Suseno Kramadibrata
Made Astawa Rai
Ridho K Wattimena
Laboratorium Geomeknika
FIKTM - ITB
Uji Triaksial
Platen penekan
Bola baja
Spheical seat
Alat bantu transducer
Contoh batuan
Piston berongga utk tekanan pori
Sonic transmitter
Sonic receiver
Selubung karet
Ring pengikat selubung karet
Strain gauges
Pipa utk tekanan pori
Pipa utk kabel transducer
Ruang fluida pemampat
Dinding sel
Lubang masuk fluida pemampat
Lubang keluar fluida pemampat
Lubang masuk tekanan udara
Slide bearing
Sliding seal
Baut
Seal pada plat dasar sel
Lubang masuk tekanan pori
Lubang keluar tekanan pori
Port kable strain gauges
Port kable transducer
30
No
25
Shear Stress (MPa)
= c + N Tan
= 5.22 + N Tan 32.81
20
(MPa)
(MPa)
1.00
22.61
2.00
25.70
3.00
29.34
15
10
c
0
0
10
15
20
25
30
= (1 3) Sin 2
= (1 + 3) + (1 3) Cos 2
Mohr - Coulomb
Mohr
D
3 Minor principal stress
/confining pressure
max
E
A
1
2
n = (1 + 3) + (1 - 3)cos 2
1
2
= (1 - 3)sin 2
1 =
c =
2c cos
1 - sin
t =
2c cos
1 + sin
= n tan + c
2 = 90 +
Pada kondisi tekan, 1 = c & 3 = 0
Pada kondisi tarik, 1 = 0 dan 3 = - t
Keterangan
= Tegangan geser
N
= Tegangan normal
= Tegangan prinsipal mayor
1
= Tegangan prinsipal minor
3
c
= Kohesi
= Sudut antara s1 dan sn
= Sudut gesek dalam
c
= Kuat tekan uniaksial (UCS)
t
= Kuat tarik uniaksial (UTS)
80
34 = 10 MPa
60
E3
1- 3 (MPa)
33 = 7.5 MPa
40
E2
32 = 5 MPa
20
E1
0
0.00
0.05
31 = 2 MPa
0.10
0.15
0.20
0.25
0.30
-20
Strain
ax &Vp vs. ax
pada triaksial
konvensional
pada batu pasir
Marmer Carrara
(Von Karman, 1911)
Pengaruh 3
Pada Kurva -
165.6 MPa
600
500
Pengaruh 3 Pada
Kurva -
400
50.0 MPa
300
200
23.5 MPa
0 MPa
100
4
6
Regangan aksial (%)
Schwartz (1964)
Kwasnieski (1990)
400
90
80
Deviatoric stess (MPa)
350
Dev iatoric s tres s (M Pa)
300
250
200
= 7 MPa
= 7 MPa = 21 MPa
150
= 35 MPa
100
= 21 MPa
0
2
60
3 = 20 MPa
50
40
30
20
wet specimen
= 35 MPa
70
10
50
air-dry specimen
10
Strain (%)
150
0
tekanan
aksial
(MPa) 100
50
27.6
41.4
55.2
62.1
69.0
1
2
regangan aksial (%)
12
Dried specimen
Saturated specimen
160
Deviatoric stress (MPa)
3 = 16 MPa
140
120
3 = 12 MPa
100
3 = 8 MPa
80
3 = 4 MPa
3 = 16 MPa
3 = 12 MPa
3 = 8 MPa
60
40
3 = 4 MPa
20
0
2.86
3.06
3.26
3.46
3.66
3.86
4.06
Pengaruh Suhu
2500
=
o
=
o
=
o
2000
-1
10
25 C
-2
10
2000
300 C
1500
1500
=
o
=
o
1000
-4
10
-4
10
1 3 (MPa)
500 C
1000
800 C
500
500
200
400
600
C o n fin in g p re s s u re , M P a
10
15
Regangan aksial (%)
Variasi Deviatoric
Stress vs Kemiringan
Bidang Lemah & s3
(Donath, 1972 &
Mc Lamore Gray 1967)
Creep Geser
1.59 m
0.22 m
11
2
0.47 m
0.5 m
12
7
10
0.34 m
8
9
contoh
tegangan normal
Tegangan geser
perpindahan u
0.9 m
Peak strength
p+
C
=
an
t
P
p
tan p
Cp cohesive strength
tegangan geser
Tegangan normal
Tegangan geser
contoh
Tegangan geser
0.6 m
Cp
p
an
p
t
r+
C
=
n r
ta
Kuarsa
Residual strength
Perpindahan u
Tegangan normal
R
Clay
Fn
Cetakan semen
Contoh batuan
ir
ip
Fs
Batu Pasir
1400
1000
1200
o
p = 728,68 + n tan 44,28
