Anda di halaman 1dari 2

kalkulus limit

ELZHA RAMADANI
email: elzha_ramadani@yahoo.co.id
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Kalkulus pada umumnya dikembangkan dengan memanipulasi sejumlah kuantitas yang sangat kecil. Objek ini, yang dapat
diperlakukan sebagai angka, adalah sangat kecil. Sebuah bilangan dx yang kecilnya tak terhingga dapat lebih besar daripada
0, namun lebih kecil daripada bilangan apapun pada deret 1, ½, ?, ... dan bilangan real positif apapun. Setiap
perkalian dengan kecil tak terhingga (infinitesimal) tetaplah kecil tak terhingga, dengan kata lain kecil tak terhingga tidak
memenuhi properti Archimedes. Dari sudut pandang ini, kalkulus adalah sekumpulan teknik untuk memanipulasi kecil tak
terhingga. Pada abad ke-19, konsep kecil tak terhingga ini ditinggalkan karena tidak cukup cermat, sebaliknya ia digantikan
oleh konsep limit. Limit menjelaskan nilai suatu fungsi pada nilai input tertentu dengan hasil dari nilai input terdekat. Dari
sudut pandang ini, kalkulus adalah sekumpulan teknik memanipulasi limit-limit tertentu. Secara cermat, definisi limit suatu
fungsi adalah: Diberikan fungsi f(x) yang terdefinisikan pada interval di sekitar p, terkecuali mungkin pada p itu sendiri. Kita
mengatakan bahwa limit f(x) ketika x mendekati p adalah L, dan menuliskan: jika, untuk setiap bilangan ε > 0,
terdapat bilangan δ > 0 yang berkoresponden dengannya sedemikian rupanya untuk setiap x: [sunting] Turunan Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Turunan Grafik fungsi turunan. Turunan dari suatu fungsi mewakili perubahan yang sangat
kecil dari fungsi tersebut terhadap variabelnya. Proses menemukan turunan dari suatu fungsi disebut sebagai
pendiferensialan ataupun diferensiasi. Secara matematis, turunan fungsi ƒ(x) terhadap variabel x adalah ƒ′
yang nilainya pada titik x adalah: , dengan syarat limit tersebut eksis. Jika ƒ′ eksis pada titik x tertentu, kita
katakan bahwa ƒ terdiferensialkan (memiliki turunan) pada x, dan jika ƒ′ eksis di setiap titik pada domain
ƒ, kita sebut ƒ terdiferensialkan. Apabila z = x + h, h = x - z, dan h mendekati 0 jika dan hanya jika z mendekati x,
maka definisi turunan di atas dapat pula kita tulis sebagai: Garis singgung pada (x, f(x)). Turunan f'(x) sebuah kurva pada
sebuah titik adalah kemiringan dari garis singgung yang menyinggung kurva pada titik tersebut. Perhatikan bahwa ekspresi
pada definisi turunan di atas merupakan gradien dari garis sekan yang melewati titik (x,ƒ(x)) dan (x+h,ƒ(x)) pada
kurva ƒ(x). Apabila kita mengambil limit h mendekati 0, maka kita akan mendapatkan kemiringan dari garis singgung
yang menyinggung kurva ƒ(x) pada titik x. Hal ini berarti pula garis singgung suatu kurva merupakan limit dari garis
sekan, demikian pulanya turunan dari suatu fungsi ƒ(x) merupakan gradien dari fungsi tersebut. Sebagai contoh, untuk
menemukan gradien dari fungsi f(x) = x2 pada titik (3,9): Ilmu yang mempelajari definisi, properti, dan aplikasi dari turunan
atau kemiringan dari sebuah grafik disebut kalkulus diferensial Garis singgung sebagai limit dari garis sekan. Turunan dari
kurva f(x) di suatu titik adalah kemiringan dari garis singgung yang menyinggung kurva pada titik tersebut. Kemiringan ini
ditentukan dengan memakai nilai limit dari kemiringan garis sekan. [sunting] Notasi pendiferensialan Terdapat berbagai
macam notasi matematika yang dapat digunakan digunakan untuk menyatakan turunan, meliputi notasi Leibniz, notasi
Lagrange, notasi Newton, dan notasi Euler. Notasi Leibniz diperkenalkan oleh Gottfried Leibniz dan merupakan salah satu
notasi yang paling awal digunakan. Ia sering digunakan terutama ketika hubungan antar y = ƒ(x) dipandang sebagai
hubungan fungsional antara variabel bebas dengan variabel terikat. Turunan dari fungsi tersebut terhadap x ditulis sebagai:
  ataupun   Notasi Lagrange diperkenalkan oleh Joseph Louis Lagrange dan merupakan notasi yang paling
sering digunakan. Dalam notasi ini, turunan fungsi ƒ(x) ditulis sebagai ƒ′(x) ataupun hanya ƒ′.
