Anda di halaman 1dari 39

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

SIFAT FISIK DAN


MEKANIK BATUAN UTUH 3B2

Suseno Kramadibrata
Made Astawa Rai
Ridho K Wattimena
Laboratorium Geomeknika
FIKTM - ITB

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Uji Triaksial

Uji ini untuk mengukur kekuatan contoh batu


berbentuk silinder dibawah tekanan triaxial.
Data hasil pengujian sangat diperlukan untuk
perhitungan:

strength envelope (kurva intrinsic)


shear strength ()
sudut geser dalam ()
kohesi (C)

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Triaksial Sel Von Karman (1911) &


Hoek & Franklin (1968)

Sel Triaksial Tipe


Von Karman
Dept. Teknik Pertambangan ITB
Wattimena & Kramadibrata (1997)
Kramadibrata, Wattimena and
Simangunsong (1998)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.

Platen penekan
Bola baja
Spheical seat
Alat bantu transducer
Contoh batuan
Piston berongga utk tekanan pori
Sonic transmitter
Sonic receiver
Selubung karet
Ring pengikat selubung karet
Strain gauges
Pipa utk tekanan pori
Pipa utk kabel transducer
Ruang fluida pemampat
Dinding sel
Lubang masuk fluida pemampat
Lubang keluar fluida pemampat
Lubang masuk tekanan udara
Slide bearing
Sliding seal
Baut
Seal pada plat dasar sel
Lubang masuk tekanan pori
Lubang keluar tekanan pori
Port kable strain gauges
Port kable transducer

Tidak perlu penirisan minyak antar uji


Ukuran terbatas BQ, NQ & HQ
L/D = 2 2.5
3 max = 70 MPa
Selubung polyethylene mahal

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Berbagai Triaksial Sel

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

30

No

25
Shear Stress (MPa)

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Mohr Circles & Intrinsic Curve

= c + N Tan
= 5.22 + N Tan 32.81

20

(MPa)

(MPa)

1.00

22.61

2.00

25.70

3.00

29.34

15

10

c
0
0

10

15

20

25

30

1 Maximum major principal stress at failure

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Normal Stress (MPa)

Mohr Coulomb Linear


Mohr Curve linear concave downwards; in the limit, the envelope may
assume the form of a straight line (Coulomb criterion)
1

= (1 3) Sin 2
= (1 + 3) + (1 3) Cos 2

Mohr - Coulomb

Mohr

D
3 Minor principal stress
/confining pressure

max

E
A

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1


TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Metode Tak Langsung Menentukan


UCS & UTS
1
2

1
2

n = (1 + 3) + (1 - 3)cos 2

1
2

= (1 - 3)sin 2
1 =

3(1 + sin ) + 2c cos


1 - sin

c =

2c cos
1 - sin

t =

2c cos
1 + sin

= n tan + c
2 = 90 +
Pada kondisi tekan, 1 = c & 3 = 0
Pada kondisi tarik, 1 = 0 dan 3 = - t
Keterangan

= Tegangan geser
N
= Tegangan normal
= Tegangan prinsipal mayor
1
= Tegangan prinsipal minor
3
c
= Kohesi

= Sudut antara s1 dan sn

= Sudut gesek dalam
c
= Kuat tekan uniaksial (UCS)
t
= Kuat tarik uniaksial (UTS)

80
34 = 10 MPa

60
E3

1- 3 (MPa)

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Multistage Triaxial Test

33 = 7.5 MPa

40
E2

32 = 5 MPa

20
E1

0
0.00

0.05

31 = 2 MPa

0.10

0.15

0.20

0.25

0.30

-20

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Strain

ax &Vp vs. ax
pada triaksial
konvensional
pada batu pasir

Batupasir PT. Kideco


Jaya Agung ROTO
NORTH Pit 4
Ardian Rosadi

Marmer Carrara
(Von Karman, 1911)

Pengaruh 3
Pada Kurva -
165.6 MPa

600

500

Tegangan aksial (MPa)

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1


TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Pengaruh 3 Pada
Kurva -

400

50.0 MPa
300

200

23.5 MPa
0 MPa

100

4
6
Regangan aksial (%)

Schwartz (1964)

Kwasnieski (1990)

Tekanan air pori mempunyai sedikit pengaruh


pada kekuatan batuan jika angka pori
spesimen batuan kurang < 0,02.

