tersebut semakin mengancam kelestariannya.
3. Bunga Bangkai Raksasa

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Alismatales
Famili: Araceae
Genus: Amorphophallus
Spesies: A. titanum
Nama binomial Amorphophallus titanum
Ciri-ciri : Bunga bangkai (Amorphophallus) merupakan tumbuhan khas dataran rendah
yangtumbuh di daerah beriklim tropis dan subtropis mulai dari kawasan Afrika barat

hinggake Kepulauan Pasifik termasuk di Indonesia. Sebagian besar, bunga bangkai


merupakanspesies endemik.Bunga bangkai yang merupakan tumbuhan dengan bunga
majemuk terbesar dan tertinggi di dunia ini termasuk tanaman dari suku talas-talasan
(araceae)dengan bentuk dan ukuran umbi yang bervariasi pada setiap jenisnya.
Penyebab Kelangkaan : Habitatnya sudah berubah status menjadi lahan untuk perumahan,
pertanian dan perkebunan. Selain itu mengingat jenis ini belum diketahui manfaatnya dan
keberadaannya cukup mengganggu akibat bau busuk menyengat pada saat berbunga,
penduduk cenderung untuk memotong baik bagian daunnya maupun bunganya dengan
parang.
4. Cendana (Santalum album)

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Santalales
Famili: Santalaceae
Genus: Santalum
Spesies: S. album
Ciri-ciri : Cendana (Santalum album) memiliki batang berukuran kecil hingga sedang
dengan diameter mencapai 40 cm dan tinggi mencapai 20 meter, dan kerap menggugurkan
daun. Batangnya bulat agak berlekuk-lekuk. Tajuk pohonnya ramping atau melebar.
Kulitnya kasar dan berwarna cokelat tua. Batang yang sudah tua berbau harum. Daun
cendana tunggal, berhadapan dengan bentuk elips dan tepi daun yang rata. Ujung daun
runcing meskipun terkadang membulat. Akar cendana tanpa banir. Cendana memiliki
perbungaan yang terminal atau eksiler yang tumbuh di ujung dan ketiak daun. Cendana
memiliki buah batu berbentuk bulat yang berwarna hitam saat masak.
Penyebab Kelangkaan: Penyebab kelangkaannya adalah karena perakarannya sendiri tidak
sanggup mendukung kehidupannya. Karena prasyarat inilah cendana sukar
dikembangbiakkan atau dibudidayakan. Kayu cendana wangi (Santalum album) kini sangat
langka dan harganya sangat mahal.
5. Gaharu (Aquilaria malaccensis.)

Klasifikasi Ilmiah.
Kerajaan : Plantae.
Divisi : Tracheophyta.
Kelas : Magnoliopsida.
Ordo : Malvales
Famili : Thymelaeaceae.
Genus : Aquilaria.
Ciri-ciri : Pohon dan kayu gaharu mengandung resin akan berbau harum dan banyak
digunakan dalam industri kosmetika maupun obat-obatan. berukuran besar dan tinggi.
Tingginya bisa mencapai sampai 40 meter dengan diameter batang lebih dari 60 cm.
Batangnya lurus, tidak berbanir, dan berkayu keras. Kulit pohon halus dan berwarna coklat
keputihan. Tajuk tumbuhan gaharu bulat, lebat, dengan percabangan yang horisontal. Daun
gaharu tunggal, berbentuk lonjong memanjang dengan panjang 5 8 cm dan lebar 3 4 cm.
Ujung daun runcing, warna daun hijau mengkilap. Bunga gaharu kecil berwarna hijau atau
kekuningan yang muncul di ujung ranting atau di atas dan bawah ketiak daun. Buah polong
berbentuk bulat telur berukuran 5 x 3 cm. Sedangkan bijinya berbentuk bulat atau bulat telur
dengan bulu-bulu halus berwarna kemerahan.
Penyebab Kelangkaan: Populasi tanaman penghasil gaharu semakin menyusut di alam yang
disebabkan para pengusaha gaharu tidak dapat mengenali dengan tepat mana tanaman yang
sudah mengandung gaharu dan siap dipanen. Untuk mencari pohon penghasil gaharu, para
pengusaha menebang puluhan pohon yang salah (tidak menghasilkan gaharu) sehingga
jumlah pohon tersebut sangat berkurang.

Anda mungkin juga menyukai