Rangkuman ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika
Disusun Oleh :
YOSEPH KRISTIANTO GASPERSZ
3215141717
B. Kecakapan Afektif
Keberhasilan pengembangan kognitif tidak hanya membuahkan kecakapan kognitif akan
tetapi membuahkan kecakapan afektif. Pemahaman yang mendalam terhadap arti penting
materi serta preferensi. Kognitif mementingkan aplikasi prinsip atau meningkatkan
kecakapan afektif para siswa. Peningkatan-peningkatan afektif ini antara lain, berupa
kesadaran beragama yang mantap
C. Kecakapan psikomotor
Keberhasilan pengembangan kognitif berdampak positif pada perkembangan psikomotor.
Kecakapan psikomotor adalah segala amal jasmaniah yang konkrit dan mudah diamati
baik kuantitasnya maupun kualitasnya. Kecakapan psikomotor merupakan manifestasi
wawasan pengetahuan dan kesadaran serta sikap mentalnya.
Ketiga aspek atau ranah kejiwaan itu erat sekali dan bahkan tidak mungkin dapat
dilepaskan dari kegiatan atau proses evaluasi hasil belajar. Benjamin S. Bloom dan
kawan-kawannya itu berpendapat bahwa pengelompokkan tujuan pendidikan itu harus
senantiasa mengacu kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat
pada diri peserta didik, yaitu:
1. Ranah proses berpikir (cognitive domain)
2. Ranah nilai atau sikap (affective domain)
Pemahaman
(C2)
Penerapan
(C3)
Analisis
(C4)
Sintesis (C5)
Penilaian
(C6)
Mengutip
Memperkira
kan
Menugaskan
Menganalisi
s
Mengabstraks
i
Membanding
kan
Menyebutkan Menjelaskan
Mengurutka
n
Mengaudit
Mengatur
Menyimpulk
an
Mengkatego
rikan
Menentukan
Memecahka
n
Menganimasi
Menilai
Menggambar Mencirikan
Menerapkan
Menegaska
n
Mengumpulka
n
Mengarahka
n
Membilang
Menyesuaik
an
Mendeteksi
Mengkategori
kan
Mengkritik
Mengidentiflk Mengasosias
asi
ikan
Mengkalkula
si
Mendiagnos
is
Mengkode
Menimbang
Membanding
kan
Memodifikas
i
Menyeleksi
Mengkombina
sikan
Memutuskan
Menunjukkan Menghitung
Mengklasifik
asi
Memerinci
Menyusun
Memisahkan
Memberi
label
Mengkontras
ikan
Menghitung
Menominasi
kan
Mengarang
Memprediksi
Memberi
indek
Mengubah
Membangun
Mendiagra
mkan
Membangun
Memperjelas
Memasangka Mempertaha
n
nkan
Mengurutka
n
Mengkorela
sikan
Menanggulan
gi
Menugaskan
Menamai
Menguraikan
Membiasaka
n
Merasionalk
an
Menghubungk
an
Menafsirkan
Menandai
Menjalin
Mencegah
Menguji
Menciptakan
Mempertaha
nkan
Membaca
Membedaka
n
Menentukan
Mencerahka
n
Mengkreasika
n
Memerinci
Menyadap
Mendiskusik
an
Menggamba
rkan
Menjelajah
Mengoreksi
Mengukur
Menghafal
Menggali
Menggunak
an
Membagank
an
Merancang
Merangkum
Menim
Mencontohk
an
Menilai
Menyimpulk
an
Merencanaka
n
Membuktika
n
Mencatat
Menerangka
n
Melatih
Menemukan
Mendikte
Memvalidasi
Menjelaskan
Mendaftar
Merinci
Mengulang
Mengemuka
kan
Menggali
Menelaah
Meningkatkan
Mengetes
Mereproduksi Mempolakan
Mengemuka
kan
Memaksima
lkan
Memperjelas
Mendukung
Meninjau
Memperluas
Mengadapta
si
Memerintah
kan
Memfasilitasi
Memilih
Memilih
Menyimpulk
an
Menyelidiki
Mengedit
Membentuk
Memproyeks
ikan
Menyatakan
Meramalkan
Mengoperas
ikan
Mengaitkan
Merumuskan
Mempelajari
Merangkum
Mempersoal
kan
Memilih
Menggenerali
sasi
Mentabulasi
Menjabarkan
Mengkonsep
kan
Mengukur
Menggabungk
an
Memberi
kode
Melaksanak
an
Melatih
Memadukan
Menelusuri
Meramalkan
Mentransfer
Membatasi
Menulis
Memproduk
si
Mereparasi
Memproses
Mengaitkan
Menampilkan
Mensuimula
sikan
Menyiapkan
Memecahka
n
Memproduksi
Mel.akukan
Merangkum
Mentabulasi
Merekonstruk
si
Menyusun
Memproses
meramalkan
Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang
terendah sampai yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud adalah:
1. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali
kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan
kemampuan untuk menggunkannya. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan proses
berpikir yang paling rendah.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pengetahuan adalah dapat menghafal
surat al-Ashar, menerjemahkan dan menuliskannya secara baik dan benar, sebagai salah
satu materi pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam di
sekolah.