Kurva perbedaan tegangan


regangan longitudinal spesimen
Bogdanka mudstone kondisi kering
dan basah yang diuji pada tegangan
pengukungan 20 MPa.

400

90

Granite (void ratio = 0.022)


Sandstone (void ratio = 0.163)
Applied 3 = 35 MPa

80
Deviatoric stess (MPa)

350
Dev iatoric s tres s (M Pa)

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Pengaruh Air Pada Kurva Triaksial

300
250
200

= 7 MPa
= 7 MPa = 21 MPa

150

= 35 MPa

100

= 21 MPa

0
2

60
3 = 20 MPa

50
40
30
20

wet specimen

= 35 MPa

70

10

50

air-dry specimen

10

Longitudinal strain (%)

Strain (%)

Pengaruh Air Pada Kurva Triaksial


TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Batupasir (Schwartz, 1964)

150
0
tekanan
aksial
(MPa) 100

50

27.6
41.4
55.2
62.1
69.0
1
2
regangan aksial (%)

12

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Perilaku Keruntuhan Menurut Kecepatan


Ultrasonik pada Uji Triaksial
a. Contoh Jenuh; b. Contoh Kering
180

Dried specimen
Saturated specimen

160
Deviatoric stress (MPa)

3 = 16 MPa

140
120

3 = 12 MPa

100

3 = 8 MPa

80

3 = 4 MPa

3 = 16 MPa
3 = 12 MPa
3 = 8 MPa

60
40

3 = 4 MPa

20
0
2.86

3.06

3.26

3.46

3.66

3.86

4.06

Sonic velocity (km/s)

Pengaruh Strain Rate

Pengaruh Suhu

2500

=
o

=
o

=
o

2000

-1

10

25 C

-2

10

2000

300 C
1500

1500
=
o

=
o

1000

-4

10

-4

10

1 3 (MPa)

Compressive strength, MPa

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Faktor Berpengaruh Pada Kurva Triaksial

500 C

1000
800 C
500

500

200

400

600

C o n fin in g p re s s u re , M P a

10
15
Regangan aksial (%)

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Variasi Deviatoric
Stress vs Kemiringan
Bidang Lemah & s3
(Donath, 1972 &
Mc Lamore Gray 1967)

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Uji Kuat Geser Langsung

Kuat geser batuan merupakan perlawanan internal batuan terhadap


tegangan yang bekerja sepanjang bidang geser dalam batuan tersebut,
yang dipengaruhi oleh karakteristik intrinsik dan faktor eksternal
Untuk mengetahui kuat geser batuan pada tegangan normal tertentu.
Minimal 3 contoh.
Masing-masing contoh dikenakan gaya normal tertentu yang
diaplikasikan tegak lurus terhadap permukaan bidang diskontinu
garis Coulomb's shear strength,
kuat geser (shear strength),
sudut geser dalam (),
kohesi (C).