1000
R2 = 0,9368
800
600
o
s = 217,02 + n tan 40,74
400
R2 = 0,8767
200
800
600
o
p = 105,92 + n tan 57,25
R2 = 0,9401
400
o
s = 108.64 + n tan 52,17
200
R2 = 0.8903
0
0
200
400
600
800
1000
TEGANGAN NORMAL (kPa)
Puncak
Sisa
1200
1400
200
400
600
800
TEGANGAN NORMAL (kPa)
Puncak
Sisa
1000
Tegangan Geser
P Sin 45 o N
N =
=
A
A
P Cos 45 o T
=
=
A
A
45
=30o
=40o
=50o
1076.92
1938.91
3383.86
A (cm2)
21.48
22.52
22.16
N (kg.cm2)
25.07
55.34
116.98
(kg.cm2)
43.42
65.95
98.15
P (kg)
N
5 x 5 x 5 cm
Ball bearing
FORWARD
SHEARING
REVERSE
SHEARING
Vertical
Displacement
{mm}
H {kPa}
FH{kN}
FN {kPa}
N {kPa}
58.42
55.88
53.34
50.80
48.26
45.72
0.00
2.30
2.90
3.20
2.90
2.42
0.00
85.29
107.54
118.66
107.54
89.74
14.15
14.22
14.40
14.30
14.17
14.02
3.53
3.53
3.53
3.53
3.53
3.53
130.90
130.90
130.90
130.90
130.90
130.90
43.18
4064
38.10
35.56
33.02
4.90
4.80
4.74
4.26
3.68
181.70
178.00
175.77
157.97
136.46
13.84
13.79
13.74
13.69
13.61
9.30
9.30
9.30
9.30
9.30
344.87
344.87
344.87
344.87
344.87
30.48
27.94
25.40
22.86
20.32
8.80
8.71
8.10
7.70
7.20
326.32
322.99
300.37
285.53
266.99
13.41
13.31
13.21
13.08
12.95
18.60
18.60
18.60
18.60
18.60
689.73
689.73
689.73
689.73
689.73
17.78
15.24
12.70
10.16
7.62
13.80
13.00
11.80
10.70
9.20
511.74
482.07
437.57
396.78
341.16
12.65
12.32
11.89
11.40
11.30
37.20
37.20
37.20
37.20
37.20
1379.46
1379.46
1379.46
1379.46
1379.46
SHER DISP
(mm)
SHEARING
FORCE, kg
NORMAL DISPL
( x 0,01 mm )
90.72
21
90.72
20
90.72
21
113.40
24
90.72
20
90.72
20
90.72
21
90.72
19
90.72
19
10
90.72
20
10
45.36
13
45.36
12
45.36
13
90.72
17
90.72
16
45.36
12
45.36
12
45.36
13
45.36
12
45.36
12
Kuat geser akan berkurang secara signifikan ketika sebagian atau seluruh
permukaan tidak sepenuhnya kontak, melainkan ditutupi oleh material pengisi
yang relatif lunak seperti lempung
Keruntuhan geser batuan dengan bidang diskontinu yang terisi material lunak
mengalami dua tahap. Pertama tegangan dan perpindahan geser hanya
dipengaruhi oleh kekuatan material pengisi. Kedua, setelah terjadi perpindahan,
permukaan batuan mengalami kontak kemudian kekuatan dari bidang diskontinu
ditentukan oleh kekasaran dan kekuatan bidang geser itu sendiri
Massa batuan di alam mempunyai sifat & struktur yang heterogen serta
kompleks. Contoh batuan yang digunakan untuk uji di laboratorium
diharapkan sebagai representatif dari massa batuan berikut sifat dan
perilakunya. Semakin besar dimensi contoh yang digunakan, maka contoh
tersebut semakin merepresentasikan massa batuan.
Tetapi menurut hasil penelitian uji geser tidak terlalu fungsi dari ukuran
= tegangan geser
C = kohesi
= tegangan normal
= koefisien geser dalam dari batuan = tan
N
N
i
H
i
= C + tan ( + i)
Keterangan:
= tegangan geser
C = kohesi
= tegangan normal
= koefisien geser dalam dari batuan = tan
i = sudut dilatasi
Kecepatan Ultrasonik
Uji (ISRM 1981) untuk mengukur cepat rambat gelombang ultrasonik
pada contoh batu sebelum uji UCS.