2. Pemahaman (comprehension)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu
diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu
dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami
sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci
tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan
jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.
Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini misalnya:
Peserta didik atas pertanyaan Guru Pendidikan Agama Islam dapat menguraikan tentang
makna kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-Ashar secara lancar dan jelas.
3. Penerapan (application)
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata
cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya,
dalam situasi yang baru dan kongkret. Penerapan ini adalah merupakan proses berpikir
setingkat lebih tinggi ketimbang pemahaman. Salah satu contoh hasil belajar kognitif
jenjang penerapan misalnya: Peserta didik mampu memikirkan tentang penerapan konsep
kedisiplinan yang diajarkan Islam dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
4. Analisis (analysis)
Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan
menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara
bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis
adalah setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.
Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata
dari kedisiplinan seorang siswa dirumah, disekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di
tengah-tengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran Islam.
5. Sintesis (syntesis)
Adalah kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari proses berpikir analisis.
Sisntesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur
secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau
bebrbentuk pola baru. Jenjang sintesis kedudukannya setingkat lebih tinggi daripada
jenjang analisis. Salah satu jasil belajar kognitif dari jenjang sintesis ini adalah: peserta
didik dapat menulis karangan tentang pentingnya kedisiplinan sebagiamana telah
diajarkan oleh islam.
6. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi
Bloom. Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat
pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan
pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai
dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.
CONTOH DAFTAR KKO UNTUK RANAH AFEKTIF (A1-A5)
Menerima (Al)
Menanggapi
(A2)
Menilai (A3)
Mengelola (A4)
Menghayati (A5)
Memilih
Menjawab
Mengasumsi
kan
Menganut
Mengubah prilaku
Mempertanyak
an
Mem bantu
Meyakini
Mengubah
Berakhlak mulia
Mengikuti
Mengajukan
Melengkapi
Menata
Mempengaruhi
Memberi
Mengkompromi
kan
Meyakinkan
Mengklasifikasik
an
Mendengarkan
Menganut
Menyenangi
Memperjelas
Mengkombinasik
an
Mengkualifikasi
Mematuhi
Menyambut
Memprakarsa
i
Mempertahanka
n
Melayani
Meminati
Mendukung
Mengimani
Membangun
Menunjukkan
Mendukung
Mengundang
Membentuk
pendapat
Membuktikan
Menyetujui
Menggabung
kan
Memadukan
memecahkan
Menampilkan
Memperjelas
Mengelola
Melaporkan
Mengusulkan
Menegosiasi
Memilih
Menekankan
Merembuk
Mengatakan
Menyumbang
Memilah
Menolak
Menurut Krathwol (1964) klasifikasi tujuan domain afektif terbagi lima kategori :
1. Penerimaan (recerving)
Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan memberikan respon terhadap sitimulasi
yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar terendah dalam domain afektif.
MANIPULASI (P2)
KETETAPAN (P3)
ARTIKULASI (P4)
Mengaktifkan
Mengoreksi
Mengalihkan
Mengalihkan
Menyesuaikan
Mendemonstrasika
n
Menggantikan
Mempertajam
Menggabungkan
Merancang
Memutar
Membentuk
Melamar
Memilah
Mengirim
Memadankan
Mengatur
Melatih
Memindahkan
Menggunakan
Mengumpulkan
Memperbaiki
Mendorong
Memulai
Menimbang
Mengidentifikasikan
Menarik
Menyetir
Memperkecil
Mengisi
Memproduksi
Menjelaskan
Membangun
Menempatkan
Mencampur
Menempel
Mengubah
Membuat
Mengoperasikan
Menskestsa
Membersihkan
Memanipulasi
Mengemas
Mendengarkan
Memposisikan
Mereparasi
Membungkus
Menimbang
Mengkonstruksi
Mencampur
Menurut Davc (1970) klasifikasi tujuan domain psikomotor terbagi lima kategori yaitu :
1. Peniruan
Terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons serupa dengan
yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf. Peniruan ini pada
umumnya dalam bentuk global dan tidak sempurna.
2. Manipulasi
Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakangerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini
siswa menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku
saja.
3. Ketetapan
Memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan.
Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi sampai pada tingkat
minimum.
4. Artikulasi
Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan
mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di natara gerakan-gerakan yang
berbeda.
5. Pengalamiahan
Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik
maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat
kemampuan tertinggi dalam domain psikomotorik.