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kuat


Geser Batuan

Laju perpindahan geser konstan akan mengindikasikan gaya geser yang


bekerja pada batuan tersebut. yang dibutuhkan batuan tersebut untuk mulai
membentuk rekahan bidang geser dan berpindah akan bertambah sesuai
pertambahan FN.
Pada Uji Geser langsung, & N adalah representatif dari FS & FN dibagi luas
kontak.
Saat Uji Geser: meningkat secara linear terhadap perpindahan, akan tetapi
berangsur-angsur menjadi tidak linear hingga pada saat tercapai nilai
maksimumnya. Nilai maksimum = nilai P & nilai perpindahan pada saat
kondisi ini disebut perpindahan geser puncak.
Setelah P tercapai, akan turun dan berangsur-angsur mencapai nilai konstan
& disebut R.
Jika P & R diperoleh dari tingkat N yang berbeda dengan jenis batuan yang
sama, secara ideal akan diperoleh kurva hubungan linear antara kuat geser
terhadap masing-masing tingkat tegangan normal.
Permukaan bidang diskontinu alami pada batuan tidak selalu halus, bahkan
hampir 100% kasar. Semakin kasar permukaan batuan meningkatkan kekuatan
geser pada batuan.

Alat Uji Geser


Langsung & Creep

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Creep Geser
1.59 m

0.22 m

11
2

0.47 m

0.5 m

12

7
10

0.34 m

8
9

contoh

tegangan normal

Tegangan geser

perpindahan u

0.9 m

Peak strength

p+

C
=

an
t

P
p

tan p

Cp cohesive strength

tegangan geser

Tegangan normal

kuat geser puncak

kuat geser sisa

Tegangan geser

contoh

Tegangan geser

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

0.6 m

Cp

p
an
p
t

r+

C
=

n r
ta

Kuarsa

Residual strength

Perpindahan u

Tegangan normal

R
Clay

Fn
Cetakan semen

Contoh batuan

ir

ip

Fs

Batu Pasir

KURVA KEKUATAN GESER NATURAL

KURVA KEKUATAN GESER JENUH

1400

1000

TEGANGAN GESER (kPa)

TEGANGAN GESER (kPa)

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1


TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Bentuk patahan yang terjadi setelah


batuan mengalami pergeseran

1200
o
p = 728,68 + n tan 44,28

1000

R2 = 0,9368

800
600
o
s = 217,02 + n tan 40,74

400

R2 = 0,8767

200

800

600
o
p = 105,92 + n tan 57,25

R2 = 0,9401

400

o
s = 108.64 + n tan 52,17

200

R2 = 0.8903

0
0

200

400
600
800
1000
TEGANGAN NORMAL (kPa)

Puncak

Sisa

1200

1400

200

400
600
800
TEGANGAN NORMAL (kPa)

Puncak

Sisa

1000

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Bevelled Dies Shear Test


Tegangan Normal N

Tegangan Geser

P Sin 45 o N
N =
=
A
A

P Cos 45 o T
=
=
A
A

45

=30o

=40o

=50o

1076.92

1938.91

3383.86

A (cm2)

21.48

22.52

22.16

N (kg.cm2)

25.07

55.34

116.98

(kg.cm2)

43.42

65.95

98.15

P (kg)

N
5 x 5 x 5 cm

Ball bearing

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Faktor Eksternal Kuat Geser Batuan


Tegangan normal
Massa batuan pada umumnya mempunyai rekahan yang ditimbulkan oleh
pembebanan sejak awal pembetukan batuan tersebut. Tegangan
terkonsentrasi pada rekahan tesebut, sehingga kehadiran rekahan sangat
mempengaruhi perilaku massa batuan. Dengan adanya faktor kekasaran
bidang rekahan, maka kondisi tegangan normal konstan akan tidak realistik
tercapai pada kondisi alami.
Selain itu, peristiwa geologi seperti gempa bumi memungkinkan terjadi
perubahan beban normal terhadap massa batuan dan berpotensi
membentuk bidang geser baru pada massa batuan.
Kuat geser, dalam hal ini kuat geser puncak, akan meningkat seiring
peningkatan tegangan normal. Hal ini mengindikasikan bahwa bidang
lemah pada kedalaman yang lebih dalam cenderung akan semakin kuat. Uji
kuat geser harus dilakukan pada kondisi tingkat tegangan normal yang tidak
melebihi batas elastisitasnya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh
deformasi yang disebabkan tegangan geser dan bukan oleh tegangan
normal.