Notasi Newton, juga disebut sebagai notasi titik, menempatkan titik di atas fungsi untuk menandakan turunan. Apabila y =
ƒ(t), maka mewakili turunan y terhadap t. Notasi ini hampir secara eksklusif digunakan untuk melambangkan turunan
terhadap waktu. Notasi ini sering terlihat dalam bidang fisika dan bidang matematika yang berhubungan dengan fisika.
Notasi Euler menggunakan operator diferensial D yang diterapkan pada fungsi ƒ untuk memberikan turunan
pertamanya Df. Apabila y = ƒ(x) adalah variabel terikat, maka sering kali x dilekatkan pada D untuk mengklarifikasikan
keterbebasan variabel x. Notasi Euler kemudian ditulis sebagai:   atau   . Notasi Euler ini sering digunakan
dalam menyelesaikan persamaan diferensial linear.
Notasi Leibniz
Notasi
Lagrange
Notasi Newton Notasi Euler Notasi Leibniz Notasi Lagrange Notasi Newton Notasi Euler
Turunan
ƒ(x)
terhadap
x ƒ′(x)
dengan y = ƒ(x)
[sunting] Integral Artikel utama untuk bagian ini adalah: Integral Integral dapat dianggap sebagai perhitungan luas daerah di
bawah kurva ƒ(x), antara dua titik a dan b. Integral merupakan suatu objek matematika yang dapat diinterpretasikan
sebagai luas wilayah ataupun generalisasi suatu wilayah. Proses menemukan integral suatu fungsi disebut sebagai
pengintegralan ataupun integrasi. Integral dibagi menjadi dua, yaitu: integral tertentu dan integral tak tentu. Notasi
matematika yang digunakan untuk menyatakan integral adalah , seperti huruf S yang memanjang (S singkatan dari "Sum"
yang berarti penjumlahan). [sunting] Integral tertentu Diberikan suatu fungsi ƒ bervariabel real x dan interval antara [a, b]
pada garis real, integral tertentu: secara informal didefinisikan sebagai luas wilayah pada bidang xy yang dibatasi oleh
kurva grafik ƒ, sumbu-x, dan garis vertikal x = a dan x = b. Pada notasi integral di atas: a adalah batas bawah dan b
adalah batas atas yang menentukan domain pengintegralan, ƒ adalah integran yang akan dievaluasi terhadap x pada
interval [a,b], dan dx adalah variabel pengintegralan. Seiring dengan semakin banyaknya subinterval dan semakin sempitnya

lebar subinterval yang diambil, luas keseluruhan batangan akan semakin mendekati luas daerah di bawah kurva. Terdapat
berbagai jenis pendefinisian formal integral tertentu, namun yang paling umumnya digunakan adalah definisi integral
Riemann. Integral Rieman didefinisikan sebagai limit dari penjumlahan Riemann. Misalkanlah kita hendak mencari luas
daerah yang dibatasi oleh fungsi ƒ pada interval tertutup [a,b]. Dalam mencari luas daerah tersebut, interval [a,b] dapat
kita bagi menjadi banyak subinterval yang lebarnya tidak perlu sama, dan kita memilih sejumlah n-1 titik {x1, x2, x3,..., xn - 1}
antara a dengan b sehingga memenuhi hubungan: Himpunan tersebut kita sebut sebagai partisi [a,b], yang membagi [a,b]
menjadi sejumlah n subinterval . Lebar subinterval pertama [x0,x1] kita nyatakan sebagai Δx1, demikian pula lebar
subinterval ke-i kita nyatakan sebagai Δxi = xi - xi - 1. Pada tiap-tiap subinterval inilah kita pilih suatu titik sembarang
dan pada subinterval ke-i tersebut kita memilih titik sembarang ti. Maka pada tiap-tiap subinterval akan terdapat batangan