9
Gelombang suara
Gelombang infrasonik, frekuensi < 20 Hz
Gelombang sonik, frekuensi 20 Hz 20 kHz
Gelombang ultrasonik, frekuensi > 20 kHz
Tipe Batuan
Lokasi
Jumlah
Contoh
vp (m/s)
SD
CoV (%)
Gamping
Cibinong
3870,57
190,56
4,92
Breksi Tufa
Pongkor
3691,21
224,60
6,08
Granit
Karimun
5402,34
178,24
3,30
Gelombang Ultrasonik
Gelombang merupakan suatu getaran mekanik, hal ini dapat dijelaskan dengan
karakteristik gelombang sinusoida seperti dijelaskan dengan sebuah getaran pada seutas
tali yang getaran pada seutas tali yang bergerak ke arah sumbu x dengan waktu t dan
kecepatan v yang berbentuk kurva sinus.
Gelombang ultrasonik termasuk dalam kelompok getaran mekanik yang melibatkan gayagaya mekanik selama melakukan penjalaran dalam suatu medium. Akibatnya gelombang
ini tergantung pada elastisitas medium penjalarnya. Fenomena ini terlihat pada perubahan
panjang gelombang (l), jika gelombang ultrasonik tersebut dijalarkan pada medium yang
berbeda elastisitasnya.
Gelombang Longitudinal
Apabila arah pergerakan partikel-partikel medium sama arahnya dengan arah penjalaran
gelombang, maka gelombang tersebut dinamakan gelombang longitudinal atau
gelombang tekan. Gelombang longitudinal dapat dijalarkan dalam medium padatan
maupun medium fluida cair dan gas.
Gelombang Transversal
Arah pergerakan partikel-partikel medium dapat menyudut terhadap arah penjalaran
gelombang. Gelombang seperti ini disebut gelombang transversal atau gelombang geser.
Umumnya kecepatan penjalaran gelombang transversal setengah kali kecepatan
penjalaran gelombang longitudinal pada medium yang sama.
Gelombang permukaan
Penjalaran gelombang ultrasonik dapat juga terjadi di permukaan medium padatan.
Kedalaman medium padatan yang dipengaruhi oleh gerak gelombang adalah kira-kira satu
panjang gelombang.
L
Vp =
tp
L
Vp =
ts
Parameter Dinamik
Modulus Geser: G = .vs2
= massa per satuan volume
Nisbah Possion:
v=
2
V
21 s
Vp
V
s
1 2
V
Persamaan
Tipe Batuan
Goktan (1988)
c = 0,036vp* - 31,18
batuan sedimen
c = 0,055vp* - 91,44
Kahraman (2001)
c = 9,95vp1,21
Kriteria Hoek-Brown
1 & 3 adalah tegangan efektif maksimum & minimum saat batuan runtuh, mb
adalah nilai konstanta Hoek & Brown m untuk massa batuan
s & a adalah konstanta yg bergantung pada karakteristik massa batuan
ci adalah UCS batuan utuh
Penentuan ci and mi
y = mcix + sci
x = 3
y = (1 3)2
Penentuan ci and mi
Catatan
ci = 32.7 MPa
Kekuatan Puncak
Moura DU Coal
Geological
Strength
Index
s = exp [(GSI-100)/9]
a = 0.5
s=0
a = 0.65 (GSI/200)
Massa batuan kualitas baik (GSI>25), nilai GSI dapat diduga secara
langsung dari RMR Bieniawski Ver. 1976 dgn groundwater rating 10
(dry) & adjustment utk joint orientation 0 (very favourable).
Bieniawskis RMR tidak digunakan untuk menduga nilai GSI pada
massa batuan buruk.
Bila RMR Bieniawski Ver. 1989 digunakan maka:
GSI = RMR89 5
Apakah GSI ?
Controlled blasting
Bulk blasting
Disturbance Factor, D
Appearance or rock
mass
Suggested
value of D
D=0
Disturbance Factor, D
Appearance or rock
mass
Suggested
value of D
D=0
D = 0.5
(no invert)
Disturbance Factor, D
Appearance or rock
mass
Suggested
value of D
D = 0.8
Disturbance Factor, D
Appearance or rock
mass
Suggested
value of D
D = 0.7
Poor
blasting
D = 1.0
Good
blasting
Disturbance Factor, D
Appearance or rock
mass
Suggested
value of D
D = 1.0
Production
blasting
D = 0.7
Mechanical
excavation
Parameter Mohr-Coulomb
Parameter Mohr-Coulomb
1983
1990
Hoek, E., Wood, D. and Shah, S. 1992. A modified HoekBrown criterion for jointed rock masses. Proc. rock
characterization, symp. Int. Soc. Rock Mech.: Eurock 92,
(J.Hudson ed.). 209-213.
1994
1997
1998
2001