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1


TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Data Uji Geser-1


Horizontal
Displacement
(mm}

FORWARD
SHEARING

REVERSE
SHEARING

Vertical
Displacement
{mm}

H {kPa}

FH{kN}

FN {kPa}

N {kPa}

58.42
55.88
53.34
50.80
48.26
45.72

0.00
2.30
2.90
3.20
2.90
2.42

0.00
85.29
107.54
118.66
107.54
89.74

14.15
14.22
14.40
14.30
14.17
14.02

3.53
3.53
3.53
3.53
3.53
3.53

130.90
130.90
130.90
130.90
130.90
130.90

43.18
4064
38.10
35.56
33.02

4.90
4.80
4.74
4.26
3.68

181.70
178.00
175.77
157.97
136.46

13.84
13.79
13.74
13.69
13.61

9.30
9.30
9.30
9.30
9.30

344.87
344.87
344.87
344.87
344.87

30.48
27.94
25.40
22.86
20.32

8.80
8.71
8.10
7.70
7.20

326.32
322.99
300.37
285.53
266.99

13.41
13.31
13.21
13.08
12.95

18.60
18.60
18.60
18.60
18.60

689.73
689.73
689.73
689.73
689.73

17.78
15.24
12.70
10.16
7.62

13.80
13.00
11.80
10.70
9.20

511.74
482.07
437.57
396.78
341.16

12.65
12.32
11.89
11.40
11.30

37.20
37.20
37.20
37.20
37.20

1379.46
1379.46
1379.46
1379.46
1379.46

SHER DISP
(mm)

SHEARING
FORCE, kg

NORMAL DISPL
( x 0,01 mm )

90.72

21

90.72

20

90.72

21

113.40

24

90.72

20

90.72

20

90.72

21

90.72

19

90.72

19

10

90.72

20

10

45.36

13

45.36

12

45.36

13

90.72

17

90.72

16

45.36

12

45.36

12

45.36

13

45.36

12

45.36

12

Normal Load = 82.05 kg


Saw cut plane : circle
- Length
: 4.57 cm
- Width
: 4.57 cm
- Area ( A ) : 16.410 cm2
Normal Stress : ( n ) = Pn /A
= 5 kg/cm2

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Faktor Eksternal Kuat Geser Batuan

Bidang geser dan material pengisi pada bidang geser

Kuat geser akan berkurang secara signifikan ketika sebagian atau seluruh
permukaan tidak sepenuhnya kontak, melainkan ditutupi oleh material pengisi
yang relatif lunak seperti lempung

Keruntuhan geser batuan dengan bidang diskontinu yang terisi material lunak
mengalami dua tahap. Pertama tegangan dan perpindahan geser hanya
dipengaruhi oleh kekuatan material pengisi. Kedua, setelah terjadi perpindahan,
permukaan batuan mengalami kontak kemudian kekuatan dari bidang diskontinu
ditentukan oleh kekasaran dan kekuatan bidang geser itu sendiri

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Faktor Eksternal Kuat Geser Batuan

Pengaruh kehadiran air dan tekanan air


Kehadiran air pada massa batuan menyebabkan permukaan bidang
diskontinu akan tertekan sebagian sehingga tegangan normal
menjadi berkurang.
Kecepatan geser pada permukaan yang basah lebih lambat
dibandingkan dengan permukaan yang kering.