persegi panjang yang lebarnya sebesar Δx dan tingginya berawal dari sumbu x sampai menyentuh titik (ti, ƒ(ti))
pada kurva. Apabila kita menghitung luas tiap-tiap batangan tersebut dengan mengalikan ƒ(ti) Δxi dan
menjumlahkan keseluruhan luas daerah batangan tersebut, kita akan dapatkan: Penjumlahan Sp disebut sebagai
penjumlahan Riemann untuk ƒ pada interval [a,b]. Perhatikan bahwa semakin kecil subinterval partisi yang kita
ambil, hasil penjumlahan Riemann ini akan semakin mendekati nilai luas daerah yang kita inginkan. Apabila kita mengambil
limit dari norma partisi mendekati nol, maka kita akan mendapatkan luas daerah tersebut. Secara cermat, definisi integral
tertentu sebagai limit dari penjumlahan Riemann adalah: Diberikan ƒ(x) sebagai fungsi yang terdefinisikan pada interval
tertutup [a,b]. Kita katakan bahwa bilangan I adalah integral tertentu ƒ di sepanjang [a,b] dan bahwa I adalah limit dari
penjumlahan Riemann apabila kondisi berikut dipenuhi: Untuk setiap bilangan ε > 0 apapun terdapat sebuah
bilangan δ > 0 yang berkorespondensi dengannya sedemikian rupanya untuk setiap partisi di sepanjang [a,b] dengan
dan pilihan ti apapun pada [xk - 1, ti], kita dapatkan Secara matematis dapat kita tuliskan: Apabila tiap-tiap partisi mempunyai
sejumlah n subinterval yang sama, maka lebar Δx = (b-a)/n, sehingga persamaan di atas dapat pula kita tulis sebagai:
Limit ini selalu diambil ketika norma partisi mendekati nol dan jumlah subinterval yang ada mendekati tak terhingga
banyaknya. Contoh Sebagai contohnya, apabila kita hendak menghitung integral tertentu , yakni mencari luas daerah A
dibawah kurva y=x pada interval [0,b], b>0, maka perhitungan integral tertentu sebagai limit dari penjumlahan Riemannnya
adalah Pemilihan partisi ataupun titik ti secara sembarang akan menghasilkan nilai yang sama sepanjang norma partisi
tersebut mendekati nol. Apabila kita memilih partisi P membagi-bagi interval [0,b] menjadi n subinterval yang berlebar sama
Δx = (b - 0)/n = b/n dan titik t'i yang dipilih adalah titik akhir kiri setiap subinterval, partisi yang kita dapatkan adalah: dan
, sehingga: Seiring dengan n mendekati tak terhingga dan norma partisi mendekati 0, maka didapatkan: Dalam prakteknya,
penerapan definisi integral tertentu dalam mencari nilai integral tertentu tersebut jarang sekali digunakan karena tidak praktis.
Teorema dasar kalkulus (lihat bagian bawah) memberikan cara yang lebih praktis dalam mencari nilai integral tertentu.
[sunting] Integral tak tentu Manakala integral tertentu adalah sebuah bilangan yang besarnya ditentukan dengan mengambil
limit penjumlahan Riemann, yang diasosiasikan dengan partisi interval tertutup yang norma partisinya mendekati nol,
teorema dasar kalkulus (lihat bagian bawah) menyatakan bahwa integral tertentu sebuah fungsi kontinu dapat dihitung
dengan mudah apabila kita dapat mencari antiturunan/antiderivatif fungsi tersebut. Keseluruhan himpunan antiturunan/
antiderivatif sebuah fungsi ƒ adalah integral tak tentu ataupun primitif dari ƒ terhadap x dan dituliskan secara
matematis sebagai: di mana Ekspresi F(x) + C adalah antiderivatif umum ƒ dan C adalah konstanta sembarang.