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Faktor Eksternal Kuat Geser Batuan

Dimensi contoh uji

Massa batuan di alam mempunyai sifat & struktur yang heterogen serta
kompleks. Contoh batuan yang digunakan untuk uji di laboratorium
diharapkan sebagai representatif dari massa batuan berikut sifat dan
perilakunya. Semakin besar dimensi contoh yang digunakan, maka contoh
tersebut semakin merepresentasikan massa batuan.
Tetapi menurut hasil penelitian uji geser tidak terlalu fungsi dari ukuran

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Kriteria Kuat Geser Batuan

Kriteria Mohr-Coulomb Linear


= C +
Keterangan:

= tegangan geser
C = kohesi
= tegangan normal
= koefisien geser dalam dari batuan = tan

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Kriteria Kuat Geser Batuan


Kriteria Dilatansi
Pada pengujian kuat geser langsung, selain perpindahan lateral, terjadi
juga perilaku dilatansi.
Dilatansi merupakan perpindahan vertikal (searah tegangan normal)
selama uji kuat geser. Model gigi gergaji merupakan ilustrasi yang baik
untuk menjelaskan perilaku ini.
Pada kondisi ini tidak akan ada perpindahan selama resultan gaya
berada pada batas sudut geser gerigi.
Akan tetapi jika resultan gaya di luar batas tersebut, akan terjadi
pergerakan pada arah i. Rekahan akan terbuka dan dilatansi terjadi
pada bidang geser tersebut.
Tegangan normal n akan bereaksi melawan dilatansi ini. Apabila
penggeseran dilanjutkan, gerigi akan kelebihan beban dan akan
tergeserkan secara langsung. Pergeseran akan terus berlanjut sejajar
terhadap bidang geser umum tanpa ada dilatansi

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

N
N
i

H
i

= C + tan ( + i)
Keterangan:
= tegangan geser
C = kohesi
= tegangan normal
= koefisien geser dalam dari batuan = tan
i = sudut dilatasi

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Kecepatan Ultrasonik
Uji (ISRM 1981) untuk mengukur cepat rambat gelombang ultrasonik
pada contoh batu sebelum uji UCS.
9

cepat rambat gelombang primer (VLp)

cepat rambat gelombang sekunder (VLs).

Modulus Elastik dinamik dapat dihitung.


Kemampugalian batuan ditentukan juga oleh karakteristik dinamiknya,
karena perjalanan gelombang akibat benturan mata bor dan gigi-gigi
alat gali terhadap batuan merupakan gerakan dinamik.
Setiap batuan selalu memiliki rekahan awal (pre-existing cracks).
Tergantung dari proses pematangannya didalam, rekahan awal ini
dapat saja bertambah.
Menaiknya rekahan awal akan menurunkan kecepatan ultrasonik.

Kecepatan Rambat Gelombang


Ultrasonik

Kecepatan rambat gelombang tekan


Kecepatan rambat gelombang geser
Modulus Young dinamik
Modulus geser dinamik
Nisbah Poisson dinamik

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Gelombang suara
Gelombang infrasonik, frekuensi < 20 Hz
Gelombang sonik, frekuensi 20 Hz 20 kHz
Gelombang ultrasonik, frekuensi > 20 kHz

Tipe Batuan

Lokasi

Jumlah
Contoh

vp (m/s)

SD

CoV (%)

Gamping

Cibinong

3870,57

190,56

4,92

Breksi Tufa

Pongkor

3691,21

224,60

6,08

Granit

Karimun

5402,34

178,24

3,30

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Gelombang Ultrasonik

Gelombang merupakan suatu getaran mekanik, hal ini dapat dijelaskan dengan
karakteristik gelombang sinusoida seperti dijelaskan dengan sebuah getaran pada seutas
tali yang getaran pada seutas tali yang bergerak ke arah sumbu x dengan waktu t dan
kecepatan v yang berbentuk kurva sinus.
Gelombang ultrasonik termasuk dalam kelompok getaran mekanik yang melibatkan gayagaya mekanik selama melakukan penjalaran dalam suatu medium. Akibatnya gelombang
ini tergantung pada elastisitas medium penjalarnya. Fenomena ini terlihat pada perubahan
panjang gelombang (l), jika gelombang ultrasonik tersebut dijalarkan pada medium yang
berbeda elastisitasnya.

Gelombang Longitudinal
Apabila arah pergerakan partikel-partikel medium sama arahnya dengan arah penjalaran
gelombang, maka gelombang tersebut dinamakan gelombang longitudinal atau
gelombang tekan. Gelombang longitudinal dapat dijalarkan dalam medium padatan
maupun medium fluida cair dan gas.
Gelombang Transversal
Arah pergerakan partikel-partikel medium dapat menyudut terhadap arah penjalaran
gelombang. Gelombang seperti ini disebut gelombang transversal atau gelombang geser.
Umumnya kecepatan penjalaran gelombang transversal setengah kali kecepatan
penjalaran gelombang longitudinal pada medium yang sama.
Gelombang permukaan
Penjalaran gelombang ultrasonik dapat juga terjadi di permukaan medium padatan.
Kedalaman medium padatan yang dipengaruhi oleh gerak gelombang adalah kira-kira satu
panjang gelombang.

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Cepat Rambat Gelombang Tekan & Geser

L
Vp =
tp

L
Vp =
ts

L = panjang contoh (m)


tp = waktu yang dibutuhkan gelombang tekan merambat sepanjang contoh (detik)
ts = waktu yang dibutuhkan gelombang geser merambat sepanjang contoh (detik)

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Parameter Dinamik
Modulus Geser: G = .vs2
= massa per satuan volume

Nisbah Possion:

v=
2
V
21 s
Vp

V
s
1 2
V

Modulus Young Dinamik: E = 2 (1+) G


Konstanta Lame: = (vp2 2 vs2)
Modulus Ruah: K = (/3) (3vp2 4 vs2)

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Hubungan UCS &


Kecepatan Ultrasonik Vp
Vp untuk pemilihan alat gali dan penentuan keberadaan kekar
Hubungan UCS & Vp sulit ditentukan tanpa memperhitungkan faktor-faktor
di dalam batuan.
Faktor-faktor: beban pada contoh saat pengujian, porositas, pre-existing
crack, bobot isi, kandungan air, ukuran butir & komposisi mineral.
Kahraman (2001) hubungan non-linear antara c dan Vp dengan
menggunakan variasi contoh batuan dari penelitiannya Goktan & Wade et
al. sehingga lebih andal utk prediksi UCS daripada Vp.
Referensi

Persamaan

Tipe Batuan

Goktan (1988)

c = 0,036vp* - 31,18

batuan sedimen

Wade et al. (1993)

c = 0,055vp* - 91,44

Kahraman (2001)

c = 9,95vp1,21

batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf

vp* = Kecepatan gelombang tekan (m/det)

vp = Kecepatan gelombang tekan (km/det)

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Kriteria Runtuh Hoek-Brown


Hoek & Brown (1980) usul metoda untuk menduga
kekuatan massa batuan terkekarkan.
Metodanya dimodifikasi sejak diusulkan (Hoek, 1983;
Hoek & Brown, 1988).
Aplikasinya berlaku untuk kualitas massa batuan sangat
buruk yang perlu perubahan (Hoek, Wood & Shah,
1992)
Pengembangan Klasifikasi Baru disebut Geological
Strength Index GSI (Hoek, Kaiser & Bawden, 1995;
Hoek, 1995; Hoek & Brown, 1997).
Sejarah pengembangannya dapt ditemukan di Hoek
(2002).

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Kriteria Hoek-Brown

1 & 3 adalah tegangan efektif maksimum & minimum saat batuan runtuh, mb
adalah nilai konstanta Hoek & Brown m untuk massa batuan
s & a adalah konstanta yg bergantung pada karakteristik massa batuan
ci adalah UCS batuan utuh

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Sifat Batuan Utuh

Hubungan antara tegangan prinsipal saat suatu batuan runtuh


diberikan oleh ci & mi.
Selang nilai 3 sangat kritikal.
Hoek & Brown (1980) gunakan 0 < 3 < 0.5 ci
Setidaknya perlu 5 titik data utk dimasukan dalam analisis.