Misalkan terdapat sebuah fungsi f(x) = x2, maka integral tak tentu ataupun antiturunan dari fungsi tersebut adalah:
Perhatikan bahwa integral tertentu berbeda dengan integral tak tentu. Integral tertentu dalam bentuk adalah sebuah bilangan,
manakala integral tak tentu : adalah sebuah fungsi yang memiliki tambahan konstanta sembarang C. [sunting] Teorema
dasar Artikel utama untuk bagian ini adalah: Teorema dasar kalkulus Teorema dasar kalkulus menyatakan bahwa turunan
dan integral adalah dua operasi yang saling berlawanan. Lebih tepatnya, teorema ini menghubungkan nilai dari anti derivatif
dengan integral tertentu. Karena lebih mudah menghitung sebuah anti derivatif daripada menerapkan definisi integral
tertentu, teorema dasar kalkulus memberikan cara yang praktis dalam menghitung integral tertentu. Teorema dasar kalkulus
menyatakan: Jika sebuah fungsi f adalah kontinu pada interval [a,b] dan jika F adalah fungsi yang mana turunannya adalah f
pada interval (a,b), maka Lebih lanjut, untuk setiap x di interval (a,b), Sebagai contohnya apabila kita hendak menghitung
nilai integral , daripada menggunakan definisi integral tertentu sebagai limit dari penjumlahan Riemann (lihat bagian atas),
kita dapat menggunakan teorema dasar kalkulus dalam menghitung nilai integral tersebut. Anti derivatif dari fungsi adalah .
Oleh sebab itu, sesuai dengan teorema dasar kalkulus, nilai dari integral tertentu adalah: Apabila kita hendak mencari luas
daerah A dibawah kurva y=x pada interval [0,b], b>0, maka kita akan dapatkan: Perhatikan bahwa hasil yang kita dapatkan
dengan menggunakan teorema dasar kalkulus ini adalah sama dengan hasil yang kita dapatkan dengan menerapkan definisi
integral tertentu (lihat bagian atas). Oleh karena lebih praktis, teorema dasar kalkulus sering digunakan untuk mencari nilai
integral tertentu. [sunting] Aplikasi Pola spiral logaritma cangkang Nautilus adalah contoh klasik untuk menggambarkan
perkembangan dan perubahan yang berkaitan dengan kalkulus. Kalkulus digunakan di setiap cabang sains fisik, sains
komputer, statistik, teknik, ekonomi, bisnis, kedokteran, kependudukan, dan di bidang-bidang lainnya. Setiap konsep di
mekanika klasik saling berhubungan melalui kalkulus. Massa dari sebuah benda dengan massa jenis yang tidak diketahui,
momen inersia dari suatu objek, dan total energi dari sebuah objek dapat ditentukan dengan menggunakan kalkulus. Dalam
subdisiplin listrik dan magnetisme, kalkulus dapat digunakan untuk mencari total fluks dari sebuah medan elektromagnetik .
Contoh historis lainnya adalah penggunaan kalkulus di hukum gerak Newton, dinyatakan sebagai laju perubahan yang
merujuk pada turunan: Laju perubahan momentum dari sebuah benda adalah sama dengan resultan gaya yang bekerja
pada benda tersebut dengan arah yang sama. Bahkan rumus umum dari hukum kedua Newton:
Gaya = Massa Percepatan, menggunakan perumusan kalkulus diferensial karena percepatan bisa dinyatakan sebagai
turunan dari kecepatan. Teori elektromagnetik Maxwell dan teori relativitas Einstein juga dirumuskan menggunakan kalkulus
diferensial.

Anda mungkin juga menyukai