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Penentuan ci and mi
y = mcix + sci

x = 3
y = (1 3)2

Penentuan ci and mi

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Pendugaan Lapangan UCS

Pendugaan Lapangan UCS

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Nilai mi Untuk Batuan Utuh

Nilai mi Untuk Batuan Utuh

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Catatan

Uji laboratorium pada batuan sangat britel kuat cenderung


memberikan nilai tinggi pada kuat tekan batuan insitu.
Uji laboratorium & lapangan pada Lac du Bonnet granite dgn
kualitas baik (Martin & Chandler, 1994) menunjukkan bhw
kuat tekan insitu hanya sekitar 70% dari UCS laboratorium
Penentuan UCS pada batuan anisotropic & foliated sangat
sulit.

Peak Strength of Moura DU Coal


(Medhurst & Brown, 1996)

ci = 32.7 MPa

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Kekuatan Puncak
Moura DU Coal

(Medhurst & Brown, 1996)

Geological
Strength
Index

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Pendugaan m & s Dengan GSI


(Hoek, 1994; Hoek et al., 1995)

mb = mi exp [(GSI 100)/28]


For GSI > 25
9
9

s = exp [(GSI-100)/9]
a = 0.5

For GSI < 25


9
9

s=0
a = 0.65 (GSI/200)

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Pendugaan m & s Dengan GSI


(Hoek, 1994; Hoek et al., 1995)

Massa batuan kualitas baik (GSI>25), nilai GSI dapat diduga secara
langsung dari RMR Bieniawski Ver. 1976 dgn groundwater rating 10
(dry) & adjustment utk joint orientation 0 (very favourable).
Bieniawskis RMR tidak digunakan untuk menduga nilai GSI pada
massa batuan buruk.
Bila RMR Bieniawski Ver. 1989 digunakan maka:

GSI = RMR89 5

RMR89 punya groundwater rating 15 & adjustment utk joint


orientation - zero

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Apakah GSI ?

Controlled blasting

Bulk blasting

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Pendugaan m & s Dengan GSI


(Hoek, 2002)
mb = mi exp [(GSI 100)/(28-14D)]
s = exp [(GSI-100)/(9-3D)]
D = Disturbance Factor
a = 1/2 + 1/6 [exp(-GSI/15)-exp(-20/3)]

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Disturbance Factor, D
Appearance or rock
mass

Description of rock mass

Excellent quality controlled


blasting or excavation by
Tunnel Boring Machine results
in minimal disturbance to the
confined rock mass
surrounding a tunnel.

Suggested
value of D

D=0

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Disturbance Factor, D
Appearance or rock
mass

Description of rock mass


Mechanical or hand
excavation in poor quality rock
masses (no blasting) results in
minimal disturbance to he
surrounding rock mass.
Where squeezing problems
result in significant floor
heave, disturbance can be
severe unless a temporary
invert, as shown in the
photograph, is placed.

Suggested
value of D

D=0

D = 0.5
(no invert)

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Disturbance Factor, D
Appearance or rock
mass

Description of rock mass

Very poor quality blasting in a


hard rock tunnel results in
severe local damage,
extending 2 or 3 m, in the
surrounding rock mass.

Suggested
value of D

D = 0.8

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Disturbance Factor, D
Appearance or rock
mass

Description of rock mass


Small scale blasting in civil
engineering slopes results in
modest rock mass damage,
particularly if controlled
blasting is used as shown on
the left hand side of the
photograph. However, stress
relief results in some
disturbance.

Suggested
value of D
D = 0.7
Poor
blasting
D = 1.0
Good
blasting

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Disturbance Factor, D
Appearance or rock
mass

Description of rock mass


Very large open pit mine
slopes suffer significant
disturbance due to heavy
production blasting and also
due to stress relief from
overburden removal.
In some softer rocks
excavation can be carried out
by ripping and dozing and the
degree of damage to the
slopes is less.

Suggested
value of D

D = 1.0
Production
blasting
D = 0.7
Mechanical
excavation

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Parameter Mohr-Coulomb

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Parameter Mohr-Coulomb

Ringkasan Sejarah Pengembangan


Kriteria Runtuh Hoek-Brown
1980

Hoek E. and Brown E.T. 1980. Underground Excavations


in Rock . London: Institution of Mining and Metallurgy 527
pages.
Hoek, E. and Brown, E.T. 1980. Empirical strength
criterion for rock masses. J. Geotech. Engng Div., ASCE
106(GT9), 1013-1035.

1983

Hoek, E. 1983. Strength of jointed rock masses, 23rd.


Rankine Lecture. Gotechnique 33(3), 187-223.

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1


TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Ringkasan Sejarah Pengembangan


Kriteria Runtuh Hoek-Brown
1988

Hoek E and Brown E.T. 1988. The Hoek-Brown failure


criterion - a 1988 update. Proc. 15th Canadian Rock Mech.
Symp. (ed. J.H. Curran), pp. 31-38. Toronto: Civil
Engineering Dept., University of Toronto.

1990

Hoek, E. 1990. Estimating Mohr-Coulomb friction and


cohesion values from the Hoek-Brown failure criterion.
Intnl. J. Rock Mech. & Mining Sci. & Geomechanics
Abstracts. 12(3), 227-229.

Ringkasan Sejarah Pengembangan


Kriteria Runtuh Hoek-Brown
1992

Hoek, E., Wood, D. and Shah, S. 1992. A modified HoekBrown criterion for jointed rock masses. Proc. rock
characterization, symp. Int. Soc. Rock Mech.: Eurock 92,
(J.Hudson ed.). 209-213.

1994

Hoek, E. 1994. Strength of rock and rock masses, ISRM


News Journal, 2(2), 4-16.

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1


TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Ringkasan Sejarah Pengembangan


Kriteria Runtuh Hoek-Brown
1995

Hoek, E., Kaiser, P.K. and Bawden. W.F. 1995. Support of


underground excavations in hard rock. Rotterdam:
Balkema

1997

Hoek, E. and Brown, E.T. 1997. Practical estimates of rock


mass strength. Intnl. J. Rock Mech. & Mining Sci. &
Geomechanics Abstracts. 34(8), 1165-1186.

1998

Hoek, E., Marinos, P. and Benissi, M. (1998) Applicability


of the Geological Strength Index (GSI) classification for
very weak and sheared rock masses. The case of the Athens
Schist Formation. Bull. Engg. Geol. Env. 57(2), 151-160.

Ringkasan Sejarah Pengembangan


Kriteria Runtuh Hoek-Brown
2000

Hoek, E. and Marinos, P. (2000) Predicting Tunnel


Squeezing. Tunnels and Tunnelling International. Part 1 November Issue 2000,. 45-51, Part 2 - December, 2000,
34-36.
Marinos, P.G. and Hoek, E. (2000): "GSI: A geological
friendly tool for rock mass strength estimation",
Proceedings of the International Conference on
Geotechnical & Geological Engineering (GeoEng 2000),
Technomic Publishing Co. Inc., p.p. 1422-1440,
Melbourne, Australia.

2001

Marinos. P, and Hoek, E. (2001) - Estimating the


geotechnical properties of heterogeneous rock masses such
as flysch, Bull. Engg. Geol. Env. 60, 85-92.

TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1

Ringkasan Sejarah Pengembangan


Kriteria Runtuh Hoek-Brown
2002

Hoek, E., Carranza-Torres, C.T., and Corkum, B. (2002),


Hoek-Brown failure criterion 2002 edition. Proc. North
American Rock Mechanics Society meeting in Toronto in
July 2002.

Anda mungkin juga menyukai